Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bank Umum Syariah Periode 2013-2015

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN KOMPONEN RASIO RENTABILITAS DAN RASIO AKTIVA PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN

KECUKUPAN MODAL BANK UMUM SYARIAH Periode 2013-2015

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

RISKI AMELIA NIM : 1112046100051

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, termasuk pencabutan gelar akademik.

Jakarta, 18 Agustus 2016


(5)

ABSTRAK

Riski Amelia (NIM: 1112046100051), Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bank Umum Syariah Periode 2013-2015. Skripsi strata 1 (S1) konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah jakarta 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan rasio rentabilitas (ROA, BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF) dalam meningkatkan kecukupan modal (CAR). Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan data yang bersumber dari laporan publikasi triwulan 11 Bank Umum Syariah periode 2013-2015. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode analisis regresi data panel.

Hasil penelitian menyatakan bahwa ROA, BOPO dan NPF berpengaruh secara signifikan terhadap CAR secara bersama-sama sebesar 93,85%. Kemudian secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA dan NPF berpengaruh signifikan, sedangkan BOPO tidak berpengaruh signifikan.

Kata Kunci : Rentabilitas (ROA, BOPO), Aktiva Produktif (NPF), dan Kecukupan Modal (CAR)

Pembimbing : Aini Masruroh, SEI., M.M. Daftar Pustaka : 1995 s/d 2013


(6)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas Dan Rasio Aktiva Produktif Dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bank Umum Syariah”.

Shalawat beriring salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa ummat dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang terang-benderang dan penuh dengan khazanah keilmuan saat sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Phil Asep Saepudin Jahar, M.A.

2. Ketua Program Studi Muamalat Bapak AM. Hasan Ali, M.A. yang telah memberikan ilmunya.

3. Sekretaris Program Studi Muamalat Bapak Dr. Abdurrauf, M.A.yang telah memberikan ilmunya.

4. Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Aini Masruroh, SEI., M.M. yang telah meluangkan waktu kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan


(7)

memberikan banyak masukan saran-saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga apa yang telah ibu ajarkan dan arahkan mendapat balasan dari Allah SWT.

5. Seluruh Dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya selama ini.

6. Kedua orang tuaku tersayang Bapak Azhari dan Ibu Djuliriani, yang dengan

tulus selalu mendo’akan, memberi dorongan dan semangat yang tiada henti kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga mama dan papa selalu berada di lindungan dan kasih sayang-Nya. 7. Kakakku, Risca Azhari, serta adik-adikku Risma Alvionita dan Maulana

Rafli, yang telah memberikan motivasi dan mental yang kuat.

8. Tegar Akbar, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan selalu setia menemani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku, Nanda Rusandy, Nuke Wulandari, Rahma Julianti yang telah menjadi sahabat yang baik selama ini, terima kasih untuk semua kebaikan dan kasih sayang kalian, semoga kita selalu dalam lindungan Allah. 10. Untuk seluruh teman-teman seperjuangan PS B 2012, teman-teman KKN

Pribumi 2015, kebaikan kalian tidak pernah terlupakan.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung atas do’a dan bantuannya kepada penulis, saya

ucapkan terimakasih banyak. Semoga do’a yang baik akan di ijabah oleh


(8)

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.

Wassamu’alaikum Warah Matullahi Wabarakatuh

Jakarta, 18 Juli 2016


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

LEMBAR PENGESAHAN ...

LEMBAR PERNYATAAN ...

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... C. Pembatasan Penelitian ... D. Perumusan Masalah ... E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... F. Kerangka Penelitian ... G. Sistematika Penulisan ...

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kinerja ... B. Sumber Permodalan Bank ... C. Rasio Kecukupan Modal ...

I ii iii iv v vi ix xii xiii

1 7 7 8 8 10 11

13 15 16


(10)

D. Rasio Rentabilitas ... 1. Return On Assets ... 2. Beban Operasional Pendapatan Operasional ... E. Rasio Aktiva produktif ... F. Review Studi Terdahulu ... G. Hipotesis Penelitian ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 1. Jenis Penelitian ... 2. Jenis dan Sumber Data ... B. Objek Penelitian ... C. Metode Pengumpulan Data ... D. Metode Analisis Data ... 1. Model Regresi Data Panel ... 2. Pengujian Model ... 3. Uji Asumsi Klasik ... 4. Pengujian Statistik ... E. Operasional Variabel ... 1. Variabel Dependen ... 2. Variabel Independen ...

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... B. Deskripsi Data Penelitian ...

20 22 24 26 28 34 35 35 35 37 38 39 39 43 45 47 51 51 51 54 55


(11)

C. Pengujian Model Regresi Data Panel ... 1. Uji Chow ... 2. Uji Haussman ... D. Uji Asumsi Klasik ... 1. Uji Normalitas ... 2. Uji Autokorelasi ... 3. Uji Multikolinearitas ... 4. Uji Heteroskedastisitas ... E. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel ...

1. Uji t ... 2. Uji F ... 3. Koefisien Determinasi ... 4. Persamaan Model Regresi ... F. Interpretasi Hasil Penelitian ...

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN

60 60 61 61 62 63 64 64 65 65 68 70 71 73

76 77 78


(12)

DAFTAR TABEL

1.1 Laba Bank-Bank Umum Syariah ... 2.1Penelitian Terdahulu ... 4.1 Uji Chow ... 4.2 Uji Haussman ... 4.3 Uji Autokorelasi ... 4.4 Uji Multikolinearitas ... 4.5 Uji Heteroskedastisitas ... 4.6 Uji t ... 4.7 Uji F ... 4.8 Koefisien Determinasi ... 4.9 Model Regresi ...

3 33 60 61 63 64 65 66 69 70 71


(13)

DAFTAR GAMBAR

1.1 Kerangka Penelitian... 4.1 Fluktuasi Rata-Rata CAR Bank Umum Syariah Periode 2013-2015... 4.2 Fluktuasi Rata-Rata ROA Bank Umum Syariah Periode 2013-2015 .... 4.3 Fluktuasi Rata-Rata BOPO Bank Umum Syariah Periode 2013-2015.. 4.4 Fluktuasi Rata-Rata NPF Bank Umum Syariah Periode 2013-2015 ... 4.5 Uji Normalitas ...

10 56 57 58 59 62


(14)

LAMPIRAN

1. Data Rasio Keuangan Triwulan 11 Bank Umum Syariah Periode 2013-2015 2. Output Hasil Pengujian Data Menggunakan Eviews 8.0


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Memperoleh keuntungan merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), yayasan maupun bentuk-bentuk badan usaha lainnya. Keuntungan yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, seperti membayar gaji serta biaya-biaya lainnya, akan tetapi juga digunakan untuk ekspansi usaha melalui berbagai kegiatan pada masa yang akan datang. Kemudian yang lebih penting lagi apabila suatu badan usaha terus-menerus memperoleh keuntungan maka ini berarti kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan terjamin.1

Bank sebagai salah satu badan usaha yang bergerak dibidang jasa memiliki tujuan tertentu didalam operasionalnya. Tujuan bank secara mikro adalah menciptakan laba, sedangkan tujuan makronya menurut pasal 3 UU No. 10/1998 adalah menunjang pelaksaan pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan itu, maka bank harus benar-benar menjalankan fungsinya dengan baik; diantaranya adalah fungsi penghubung (financial intermediary) antara savers (pihak kelebihan dana) dengan lenders (pihak kekurangan dana), fungsi pembangunan, fungsi pelayanan, dan fungsi transmisi.2

1

Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali Press, 2003), h. 1. 2

Ade Arthesa dan Edia Handiman, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (Jakarta: PT. Indeks, 2006), h. 12


(16)

Dalam menjalankan usahanya, bank harus mampu melakukan peningkatan kualitas agar lebih mendapatkan kepercayaan nasabah. Upaya yang bisa dilakukan bank dalam menjaga eksistensinya adalah dengan memperhatikan kriteria pengukuran kesehatan dan kinerja perbankan. Indikator kesehatan perbankan yang sangat penting salah satunya adalah indikator modal.

Berdasarkan SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, salah satu matriks parameter untuk menilai kesehatan bank dapat diukur melalui penilaian faktor rentabilitas serta melalui rasio kualitas aset. Rasio rentabilitas yang tercermin dalam ROA dan BOPO menunjukkan tingkat kemampuan bank untuk memperoleh laba dari aktivitas usahanya. Apabila laba suatu bank meningkat, maka akan meningkatkan modal bank dan meminimumkan tingkat resikonya sehingga laba yang tinggi akan meningkatkan CAR. Sedangkan rasio aktiva produktif dapat dilihat melalui rasio NPF yang menunjukkan permbiayaan bermasalah yang diberikan kepada pihak ketiga. Semakin tinggi Rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk sehingga dapat menurunkan tingkat CAR.

Agar terciptanya perbankan yang sehat, BI mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, dimana salah satu ketentuannya mengatur tentang tingkat kecukupan permodalan Bank (CAR) minimum sebesar 8%. Besar kecilnya CAR yang dimiliki oleh bank akan dapat dipengaruhi oleh kinerja


(17)

3

aspek keuangan lainnya yaitu aspek likuiditas, aspek kualitas aktiva, aspek sensitivitas terhadap pasar, serta aspek profitabilitas.3

Upaya meningkatkan tingkat kecukupan modal sebagaimana telah diatur oleh Bank Indonesia merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena tingkat kecukupan modal mencerminkan kemampuan bank dalam menanggung risiko kerugian yang mungkin timbul. Tingginya tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank, tidak terlepas dari besarnya tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank. Berikut dibawah ini perkembangan laba bank-bank umum syariah periode 2013-2015.

Tabel 1.1

Laba Bank-Bank Umum Syariah (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: Data Laporan Keuangan Bank-Bank Umum Syariah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa laba yang dihasilkan bank-bank umum syariah mengalami perubahan naik turun. Pergerakan laba

3

Ponttie Prasnanugraha P, “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia)”.

Tesis, (Semarang: Universitas Diponegoro. 2007).

No Bank Umum Syariah Tahun

2013 2014 2015

1 BNI Syariah 117.462 163.251 228.525

2 Bank Mega Syariah 149.739 17.635 12.224

3 Bank Muamalat 165.144 121.343 125.469

4 Bank Syariah Mandiri 651.240 71.778 289.576

5 BCA Syariah 12.701 12.950 23.437

6 BRI Syariah 129.564 6.577 122.637

7 BJB Syariah 28.316 22.744 7.279

8 Bank Panin Syariah 21.332 70.939 53.578

9 Bank Syariah Bukopin 19.548 8.662 29.450

10 Bank Victoria Syariah 4.075 - 19.365 - 24.001


(18)

yang fluktuatif tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat pengaruhnya terhadap kecukupan modal yag dimiliki oleh bank.

Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2015 rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbanan syariah sebesar 14,29%. Menurun dibanding tahun 2014 yang mencapai 16,85%. Disisi lain, catatan CAR dibulan Mei 2015 membaik dibanding awal tahun yang sempat anjlok hingga 13,75%. CAR sangat tergantung pada rasio pembiayaan bermasalah karena rasio pembiayaan bermasalah menggerus modal. 4

Pemilihan CAR sebagai variabel dependen dikarenakan CAR merupakan indikator yang paling penting menurut Bank Indonesia dalam menjaga tingkat kesehatan bank. Dimana Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank sebagai pengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko.5

CAR dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah rasio rentabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Selain itu juga

4

Yogie Respati, Rasio Kecukupan Modal Bank Syariah Menurun, Artikel ini diakses pada 03 September 2016 20.48 WIB dari http://keuangansyariah.mysharing.co/rasio-kecukupan-modal-bank-syariah-menurun/.

5

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, Edisi Kedua), h. 121.


(19)

5

dipengaruhi oleh rasio kualitas aktiva produktif yang dimiliki oleh bank, yang digunakan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal.6

Rasio rentabilitas yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP adalah ROA (Return on Assets) dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Sedangkan rasio yang digunakan untuk menilai aktiva produktif adalah NPF (Non Performing Financing).

ROA merupakan indikator dari rasio rentabilitas dijadikan variabel independen yang mempengaruhi CAR karena perusahaan yang tingkat pengembalian investasinya tinggi akan menggunakan hutang yang kecil agar tingkat biaya modal yang mengandung risiko relatif kecil sedangkan modal sendiri bank relatif tinggi sehingga dapat meningkatkan CAR.

BOPO dijadikan variabel independen yang mempengaruhi CAR karena semakin kecil BOPO, menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya, karena biaya operasi yang harus ditanggung lebih kecil dari pendapatan operasinya sehingga aktivitas operasional bank menghasilkan keuntungan, dimana hal tersebut mampu meningkatkan modal

6

Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 95.


(20)

bank dan dan meminimumkan tingkat resikonya, sehingga BOPO yang relatif rendah mampu meningkatkan CAR.

NPF dijadikan variabel independen yang mempengaruhi CAR karena semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif, maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank dan dapat menurunkan kecukupan modal yang dimiliki bank.7

Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat adanya keterkaitan antara kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan dan tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank dengan tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank. Hal ini juga mampu menilai kinerja yang dimiliki bank, sehingga bank syariah dapat lebih cepat tumbuh menjadi bank yang besar dan menjadi pilar sistem perbankan di Indonesia,

Dengan adanya informasi terkait kesehatan bank, dapat membantu, khususnya masyarakat, dalam mengambil keputusan untuk menempatkan dananya agar tidak salah dalam memilih bank. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih judul penelitian:

”Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bank Umum Syariah”

7


(21)

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Beberapa bank umum syariah mengalami penurunan laba bersih pada periode 2013-2015.

2. Tingkat kecukupan modal bank syariah mengalami penurunan.

C. Pembatasan Penelitian

Masalah-masalah tersebut sangat luas untuk dibahas dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk membatasi masalah-masalah yang akan dibahas. Untuk itu pembahasan hanya akan dibatasi sebagai berikut:

1. Bank syariah yang dipilih adalah bank yang sudah berdiri menjadi bank umum syariah di Indonesia sejak tahun 2013 sampai dengan 2015 dan mempunyai kelengkapan data laporan keuangan yang telah dipublikasikan.

2. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi dengan rasio rentabilitas (ROA dan BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF). 3. Metode analisis yang dilakukan dibatasi dengan model analisis regresi


(22)

D. Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh komponen rasio rentabilitas (ROA dan BOPO) dan rasio aktiva produktif (NPF) dalam meningkatkan kecukupan modal (CAR) pada Bank Umum Syariah?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu:

1) Untuk menganalisis kemampuan komponen rasio rentabilitas dan rasio aktiva produktif dalam meningkatkan kecukupan modal pada Bank Umum Syariah.

2) Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh komponen rasio rentabilitas dan aktiva produktif dalam meningkatkan kecukupan modal pada Bank Umum Syariah.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1) Bagi industri perbankan syariah, untuk meningkatkan pemahaman dan menambah wawasan dalam meningkatkan kecukupan modal yang dimiliki Bank Umum Syariah agar dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi bank.


(23)

9

2) Bagi Akademis, sebagai bahan referensi literatur kepustakaan ekonomi islam mengenai kemampuan komponen rasio rentabilitas dan rasio aktiva produktif dalam meningkatkan kecukupan modal bank.

3) Bagi masyarakat, diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi mengenai kesehatan dan kinerja Bank Umum Syariah sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk menempatkan dananya di bank tersebut.


(24)

F. Kerangka Penelitian

Secara sistematis, alur pemikiran penelitian ini terlihat pada kerangka pemikiran berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Penelitian

Uji Regresi Data Panel Uji Asumsi Klasik

 Uji Normalitas

 Uji Multikolinieritas

 Uji Autokorelasi

 Uji Heteroskedastisitas

Kesimpulan

Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bak Umum Syariah

Variabel Independen Rasio Rentabilitas :

ROA (X1) BOPO (X2)

Rasio Aktiva Produktif : NPF (X3)

Variabel Dependen

CAR (Y) Bank Umum Syariah


(25)

11

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan teori-teori. Diantaranya teori kinerja bank , teori sumber permodalan dan kecukupan modal bank, teori rasio rentabilitas, teori rasio aktiva produktif, review studi terdahulu dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan. Didalamya akan dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, data penelitaian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknik pengolahan data. Kemudian bab ini juga membahas tentang metode analisis yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji F, uji t, dan analisis regresi data panel.


(26)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi informasi gambaran umum objek penelitian dan hasil penelitian berupa analisis statistik.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian serta saran dari penulis.

DAFTAR PUSTAKA


(27)

13

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kinerja

Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja, semuanya memiliki visi dan pandangan yang berbeda. Istilah kinerja yang didengar, sering kali mengantarkan kita pada suatu bentuk pekerjaan yang dilakukan, serta seberapa banyak hasil yang diperolehnya dari pekerjaannya itu.

Menurut Suyadi Prawirosetno, yang dikutip oleh Joko Widodo, kinerja adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.1

Menurut Whitmore, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui keterampilan yang nyata.2 Kinerja menuntut adanya pengekspresian seseorang. Kinerja yang nyata menetapkan standar-standar yang melampaui apa yang diminta atau diharapkan.

1

Joko Widodo, Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja, (Malang: Bayu Publishing, 2005), Cet ke-1, h. 75.

2

John Whitmore, Coaching For Performance; Seni Mengarahkan Untuk Mendongkrak Kinerja, terjemahan Dwi Helly Purnomo dan Louis Novianto, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), h. 108.


(28)

Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “suatu yang

dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja dapat

diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu perusahaan.3

Oleh karena itu, pengukuran kinerja adalah mengidentifikasikan indikator pekerjaan yang telah dilakukan dan hasil yang dicapai oleh aktivitas, proses, atau unit organisasi.4

Dalam Standar Akuntansi Keuangan, dijelaskan juga mengenai informasi dari kinerja perusahaan, yaitu informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas dimana diutamakan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.

Kinerja keuangan bank dapat dikatakan sebagai hasil kerja bank untuk meningkatkan nilai usahanya melalui peningkatan laba, peningkatan kualitas aset, dan prospek bank kedepan. Disamping itu, kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.5 Penilaian kinerja bank dengan menggunakan indikator kecukupan modal (CAR) dilakukan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.

3

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka, 1997), Cet ke 9, h. 22.

4

Edward J, Blocher, et.al, Manajemen Biaya Dengan Tekanan Strategik, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), Cet. Ke-1, h. 133.

5

Jumingan, Analisa Laporan Keuangan, Cet. Pertama, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 239.


(29)

15

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang digunakan oleh manajemen bank untuk memenuhi kewajibannya terhadap penyandang dana dan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

B. Sumber Permodalan Bank

Modal merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank sekaligus berfungsi sebagai penjaga kepercayaan masyarakat. Dimana modal merupakan sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan.6 Oleh karena itu, modal juga harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas investasi pada aktiva, terutama yang berasal dari dana-dana pihak ketiga atau masyarakat. Selain itu, bank dilarang melakukan distribusi modal atau laba yang dapat mengakibatkan kondisi permodalan bank tidak mencapai rasio wajib minimum.7

Seperti bank pada umumnya, komponen modal bank syariah terdiri dari tiga komponen utama yaitu, modal inti (tier 1), modal pelengkap (tier 2), dan modal pelengkap tambahan (tier 3). Modal pelengkap dan modal pelengka tambahan hanya diperhitungkan setinggi-tingginya 100% dari modal inti. Sedangkan modal inti dan modal pelengkap diperhitungkan

6

Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustakan Alvabet Anggota IKAPI. 2006), h. 135.

7

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/13/PBI/2005 tanggal 10 Juni 2005 tentang Kewajiban Penyedian Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah


(30)

dengan faktor pengurang yang berupaseluruh penyertaan yang dilakukan oleh bank.8

Permodalan berfungsi sebagai sumber utama pembiayaan terhadap kegiatan operasional, penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian, dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Modal yang dimiliki oleh suatu bank pada dasarnya harus cukup untuk menutupi seluruh risiko usaha yang dihadapi bank.

Untuk memastikan bahwa industri perbankan memiliki permodalan yang cukup dalam mendukung kegiatan usahanya, Bank Indonesia bertanggungjawab menentukan jumlah minimum permodalan yang harus dimiliki bank dan mengeluarkan ketentuan mengenai permodalan minimum (regulatory capital). Pemenuhan regulatory capital tersebut menjadi salah satu komponen penilaian dalam pengawasan bank yang tercermin dari pemenuhan rasio kecukupan modal.9

C. Rasio Kecukupan Modal

Kecukupan modal perbankan salah satunya diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah perbandingan antara total modal dengan

8

Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustakan Alvabet Anggota IKAPI. 2006), h. 136

9

Ferri N. Idroes. Manajemen Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel II terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008), h. 66.


(31)

17

aset tertimbang menurut risiko yang oleh Bank Indonesia diterjemahkan menjadi KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum).10

Rasio permodalan ini berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar-kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. Modal bank selain sebagai sumber penting dalam memenuhi dana bank juga akan mempengaruhi keputusan-keputusan manajemen. Perhitungan aspek permodalan bank, dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko kerugian yang mungkin timbul dari pembiayaan yang diberikan bank kepada pihak lain.11

Rasio utama pada permodalan adalah rasio Kewajiban Penyedia Modal Minimum (KPMM) atau lebih dikenal sebagai rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. Rumus untuk menghitung CAR/KPMM adalah sebagai berikut:12

CAR =

Di mana:

Mtier1 : Modal inti

Mtier2 : Modal pelengkap

10

Benyamin Molan, Glosarium Prentice Hall untuk Manajemen dan Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhallindo. 2002), h. 16.

11

Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 90.

12Dwi Nur’aini Ihsan,


(32)

Mtier3 : Modal pelengkap tambahan

Penyertaan : Penanaman dana Bank dalam bentuk saham yang bergerak dibidang keuangan syariah atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat Bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.

ATMR : Aktiva Tertimbang Menurut Risiko adalah nilai total masing-masing aktiva Bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut.

BI menetapkan ketentuan modal minimum bagi perbankan sebagaimana ketentuan dalam standar Bank for International Settlements

(BIS) bahwa setiap bank umum diwajibkan menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).13 Berdasarkan PBI Nomor: 7/13/PBI/2005 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan per seratus) dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Dalam perjalanannya, rasio kecukupan modal (CAR) pada perbankan syariah perlu memperhatikan faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kegiatan mereka. Hal tersebut diantaranya pengaruh faktor eksternal berkaitan indikator moneter berupa kurs rupiah terhadap dollar. Kurs dinilai berpengaruh terhadap kecukupan modal (CAR) karena jika

13


(33)

19

rupiah terhadap dollar menguat mengindikasikan banyak modal yang masuk ke Indonesia, termasuk kedalam bank syariah. Maka jumlah modal yang diterima bank menambah sehingga rasio kecukupan modal pun bertambah sehat. Hubungan Nilai Tukar rupiah terhadap dollar terhadap CAR adalah positif. Begitu pula dengan inflasi dapat dikatakan salah satu indikator yang berhubungan terhadap kecukupan modal (CAR) karena dikala tingkat Inflasi sedang tinggi kecenderungan harga barang-barang menjadi naik, maka pemerintah akan menerapkan kebijakan moneter untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara menaikkan suku bunga pada bank. Agar masyarakat cenderung menabungkan uang mereka di bank daripada membelanjakan uang mereka, karena kepuasan dari konsumsi akan sedikit yang diterima. Dengan masuknya dana masyarakat yang dihimpun oleh bank akan semakin bagus tingkat kesehatan modal bank itu sendiri dan nilainya akan jauh dari tingkat minimum.14

Selain faktor eksternal, ada faktor internal juga yang harus diperhatikan oleh bank syariah dalam memperhatikan kesehatan bank antara lain likuiditas (FDR), aktiva produktif (NPF) dan rentabilitas (ROA dan BOPO).

Berdasarkan SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, salah satu matriks parameter untuk menilai kesehatan bank dengan indikator kecukupan modal dapat

14

F. Artin, Sitawati. Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (studi empiris : bank umum di Indonesia periode 2001-2004). Tesis, (Semarang: Universitas Diponegoro. 2006).


(34)

diukur melalui penilaian faktor rasio rentabilitas serta melalui rasio kualitas aset.

D. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap komponen-kompenen sebagai berikut:15 (Pasal 4, No. 4)

a. Kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba dalam mendukung ekspansi dan menutup risiko, serta tingkat efisiensi;

b. Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan

fee based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengkuan pendapatan dan biaya.

Rentabilitas atau profitability, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.16

15 Dwi Nur’aini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 99.

16


(35)

21

Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian penganalisa didalam menilai profitability atau rentabilitas suatu perusahaan. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel. Oleh karena itu bagi manajemen atau pihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar.17

Masalah rentabilitas bagi bank lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa bank tersebut telah bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dan laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi adalah laba yang berasal dari operasi perusahaan yaitu biasa disebut laba usaha.

Rasio rentabilitas bank masuk dalam kelompok earning yang secara umum dibedakan dalam beberapa rasio antara lain : (1) return on assets, dan (2) biaya operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO).

17


(36)

1. Return On Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Rumus menghitung ROA sebagai berikut:18

ROA = Laba Sebelum Pajak Rata-rata Total Aset

ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak atau earning before interest tax (EBIT) terhadap total assets. EBIT merupakan pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak. Total asset merupakan total asset perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total asset yang lazim digunakan untuk produktif terdiri dari penempatan surat-surat berharga (seperti Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call Money

atau Money Market) dan penempatan dalam bentuk kredit (kredit konsumtif maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi atau perusahaan).19

ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva atau aset yang dimiliknya. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

18 Dwi Nur’aini Ihsan,

Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 101.

19

Robert Ang, Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Mediasoft Indonesia. 1997), h. 18.32-18.33.


(37)

23

keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.20

2. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO adalah rasio perbandiangan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan. Rumus:21

BOPO =

Yang termasuk beban operasional adalah semua jenis biaya yang berkaitan langsung dengan kegiatan usaha bank. Beban operasional terdapat dalam laporan laba rugi yang diperoleh dengan menjumlahkan biaya bagi hasil, biaya tenaga kerja, biaya umum administrasi, biaya Penyusutan dan Penyisihan Aktiva Produktif, biaya sewa gedung dan inventaris, dan sebagainya.22

Sedangkan yang termasuk pendapatan operasional adalah semua pendapatan yang merupakan bagi hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional didapat dalam laporan laba rugi yang diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan jual-beli,

20

Veitzhal Rivai dan Andria Permata, Credits Management Handbook : Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006), h. 157.

21

Veitzhal Rivai dan Andria Permata, Credits Management Handbook : Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, h. 159.

22

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia. 2005, Edisi Kedua), h. 111.


(38)

pendapatan sewa, pendapatan bagi hasil, pendapatan administrasi, dan pendapatan opersional lainnya yanng terdiri dari provisi dan komisi serta dividen yang diterima dari saham yang dimiliki.23

Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional. Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasioanl dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya (SE. Intern BI, 2004).

E. Rasio Aktiva Produktif

Rasio aktiva produktif merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam rupiah ataupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan. Peniliaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal. Selain itu, penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.24 Rasio aktiva produktif termasuk dalam kelompok aset, yang salah satunya dapat diukur melalui non performing loan, yang dalam terminologi bank syariah disebut non performing financing.

23

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 111. 24

Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 95.


(39)

25

NPF (Non Performing Financing) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. Salah satu risiko yang dihadapi suatu bank ialah risiko tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau yang disebut dengan risiko kredit. Risiko kredit umumnya timbul dari berbagai kredit masuk yang tergolong kredit bermasalah. Keberadaan tingkat pembiayaan bermasalah yang tinggi memberikan kesulitan sekaligus menurunkan tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank serta tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia, kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet. Rumus menghitung NPF sebagai berikut :

Non Performing Financing (NPF) = Pembiayaan (KL, D, M)

Pembiayaan

NPF pada bank syariah selalu digunakan oleh bank pada saat mempublikasikan kondisi kinerja bank. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.25

F. Pengaruh ROA, BOPO dan NPF Terhadap Kecukupan Modal 1. Pengaruh ROA terhadap CAR

CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang

25Dwi Nur’aini Ihsan,


(40)

disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Dapat diduga, apabila laba suatu bank meningkat maka kan meningkatkan modal bank tersebut pula, dengan asumsi laba tersebut ditanamkan kembali ke dalam modal bank dalam bentuk laba ditahan.

Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Masyhud Ali bahwa setiap kali bank mengalami kerugian, modal bank menjadi berkurang nilainya dan sebaliknya jika bank meraih untung maka modalnya akan bertambah.26

Selain itu, dilihat dari hubungan laba, aset dan modal yaitu jika laju pertumbuhan laba dan aset berjalan lambat, maka bank yang bersangkutan akan menghadapi risiko yang lebih besar dibandingkan dengan bank yang mengalami pertumbuhan yang sehat. Oleh karena itu, untuk mengatasi risiko yang lebih besar dari itu, maka diperlukan modal yang lebih besar. Sehingga dapat dikatakan ROA berpengaruh positif terhadap CAR.

2. Pengaruh BOPO terhadap CAR

Semakin besar BOPO menunjukkan kurang efisiensinya bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya karena biaya operasional yang harus ditanggung lebih besar daripada pendapatan operasional yang diperoleh sehingga ada kemungkinan modal digunakan untuk menutupi biaya operasional yang tidak tertutup oleh pendapatan operasional.27

26

Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006), h. 264.

27

Faisal Abdhullah A., Manajemen Perbankan (Teknik Analisa Kinerja Keuangan Bank)


(41)

27

Sebaliknya, semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, karena biaya operasional yang harus ditanggung lebih kecil dari pada pendapatam operasionalnya. Sehingga aktivitas operasional bank menghasilkan keuntungan, dimana hal tersbut mampu meningkatkan modal bank dan meminimumkan tingkat risikonya. Selain itu, hubungan BOPO dengan CAR dapat dilihat semakin efisien bank menghasilkan laba melalui biaya operasionalnya, semakin meningkat pula modal yang ditanamkannya.

Sehingga dapat dilihat hubungan negatif antara BOPO dengan CAR. Saat BOPO meningkat akan menurunkan CAR, dan begitu pula saat BOPO menurun, maka akan meningkatkan CAR.

3. Pengaruh NPF terhadap CAR

Kredit bermasalah atau sering juga disebut Non Performing Loan

(NPL) yaitu kualitas aktiva kredit yang bermasalah akibat pinjaman oleh debitur yang gagal melakukan pelunasan karena adanya faktor eksternal. Batas maksimal NPL yaitu 5 persen. Peningkatan NPL akan mencerminkan resiko kredit yang ditanggung pihak bank. Apabila semakin tinggi NPL maka tunggakan bunga kredit semakin tinggi sehingga menurunkan pendapatan bunga dan CAR akan turun pula.28 Dalam terminologi bank syariah, NPL disebut sebagai non performing financing.

28

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Ketiga (Jakarta: LPFE Universitas Indonesia. 2001), h. 174.


(42)

Semakin tinggi rasio NPF, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif, maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.29 Sehingga dapat menurunkan kecukupan modal yang dimiliki bank Maka dengan kata lain, NPF berpengaruh negatif terhadap CAR.

G. Review Studi Terdahulu

1. Penulis Dewa Ayu Anjani dan Ni Ketut Purnawati Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayana dengan judul “Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Likuiditas dan Rentabilitas terhadap Rasio Kecukupan

Modal”. Tujuannya untuk menguji pengaruh non performing loan, loan to deposit ratio, return on equity dan net interest margin terhadap capital adequacy ratio secara parsial. Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 adalah studi kasus penelitian ini. Uji t dipergunakan dalam teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian memaparkan bahwa NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap CAR. LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.30 Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis teliti terlihat dari variabel bebas

29

Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013), h. 96.

30

Dewa Ayu Anjani dan Ni Ketut Purnawati. Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Likuiditas dan Rentabilitas terhadap Rasio Kecukupan Modal. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi dan Bisinis, Universitas Udayana.


(43)

29

yang digunakan dan objek penelitian. Pada penelitian diatas, variabel bebas yang digunakan ialah NPL, LDR, ROE dan NIM , dengan objek penelitian Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Sedangkan variabel bebas yang penulis teliti ialah ROA, ROE, NIM, BOPO dan NPF dengan objek PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Sedangkan persamaannya terdapat pada variabel terikat yang digunakan, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR).

2. Penulis Farah Margaretha dan Diana Setiyaningrum Fakultas Ekonomi

Universitas Trisakti dengan judul “Pengaruh Resiko, Kualitas

Manajemen, Ukuran dan Likuiditas Bank terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah efek resiko, kualitas manajemen, ukuran bank dan likuiditas mempunya pengaruh terhadap

Capital Adequacy Ratio (CAR). Penelitian ini adalah penelitian eksplorasi. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

terhadap bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2003-2008. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multiple Regression dengan Pooled OLS (Ordinary Least Square) sebagai pengujian common effect dan Fixed-effect Regression. Hasil penelitian ini adalah tingkat pengembalian aset (risiko index), kualitas manajemen, dan likuiditas asset mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Untuk likuiditas pasiva dilihat dari variabel Equity to Total


(44)

Liabilities (EQTL) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.31 Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis teliti terlihat dari variabel bebas yang digunakan dan objek penelitian. Pada penelitian diatas, variabel bebas yang digunakan ialah resiko index, kualitas manajemen, ukuran dan likuiditas bank, dengan objek penelitian Bank Umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan yang lengkap selama periode 2003-2008. Sedangkan persamaannya terdapat pada variabel terikat yang digunakan, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR).

3. Skripsi yang ditulis Feby Loviana Nazaf Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Padang berjudul “Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, dan

Profitabilitas terhadap Tingkat Kecukupan Modal Perbankan”. Penelitian

ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris dari pengaruh kualitas aset terhadap tingkat kecukupan modal perbankan, pengaruh likuiditas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan dan pengaruh profitabilitas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan. Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012. Sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, sebanyak 26 perusahaan. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi panel, tingkat kecukupan modal perbankan sebagai variabel dependen, kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas sebagai variabel independen.

31

Farah Margaretha dan Diana Setiyaningrum. Pengaruh Resiko, Kualitas Manajemen, Ukuran dan Likuiditas Bank terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti.


(45)

31

Pengolahan data dengan bantuan eviews6. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh yang signifikan negatif antara kualitas aset terhadap tingkat kecukupan modal, tidak ada pengaruh antara likuiditas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan dan pengaruh yang signifikan positif antara profitabilitas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan.32 Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis teliti terlihat dari variabel bebas yang digunakan, dan objek penelitian. Pada penelitian diatas, variabel bebas yang digunakan ialah kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas, dengan objek penelitian seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012. Sedangkan persamaannya terdapat pada variabel terikat yang digunakan, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR).

4. Skripsi yang ditulis Siti Fatimah Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berjudul “Pengaruh

Rentabilitas, Efisiensi dan Likuiditas terhadap Kecukupan Modal Bank Umum Syariah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rentabilitas (ROA), efisiensi (BOPO) dan likuiditas (FDR) terhadap kecukupan modal (CAR), tujuan lain yaitu untuk melihat hubungan jangka pendek maupun jangka panjang rentabilitas (ROA), efisiensi (BOPO) dan likuiditas (FDR) terhadap kecukupan modal (CAR). Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan data yang bersumber dari laporan publikasi bulanan Bank Syariah Mandiri

32

Feby Loviana Nazaf. Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, dan Proftabilitas terhadap Tingkat Kecukupan Modal Perbankan. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang, 2010.


(46)

2009-2012. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode analisis VECM. Hasil penelitian menyatakan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR, BOPO berpengaruh positif signifikan dan FDR berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR. Selain itu, terdapat hubungan jangka panjang antara BOPO dan FDR terhadap CAR, sedangkan dalam jangka pendek terdapat hubungan antara ROA. BOPO, FDR dan CAR.33 Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis teliti terlihat dari variabel bebas yang digunakan, dan objek penelitian. Pada penelitian diatas, variabel bebas yang digunakan ialah ROA, BOPO dan FDR, terdapat dua variabel yang sama dengan peneliti. Sedangkan variabel bebas yang peneliti gunakan ialah ROA, ROE, NIM, BOPO dan NPF. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan publikasi bulanan Bank Syariah Mandiri 2009-2012. Persamaan dengan peneliti terdapat pada variabel terikat yang digunakan, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR).

Berdasarkan penelitian sebelumnya tersebut, maka peneliti memilih untuk melakukan penelitian mengenai ”Analisis Kemampuan Komponen Rasio Rentabilitas dan Rasio Aktiva Produktif dalam Meningkatkan Kecukupan Modal Bank Umum Syariah”.

33

Siti Fatimah. Pengaruh Rentabilitas, Efisiensi dan Likuiditas terhadap Kecukupan Modal Bank Umum Syariah. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Neger Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.


(47)

33

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti

Dewa Ayu Anjani dan Ni Ketut

Pernawati

Farah Margaretha dan Diana Setiyaningrum

Feby Loviana

Nazaf Siti Fatimah Variabel

Terikat (Y) CAR CAR CAR CAR

Variabel Bebas (X)

NPL, LDR, ROE, NIM

Resiko, Kualitas Manajemen, Ukuran Bank, dan

Likuiditas Bank Kualitas Aset, Likuiditas, dan Profitabilitas ROA, BOPO, FDR Periode 2009-2011 2003-2008 2008-2012 2009-2012

Objek

Sektor Perbankan di Bursa Efek

Indonesia

Bank umum go public yang terdaftar di BEI

Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI Bank Syariah Mandiri Metode

Penelitian Kuantitatif Eksplorasi Kausatif Kuantitatif Teknik Analisis Regresi Berganda Regresi Berganda Regresi Panel Analisis

VECM Hasil NPL berpengaruh

tidak signifikan terhadap CAR. LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Tingkat pengembalian aset (risiko index), kualitas manajemen, dan likuiditas asset mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap CAR. Untuk likuiditas pasiva dilihat dari variabel Equity to Total Liabilities

(EQTL) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR.

Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa

pengaruh yang signifikan negatif antara kualitas aset terhadap tingkat kecukupan modal, tidak ada pengaruh antara likuiditas terhadap tingkat kecukupan modal

perbankan dan pengaruh yang signifikan positif antara profitabilitas terhadap tingkat kecukupan modal perbankan. Hasil penelitian menyatakan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR, BOPO berpengaruh positif

signifikan dan FDR

berpengaruh negatif signifikan terhadap CAR.


(48)

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penelitian yang direncanakan, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

1. ROA

H0 1 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA terhadap CAR Bank Umum Syariah.

Ha 1 : terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA terhadap CAR Bank Umum Syariah.

2. BOPO

H0 2 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari BOPO terhadap CAR Bank Umum Syariah.

Ha 2 : terdapat pengaruh yang signifikan dari BOPO terhadap CAR Bank Umum Syariah.

3. NPF

H0 3 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari NPF terhadap CAR Bank Umum Syariah.

Ha 3 : terdapat pengaruh yang signifikan dari NPF terhadap CAR Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

4. Rasio Rentabilitas (ROA dan BOPO) dan Rasio Aktiva Produktif (NPF) H0 4 : tidak terdapat hubungan dari ROA, BOPO dan NPF dalam

meningkatkan CAR Bank Umum Syariah.

Ha 4 : terdapat hubungan dari ROA, BOPO dan NPF dalam meningkatkan CAR Bank Umum Syariah.


(49)

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Bank-Bank Umum Syariah yang sudah berdiri menjadi Bank Umum Syariah di Indonesia sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, yaitu sebanyak 11 Bank Umum Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Adapun variabel dependen (Y) penelitian ini adalah kecukupan modal yang dijelaskan oleh CAR. Sedangkan variabel independennya (X) terdiri dari tiga variabel yaitu rasio rentabilitas yang dijelaskan oleh ROA (X1), BOPO (X2) dan rasio aktiva produktif yang dijelaskan oleh NPF (X3). Periode penelitian ini Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang pada analisisnya menekankan data-data numerik (angka) yang diolah dengan metode statistika.1

2. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

Data ialah serangkaian bukti-bukti, fakta-fakta, sesuatu yang secara pasti diketahui atau serangkaian informasi yang ada di sekitar kita. Selain itu,

1

Made Wirartha, Metode Penelitian Sosial Ekonomi (Yogyakarta: ANDI. 2006), h. 160.


(50)

data juga dapat di definisikan sebagai sekumpulan informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan.2

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang merupakan data statistik berbentuk angka-angka.3 Data Kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numerik (angka) yang dibedakan menjadi data interval dan data rasio.4 Selain itu, serangkain observasi (pengukuran) dapat dinyatakan angka-angka, maka kumpulan rasio observasi tersebut dinamakan data kuantitatif.5

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan triwulan keuangan Bank Umum Syariah periode 2013-2015. Dimana data sekunder merupakan data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengelola data tersebut.6

Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan jenis data time series (waktu). Dimana, data runtut waktu (time series) yaitu data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu.7 Sumber data berasal dari laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah periode 2013-2015. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah:

2

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi (Jakarta: Erlangga. 2003), h. 124.

3

Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005) h. 118.

4

Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, h. 119. 5

Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis

(Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003) h. 69. 6

Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, h. 76. 7


(51)

37

a. Data Triwulan ROA 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.

b. Data Triwulan BOPO 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.

c. Data Triwulan NPF 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.

d. Data Triwulan CAR 11 Bank Umum Syariah tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Laporan Publikasi keuangan 11 Bank Umum Syariah periode 2013-2015. 2) Buku-buku terkait judul penelitian.

3) Koran, jurnal yang memuat, artikel-artikel dan berita terkait penelitian. 4) Internet.

5) Dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang sudah memiliki kelengkapan data laporan keuangan yang telah dipublikasikan pada periode 2013-2015. Bank-bank umum syariah ini meliputi: BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, BCA Syariah,


(52)

BRI Syariah, BJB Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Victoria Syariah, dan Maybank Syariah.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan sekunder. Dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.8

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan bertujuan untk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat agar dapat memeecahkan permasalahan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-buku, artikel dan jurnal yang terkait penelitian ini.

2. Field Research

Pengumpulan data yang terkait penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan triwulan 11 Bank Umum Syariah yang terpubikasi.

3. Internet Research

Pengumpulan data terkini, peneliti melakukan akses internet untuk mendapat sumber data laporan keuangan triwulan 11 Bank Umum Syariah pada www.ojk.go.id dan www.bi.go.id.

8

Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), h. 17.


(53)

39

D. Metode Analisis Data

Teknik yang digunakan penulis untuk menganalisis data ialah metode analisis statistik dan metode analisis deskriptif komparatif yang membandingkan perubahan nilai variabel ROA, BOPO, NPF dan CAR di periode tertentu.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Pada penelitian kuantiatif kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik.9 Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Data panel adalah kumpulan data yang terdiri atas data seksi silang (beberapa variabel) dan data runtut waktu (berdasarkan waktu).10

Untuk mengubah data mentah menjadi data yang dapat terbaca dengan baik, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengolahan data mnggunakan peranagkat lunak Microsoft Excel 2010 dan Eviews 8.0.

1. Model Regresi Data Panel

Dalam analisis data panel, terdapat 3 macam pendekatan yaitu

Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Fixed Effect.

9

Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), hal. 86.

10

Wing Wahyu Winarso, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011,), Ed. Ketiga, hal. 102.


(54)

a. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square/ Common Effect)

Pendekatan ini merupakan pendekatan paling sederhana dalam analisis data panel. Dengan pendekatan ini kita tidak bisa melihat perbedaan antar individu dan perbedaan antar waktu karena intercept maupun slope tidak berubah baik antar individu maupun antar waktu.11 Persamaan untuk Pooling Least Square sebagai berikut:

Dengan:

Yit = Variabel dependent pada unit observasi ke-i dan ke-t Xit = Variabel independent pada unit observasi ke-i dan ke-t

β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0 = Intersep model regresi

εit = Komponen error pada unit observasi ke-i dan ke-t

b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)

Kelemahan dalam pendekatan Common Effect adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu model yang menunjukan perbedaan konstanta antar objek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Model ini dikenal dengan Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap disini maksudnya adalah bahwa suatu objek, memiliki

11

Nachrowi Djalal dan Hardius Ustman, Ekonometrika, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 312.


(55)

41

konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu (time invariant).12

Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya, digunakan variabel semu (variable dummy). Oleh karena itu, model ini sering juga disebut dengan Least Square Dummy Variable dan disingkat LSDV. Persamaan model ini adalah sebagai berikut:

Dengan:

Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0i = Intersep model regresi

ε

it = Komponen error pada unit observasi ke-i dan ke-t

Konstanta β0i sekarang diberi subskrip 0i, i menunjukan objeknya.

Dengan demikian masing-masing objek memiliki konstanta yang berbeda. Variabel semu d1i=1 untuk objek pertama dan 0 untuk objek lainnya. Variabel d2i=1 untuk objek kedua dan 0 untuk objek lainnya. Variabel semu d3i=1 untuk objek ketiga dan 0 untuk objek lainnya.13

12

Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, h. 9.14-9.15

13


(56)

c. Pendekatan Efek Acak (Random Effect)

Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehinga model mengalami ketidakpastian. Keputusan untuk memasukan variabel semu dalam model efek akan dapat menimbulkan konsekuensinya sendiri. Penambahan variabel semu ini akan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasam (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisensi dari parameter yang diestimasi. Berkaitan dengan hal ini, dalam model data panel dikenal pendekatan yang ketiga yaitu model efek acak (random effect).

Tidak seperti pada model efek tetap (β0 dianggap tetap), pada model

ini β0 diasumsikan bersifat random, sehingga dapat dituliskan dalam persamaan :

β0 = β0 + ui, i = 1,….., n

Sehingga persamaan model yang digunakan adalah:

Dengan:

Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0i = Intersep model regresi

ui = komponen error pada unit observasi ke-i


(57)

43

Untuk menganalisis dengan metode efek acak ini ada satu syarat, yaitu objek data silang harus lebih besar daripada banyaknya koefisien14.

2. Pengujian Model

Untuk menentukan model regresi data panel yang tepat untuk digunakan dalam analisis regresi data panel, maka kita dapat melakukan 2 pengujian model, yaitu:

a. Uji Chow

Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau fixed effect.15 Rumus yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut:

Dimana:

N = Jumlah data cross section

T = Jumlah data time series

K = Jumlah variabel penjelas

Pengujian Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0 : Model menggunakan pendekatan Common Effect

H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect

Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, dimana jika F statistik lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak. Nilai Chow menunjukan nilai F

14

Wing Wahyu Winarso, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011, Ed. Ketiga), hal. 9.17.

15

Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi, (Bogor: IPB Press, 2012), h.193


(58)

statistik dimana bila nilai Chow yang kita dapat lebih besar dari nilai Ftabel yang digunakan berarti kita menggunakan model fixed effect.16 Atau kita dapat melihat pada nilai probabilitas cross section F dan Chi Square, dengan ketentuan:

 Jika probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1

 Jika probabilitas >0,05 berarti H0 diterima.

b. Uji Haussman

Uji Haussman Adalah penggunaan uji statistic sebagai dasar pertimbangan kita dalam memilih apakah menggunakan model Fixed Effect

atau model Random Effect. Pengujian uji Hausman dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Model menggunakan pendekatan Random Effect H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect

Uji ini menggunakan distribusi chi square dimana jika probabilitas

dari hausman lebih kecil dari α (hasil Hausman tes siginfikan) maka H0 ditolak dan model Fixed Effect yang digunakan. Atau kita dapat melihat pada nilai probabilitas cross section random, dengan ketentuan17:

 Jika probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1

 Jika probabilitas >0,05 berarti H0 diterima.

16

Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi, h. 195. 17


(59)

45

3. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear berganda yang baik apabila model dapat memenuhi kriteria BLUE (Blue Linear Unbiases Estimator). Kriteria tersebut dapat dicapai apabila asumsi-asumsi klasik berupa normalitas, autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas terpenuhi. Model regresi linear berganda akan dikatakan sebagai suatu model yang BLUE apabila data berdistribusi secara normal, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolinearitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dalam penelitian normal atau tidak. Normal dalam arti mempunyai distribusi data yang normal. Normal atau tidaknya berdasar pada patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang sama.

Keputusan berditribusi normal atau tidaknya data yang digunakan secara sederhana dengan membandingkan nilai probabilitas Jarque Bera

hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Jika nilai probabilitas Jarque Bera

hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal.18

18

Regresi Linear Berganda, Diakses melalui http://dosen.perbanas.id/wp-content/uploads/2015/08/Regresi-Linear-Berganda-Eviews pada 06 September 2016 pukul 15:51 WIB.


(60)

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bisa didefinisikan sebagai “korelasi di antara anggota

observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang (seperti data lintas-sektoral). Untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji Langrange Multiplier (LMTest) dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared dengan alpha 0,05.19

Apabila probabilitas OBS*Rsquaredlebih besar dari 0,05 maka data tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi. Apabila probabilitas OBS*Rsquared lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut mengandung masalah autokorelasi.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel indepenen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.20

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai koefisien korelasi pada masing-masing variabel independen melalui uji matriks korelasi. Jika nilai koefisien korelasi untuk masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,8 maka terjadi masalah multikolinearitas.21

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

19

Damodar Gujarati, Basic Econometric, (New York: Mc. Graw Hill, 2003). 20

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 105.

21

Shochrul R. Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 35.


(61)

47

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika variance

tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.22

Dalam penelitian ini, digunakan uji White untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas. Apabila nilai probabilitas OBS*Rsquared lebih besar dari 0,05 maka model tersebut tidak terdapat gejala heterokedastisitas. Sebaliknya, apabila OBS*Rsquared lebih kecil dari 0,05 maka model tersebut terdapat Heteroskedastisitas.

4. Pengujian Statistik

Untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel independen (X) kepada variabel dependen (Y), maka dilakukan uji regresi data panel yang terdiri dari:

a. Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel ROA, BOPO dan NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel CAR dengan cara:23

a) Membandingkan t hitung dengan t tabel

Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

22

Nachroni D. dan Usman, Pendekatan Popular Dan Praktis Ekonometrik Untuk Analis Ekonomi Dan Keuangan, (Jakarta: FEUI, 2006).

23

Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 115.


(62)

Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Sedangkan t tabel yaitu dengan menentukan taraf signifikansi 0,05 dan menghitung besarnya derajat kebebasan (DK = n - k). Dimana n adalah banyaknya sampel dan k adalah banyaknya variabel.

b) Membandingkan taraf signifikansi (sig) penelitian dengan taraf

signifikansi (α) sebesar 0.05 (5%).

Signifikansi penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Signifikansi penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika H0 ditolak, maka variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Sebaliknya, jika H0 diterima berarti variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b. Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel ROA, BOPO dan NPF secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap CAR, yaitu dengan cara:24

a) Membandingkan F hitung dengan F tabel.

Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Cara mencari nilai F tabel yaitu dengan cara menghitung numerator (df1/pembilang = k - 1) dan denumerator (df2/penyebut = n - k) serta derajat

24

Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 119.


(63)

49

kebebasan (α) yang digunakan dimana k adalah jumlah variabel dan n adalah

jumlah sampel yang diteliti.

b) Membandingkan nilai probabilitas (prob.) penelitian dengan taraf

signifikansi (α) sebesar 0,05 (5%).

Nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Jika H0 ditolak, berarti minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dan model layak digunakan. Jika H0 diterima, maka tidak ada satu pun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya.

Setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis guna mengetahui ada atau tidaknya pengaruh ROA, BOPO dan NPF terhadap CAR baik secara simultan maupun parsial, maka untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh ROA, BOPO dan NPF terhadap CAR perlu dilakukan penghitungan koefisien determninasi (R2) dan penghitugan koefisien determinasi parsial.

c. Koefisien Determinasi

Dalam penelitian ini, penghitungan koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel ROA, BOPO dan NPF secara simultan terhadap tingkat CAR. Angka koefisien determinasi dapat dilihat dengan perhitungan berikut:25

Koefisien Determinasi = R2x 100%

25

Algifari, Analisis Regresi: Teori, Kasus dan Solusi (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2009), h. 45.


(1)

3.

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 173.014176 (10,118) 0.0000

Cross-section Chi-square 363.165176 10 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: CAR?

Method: Panel Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:45 Sample: 2013Q1 2015Q4 Included observations: 12 Cross-sections included: 11

Total pool (balanced) observations: 132

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 45.72854 13.02698 3.510294 0.0006

ROA? -1.825840 0.906170 -2.014898 0.0460

BOPO? -0.184288 0.141497 -1.302411 0.1951

NPF? -2.586993 0.755131 -3.425887 0.0008

R-squared 0.132051 Mean dependent var 21.32530

Adjusted R-squared 0.111709 S.D. dependent var 12.77176

S.E. of regression 12.03728 Akaike info criterion 7.843728

Sum squared resid 18546.70 Schwarz criterion 7.931086

Log likelihood -513.6861 Hannan-Quinn criter. 7.879226

F-statistic 6.491381 Durbin-Watson stat 0.115918


(2)

4.

Random Effect

Dependent Variable: CAR?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/08/16 Time: 10:46

Sample: 2013Q1 2015Q4 Included observations: 12 Cross-sections included: 11

Total pool (balanced) observations: 132

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 27.56982 3.733171 7.385093 0.0000

ROA? 0.307857 0.256583 1.199836 0.2324

BOPO? -0.035225 0.039972 -0.881238 0.3798

NPF? -1.323932 0.261374 -5.065269 0.0000

Random Effects (Cross)

_BNIS--C -5.389308

_BMS--C -4.996623

_BMI--C -5.393802

_BSM--C -5.403602

_BCAS--C 2.780970

_BRIS--C -5.155727

_BJBS--C -2.076379

_BPS--C -0.332632

_BSB--C -5.187321

_BVS--C 1.035085

_MBS--C 30.11934

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 2.002353 0.2855

Idiosyncratic random 3.167858 0.7145

Weighted Statistics

R-squared 0.169911 Mean dependent var 8.859153

Adjusted R-squared 0.150456 S.D. dependent var 6.491272

S.E. of regression 5.983051 Sum squared resid 4582.003

F-statistic 8.733466 Durbin-Watson stat 0.290543

Prob(F-statistic) 0.000026

Unweighted Statistics

R-squared 0.048362 Mean dependent var 21.32530


(3)

5.

Uji Haussman

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 331.587594 3 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

ROA? 0.861247 0.307857 0.002294 0.0000

BOPO? 0.000609 -0.035225 0.000053 0.0000

NPF? -0.738577 -1.323932 0.012891 0.0000

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: CAR?

Method: Panel Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:46 Sample: 2013Q1 2015Q4 Included observations: 12 Cross-sections included: 11

Total pool (balanced) observations: 132

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 22.49495 3.746568 6.004148 0.0000

ROA? 0.861247 0.261015 3.299602 0.0013

BOPO? 0.000609 0.040631 0.014988 0.9881

NPF? -0.738577 0.284970 -2.591772 0.0108

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.944583 Mean dependent var 21.32530

Adjusted R-squared 0.938478 S.D. dependent var 12.77176

S.E. of regression 3.167858 Akaike info criterion 5.243992

Sum squared resid 1184.168 Schwarz criterion 5.549744

Log likelihood -332.1035 Hannan-Quinn criter. 5.368235

F-statistic 154.7170 Durbin-Watson stat 1.194507


(4)

6.

Uji Normalitas

7.

Uji Multikolinearitas

ROA__X1____ BOPO__X2___ NPF__X3_____

ROA__X1____ 1.000000 -0.609235 -0.386185

BOPO__X2___ -0.609235 1.000000 0.493068


(5)

8.

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 5.326264 Prob. F(3,128) 0.0617

Obs*R-squared 14.64938 Prob. Chi-Square(3) 0.0721

Scaled explained SS 57.58446 Prob. Chi-Square(3) 0.0681

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:53 Sample: 1 132

Included observations: 132

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 506.1910 102.1950 4.953190 0.0000

ROA__X1_____^2 5.086822 1.379051 3.688639 0.0003

BOPO__X2_____^2 -0.048763 0.013287 -3.669912 0.0004

NPF__X3_____^2 2.495892 4.490898 0.555767 0.5793

R-squared 0.110980 Mean dependent var 140.5053

Adjusted R-squared 0.090144 S.D. dependent var 407.8175

S.E. of regression 389.0024 Akaike info criterion 14.79488

Sum squared resid 19369328 Schwarz criterion 14.88224

Log likelihood -972.4622 Hannan-Quinn criter. 14.83038

F-statistic 5.326264 Durbin-Watson stat 0.461598


(6)

9.

Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 229.3844 Prob. F(2,126) 0.3035

Obs*R-squared 103.5580 Prob. Chi-Square(2) 0.1185

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 09/08/16 Time: 10:54 Sample: 1 132

Included observations: 132

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

ROA__X1_____ 1.603740 0.434511 3.690906 0.0003

BOPO__X2_____ 0.146307 0.066782 2.190806 0.0303

NPF__X3_____ 0.324801 0.353844 0.917921 0.3604

C -15.23588 6.157008 -2.474559 0.0147

RESID(-1) 0.778323 0.083679 9.301339 0.0000

RESID(-2) 0.145535 0.085477 1.702625 0.0911

R-squared 0.784530 Mean dependent var -5.93E-15

Adjusted R-squared 0.775980 S.D. dependent var 11.89865

S.E. of regression 5.631722 Akaike info criterion 6.339097

Sum squared resid 3996.253 Schwarz criterion 6.470133

Log likelihood -412.3804 Hannan-Quinn criter. 6.392344

F-statistic 91.75376 Durbin-Watson stat 1.914131


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 32 98

ANALISIS PENGARUH LDR, AKTIVA PRODUKTIF, DAN ROA TERHADAP KECUKUPAN MODAL (CAR) PADA BANK UMUM DI INDONESIA PERIODE 2009-2013

0 5 22

Pengaruh pembiayaan murabahah, kualitas aset produktif, dan rasio likuiditas terhadap profitabilitas pada bank umum syariah periode 2009-2013

2 18 0

Pengaruh Linkage Program Terhadap Rasio Profitabilitas (ROE) dan Rasio Kecukupan Modal (CAR) Pada Bank Syariah Mandiri

4 23 121

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR), Rasio Likuiditas (FDR), Inflasi, dan BI rate Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mega Indonesia Periode 2010-2014)

0 10 0

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Penyaluran Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Di Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank Muammalat, Tbk Periode 2004 - 2013)

1 15 84

PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP RENTABILITAS BANK PUNDI INDONESIA PERIODE 2005-2013.

0 2 36

Analisis Rasio Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Rentabilitas, dan Likuiditas terhadap Kinerja Perbankan yang Terdaftar dalam LQ 45 pada Periode 2006-2010.

1 2 18

ANALISIS PERBANDINGAN RASIO PERMODALAN, RASIO KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF, RASIO RENTABILITAS, RASIO LIKUIDITAS ANTARA BANK SYARIAH MANDIRI DAN BANK MUAMALAT PERIODE 2008-2012 - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - ANALISIS PERBANDINGAN RASIO PERMODALAN, RASIO KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF, RASIO RENTABILITAS, RASIO LIKUIDITAS ANTARA BANK SYARIAH MANDIRI DAN BANK MUAMALAT PERIODE 2008-2012 - Perbanas Institutional Repository

0 0 7