Bedagai  juga  memberikan  kondom  gratis  ke  tempat  tersebut,  melakukan permeriksaan rutin setiap bulannya berupa pemeriksaan darah dan penapisan.
5.4 Tindakan WPS dalam Menggunakan Kondom
Menggunakan  kondom  merupakan  salah  satu  pencegahan  HIVAIDS  yang harus  dilakukan  WPS  di  Warung  Bubur  dan  Warung  Bebek.  Dari  hasil  penelitian
diperoleh  dari  97  responden  ada  44  WPS  45,4  WPS  yang  selalu  atau  konsisten menggunakan  kondom  pada  saat  berhubungan  seks  dengan  pelanggan  lebih  kecil
dibanding dengan  WPS yang tidak konsisten menggunakan kondom  yaitu sebanyak 53  WPS 54,6. Hal ini berarti terdapat  54,6 WPS  yang berpotensi  menularkan
penyakit  menular  seksual  dan  HIVAIDS    kepada  pelanggannya.  Lebih  lanjut pelanggan yang tertular dapat menularkan kembali kepada pasangan seksualnya yang
lain termasuk istrinya. Kondisi condom use di bawah 100 ini merupakan ancaman serius apabila tidak dilakukan penanganan segera.
Dari  hasil  penelitian  juga  diperoleh  bahwa  ada  92,8  WPS  yang  merayu pelanggan untuk menggunakan kondom, sangat banyak WPS yang merayu pelanggan
untuk  memakai  kondom  tetapi  dalam  praktik  penggunaan  kondom  masih  rendah. Begitu  juga  ketika  responden  ditanya  mengenai  mau  memakaikan  kondom  kepada
pelanggan  WPS  yang  mengatakan  mau  memakaikan  sebanyak  90,7  tetapi  dalam praktik penggunaan kondom masih rendah.
Salah satu  penyebab utama ketidakmampuan WPS menolak  tamu  yang tidak mau  memakai  kondom  adalah  rendahnya  daya  tawar  mereka.  Kebutuhan  terhadap
uang  sebagai  sesuatu  yang  dicari  dan  dinantikan  menjadi  sebuah  senjata  bagi
Universitas Sumatera Utara
pelanggan  untuk  memaksa  WPS  menerima  mereka  yang  tidak  mau  memakai kondom. Penelitian ini sejalan dengan penelitian kualitatif yang di lakukan IAKMI di
Bali  Tahun  2010  yang  menyatakan  bahwa  WPS  tidak  mampu  untuk  menolak  tamu yang tidak memakai  kondom  adalah karena rendahnya daya tawar mereka. Dari sisi
pelanggan  alasan  berkurangnya  kenikmatan  seksual  dalam  berhubungan  seks  adalah alasan utama mereka menolak pemakaian kondom. Hal tersebut jelas tercermin dalam
pernyataan 31 WPS 31,96  yang menyatakan bahwa kebanyakan pelanggan tidak mau menggunakan kondom dikarena pelanggan merasa tidak nyaman dan tidak enak
ketika  berhubungan  seks.  Hal  ini  sesuai  dengan  hasil  studi  cross  sectional  di Universitas  California  Tahun  2007  tentang  hubungan  antara  persepsi  terhadap
kenikmatan hubungan seksual dengan atau tanpa kondom dengan tingkat pemakaian kondom  pada  kelompok  laki-laki  di  US.  Hasil  studi  tersebut  menunjukkan    bahwa
penggunaan  kondom  pada  saat  berhubungan  seksual  secara  signifikan  mengurangi kenikmatan seksual p=0,020 Randolph et al., 2007.
Hasil penelitian cross sectional oleh Evianty 2008 di Lokalisasi Teleju Kota Pekan  Baru  bahwa  WPS  yang  menggunakan  kondom  hanya  17,7    dan  yang  tidak
menggunakan  kondom  sebesar  82,3.  Begitu  juga  dengan  hasil  penelitian  cross sectional  oleh  Widodo  2009  di  Lokalisasi  Koplak,  Kabupaten  Grobogan
menyatakan  bahwa  93  responden  tidak  berpraktik  baik  karena  tidak  selalu menggunakan  kondom  ketika  berhubungan  seks  dan  hanya  7  responden  yang
berpraktik  baik  yaitu  yang  selalu  memakai  kondom.  Dimana  responden  yang berpraktik  baik  banyak  mengalami  kesulitan-kesulitan  dan  tantangan  yang  harus
Universitas Sumatera Utara
dihadapi  misalnya  waktu  yang  dibutuhkan  lebih  lama  untuk  merayu  pelanggan supaya  tetap  selalu  memakai  kondom.  Begitu  juga  dengan  hasil  penelitian  survey
oleh  Catherine  Dodds  pada  pria  Afrika  di  Inggris  2010  menyatakan  bahwa  41,4 responden selalu menggunakan kondom ketika berhubungan seksual, 33 responden
kadang-kadang  menggunakan  kondom  dan  25,6  responden  tidak  pernah menggunakan kondom ketika berhubungan seksual.
Peningkatan  praktik  penggunaan  kondom  di  kalangan  WPS  maupun pelanggannya dapat membawa dampak positif manfaat bagi WPS sendiri, mucikari
maupun  pelanggan  WPS.  Manfaat  bagi  WPS  adalah  dapat  mencegah  kehamilan, dapat mencegah penularan IMS dan HIVAIDS, secara ekonomi dapat meningkatkan
penghasilan karena dapat melayani pelanggan dengan baik bila mereka dalam kondisi sehat. Manfaat bagi mucikari adalah secara ekonomi dapat meningkatkan penghasilan
karena  WPS  yang  menjadi  anak  asuhnya  selalu  dalam  keadaan  sehat.  Hal  ini memungkinkan  terjadinya  peningkatan  kunjungan  pelanggan  ke  wismanya.
Sebaliknya,  jika  suatu  saat  ditemukan  WPS  di  wismanya  mengidap  penyakit  IMS atau HIVAIDS maka akan membawa dampak buruk terhadap kunjungan pelanggan
WPS  sehingga  mucikari  tersebut  dapat  kehilangan  penghasilan.  Manfaat  bagi pelanggan  tamu  WPS  yakni  dapat  mencegah  penularan  IMS  dan  HIVAIDS.
Pelanggan  dapat  menikmati  hubungan  seks  yang  lebih  lama  tanpa  mengurangi kenikmatan dari seks yang dilakukan Aral et al, 2003; Arifianti, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.1.1  Proporsi  terbesar  WPS  di  Warung  Bubur  dan  Warung  Bebek  adalah pendidikan  responden  adalah  SMP  44,3,  umur  20-29  tahun  73,2,
pengetahuan WPS kurang ada 89 WPS 91,8, sikap WPS baik ada 74 orang 76,3,  kondom  tersedia  sebesar  68,  dukungan  mucikari  baik  sebesar
55,7,  dukungan  petugas  kesehatan  baik  sebesar  74,2  dan  tindakan penggunaan kondom dengan tidak baik 54,6.
6.1.2  Tidak ada hubungan pengetahuan dengan tindakan WPS dalam menggunakan kondom  untuk  pencegahan HIVAIDS  di  Warung  Bubur dan Warung  Bebek
Kab. Serdang Bedagai Tahun 2012 p = 0,725. 6.1.3  Ada  hubungan  sikap  dengan  tindakan  WPS  dalam  menggunakan  kondom
untuk  pencegahan  HIVAIDS  di  Warung  Bubur  dan  Warung  Bebek  Kab. Serdang Bedagai Tahun 2012 p = 0,034 dan PR = 1,519
6.1.4  Ada  hubungan  ketersediaan  kondom  dengan  tindakan  WPS  dalam menggunakan  kondom  untuk  pencegahan  HIVAIDS  di  Warung  Bubur  dan
Warung  Bebek  Kab.  Serdang  Bedagai  Tahun  2012    p  =  0,027  dan  PR  = 1,511.
6.1.5  Ada  hubungan  dukungan  mucikari  dengan  tindakan  WPS  dalam menggunakan  kondom  untuk  pencegahan  HIVAIDS  di  Warung  Bubur  dan
Universitas Sumatera Utara