Penularan Infeksi HIV Epidemiologi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. HIVAIDS Murtiastutik, 2008 2.1.1 Pengertian Acquired Immunodeficiency Syndrome AIDS adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang didapat, disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus HIV. Virus ini menyerang dan merusak sel-sel limfosit T CD4+ sehingga kekebalan penderita rusak dan rentan terhadap berbagai infeksi. AIDS ini bukan suatu penyakit saja, tetapi merupakan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme seperti infeksi bakteri, virus, jamur, bahkan timbulnya keganasan akibat menurunnya daya tahan tubuh penderita.

2.1.2 Penularan Infeksi HIV

Proses penularan virus HIV melalui beberapa cara yaitu secara horizontal melalui hubungan seksual dan melalui darah yang terinfeksi, atau secara vertical penularan dari ibunya ke bayi yang dikandungnya. AIDS dikelompokkan dalam infeksi menular seksual IMS karena paling banyak ditularkan melalui hubungan seksual 95. Risiko penularan ini akan semakin meningkat bila terdapat infeksi menular seksual lain yang menyertai, terutama ulkus genital. Secara global ditemukan bahwa proses penularan melalui hubungan seksual menempati urutan pertama yaitu 70-80. Disusul pada penggunaan obat suntik dengan jarum suntik bersamaan 5-10. Infeksi Universitas Sumatera Utara perinatal juga memiliki persentase tinggi yaitu 5-10. Penularan melalui transfusi darah terdapat 3-5. Penularan pada petugas kesehatan seperti melalui luka kecelakaan akibat jarum hanya terdapat 0,01. Sekitar sepertiga bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV tertular virus HIV. Proses penularan terjadi terutama pada saat proses kelahiran. Penularan pada bayi yang disusui ibunya juga bisa terjadi dengan risiko yang lebih kecil. Cairan tubuh yang paling banyak mengandung HIV adalah air mani semen, cairan vaginaserviks, dan darah sehingga penularan utama HIV adalah melalui 4 empat jalur yang melibatkan cairan tubuh tersebut. a. Jalur hubungan seksual homoseksualheteroseksual. b. Jalur pemindahan darah atau produk darah seperti : transfusi darah, alat suntik, alat tusuk tato, tindik, alat bedah, dokter gigi, alat cukur dan melalui luka kecil di kulit termasuk lesi mikro. c. Jalur transplantasi alat tubuh. d. Jalur transplasental, janin dalam kandungan ibu hamil dengan terinfeksi HIV dan infeksi perinatal.

2.1.3 Epidemiologi

Sampai akhir tahun 2002 diperkirakan terdapat 42 juta orang hidup dengan HIV AIDS. Dari jumlah ini 28,5 juta 68 hidup di Afrika Sub-Sahara dan 6 juta 14 berada di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Pada tahun 2002 diperkirakan 5 juta orang yang baru terinfeksi HIV dan diperkirakan 3,1 juta orang meninggal karena HIVAIDS. Universitas Sumatera Utara Kasus AIDS pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1987 di Bali, penderita adalah seorang wisatawan asal Belanda. Setiap tahun jumlah penderita bertambah terus. Pada tahun 1991 sudah ditemukan 47 penderita. Pada tahun 1994 dilaporkan sudah meningkat menjadi 274 penderita. Angka kumulatif sampai akhir tahun 2000 sudah 1.500 kasus HIV ditambah AIDS. Jika pada 10 tahun yang lalu penyakit ini banyak ditemukan hanya pada pelaku homoseksual, sekarang sudah banyak ditemukan pada pelaku heteroseksual dan jika dulu banyak ditemukan hanya terbatas pada kelompok risiko tinggi WTS, mucikari, pramuria bar, diskotik dan pemakai obat-obat terlarangnarkotika sekarang penyakit ini sudah ada di tengah- tengah masyarakat luas, di desa-desa dan kota besarkecil. Kebanyakan infeksi HIV pada anak-anak terjadi dari orang tua yang menderita HIV atau berasal dari kelompok risiko tinggi HIV 86 ; 7 terjadi melalui transfusi darah dan 5 terjadi pada anak dengan hemophilia. Di Amerika Utara dan Inggris, epidemik pertama terjadi pada kelompok laki- laki homoseksual, selanjutnya dan sampai saat ini epidemi terjadi pada pengguna obat suntikan dan setelah itu terjadi pada populasi heteroseksual. Saat ini di Amerika Serikat 11 kasus terjadi pada wanita dan faktor risiko terbanyak adalah pengguna obat suntikan 50 dan jalur penularan infeksi terbanyak berikutnya adalah melalui kontak seksual heteroseksual 36. Sampai tahun 1985, infeksi HIV melalui hubungan seksual heteroseksual hanya 2, tetapi hal ini meningkat sampai 30 pada tahun 1992. Universitas Sumatera Utara Di Afrika ditemukan bahwa HIV disebarkan terutama melalui hubungan seksual heteroseksual. Survei menunjukkan persentase prevalensi HIV pada beberapa kelompok yaitu: 80-90 kelompok PSK, 30 kelompok laki-laki konsumennya, 30 pada kelompok mereka yang datang berobat di klinik penyakit menular seksual, 10 pada pendonor darah dan 10 pada kelompok wanita yang periksa di klinik perawatan antenatal. Di San Fransisco dan New York, AIDS saat ini merupakan penyebab utama kematian premature pada laki-laki usia muda.

2.1.4 Perjalanan Penyakit

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat dalam Penggunan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Pencegahan Pneumokoniosis pada Tenaga Kerja Kongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Laut Kuala Tanjung Tahun 2013

10 126 132

Hubungan Faktor Pendukung dan Faktor Penguat Pekerja Seks Komersil Dengan Pemanfaatan Klinik VCT (Voluntary Conselling Testing)Di Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

2 47 176

Hubungan Komponen Health Belief Model (HBM) dengan Tindakan Penggunaan Kondom pada Anak Buah Kapal (ABK) di Pelabuhan Belawan Tahun 2012

3 62 165

Hubungan Informasi, Motivasi dan Keterampilan Berperilaku dengan Tindakan Penggunaan Kondom pada LSL untuk Mencegah HIV/AIDS di Wilayah Kerja Klinik Veteran Medan Tahun 2012

1 74 111

Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat dengan Tindakan Penggunaan Kondom pada WPS untuk Pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012

2 85 117

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Penguat Peserta Kontrasepsi Pria terhadap Penggunaan Vasektomi di Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang

1 36 132

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Penguat Terhadap Tindakan Pekerja Seks Komersil (PSK) Dalam Menggunakan Kondom Untuk Pencegahan HIV/AIDS Di Lokalisasi Teleju Kota Pekan Baru Tahun 2008

0 39 132

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pneumokoniosis 2.1.1. Definisi Pneumokoniosis - Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat dalam Penggunan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Pencegahan Pneumokoniosis pada Tenaga Kerja Kongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan L

0 0 29

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat dalam Penggunan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Pencegahan Pneumokoniosis pada Tenaga Kerja Kongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Laut Kuala Tanjung Tahun 2013

0 0 7

Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung dan Penguat dalam Penggunan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Pencegahan Pneumokoniosis pada Tenaga Kerja Kongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Laut Kuala Tanjung Tahun 2013

0 0 19