Respon Remaja Tentang Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur

pengembangannya saat ia berinteraksi dengan seluruh anggota kepanitiaan, dan anak-anak yang diajarkannya, ia mengolah kondisi saat berinteraksi untuk mencapai tujuan yang maksimal, yakni tercapainya acara yang diketuainya. Berikutnya pada pengembangan potensi intelektualnya, melalui proses mencari pengetahuan seperti apa proses, dan cara mengajar. Perspektif penulis, Learn by doing yang dilakukan oleh Anggi dalam proses mengajar komputer. Proses tumbuhnya potensi yang dialami oleh Anggi, ini merupakan proses penyokongan dan pemeliharaan dari proses pengembangan, peranan yang dijalani organisasi, memberi bimbingan dan dukungan terhadap Anggi, agar mampu memberi pengetahuannya melalui mengajar komputer. Selanjutnya organisasi juga memberi peran pemeliharaan pengembangan dengan proses memberi kesempatan dalam mengetuai kegiatan, hal ini dilakukan oleh organisasi sebagai bentuk menyeimbangkan distribusi kekuasaan terhadap anggota remaja lain. Berikutnya pendapat dari Mila, mengenai peranan yang dilakukan organisasi MTR NF; “...mulai dari kegiatan kepanitia. Pernah aku juga ikut kegiatan BARIS, dan FESJUR. Kegiatan yang paling berkesan waktu itu ikut FESJUR ka, karena acara itu kan diikuti dari semua sekolah se-Depok dan Bogor tingkat SMP dan SMA, acaranya dari yang model talkshow, sampai dengan berbagai perlombaan mengenai Jurnalistik, dan waktu itu aku ikut lomba news reader, dan aku menang dapet juara ke 3. Kesan positif yang aku rasakan itu, aku menjadi lebih PD dengan diriku, beberpa potensi yang berkembang di MTR NF itu ternyata bisa teraplikasikan ketika di luar NF. Kaya contohnya ketika aku dipercayai untuk menjadi peran sekretaris dalam kegiatan kepenitian, aku sangat belajar sekali untuk membat surat, dan ketika ada pelajaran mengenai pembuatan surat resmi, sudah paham dan mampu mengaplikasikannya di sekolah. 6 Perkembangan potensi yang dirasa oleh Mila, terjadi pada perkembangan potensi emosional, dan intelektual. Perkembangan emosional dan intelektual tumbuh dari kegiatan yang pernah diikutinya. Ketika mengikuti kegiatan, ia memiliki rasa ingin dihargai, dan diperhatikan, hal ini mencerminkan pertumbuhkan emosional pada diri seorang. Pada saat ia melakukan dan mendapat hasil dari kegiatan yang diikutinya, ia berhasil mengolah dan mengembangkan potensi intelektualnya untuk menganalisa dan memutuskan apa yang diinginkan dalam kompetisi yang ada pada kegiatan tersebut. Selanjutnya potensi intelektualnya mengalami perkembngan saat ia menerima peran dari organisasi, dan akhirnya peran yang didapatnya digunakan dan berdampak pada kegiatannya di luar organisasi. Peranan dari proses pengembangan yang didapat oleh Milla, dari organisasi ini ialah proses pemungkinan dari pengembangan, karena ia merasakan iklim atau kondisi baik yang diciptakan oleh organisasi dalam bentuk kegiatan yang diikutinya, dan dari kegiatan yang diciptakan oleh organisasi ditujukan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan potensi. Dan ia mendapatkan rasa percaya diri yang baik dari kegiatan ini. Selanjutnya respon mengenai peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam pengembangan potensi remaja, datang dari Sarita, dan berikut respon yang diberikannya; 6 Wawancara pribadi dengan Mila, 5 Februari 2016, di MTR NF “...ikut kegiatan BARIS ka, karena acaranya banyak banget manfaatnya ”. “terus jadi lebih semangat untuk membaca al-qur‟an ka, karena salah satu kegiatannya ada target menyelesaikan berapa juz gitu. Aku merasa perbedaan itu dari segi ilmu pengetahuan aku, jadi kaya di sekolah ada beberapa pelajaran yang sebelumnya belum dipelajari di sekolah, tapi aku tau duluan dari MTR NF ka. Pelajaran kaya agama, sama bahasa Indonesia gitu ka. Jadi bisa ngebantu aku buat ngerjain PR deh.” 7 Perkembangan potensi dari organisasi, yang diterima dan dirasa oleh Sarita, ialah perkembangan potensi intelektual atau berfikir. Potensi intelektual atau berfikir dirasakan ketika ia mendapat pengetahuan dari organisasi mengenai keagamaan, dan pengetahuan umum seperti surat menyurat. Potensi intelektual dan berfikir ini mencirikan kemampuan penerimaan dan penghubungan informasi baru. Sarita mampu menerima informasi atau pengetahuan yang didapat dari organisasi, dan menghubungkan informasi atau pengetahuan tersebut pada kegiatan di sekolah dalam bentuk materi pelajaran. Proses pemungkinan dan penguatan yang dirasakan oleh Sarita di dalam peranan yang dilakukan organisasi, ia merasakan iklim yang ciptakan oleh organisasi berupa kegiatan BARIS, dan memberi pengaruh pada positif pada dirinya, selanjutnya pengaruh dari berbagai pengetahuan yang ia dapati, memberi kemampuan dalam menyelesaikan akttifitas sekolahnya, dan ini pandangan penulis merupkan suatu proses penguatan dari pengembangan yang dilakukan oleh organisasi. Respon lain datang dari Iqbal, yang memberi keterangan mengenai peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, dan berikut responnya; 7 Wawancara pribadi dengan Sarita, 4 Februari 2016, di kediaman pribadi “...ikut kegiatan PHBI, terus milad MTR NF, Ikut pengajian rutin malam jum‟at ka... Setelah ikut kegiatan tersebut saya jadi sering baca Al- Qur‟an, terus juga jadi nambah wawasan nilai-nilai agama, dan juga saya jadi terlatih memimpin doa setiap pengajian. Ya jadi melatih kepercayaan diri deh ka.... Saya ngerasain kemampuan berkembang itu ketika dulu saya belum bisa main musik, sekarang saya bisa main musik. Karena disini juga diajarin, tiap minggunya, Saya ikut latihan gitar, dan hadroh. Saya sekarang sudah lumayan bisa.” 8 Perkembangan potensi yang dirasa oleh Iqbal, dari organisasi ini adalah perkembangan intelektual dan sosial. Perkembangan intelektual pada Iqbal dipengaruhi pada otak kanan, yang berfungsi diantaranya pada kreatifitas dan seni. Seni yang didapat olehnya dari organisasi adalah seni musik melalui gitar yang dipelajarinya. Pada perkembangan sosial, ia mampu menyesuaikan keadaan dirinya bersama teman-teman yang bertemu dan mengikuti pada pengaji an malam jum‟at dan saat belajar main gitar bersama anggota senior. Proses pengembangan yang didapat oleh Iqbal ialah proses pemungkinan dan penyokongan atau dukungan yang memberi pengaruh pada kepercayaan dirinya. Adanya dukungan terhadap pemberian peran oleh organisasi untuk ia, dengan menjadi pemimpin doa di setiap pengajian rutin malam Jum‟at, yang memberikan ia kemauan untuk terus dapat melakukan dan mendapati hal yang positif bagi dirinya. Dan respon lain dari Iki, mengenai peranan pengembangan yang dilakukan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, berikut responnya; “Saya pernah ikut acara BARIS, pengajian malam jum‟at, trus ikut pawai obor, lumayan banyak deh ka yang diikutin... Yang paling berkesan itu ikut kegiatan BARIS ka... Karena saya dapat banyak banget pengalaman dan 8 Wawancara pribadi dengan Iqbal, 20 Maret 2016, di MTR NF ilmu di dalamnya. Jadi ketika selesai ikut acara tersebut jadi lebih semangat serta terinspirasi dari tokoh-tokoh muda yang baik dan sukses. Ada ka..., saya jadi tau banyak wawasan dan pengetahuan tentang nilai-nilai islam yang baik untuk diamalkan. Selain itu saya juga bisa ikut belajar main hadroh ka...,” 9 Perkembangan potensi pada Iki, ialah potensi sosial, dan potensi berfikir atau intelektual. Pada perkembangan potensi berfikir atau intelektualnya, perspektif penulis, bahwa otak kanan dan kirinya berkembang, ini terlihat, ketika ia mampu menerima informasi dari kegiatan yang pernah dilakukan oleh organisasi, dan ia mampu menghubungkan nilai-nilai kebaikan yang didapatkan, untuk diaktualisasi di kesehariannya, ini merupakan tugas dari otak kiri manusia. Selanjutnya ketika ia tertarik pada kegiatan seni musik hadroh, ia menekuni dan bermain dengan seni tersebut. Ini merupakan tugas otak kanan manusia, yang fokus perkembangan otak kanan ialah imajinasi, intuisi, kreasi atau kreatifitas, dan inovasi atau seni. 10 Pada perkembangan sosialnya ia sangat mampu beradaptasi dan berhubungan baik dengan teman sebaya, senior, dan bahkan ia mampu menjadi sosok seorang teman yang sangat diperhatikan oleh teman-teman disekelilingnya. Pendapat penulis, dalam proses pengembangan potensi yang dialaminya, ia mendapatkan proses pemungkinan, dan juga proses perlindungan. Pada proses pemungkinan, sama seperti remaja lain, ia merasakan berbagai iklim atau kegiatan yang diciptakan oleh organisasi 9 Wawancara pribadi dengan Iki, 20 Maret 2016, di MTR NF 10 http:cafemotivasi.comjenis-jenis-potensi-yang-ada-pada-diri-manusia sebagai bentuk perannya dalam mengembangan potensi remaja, dan pada proses perlindungan, asumsu penulis, bahwa berbagai pengetahuan yang didapat olehnya dari iklim yang diciptakan memberi pengetahuan yang dapat memberi informasi baik atau buruk, sehingga ia mampu membedakan berbagai kondisi yang akan dihadapinya. Respon terakhir yang penulis ambil dari Singgih, dan berikut respon yang disampaikannya; “Ikut pengajian rutin malam jum‟at, BARIS, hadroh, marawis, sama ikutan latihan gitar ka... dan yang paling berkesan dan positif acara BARIS ka. Saya lebih jadi percaya diri, saya jadi ngerasa lebih ada kemampuan, karena saya juga banyak ikut kegiatan disini. Dan tentunya saya jadi lebih banyak teman. Dan itu menjadi sesuatu hal yang sangat penting banget buat diri saya.” 11 Analisis penulis, perkembangan potensi yang dialami oleh Singgih, ialah pada potensi intelektual, emosional, dan sosialnya. Potensi intelektualnya berkembang melalui kegiatan seni musik yang diikutinya, ia sangat aktif dalam mengikuti kegiatan seni musik hadroh, dan alat musik gitar. Pada perkembangan emosional dan sosialnya, ia dipengaruhi oleh perkembangan potensi berfikir atau intelektualnya, karena dari pengasahan potensi tersebut, ia merasa timbul kepercayaan diri, yang sebelumnya tidak ia miliki, dan adanya suatu kemampuan yang ia miliki seperti bisa bermain alat musik dan hadroh. Ini merupakan adanya keterkaitan dari perkembangan potensi satu, ke perkembangan potensi lainnya. Selanjutnya, perkembangan potensi intelektualnya juga tidak sebatas pada kecakapan di seni dan kreatifitas, 11 Wawancara pribadi dengan Singgih, 20 Maret 2016, di MTR NF namun juga pada kemampuan utuk mengambil kepastian atau kesimpulan yang baik dari hasil kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh organisasi untuk dirinya. Kesadarannya ini dipengaruhi oleh otak kirinya. Proses pengembangan yang didapat oleh Singgih dalam peranan yang dilakukan oleh organisasi ialah proses pemungkinan. Proses pemungkinan ia merasakan sebuah iklim yang diciptakan oleh organisasi, dan sangat ia rasakan betapa memberi manfaat bagi dirinya ketika ia mengikuti berbagai kegiatan atau iklim yang diciptakan sebagai bentuk usaha dari peranan organisasi. Berbagai pendapat dan pengalaman yang diberi oleh remaja – penulis ambil secara rendom, selama berkegiatan di organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, memberi tanggapan atau respon bahwa mereka cukup sering mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi, dari kegiatan yang mereka ikuti memberi kesan baik dan positif bagi remaja dalam mengasah dan mengembangkan potensi berfikir atau intelektual, potensi emosional, dan potensi sosial pada diri mereka. Berbagai kegiatan yang diikuti oleh remaja, merupakan sebuah kondisi atau iklim yang dibentuk oleh organisasi sebagai usaha dalam mengoptimalkan berbagai kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh anggota remajanya. Dimana hal ini merupakan proses pemungkinan dari sebuah kegiatan pengembangan. Selanjutnya, dari berbagai iklim atau kondisi yang dibuat oleh organisasi, diharapakkan dapat menjadi sebuah pengalaman, pengetahuan, dan bahkan pembelajaran bagi setiap anggota yang mengikuti berbagai kegiatan tersebut, harapan lain agar setelah mengikuti dari berbagai kegiatan, dapat menumbuh kembangkan kepercayaan diri, sehingga menunjang kemandirian anggota.

C. Respon Masyarakat Tentang Peranan Organisai Majlis Ta’lim Remaja

Nur al-Fikri Dalam Pengembangan Potensi Remaja Pada bagian ini, penulis menganalisis dari pandangan masyarakat yang berada pada lingkungan organisasi mengenai peranan yang dilakukan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, penulis memfokuskan beberapa pertanyaan, dalam pemenuhan penelitian terkait, dan berikut pertanyaannya; 1. Apa yang diketahui dari organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri; 2. P endapat mengenai organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al- Fikri sebagai wadah pengembang potensi bagi remaja; 4. Harapan masyarakat untuk organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri. Respon pertama, penulis ambil dari masyarakat yang tinggal di Cilodong, dari berikut respon yang diberikan mengenai peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri; “Yang saya ketahui itu MTR NF adalah sebuah lembaga atau organisasi yang bergerak dibidang pendidikan, sosial. Organisasi MTR NF untuk remaja bagus yaa... Karena bisa mengajarkan dan mengarahkan untuk beroganisasi, belajar juga untuk bersosial, belajar juga untuk kehidupan di masa-masa remaja mereka. Jadi anak-anak remaja yang tergabung di dalamnya lebih terarah. ”. “Sudah...., karena setau saya organisasi MTR NF terlihat bukti nyatanya dari aktivitas teman-teman remaja yang gabung di dalamnya. Teman-teman remaja membuat beberapa big event untuk masyarakat seperti Bogor Berdzikir yang menghadirkan Ust. Arifin Ilham, kegiatan ke- Jurnalistikan yang cakupannya se-Depok, Cibinong, dan Bogor. Teman remaja rela untuk meluangkan waktunya, tenaganya, fikirannya secara bersama-sama. Itu yang menurut saya organisasi MTR NF sebagai tempat untuk para teman- teman remaja berkembang.” 12 Pandangan penulis dari pendapat ibu Riani bahwa, adanya harapan yang dipenuhi, oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam menjalankan suatu kewajiban peranannnya dalam mengembangkan potensi anggota remaja. Kewajiban yang terpenuhi ialah berbagai kegiatan yang melibatkan remaja, mulai dari kegiatan pengajian yang memberikan banyak pengetahuan dan nilai yang dapat diterima oleh remaja, sampai kegiatan kepanitiaan yang mampu memberikan suatu kondisi kebersamaan, dan mengasah berbagai kemampuan yang dimiliki oleh remaja di dalam dinamika tersebut. Sehingga remaja yang sering mengikuti iklim atau kondisi tersebut, bisa mengasah berbagai pengalaman dan menumbuhkan suatu pengetahuan yang baik, dan mampu diaplikasikan oleh remaja di masa depannya. Peranan sendiri merupakan harapan-harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. 13 12 Wawancara Pribadi dengan Ibu Riani, 25 Februari 2016, di kediaman pribadi 13 http:repository.usu.ac.idbitstresam123456789395054Chapter20II.pdf Selanjutnya respon yang penulis ambil dari ketua RT 03, kampung Bedahan, yakni bapak Suganda, mengenai peranan pengembangan yang dijalankan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, dan berikut pendapatnya; “... MTR NF itu organisasi remaja yang di dalamnya ada pengajian.”. “... baik banget buat remaja, karena anak-anak remaja pada kumpul disitu, jadi bisa saling kenal. ”. “Sudah...., anak-anak remaja dan juga anak-anak muda yang tergabung di dalam organisasi tersebut mampu bekerja sama dengan baik. Bapak yakin mereka juga belajar merancang, menegoisasi, mengkonsep, mengesekutor, mengevaluasi apa-apa yang sudah disepakati. Di situ mereka bisa berkembang, ” 14 Analisis penulis mengenai pendapat dari pak Sukanda, organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri sudah melakukan tindakan sesuai dengan kedudukannya. Tindakan yang dilakukan oleh organisasi sebagai bentuk peranan dalam pengembangan potensi anggota remajanya ialah dengan memberi kesempatan bagi anggota remaja dalam melakukan berbagai aktifitas di dalamnya, melaksankan kegiatan kepanitiaan PENSI, Muharram, PHBI, dsb, yang dapat mengasah kebersamaan dan pengetahuan bagi remaja. Selain itu organisasi juga berperan menjadi tempat untuk mendapati pengetahuan agama, dari kegiatan pengajian yang dilaksanakan hampir setiap hari, dan belajar bersosial di dalamnya dari kegiatan kepenitiaan, maupun dalam kegiatan pengajian yang dilakukan oleh remaja. Kedudukan dari organisasi sendiri merupakan pemegang status dalam melakukan sesuatu tindakan baik yang diberikan oleh masyarakat setempat. Maka organisasi ini ketika menjalankan 14 Wawancara dengan Bapak Suganda, 25 Februari 2016, di kediaman pribadi