Disiplin Kerja Kerangka Teori

1.5.3. Disiplin Kerja

Ada banyak defenisi disiplin kerja yang dikemukakan para ahli. Menurut Fathoni 2006: 172 disiplin merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin dapat diartikan bilamana karyawan datang dan pulang tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, dan mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma yang berlaku. Defenisi lain, disiplin kerja adalah ketaatan pegawai terhadap peraturan, kaidah, pedoman yang berlaku dalam organisasiinstansi maupun pekerjaan job description yang telah ditetapkan kepadanya dan dapat dikenai sanksi apabila tidak menjalankan dengan baik Revida, 2009: 14. Maka, secara umum dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap taat terhadap peraturan, kaidah, norma-norma, dan pedoman yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, dan dapat dikenai sanksi apabila tidak menjalankan tugas dan wewenang yang diberikan padanya. Disiplin kerja memiliki 3 aspek, yaitu: 1. Sikap mental, yaitu sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan diri, latihan, pengendalian pikiran, dan pengendalian watak. 2. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria, dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran bahwa ketaatan atau aturan, norma, kriteria, dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan. 3. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib Prijodarminto, 1993: 25. Disiplin kerja dapat dilihat dari dua yaitu : 1. Disiplin Waktu adalah jenis disiplin yang sangat mudah dilihat dan dikontrol baik oleh manajemen yang bersangkutan dengan masyarakat, contohnya melalui sistem daftar absensi atau sistem apel.pendisiplinan pegawai atau pekerja yang dapat ditempuh,misalnya mengadakan absensi 2-3 kali sehari, dan apel pagi dan apel waktu terkhir jam kerja atau lain-lain. 2. Disiplin isi kerja pada dasarnya terdiri dari metode pengerjaan, prosedur kerja, waktu, dan junlah unit yang diterapkan dengan mutu yang telah dibakukan http:elib.unikom.ac.iddownload.php?id=24583 diakses pada 1 Juni 2012 pukul 18.10. Disiplin kerja diharapkan dimiliki oleh setiap pegawai dengan tujuan sebagai berikut: 1. Adanya disiplin kerja sangat penting karena dengan baiknya disiplin kerja seorang pegawai, maka prestasi kerjanya juga akan meningkat. Dengan demikian, adanya disiplin kerja yang baik maka suatu organisasi akan dapat mencapai hasil yang optimal. 2. Tindakan disiplin akan dapat menciptakan pegawai-pegawai yang taat akan aturan dan norma-norma yang ada dan berlaku dalam suatu organisasi baik yang tertulis maupun tidak tertulis. 3. Disiplin kerja yang baik dapat meningkatkan rasa tanggung jawab seorang pegawai atas tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini akan dapat mendorong semangat kerja dari pegawai sehingga mampu mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut sebagaimana yang telah diinginkan. 4. Pegawai dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam organisasi kerjanya. 5. Adanya disiplin agar pegawai dapat mewujudkan produktivitas yang tinggi dalam pelaksanaan tugas-tugasnya demi mewujudkan berbagai tujuan organisasi Hasibuan, 2008: 193-194. Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah untuk dapat menjaga kelangsungan dari organisasi atau instansi tertentu baik pada hari ini ataupun pada hari esok. 1.5.4. Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan Menurut Handoko 2002: 278 pembinaan disiplin kerja bertujuan: 1. Agar semua pegawai yang ada di dalam kantor berperilaku bijaksana di tempat kerja dalam arti taat kepada peraturan dan keputusan. Melayani tujuan yang sama seperti yang dilakukan undang-undang di masyarakat. 2. Untuk menjamin adanya kesesamaan antara tujuan kantor dengan tujuan masing- masing para pegawai, sehingga adanya potensi kepentingan di antara keduanya. 3. Untuk menciptakan situasi yang bagus dalam mencapai tujuan dari pekerjaan, sehingga kinerja pegawai meningkat dan pada akhirnya kinerja kantor pun meningkat. Karenanya, setiap organisasi atau instansi harus melakukan pembinaan disiplin kerja. Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI adalah salah satu lembaga besar yang mengurusi masalah kepegawaian. Badan ini juga melakukan pembinaan disiplin kerja pada pegawainya. Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI memiliki tugas pokok dan fungsi yang meliputi: 1. Koordinasi, bimbingan, pemberian petunjuk teknis, dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian 2. Pemberian pertimbangan atau penetapan mutasi kepegawaian bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Daerah 3. Penetapan pensiun Pegawai Negeri Sipil Pusat dan penetapan status kepegawaian di wilayah kinerjanya 4. Pemberian pertimbangan pensiun Pegawai Negeri Sipil daerah dan penetapan status kepegawaian di wilayah kinerjanya 5. Penyelenggaraan dan pemeliharaan jaringan informasi data kepegawaian Pegawai Negeri Sipil pusat dan daerah di wilayah kinerjanya 6. Penetapan pemindahan Pegawai Negeri Sipil antar daerah propinsi atau antar daerah kabupatenkota dan daerahkota lain propinsi 7. Tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara dibagi dalam 5 tupoksi bidang. Tupoksi bidang tersebut adalah Bagian Umum, Bidang Mutasi, Bidang Status Kepegawaian dan Pensiun, Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis kepegawaian dan Diklat kepegawaian melakukan pengawasan kompetensi jabatan dan pengendalian pemanfaatan lulusan Diklat PNS pusat maupun Bidang Informasi Kepegawaian, dan Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian. daerah. Bidang inilah yang berperan dalam pembinaan disiplin kerja pegawainya bersama dengan sub bagian Kepegawaian. Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian terdiri dari: 1. Seksi Bimbingan Teknis Kepegawaian I dan II Mempunyai tugas melaksanakan bimbingan dan petunjuk teknis kepegawaian, pengawasan standar kompetensi jabatan dan koordinasi dengan aparat pengawasan fungsional bidang kepegawaian di wilayah kerjanya serta melakukan pengawasan dan pengendalian kinerja dan disiplin PNS di lingkungan Kantor Regional BKN. 2. Seksi Pengembangan Kepegawaian Mempunyai tugas merencanakan kebutuhan diklat, menyusun program diklat, menyiapkan penyelenggaraan diklat kepegawaian, melakukan kerjasama diklat, monitoring dan pengendalian pemanfaatan diklat instansi di wilayah kerjanya. Dalam rangka mewujudkan disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil yang baik, bidang bimbingan teknis melakukan pembinaan disiplin terhadap Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor Regional BKN. Pengerjaan pembinaan disiplin ini dibantu oleh Sub Bagian Kepegawaian. Pendataan kehadiran, izin, mengikuti senam, pemakaian seragam, dan sebagainya dilakukan oleh Sub Bagian Kepegawaian. Lalu, setelah itu diserahkan kepada Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian untuk diperiksa dan hasilnya diserahkan kepada kepala bidang, lalu kepada kepala seksi masing-masing pegawai untuk ditindaklanjuti. Dengan demikian, diharapkan akan terwujud Pegawai Negeri Sipil yang memiliki disiplin kerja yang baik di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara.

1.6. Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, kelompok, atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1999: 37. Defenisi konsep merupakan unsur peneliti yang penting untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti. Maka, penulis menggunakan defenisi konsep dalam penelitian ini sebagai berikut: Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan ialah upaya Pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan dalam mengarahkan Pegawai Negeri Sipil yang ada atau yang akan ada sehingga dapat memiliki disiplin kerja yang baik dan akhirnya memiliki kualitas diri yang baik dan dapat didayagunakan dalam bekerja secara tepat dengan tolok ukur: 1. Pemusatan Upaya concentration of effort Sebuah yang yang efektif mengharuskan pusat kegiatan, upaya, atau perhatian terhadap rentang sasaran yang lebih sempit. 2. Wawasan waktu time horizon Strategi dipergunakan untuk menggambarkan pandangan yang meliputi waktu yang jauh ke depan, yaitu waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan juga waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya. 3. Pola Keputusan pattern decision Keputusan-keputusan harus saling menunjang, artinya mengikuti suatu pola yang konsisten serta diikuti oleh sanksi bila terdapat pelanggaran atasnya. 4. PeresapanPemahaman comprehension Suatu yang mencakup spektrum kegiatan yang luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan dalam pelaksanaannya disertai pemahaman tentang hal yang berkaitan yang dilakukan. 5. Dampak impact Hal yang menjadi hasil dari pengerjaan pembinaan. Dengan mengikuti suatu strategi tertentu, dampak akhirnya akan sangat berarti.