NPF Non Performing Financing adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank
syariah. Salah satu risiko yang dihadapi suatu bank ialah risiko tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau yang disebut dengan risiko
kredit. Risiko kredit umumnya timbul dari berbagai kredit masuk yang tergolong kredit bermasalah. Keberadaan tingkat pembiayaan bermasalah
yang tinggi memberikan kesulitan sekaligus menurunkan tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank serta tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.
Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia, kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan
macet. Rumus menghitung NPF sebagai berikut : Non Performing Financing NPF = Pembiayaan KL, D, M
Pembiayaan NPF pada bank syariah selalu digunakan oleh bank pada saat
mempublikasikan kondisi kinerja bank. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,
sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.
25
F. Pengaruh ROA, BOPO dan NPF Terhadap Kecukupan Modal
1. Pengaruh ROA terhadap CAR
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
25
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 96.
disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Dapat diduga, apabila laba suatu bank meningkat maka kan meningkatkan modal bank tersebut pula, dengan asumsi
laba tersebut ditanamkan kembali ke dalam modal bank dalam bentuk laba ditahan.
Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Masyhud Ali bahwa setiap kali bank mengalami kerugian, modal bank menjadi berkurang
nilainya dan sebaliknya jika bank meraih untung maka modalnya akan bertambah.
26
Selain itu, dilihat dari hubungan laba, aset dan modal yaitu jika laju pertumbuhan laba dan aset berjalan lambat, maka bank yang bersangkutan
akan menghadapi risiko yang lebih besar dibandingkan dengan bank yang mengalami pertumbuhan yang sehat. Oleh karena itu, untuk mengatasi risiko
yang lebih besar dari itu, maka diperlukan modal yang lebih besar. Sehingga
dapat dikatakan ROA berpengaruh positif terhadap CAR.
2. Pengaruh BOPO terhadap CAR
Semakin besar BOPO menunjukkan kurang efisiensinya bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya karena biaya operasional yang harus
ditanggung lebih besar daripada pendapatan operasional yang diperoleh sehingga ada kemungkinan modal digunakan untuk menutupi biaya
operasional yang tidak tertutup oleh pendapatan operasional.
27
26
Masyhud Ali, Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006, h. 264.
27
Faisal Abdhullah A., Manajemen Perbankan Teknik Analisa Kinerja Keuangan Bank Malang: UMM Press. 2003, h. 56