Kesimpulan. Saran. Larangan Gratifikasi Dalam Rangka Good Corporate Governance Di BUMN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Studi pada PT.Perkebunan Nusantara III)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Berdasarkan uraian-uraian pada Bab-Bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan sebagai jawaban permasalahan sebagai berikut : 1. Latar belakang pelarangan gratifikasi di BUMN, sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance adalah untuk menjaga independensi, transparansi dan akuntabilitas dari BUMN. Dengan demikian, melalui kebijakan ini, perusahaan dapat semakin meningkatkan value serta kinerja dan pada akhirnya dapat menguntungkan semua stakeholder dan masyarakat. BUMN sebagai salah satu penggerak utama roda perekonomian Indonesia harus bebas dari praktik-praktik korupsi. 2. Pengaturan gratifikasi dalam perusahaan, di luar KUHP dan Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana korupsi, harus diatur secara Universitas Sumatera Utara tersendiri dan mandiri serta applicable bagi seluruh elemen perusahaan. Sehingga dapat diterapkan bagi seluruh lapisan perusahaan. Bentuk penerapan peraturan ini dapat berupa code of conduct dari perusahaan, pembentukan sebuah komite audit yang dapat lebih terspesialisasi lagi dengan pembentukan suatu sistem pengawasan internal dibawah komite audit. 3. Pelarangan gratifikasi dapat menjadi sebuah code of conduct dalam sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan pelarangan tersebut mengacu pada kode etik perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatan maupun kebijakan perusahaan secara independen melalui perseorangan terutama yang mempunyai posisi strategis dalam menentukan kebijakan maupun suatu corporate action. Pelarangan gratifikasi pun dapat menjadi sebuah bentuk program CSR perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan juga mempunyai tanggung jawab moral kepada masyarakat untuk beroperasi dan dikelola secara bersih. Pada akhirnya, dengan semakin tingginya tingkat moral dari para eksekutif perusahaan juga akan meningkatkan tingkat kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Universitas Sumatera Utara

B. Saran.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Perusahaan harus meningkatkan standar etika bagi para eksekutifnya, terutama dalam hal-hal yang dapat memotivasi ataupun dapat memudahkan terjadinya praktik korupsi. Perusahaan juga harus melakukan edukasi melalui publikasi, baik kepada stakeholder maupun masyarakat, bahwa perusahaan tersebut telah menjalankan larangan gratifikasi kepada seluruh karyawan dan eksekutif perusahaan. 2. Perusahaan, berkenaan dengan permasalahan korupsi, hendaknya menjalin kerjasama dengan KPK dalam upaya menerapkan larangan gratifikasi dalam perusahaan. Kerjasama tersebut juga bertujuan untuk memudahkan proses monitoring serta akuntabilitas, selain sebagai upaya preventif terhadap kemungkinan terjadinya praktik korupsi. 3. Perusahaan, dalam upaya menerapkan pelarangan atas gratifikasi sebagai code of conduct, hendaknya melakukan upaya edukasi bagi para stakeholder terutama dalam hal etika perusahaan maupun etika bisnis yang Universitas Sumatera Utara benar. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan moralitas, sehingga dapat terbentuk self awareness bagi para stakeholder untuk menghindarkan diri dari praktik korupsi. Sebagai sebuah bentuk program CSR, pelarangan gratifikasi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan hendaknya dipublikasikan secara luas dan berkala kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat tertingkatkan kepercayaannya terhadap perusahaan akan praktik berusaha yang bersih, disamping program-program CSR lainnya. Universitas Sumatera Utara tanggung jawab sosial dan moral perusahaan terhadap masyarakat Corporate Social Responsibility . BAB IV LARANGAN GRATIFIKASI DALAM RANGKA GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA III PTPN III, dimana bab ini akan mengulas mengenai penerapan larangan gratifikasi di PTPN III Medan yang mana juga merupakan bab pokok dari semua bab. Yaitu dengan melihat penerapan Good Corporate Governance di PTPN III terutama dalam hal larangan gratifikasi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, pada bab yang terakhir ini berupa penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran – saran yang memuat secara keseluruhan hal- hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. BAB II LATAR BELAKANG PENGATURAN GRATIFIKASI SEBAGAI SALAH SATU TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM UU NO. 31 TAHUN 1999 JO UU NO. 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

A. Sejarah Pengaturan Tindak Pidana Korupsi Gratifikasi di Indonesia

Dokumen yang terkait

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 3 18

GRATIFIKASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 4 15

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

1 34 229

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 8

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 1

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 1 28

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 36

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 3

Pembuktian Terbalik Oleh Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

0 0 14