Latar Belakang Masalah Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur Al - Fikri Dalam Pengembangan Potensi Remaja Di Kp. Bedahan Cibinong Bogor

Di dalam diri remaja, rasa ingin tahu dan rasa ingin melakukan hal atau sesuatu yang baru seperti tidak terbendung. Mereka menyalurkan keingintahuannya tersebut seperti tidak ada rem, tanpa kontrol yang kuat dalam diri mereka. Dalam pencapiannya tersebut, remaja tidak sadar telah menabrak nilai atau norma yang dipandang baik oleh masyarakat. Hal ini menimbulkan suatu masalah atau kondisi yang tidak diinginkan, remaja juga seperti tidak mengenal atau bahkan tidak mengetahui cara pengendalian diri dalam memenuhi keingintahuan mereka. Permasalahan di atas didukung pula dengan kemajuan teknologi saat ini. Teknologi yang berkembang sangat pesat, dimanfaatkan oleh remaja, namun penggunaannya kurang tepat. Dengan teknologi yang sudah bisa masuk ke dalam saku dan bisa mereka genggam kini, tidak sedikit digunakan untuk mendukung kenakalan mereka. Dalam kondisi tersebut, remaja masih belum sadar, bahwa tindakan yang dilakukannya tidak sesuai dengan nilai atau norma yang ada di masyarakat, sehingga dapat menimbulkan suatu kondisi yang tidak nyaman atau keadaan yang tidak diinginkan oleh masyarakat yang berada di sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa kondisi tersebut membuat suatu masalah sosial yang harus dihadapai oleh masyarakat. Kemampuan, kekuatan atau potensi di dalam diri remaja yang digambarkan, seperti terbuang untuk hal yang tidak diinginkan. Mereka tidak sadar bahwa di usia mudanya, mereka mampu menghasilkan dan memberikan sesuatu yang positif bagi diri, orang tua, dan lingkungan mereka. Faktor lain yang mendukung permasalahan pada diri remaja, membawa pergeseran kebudayaan dan mempengaruhi diri remaja, sesuatu yang tidak sengaja diciptakan dan memiliki pengaruh yang sangat kuat, yang mampu merasuk pada bidang apapun cakupannya. Penulis berpendapat bahwa sesuatu yang membawa perubahan ini adalah globalisasi. Globalisasi adalah sebuah proses yang paling mempengaruhi hajat hidup orang banyak di dunia ini, mulai tingkat kesejahteraan, prilaku sosial, dinamika politik, hingga cara kita makan, berpakian, dan menikmati kehidupan. Globalisasi adalah produk perkembangan ilmu pengetahuan, daya inovasi, dan teknologi yang semakin arti tapal batas politik dan geografi. Namun pada tingkat fundamental, globalisasi didorong oleh sifat yang inheren pada diri manusia untuk selalu ingin lebih tau, lebih bebas, lebih maju serta lebih mampu berhubungan dengan manusia-manusia lainnya di tempat yang berbeda. 3 Begitu yang dirasakan pada setiap individu ketika merasakan sebuah dampak dari globalisasi, terutama kaum remaja. Mereka bisa 3 Rizal malaranggeng. Globalisasi Jalan Menuju Kesejahteraan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007 hal. xi dengan mudah merasakan dampak ini pada pergaulan yang menjadi tuntunan alami dari manusia. Maka pergaulan remaja dalam bentuk kelompok sangat menolong perkembangan mereka, dalam kelompok, kaum remaja belajar menyesuaikan diri, belajar menyesuaikan sesuatu, belajar bekerja sama, dan belajar memperkembangkan kepribadian, dan memupuk harga diri. Pergaulan dalam kelompok-kelompok yang bertujuan baik dan sehat akan memberi pengalaman bagi remaja 4 . Remaja dalam menghadapi kondisi tersebut, sangat penting bagi penulis untuk bisa menemukan sebuah kelompok, tempat atau wadah yang bisa menampung semua kemampuan, kreativitas, dan kekuatan atau potensi mereka, tempat atau wadah yang bisa menerima semua pikiran dan tindakan yang keluar secara alami dari diri mereka, tanpa terlihat rasa bosan menghadapi prilaku mereka, namun tetap mampu memberikan masukan positif dan diterima serta diaplikasikan nilai-nilai yang didapatinya oleh mereka. Tempat atau wadah yang dianggap bisa memberikan suatu hal yang positif bagi diri mereka, dan membantu mengembangangkan atau menyalurkan potensi yang ada pada diri mereka, serta tempat yang bisa menumbuhkan nilai-nilai yang baik sehingga bisa dijadikan kontrol dalam hidup mereka. Maka dari permasalahan yang digambarkan di atas, organisasi merupakan salah satu pilihan yang bisa 4 E.H. Tambunan, Remaja Sahabat Kita, Bandung: Indonesia Publishing House, 1981 hal. 138-139. dijadikan sebagai pemecahan masalah atau pengurangan masalah kenakalan remaja. Dengan tergabungnya para kaum remaja pada kelompok, di tempat atau wadah seperti di atas, tentu mereka akan merasakan budaya yang baru, yakni, budaya organisasi. Budaya organisasi ialah pola fikir dan prilaku efektif dan efisien yang diulang terus-menerus untuk mencapai tujuan. Organisasi adalah tempat manusia berinteraksi memenuhi kebutuhan hidupnya. 5 . Budaya organisasi mencerminkan persepsi umum yang dilakukan oleh seluruh anggota organisasi. Karenanya dapat diharapkan bahwa remaja dengan latar berlakang yang berbeda atau pada tingkat yang berbeda dalam organisasi akan cendrung menjelaskan budaya organisasi dengan terminologi yang sama. 6 Maka pendapat penulis bahwa adanya peran dari sebuah organisasi atau kelompok sangat penting bagi perkembangan diri remaja. Peran menurut Soerjono Soekanto, yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. 7 5 Ibid no 4. Hal 55 6 Wibowo, Budaya Organisasi, Sebuah Kebutuhan Untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang, Jakarta: Rajawali Press, 2011, hal 9-10 7 Digilib.unila.ac.id858BAB2011.pdf Gambaran peran dari tokoh Sarjono ialah seseorang telah menjalankan hak-haknya dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan suatu peran. Maka tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran 8 . Sehingga ketika remaja bergabung pada suatu kelompok, atau organisasi, remaja akan mulai memahami, bagaimana pentingnya peran ia sebagai seorang remaja, dan manfaat kedudukan dirinya sebagai seorang remaja di dalam sebuah masyarakat atau sistem sosial. Peranan, dapat didefinisikan sebagai sekumpulan fungsi yang dilakukan oleh seseorang sebagai tanggapan terhadap harapan-harapan dari para anggota penting, sistem sosial yang bersangkutan, dan harapan- harapan sendiri dari jabatan yang ia duduki dalam sosial itu. 9 Ketika dihadapkan dengan kondisi remaja seperti di atas, perlu adanya kesadaran dan kepedulian dari berbagai pihak, baik personal, maupun kelompok, untuk mengambil sebuah peranan dalam mengurangi permasalahan pada diri seorang remaja. Pandangan penulis, bahwa peranan dari kelompok merupakan salah satu cara dalam membentuk karakter atau pribadi seorang remaja. Karena, dasar dari karakteristik seorang remaja yang ingin mencoba segala hal, mengikuti segala sesuatu 8 Nurul Hikmah, Peranan Yayasan AlFikri Dalam Pelayanan Sosial Terhadap Siswa Yatim Piatu Di Desa Gembong RT 0204 Balaraja Barat Tangerang. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dawah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010, hal. 12 9 Udai Pareek, Mendayagunakan Peran-Peran Keorganisasian, Tinjauan Atas Teori Motivasi Dan Efektifitas Peran Untuk Mengoptimalkan Potensi Karyawan, Jakarta: PT.Pustaka Binaman Pressindo, 1985, hal.1-2 yang dianggapnya baru yang didapatkannya dari berbagai pertemanan, dan rasa keingintahuannya yang sangat besar dalam memahami dan mengerti segala sesuatu hal yang ingin didapatkannya. Adanya peranan kelompok atau wadah yang baik di mata remaja dan lingkungan sekitar, yang bisa mengerti dan memahami dalam menampung berbagai keinginan dan sikap remaja yang tergabung di dalamnya, akan memberi dampak yang positif dan baik bagi remaja dalam memenuhi segala sifat dasarnya. Dengan adanya peranan kelompok yang fokus pada remaja, diharapkan para remaja memiliki sebuah pengetahuan dari sebuah nilai dan norma dalam bergaul, remaja memahami fungsi dan tugasnya dalam kehidupan, dan remaja selamat, tidak terpengaruh pada pergaulan yang kurang baik, bahkan terhindar dari berbagai kasus kriminal yang kian marak pada diri remaja, dan remaja dapat diharapkan sebagai generasi yang kuat dan baik, karena dianggap sudah mampu keluar atau melewati masa tersulitnya dari seorang remaja. Melihat kondisi remaja, yang sesungguhnya memiliki potensi begitu besar, menjadi harapan dan kepercayaan yang dihadapkan ke diri mereka, dan adanya harapan dari sebuah peranan yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi yang siap untuk menjadi wadah pengembangan potensi remaja. Maka, penulis tertarik untuk memperdalam fenomena ini, dan penulis angkat dalam pembahasan skripsi yang berjudul PERANAN ORGANISASI MAJLIS TA’LIM REMAJA NUR AL FIKRI DALAM PENGEMBANGAN POTENSI REMAJA DI KAMPUNG BEDAHAN CIBINONG BOGOR . Organisasi ini merupakan salah satu organisasi yang bergerak di bidang Dakwah dan Sosial, dan merupakan organisasi yang sebagian besar digerakkan oleh para pemuda atau remaja dari wilayah kampung Bedahan. Organisasi ini di bawahi oleh Yayasan Balqis, yang memiliki sebuah visi, misi, dan motto yang dijadikan pedoman untuk pelaksanaan dan berjalannya organisasi. Di dalamnya memiliki kepengurusan, dan berbagai divisi yang ditugasi untuk melancarkan berbagai program yang dirancang agar bisa mengembangkan semangat dan potensi para kaum pemuda dan remaja. Di sini penulis berusaha dan mencoba memperlajari sejauh mana organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri berperan menjadi tempat atau wadah untuk mengembangkan semangat dan potensi para remaja, serta menjadi tempat yang dianggap mampu untuk menumbuhkan nilai- nilai yang baik, sehingga dapat dijadikan rem atau kontrol bagi para remaja yang tergabung di dalamnya, sehingga dalam pengaplikasian nilai- nilai tersebut mampu dirasakan juga oleh masyarakat di wilayah sekitar Kampung Bedahan. Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri yang beralamat di kampung Bedahan RT 0301, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kab. Bogor menjadi tempat penelitian skripsi penulis dengan pertimbangan sebagai berikut; 1. Organisasi ini bergerak pada bidang Dakwah dan Sosial. Memiliki berbagai program, guna memberdayaan dan mengembangankan potensi kaum muda dan remaja dengan nilai Islam, dan 2. Organisasi ini sudah lama berada di wilayah tersebut, dan menurut sepengetahuan penulis belum pernah ada penelitian yang serupa di organisasi tersebut.

B. Fokus dan Batasan Masalah

1. Fokus Masalah

Agar penelitian ini mencapai suatu hasil yang diinginkan, maka penulis memfokuskan masalah penelitian pada peran: a. Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri yang memiliki struktur kepengurusan dan memiliki kualifiksi keanggotaan dari usia 12 – 25 tahun. Direntang usia tersebut remaja yang tergabung di dalam yayasan balqis dihimpun dan mulai dikenalkan budaya organisasi dengan mulai terlibat dalam sebuah kepanitiaan, mengikuti kegiatan rutin organisasi, dan mengikuti peraturan yang diterapkan oleh organisasi. b. Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, untuk membantu, dan mengenali serta mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh para remaja.

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mencapai suatu hasil yang diinginkan, maka penulis membatasi masalah pokok penelitian pada: a. Bagaimana Peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri Nur al-Fikri dalam upaya pengembangan potensi para remaja di Kp. Bedahan ? b. Bagaimana respon remaja tentang peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam pengembangan potensi? c. Bagaimana respon pendapat masyarakat tentang peranan organisai Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari diadakannya kegiatan penelitian ini adalah, untuk: a. Mengetahui Peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al- Fikri dalam upaya pengenalan potensi para remaja di Kp. Bedahan? b. Mengetahui respon remaja tentang peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri? c. Mengetahui respon masyarakat tentang peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri?

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka manfaat dari diadakannya kegiatan penelitian ini adalah, untuk: a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengurus organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam rangka meningkatkan kualitas dan inovatif dalam program-programnya untuk melakukan kegiatan dan aktifitas bagi pengembangan potensi anggota dalam organisasinya, b. Sebagai sarana bagi penulis sendiri, guna meningkatkan kemampuan dalam melakukan kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah, c. Sebagai sarana untuk teman-teman mahasiswa atau penulis lainnya yang akan melakukan kegiatan penulisan dan penelitian yang terkait dengan organisasi atau komunitas disuatu wilayah tertentu, d. Sebagai sarana untuk menambah dan mewarnai referensi atau informasi, dan dokumentasi ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan, terutama pada jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.