5. Tindakan korektif terhadap pegawai yang benar-benar melanggar ketentuan yang
berlaku dilaksanakan secara tegas. 6.
Penyempurnaan sistem administrasi kepegawaian dan sistem pengawasannya dapat dilaksanakan.
7. Pembinaan dan kesetiaan dan ketaatan penuh terhadap pancasila, UUD 1945,
negara dan pemerintah tetap terjamin. http:scribd.comdoc7644343013b-Arah- dan-Tujuan-Pembinaan-Pegawai-Negeri diakses pada 1 Juni 2012 pukul 18.05
1.5.2.3. Jenis-Jenis Pembinaan Pegawai Negeri Sipil
1. Pembinaan Disiplin
Secara umum disiplin dapat diartikan sebagai kepatuhan atau ketaatan terhadap segala peraturan dan ketentuan yang berlaku atau dapat juga diartikan sebagai kesungguhan
dalam bertindak dan berperilaku.
Disiplin merupakan pembatas kebebasan dari pegawai itu sendiri. Oleh karena itu, dalam usaha menegakkan diri tidak asal melaksanakannya
saja. Dengan kata lain disiplin bukan hanya sekedar pegawai harus tertib tetapi disiplin juga harus dapat menunjang tujuan organisasi. Selain harus dapat menunjang tujuan
organisasi, maka disiplin yang ditegakkan juga harus sesuai dengan kemampuan pegawai. Moril atau semangat kerja yang tinggi memiliki hubungan yang sangat erat
dengan disiplin. Apabila pegawai merasa berbahagia dalam pekerjaannya, pada umumnya hal itu didorong oleh disiplin pribadi mereka sendiri, dan sebaliknya apabila
moril atau semangat kerja mereka rendah, maka mereka tergolong orang yang dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, sebagai contoh
menggunakan banyak waktu sekedar minum kopi, datang terlambat, atau mungkin
menyetujui perintah atasan dengan hati yang tidak senang. Di samping hal tersebut ada juga upaya dari luar individu untuk membantu meningkatkan disiplin. Kegiatan atau
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin pegawai tersebut dinamakan pembinaan disiplin pegawai Moekijat, 1999: 138.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin Pegawai Negeri Sipil PNS adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan danatau peraturan kedinasan, kaidah, pedoman kerja, atau job description yang berlaku dan telah
ditetapkan oleh organisasi baik dalam bentuk tertulis atau tidak tertulis, yang apabila tidak ditaatidilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin guna mewujudkan tujuan organisasi
secara efisien dan efektif. Peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur
kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau
perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan peraturan disiplin, baik yang dilakukan di dalam ataupun di luar jam kerja. Setiap perbuatan yang melanggar peraturan
tersebut akan diberikan hukuman yang disebut hukuman disiplin. Tujuan hukuman disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan
pelanggaran disiplin. Pejabat yang berwenang menghukum wajib memeriksa terlebih dahulu secara
seksama Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin itu. Oleh karenanya, hukuman disiplin yang dijatuhkan harus setimpal dengan pelanggaran disiplin yang
dilakukan, sehingga hukuman disiplin itu dapat diterima oleh rasa keadilan. Hukuman
tersebut tidak boleh sampai dirasakan terlalu berat. Di samping itu pula, hukuman tersebut jangan pula sangat ringan, sehingga tidak memberikan efek jera bagi si pelanggar.
2. Pembinaan Karier Sistem pembinaan karier yang baik adalah salah satu sendi organisasi yang baik
karena dapat menumbuhkan semangat kerja serta rasa tanggung jawab bagi setiap pegawai. Pegawai atau karyawan yang tidak disiplin, dapat juga dikarenakan lemahnya
pembinaan karier pegawai. Pegawai yang kariernya tidak berkembang akhirnya tidak disiplin terhadap peraturan-peraturan yang ada, dalam hal ini dibutuhkan inisiatif dari
pimpinan untuk memperhatikakondisi para bawahannya. Karier adalah urutan posisi yang terkait dengan pekerjaan yang diduduki seseorang
sepanjang hidupnya. Manusia mengejar karier adalah untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan individu secara mendalam. Karier pegawai perlu terus dipantau dan
diperhatikan, karena hal tersebut dapat menunjukkan prilaku atau sikap mereka terhadap pekerjaan mereka. Seorang individu tentunya mengharapkan agar kariernya tetap dapat
dikembangkan. Sistem karier adalah sistem kepegawaian di mana dalam pengangkatan pertama
didasarkan atas kecakapan, selanjutnya dalam pengembangan lebih lanjut, masa kerja, pengalaman, kesetiaan, pengabdian, dan syarat-syarat objektif lain turut menentukan.
Dalam sistem karier dimungkinkan naik pangkat tanpa ujian jabatan. Pengangkatan dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan jenjang yang telah ditentukan.
Sistem karier terbagi 2, yaitu sistem karier terbuka dan sitem karier tertutup. Sistem karier terbuka, yaitu untuk menduduki suatu jabatan dalam unit organisasi, terbuka
untuk setiap warga negara jika ia memiliki kecakapan dan pengalaman. Sedang sistem
karier tertutup, yaitu suatu jabatan yang ada dalam organisasi hanya dapat diduduki oleh pegawai yang telah ada dalam organisasi tersebut, tidak boleh diduduki oleh orang luar
Nainggolan, 1994: 133-134. 3. Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Jiwa korps ialah rasa kesatuan dan persatuan, kebersamaan, kerja sama, tanggung jawab, etika, dedikasi, disiplin, kreativitas, kebanggaan, dan rasa memiliki organisasi
Pegawai Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan baik dalam melaksanakan tugasnya dan
pergaulan hidup sehari-hari. Untuk mewujudkan jiwa korps, maka kode etik dapat dijadikan pedoman. Kode Etik PNS bertujuan untuk mendorong pelaksanaan tugas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, meningkatkan disiplin baik dalam pelaksanaan tugas maupun hidup bermasyarakat, berorganisasi, berbangsa dan bernegara,
lebih menjamin kelancaran dalam pelaksanaan tugas dan suasana kerja yang harmonis dan kondusif, meningkatkan kualitas kerja dan perilaku PNS yang profesional,
meningkatkan citra dan kinerja PNS. Pembinaan jiwa korps memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Membina karakter atau watak, memelihara rasa persatuan dan kesatuan secara
kekeluargaan guna mewujudkan kerja sama dan semangat pengabdian kepada masyarakat serta meningkatkan kemampuan dan keteladanan Pegawai Negeri
Sipil. 2.
Mendorong etos kerja Pegawai Negeri Sipil untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang bermutu tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur
aparatur negara dan abdi masyarakat.
3. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran dan wawasan kebangsaan
Pegawai Negeri Sipil sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Revida, 2009: 35-36.
Ruang lingkup pembinaan jiwa korps mencakup: 1.
Pembinaan etos kerja dalam rangka mendukung produktivitas kerja 2.
Partisipasi Pegawai Negeri Sipil dalam penyusunan kebijakan pemerintah yang terkait dengan Pegawai Negeri Sipil
3. Peningkatan kerja sama antara Pegawai Negeri Sipil untuk memelihara dan
memupuk kesetiakawanan dalam rangka peningkatan jiwa korps 4.
Perlindungan terhadap hak-hak sipil atau kepentingan Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mengedepankan
kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.
1.5.3. Disiplin Kerja