menyerang dan menimbulkan kekacauan pada daya tahan perusahaan, tetapi juga membuat daya tahan perekonomian Indonesia ambruk.
Maraknya praktik korupsi di BUMN disebabkan oleh beberapa hal. Lingkungan bisnis yang memungkinkan untuk melakukan, rendahnya
regulasi dan pengawasan, minimnya edukasi dan tingkat moral pada pegawai BUMN, menjadi pemicu maraknya praktik korupsi di BUMN.
Dengan demikian, praktik korupsi sangat bertentangan dengan prinsip- prinsip Good Corporate Governance GCG, sehingga diperlukan regulasi
yang jelas, baik dari sisi internal perusahaan soft law maupun dari pemerintah yang melarang adanya praktik korupsi di dalam korporasi
ataupun BUMN.
2. Definisi dan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
Pertama kali, Istilah corporate goverance diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun 1992 dalam laporannya yang dikenal sebagai Cadburry
Report. Laporan ini dipandang sebagai titik balik turning point yang menentukan praktik Corporate Gorvernance di seluruh dunia
77
. Cadbury Committee mendefinisikan corporate governance sebagai: “ A set of rules
that define the relationship between shareholder, managers, creditors, the government, employees and other internal and external stakeholders in
respect to their rights and responsibilities”
78
The Organization for Economic Corporation and Development OECD, mendefinisikan corporate governance sebagai berikut: “ Corporate
77
Siswanto Sutojo E Jhon Aldridge, Op.cit, hlm: 4
.
78
Hassel Nogi S. Tangkilisan, Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate Governance, Yogyakarta: BalairungCo, 2003, hlm:12
Universitas Sumatera Utara
governance is the system by which business corporations are directed and control. The corporate governance structure specifies the distributian of right
and responsibilities among different participant in the corporattion, such as the board, the managers, shareholders and other staheholder, and spells out
the rule and procedure for making decision on corprate affairs. By doing this, it also provides the structure through which the company objectives are
set,and the means of attaining those objectives and monitoring performance”
79
Sedangkan menurut Bank Dunia, yang dimaksud dengan Corporate Governance ialah kumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib
dipenuhi yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang
berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
80
Menurut Ernst Young, Corporate Governance consists of an inter- relatedset of mechanisms comprising institutional shareholders,boards of
directors and commissioners, managers remunerate according to performance, the market for corporate control, ownership structure, financial
structure, relational investors, and product market competition. A company’s management of its business risks if of crucial importance corporate
governance terdiri atas sekumpulan mekanisme yang saling berkaitan yang terdiri dari pemegang saham institusional, dewan direksi dan komisaris, para
manager yang dibayarkan berdasarkan kinerjanya, pasar sebagai pengendali perseroan, struktur kepemilikan, struktur keuangan, investor terkait dan
persaingan produk. Manajemen perusahaan terhadap risiko bisnis merupakan hal yang sangat penting
81
Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI mendefinisikan Corporate Governance sebagai: “…seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang, pengurus pengendali perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan
79
OECD dalam Siswanto Sutojo E Jhon Aldridge, Good Corporate Governance, Jakarta : PT. Damar Mulia Pustaka, 2005, hlm:2.
80
Bank Dunia dalam Amin Widjaja Tunggal, Tata Kelola Perusahaan Teori dan Kasus, Jakarta : Harvarindo, 2008, hlm: 4
81
Ibid, hlm:7.
Universitas Sumatera Utara
Corporate Governance ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan stakeholders.”
82
1. Landasan hukum yang diperlukan untuk menjamin penerapan good corporate governance secara efektif ensuring the basis for an
effective corporate governance framework, Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
Dalam konteks tumbuhnya kesadaran akan arti penting Corporate Governance ini, Organization for Economic Corporation and Development
OECD telah mengembangkan seperangkat prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang mencakup :
2. Hak pemegang saham dan fungsi pokok kepemilikan perusahaan the rights of shareholders and key ownership functions,
3. Perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham the equitable treatment of shareholders,
4. Peranan the stakeholders dalam corporate governance the role of stakeholders in corporate governance,
5. Prinsip pengungkapan informasi perusahaan secara transparan disclosure and transparency, dan
6. Tanggung jawab Dewan Pengurus the responsibilities of the Board
83
Seiring dengan itu, pemerintah Republik Indonesia melalui Kantor Kementrian BUMN telah mengeluarkan berbagai keputusan yang mewajibkan
BUMN-BUMN menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance,
82
I. Nyoman Tjager. dkk, Op.cit, hlm: 26.
83
Siswanto Sutojo E Jhon Aldridge,Op.cit, hlm: 9-10.
Universitas Sumatera Utara
misalnya Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117M-MBU2002 tentang penerapan praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik
Negara BUMN, dimana di dalamnya juga dijabarkan prinsip-prinsip good corporate governance yang sejalan dengan prinsip-prinsip yang dirumuskan
oleh OECD yaitu: 1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan
dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
3. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif. 4. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi.
5. Kewajaran Fairness, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
84
Kelima prinsip Corporate Governance OECD di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
85
84
I. Nyoman Tjager. Dkk, Op.cit, hlm: 53
Universitas Sumatera Utara
1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham. Kerangka kerja corporate governance harus dapat melindungi hak-
hak pemegang saham : a. Hak-hak pemegang saham mencakup :
1 Metode yang aman dalam pencatatan kepemilikan ownership registration;
2 Mengalihkan convey atau pemindahan saham; 3 Memperoleh informasi yang relevan tentang perusahaan
pada waktu yang tepat dan berkala; 4 Berpartisipasi dan memberi suara dalam rapat umum
pemegang saham; 5 Memilih anggota dewan komisaris board of directors;
6 Mendapatkan pembagian laba perusahaan. b. Pemegang saham mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam, dan
secara memadai diberi informasi tentang keputusan yang berkaitan dengan perubahan perusahaan yang fundamental, seperti :
1 Perubahan anggaran dasar statute atau articles of incorporation atau dokumen sejenis dari perusahaan;
2 Otoritas tambahan saham; dan 3 Transaksi-transaksi yang luar biasa sebagai akibat dari
penjualan perusahaan. c. Pemegang saham harus mempunyai kesempatan untuk
berpartisipasi secara efektif dan member suara dalam rapat umum
85
Amin Widjaja Tunggal, Tata Kelola Perusahaan Teori dan Kasus, Jakarta : Harvarindo, 2008, hlm:12-19
Universitas Sumatera Utara
pemegang saham general shareholder meetings dan harus diberi informasi tentang aturan-aturan, mencakup prosedur pemberian
suara, yang mempengaruhi rapat umum pemegang saham, yaitu : 1 Para pemegang saham harus dilengkapi dengan informasi
yang memadai dan tepat waktu yang berkaitan dengan tanggal, tempat, dan agenda rapat umum, dan juga
informasi yang lengkap dan tepat waktu tentang masalah- masalah yang akan diputuskan dalam rapat;
2 Peluang harus diberikan kepada pemegang saham untuk menanyakan tentang dewan komisaris dan mencantumkan
hal-hal dalam agenda rapat umum, dengan bergantung pada pembatasan-pembatasan yang masuk akal;
3 Pemegang suara harus dapat member suara secara pribadi atau in absentia, dan pengaruh yang sama harus diberikan
terhadap suara apakah dilakukan secara pribadi atau in absentia.
d. Struktur modal yang memungkinkan pemegang saham tertentu untuk memperoleh suatu tingkat pengendalian yang tidak seimbang
atau sepadan dengan kepemilikan ekuitas mereka harus diungkapkan.
e. Markets for corporate control harus dapat berfungsi dalam keadaan yang efisien dan transparan.
1 Aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang mempengaruhi akuisisi tentang pengendalian korporat dalam pasar modal,
Universitas Sumatera Utara
dan transaksi-transaksi yang luar biasa seperti merger,dan penjualan porsi yang substansial dari aktiva korporat, harus
secara jelas diungkapkan agar investor memahami hak mereka. Transaksi harus terjadi pada harga yang transparan
dan di bawah kondisi yang wajar dan melindungi hak dari seluruh pemegang saham sesuai dengan kelompoknya;
2 Alat-alat yang anti pengambilalihan seharusnya tidak digunakan untuk melindungi manajemen dari
akuntabilitastanggungjawab. f. Pemegang saham, termasuk investor kelembagaan, harus
mempertimbangkan biaya dan manfaat untuk melaksanakan hak pemberian suara voting rights.
2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham. Kerangka kerja corporate governance harus memastikan perlakuan
yang sama equitable treatment terhadap seluruh pemegang saham, mencakup pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing. Semua
pemegang saham harus mempunyai kesempatan untuk memperoleh ganti rugi pelanggan redress for violation yang efektif atas hak-hak mereka :
a. Semua pemegang saham dari kelompok yang sama harus diperlakukan secara sama rataadil :
1 Dalam setiap kelompok, semua pemegang saham harus mempunyai hak pemberian suara yang sama. Semua
investor dapat memperoleh informasi tentang hak
Universitas Sumatera Utara
pemberian suara yang melekat pada seluruh kelompok saham sebelum saham tersebut dibeli;
2 Suara harus diberikan Kustodian atau nominess dalam suatu keadaan sesuai dengan manfaat pemilik saham;
3 Proses dan prosedur untuk rapat pemegang saham harus memungkinkan perlakuan yang sama bagi seluruh
pemegang saham. Prosedur perusahaan seharusnya tidak mengakibatkan terlalu sulit atau mahal untuk memberikan
suara. b. Praktik-praktik insider trading dan self dealing yang bersifat
penyalahgunaan harus dilarang. c. Anggota Dewan Komisaris board of directors dan manajer
disyaratkan untuk mengungkapkan setiap kepentingan yang material dalam transaksi-transaksi atau hal-hal yang mempengaruhi
perusahaan. 3. Peranan stakeholders dalam corporate governance.
Kerangka kerja corporate governance harus mengakui hak-hak stakeholders seperti yang ditetapkan hukum dan mendorong kerjasama
yang aktif antara perusahaan dan stakeholders dalam menciptakan kemakmuran creating wealth, pekerjaan dan kelangsungan dari
perusahaan yang sehat secara finansial sehat : a. Kerangka kerja corporate governance harus memastikan hak-hak
stakeholders yang dilindungi hukum dihargai.
Universitas Sumatera Utara
b. Apabila kepentingan stakeholders dilindungi oleh hukum, maka stakeholder harus mempunyai kesempatan untuk memperoleh ganti
rugi pelanggaran yang efektif dari hak-hak mereka. c. Kerangka kerja corporate governance
memperbolehkan mekanisme penguatan kinerja performance-enchancing
mechanism untuk partisipasi stakeholders. d. Apabila stakeholders berpartisipasi dalam proses corporate
governance, maka mereka harus mempunyai akses terhadap informasi yang releven.
4. Keterbukaan dan transparansi. Kerangka kerja corporate governance harus memastikan bahwa
pengungkapan yang tepat waktu dan akurat dilakukan terhadap semua hal yang material berkaitan dengan perusahaan, mencakup situasi keuangan,
kinerja, kepemilikan dan tata kelola perusahaan. a. Pengungkapan mencakup, akan tetapi terbatas pada, informasi
yang material: 1 Hasil keuangan dan operasi perusahaan.
2 Tujuan perusahaan. 3 Kepemilikan saham utama dan hak-hak pemberian suara.
4 Anggota Dewan komisaris board of directors dan eksekutif kunci dan remunerasi mereka.
5 Faktor-faktor risiko material yang dapat diperkirakan. 6 Isu material yang berkaitan dengan pekerja dan
stakeholders yang lain.
Universitas Sumatera Utara
7 Struktur dan kebijakan tata kelola. b. Informasi harus disiapkan, diaudit, dan diungkapkan sesuai dengan
standar akuntansi, pengungkapan keuangan dan non-keuangan, dan audit yang bermutu tinggi.
c. Audit tahunan harus dilaksanakan oleh auditor independen agar memberi keyakinan eksternal dan obyektif atas cara laporan
keuangan disusun dan disajikan. d. Saluran penyebaran informasi harus memberikan akses yang wajar,
tepat waktu dan efisien biaya terhadap informasi yang relevan untuk pemakai.
5. Akuntabilitas dewan komisaris. Kerangka corporate governance harus memastikan pedoman
strategis perusahaan, pemonitoran manajemen yang efektif oleh dewan komisaris, dan akuntabilitas dewan komisaris terhadap perusahaan dan
pemegang saham. a. Anggota dewan komisaris bertindak dengan dasar informasi yang
lengkap, itikad baik, penelitian yang cermat dan hati-hati, dan kepentingan yang paling baik bagi perusahaan dan pemegang
saham. b. Apabila keputusan dewan komisaris dapat mempengaruhi
kelompok pemegang saham yang berbeda dengan cara yang berbeda, dewan komisaris harus memperlakukan semua pemegang
saham secara layak.
Universitas Sumatera Utara
c. Dewan komisaris harus memastikan ketaatan terhadap hukum yang berlaku dan mempertimbangkan kepentingan stakeholders.
d. Dewan komisaris harus memenuhi fungsi-fungsi kunci tertentu, mencakup :
1 Menelaah dan mengarahkan strategi korporat, rencana tindakan utama, kebijakan risiko, anggaran tahunan dan
rencana usaha, menetapkan sasaran kinerja, memonitor implementasi dan kinerja korporat, dan mengawasi
pengeluaran modal yang pokok, akuisisi dan divestures. 2 Memilih, memberi kompensasi, memonitor dan, bila perlu,
mengganti eksekutif kunci dan mengawasi perencanaan suksesi succession planning.
3 Menelaah eksekutif kunci dan remunerasi dewan komisaris, dan memastikan suatu proses nominasi dewan komisaris
yang formil dan transparan. 4 Memonitor dan mengelola benturan kepentingan yang
potensial dari manajemen, anggota dewan komisaris dan pemegang saham, mencakup penyalahgunaan aktiva
korporat dan penyalahgunaan dalam transaksi-transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa related party
transactions. 5 Meyakini integritas akuntasi dan sistem pelaporan
keuangan perusahaan, mencakup audit independen dan sistem pengendalian yang tepat berjalan, khususnya sistem
Universitas Sumatera Utara
pemonitoran risiko, pengendalian keuangan, dan ketaatan terhadap hukum.
6 Memonitor efektifitas praktik-praktik tata kelola yang beroperasi dan melakukan perubahan-perubahan bila perlu.
7 Mengawasi proses pengungkapan dan komunikasi. e. Dewan komisaris harus dapat melaksanakan pertimbangan yang
obyektif tentang urusan korporat secara independen, khususnya terhadap manajemen.
1 Dewan komisaris harus mempertimbangkan menugaskan sejumlah dewan komisaris non-eksekutif yang memadai
untuk melakukan pertimbangan yang independen tentang tugas-tugas dimana terdapat suatu potensial benturan
kepentingan. Contoh dari tanggung jawab penting demikian adalah pelaporan keuangan, nominasi dan remunerasi
eksekutif dan dewan komisaris. 2 Anggota dewan komisaris harus mencurahkan waktu yang
memadai terhadap tanggungjawab mereka. f. Agar dapat memenuhi tanggungjawab mereka, anggota dewan
komisaris harus mempunyai akses terhadap informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu.
B. Dasar Hukum Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Pada