E. Larangan Gratifikasi Sebagai Bentuk Corporate Social Responsibility
CSR Terhadap Masyarakat
Peranan korporasi sebagai salah satu penggerak utama roda perekonomian tidak dapat dipungkiri lagi. Korporasi menjadi pemain kunci
atau key player yang juga menentukan pembangunan perekonomian, dan juga berperan untuk memajukan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat,
daerah dan juga negara. Dalam menjalankan usahanya suatu perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban secara ekonomis saja tetapi mempunyai
kewajiban yang bersifat etis. Adanya suatu etika bisnis yang merupakan tuntunan perilaku bagi dunia usaha untuk bisa membedakan mana yang boleh
dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dalam pemenuhan etika dalam berbisnis memang tidak hanya profit yang menjadi tujuan utama, akan
tetapi pemberdayaan masyarakat sekitar juga harus menjadi tujuan utama bagi perusahaan. Dikarenakan hal itu merupakan salah satu perwujudan dari
Good Corporate oleh perusahaan terhadap Stakeholder. Corporate Social Responsibility menjadi jamak terdengar karena
adanya kebutuhan akan standar bisnis yang lebih tinggi daripada era-era sebelumnya, yaitu perusahaan harus dapat melampaui “berhasil dengan
baik”, dengan cara mendapatkan laba, dan “melakukan dengan baik”dengan cara berbuat sesuai dengan tanggung jawab sosial mereka. Tanggung jawab
sosial adalah kepedulian para manajer suatu perusahaan berkenaan dengan konsekuensi sosial, lingkungan, politik, manusia dan keuangan, atas
Universitas Sumatera Utara
tindakan-tindakan yang mereka ambil. Suatu bisnis yang bertanggung jawab secara sosial tidak hanya mempertimbangkan “apa yang terbaik bagi
perusahaannya” saja, tetapi juga kepada masyarakat umum.
101
Corporate Social Responsibility merupakan suatu usaha yang bertujuan sebagai sustainable development, yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan
bersama yang berkelanjutan. Sustainable development menghendaki adanya hubungan yang harmonis antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat
stakeholders.
102
Konsep CSR sebenarnya bukan merupakan konsep baru dalam dunia bisnis. Bank Dunia pun sudah mendefinisikan CSR sebagai “the commitment
of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives the local community and society at large
to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development. Apabila diterjemahkan secara bebas kurang lebih berarti
komitmen dunia usaha untuk memberikan sumbangan guna menopang bekerjanya pembangunan ekonomi bersama karyawan dan perwakilan-
perwakilan mereka dalam komunitas setempat dan masyarakat luas untuk meningkatkan taraf hidup, intinya CSR tersebut adalah baik bagi keduanya,
untuk dunia usaha dan pembangunan. Partisipasi dunia usaha dalam pengembangan berkelanjutan
sustainable development adalah dengan mengembangkan program kepedulian perusahaan kepada masyarakat di sekitarnya yang disebut
tanggung jawab sosial perusahaancorporate social responsibility. Corporate Social Responsibility CSR merupakan salah satu upaya juga untuk
menciptakan keberlangsungan usaha dalam menciptakan dan memelihara keseimbangan antara mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial dan
pemeliharaan lingkungan hidup triple bottom line.
103
101
Jackie Ambadar, Corporate Social Responsibility Dalam Praktik Di Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2008, hlm :29-30
102
Ibid,hlm:31
103
Ibid,hlm: 33
Universitas Sumatera Utara
Konsep Corporate Social Responsibility CSR pada dasarnya merupakan bentuk obligasi moral dan etika perusahaan terhadap
keberlangsungan pembangunan termasuk kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Dengan memandang bahwa implementasi CSR sebagai upaya
perusahaan untuk mencapai keseimbangan jangka panjang dalam kaitannya dengan eksistensi perusahaan tersebut, semestinya penerapan CSR tidak
harus dipaksakan melalui undang-undang. Namun banyak perusahaan yang tidak melaksanakannya dikarenakan akan mengurangi profit perusahaan dan
menambah beban biaya berkurangnya produksi yang dapat dihasilkan, dan adanya kesan pajak tambahan kepada perusahaan untuk melakukan CSR.
Sehingga pemerintah mengeluarkan peraturan yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan program CSR ini melalui Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pada pasal 74 Ayat 1 yang berbunyi : “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang
danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.”
104
Dalam pasal 74 ayat 1 jo. Penjelasan pasal 74 ayat 1 UU PT no.40 tahun 2007 ditentukan bahwa perseroan yang diwajibkan melakukan CSR
adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dan Perseroan yang tidak mengelola dan tidak
104
http:pustahalaw.wordpress.com20090623urgensi-penerapan-corporate-social- responsibility-dan-analisisnya-berdasarkan-uu-no-40-tahun-2007-tentang-pt
, 15 september 2010, pkl 22.30 WIB.
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam.
105
CSR sebagai suatu program sosial dari perusahaan adalah untuk melakukan pengembangan yang berkelanjutan. Namun, pelaksanaan CSR itu
sendiri masih terbatas pada hal-hal yang bersifat sosial. Atas dasar tersebutlah, maka hendaknya larangan atas gratifikasi dapat menjadi salah
Aturan tentang tanggung jawab sosial perusahaan khususnya pada Badan Usaha Milik Negara diatur melalui Keputusan Menteri BUMN No.
KEP-236MBU2003 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Keputusan
tersebut didalamnya mengatur tentang hal-hal khusus mengenai tata cara atau prosedur pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan yang wajib
dilaksanakan oleh semua BUMN Konsep CSR yang dikemukakan dalam peraturan ini terbatas pada
perseroan yang berhubungan dengan sumber daya alam dan lingkungan, sehingga sehingga ruang lingkup konsep ini menjadi sempit. Konsep ini
memusatkan pada tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekitar dari sisi eksternal perusahaan. Tanggung jawab internal perusahaan, seperti bersih
dari praktik korupsi, tidak terlingkupi. Mengingat nilai positif dari penerapan GCG, dan CSR sebagai
turunannya, dalam korporasi, maka untuk dapat tetap bertahan dan berkembang serta tetap meningkatkan value dari korporasi, adalah harus
dilaksanakan oleh setiap korporasi secara konsisten.
105
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
satu program CSR selain juga dalam pelaksanaan GCG dari suatu korporasi. Hal ini dikarenakan korupsi sudah menjadi masalah sosial yang harus segera
diberantas. Maksud dan tujuan memasukkan larangan gratifikasi sebagai salah satu program CSR adalah untuk mencegah terjadinya praktek korupsi di
dalam badan korporasi melalui gratifikasi, juga sebagai pemenuhan atas prinsip-prinsip GCG yang akan dilanggar melalui praktik gratifikasi ini.
Selain itu, program ini juga untuk mengedukasi para stakeholders untuk menghindarkan diri dari perbuatan korupsi yang dapat merugikan dengan
cara meningkatkan taraf moral stakeholders dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV LARANGAN GRATIFIKASI DALAM RANGKA
GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PTPN III
A. Profil Perusahaan PTPN III