pendapatan sewa, pendapatan bagi hasil, pendapatan administrasi, dan pendapatan opersional lainnya yanng terdiri dari provisi dan komisi serta
dividen yang diterima dari saham yang dimiliki.
23
Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional. Rasio yang semakin
meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasioanl dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat
menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya SE. Intern BI, 2004.
E. Rasio Aktiva Produktif
Rasio aktiva produktif merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam
rupiah ataupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan. Peniliaian tersebut dilakukan untuk melihat
apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal. Selain itu, penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset
bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan credit risk yang akan muncul.
24
Rasio aktiva produktif termasuk dalam kelompok aset, yang salah satunya dapat diukur melalui non performing loan, yang dalam
terminologi bank syariah disebut non performing financing.
23
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h. 111.
24
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah Jakarta: UIN Jakarta Press. 2013, h. 95.
NPF Non Performing Financing adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank
syariah. Salah satu risiko yang dihadapi suatu bank ialah risiko tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau yang disebut dengan risiko
kredit. Risiko kredit umumnya timbul dari berbagai kredit masuk yang tergolong kredit bermasalah. Keberadaan tingkat pembiayaan bermasalah
yang tinggi memberikan kesulitan sekaligus menurunkan tingkat kecukupan modal yang dimiliki bank serta tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.
Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia, kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan
macet. Rumus menghitung NPF sebagai berikut : Non Performing Financing NPF = Pembiayaan KL, D, M
Pembiayaan NPF pada bank syariah selalu digunakan oleh bank pada saat
mempublikasikan kondisi kinerja bank. Bank dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,
sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.
25
F. Pengaruh ROA, BOPO dan NPF Terhadap Kecukupan Modal
1. Pengaruh ROA terhadap CAR
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
25
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, h. 96.