WaralabaFranchise format bisnis terdiri atas: 1.
Konsep bisnis yang menyeluruh dari pemberi waralaba. 2.
Adanya proses permulaan dan pelatihan atas seluruh aspek pengelolaan bisnis, sesuai dengan konsep pemberi waralaba.
3. Proses bantuan dan bimbingan yang terus-menerus dari pihak pemberi waralaba.
2.1.2.1. Konsep Bisnis yang Menyeluruh
Konsep ini berhubungan dengan pengembangan cara untuk menjalankan bisnis secara sukses yang seluruh aspeknya berasal dari pewaralaba. Pewaralaba akan
mengembangkan suatu “cetak biru” sebagai dasar pengelolaan waralabafranchise format bisnis tersebut. Cetak biru yang baik hendaknya dapat:
1. Melenyapkan sejauh mungkin, resiko yang biasanya melekat pada bisnis yang baru
dibuka. 2.
Memungkinkan seseorang yang belum pernah memiliki pengalaman atau mengelola bisnis secara langsung, mampu untuk membuka bisnis dengan usahanya sendiri, tidak
hanya dengan format yang telah ada sebelumnya, tetapi juga dengan dukungan sebuah organisasi dan jaringan milik pemberi waralaba.
3. Menunjukkan dengan jelas dan rinci bagaimana bisnis yang diwaralabakan tersebut
harus dijalankan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada dasarnya bagi terwaralaba memperoleh waralaba sebenarnya sama dengan membeli sebuah perusahaan pada umumnya, tetapi berbeda dari jual beli bisnis biasa,
pewaralaba tidak kehilangan dan sebaliknya terwaralaba tidak mengambil alih bisnis yang diwaralabakan. Selanjutnya terwaralaba juga tidak akan dapat menjalan bisnis
yang diperolehnya melalui waralaba sesuai keinginannya sendiri. Dalam bisnis waralaba terdapat sejumlah faktor penting yang harus
dipertimbangkan. Terwaralaba akan memasuki sebuah hubungan jangka panjang untuk mencapai tingkat kesuksesan bisnis secara luas. Ada empat faktor utama di dalam bisnis
waralaba yang tidak dijumpai dalam melakukan kegiatan usaha atau bisnis secara independen di luar sistem waralaba. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Keberadaan pewaralaba dan terwaralaba dalam suatu hubungan yang terus menerus.
2. Kewajiban untuk menggunakan nama dan sistem pewaralaba, dan patuh pada
pengendaliannya. 3.
Resiko terhadap kejadian yang dapat merusak bisnis waralaba yang berada di luar kemampuan dan kesiapan terwaralaba untuk menghadapinya misalnya kegagalan bisnis
pewaralaba, atau tindakan pewaralaba yang membuat reputasi waralaba tersebut menjadi buruk.
4. Kemampuan pewaralaba untuk tetap memberikan jasa sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, yang dianggap bernilai dan wajar yang bisa membuat bisnis waralaba tersebut berhasil.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Struktur waralaba yang kuat akan memungkinkan pertumbuhan jaringan bisnis menjadi sangat luas. Ben WarG Consulting menempatkan tiga elemen dasar bagi sebuah
sistem waralaba yaitu: a. Elemen pertama:
1. Brand
Kekuatan brand merupakan asset paling mendasar dalam sebuah sistem franchise, karena pada dasarnya brand adalah representasi dari keberadaan produk atau jasa
yang menjadi obyek sebuah unit bisnis. Semakin kuat brandnya, maka semakin besar potensi bisnis yang diwakilinya. Pada akhirnya, produk waralaba dengan
brand yang kuat mempunyai peluang untuk berhasil dalam bisnis. Referensi atau parameter dalam menilai kekuatan brand adalah sebagai berikut:
2.
Menguasai cakupan
Brand diketahui dan dimengerti oleh masyarakat yang menjadi cakupan bisnisnya. Orang-orang tersebut dapat mengasosiasikan brand dengan produk atau outlet
bisnis yang direpresentasikannya.
3. Komunikatif
Hakikat brand adalah alat komunikasi agar unit bisnis atau produk diketahui oleh masyarakat. Oleh karena itu, brand harus bersifat komunikatif, baik secara verbal,
visual maupun auditif. Brand yang komunikatif bisa ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut: mudah diucapkan dan dihafalkan berasosiasi positif memiliki
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bentuk original atau unik warna menarik sesuai dengan karakter bisnisnya kata-
kata membangkitkan emosi bunyi khas dan berkarakter
4. Terpelihara
Komunikasi antara outlet bisnis dengan masyarakat sebagai target pasarnya, harus dijalin secara terus menerus. Untuk itu, brand yang menjadi alat komunikasi
tersebut, juga perlu pemeliharaan secara terus menerus pula. Pemeliharaan brand
diwujudkan dalam program pengembangan yang mencakup:
i. pembangunan asosiasi, yaitu untuk memperkuat asosiasi brand terhadap
produk yang menjadi obyek bisnis
ii. perluasan wilayah cakupan, di mana brand dikenal pada wilayah yang lebih
luas. b. Elemen kedua:
1. Sistem Sistem bisnis adalah sederetan aturan, prosedur, metode dan alur data dan proses
yang ada dalam suatu unit bisnis. Sistem yang baik akan memungkinkan sebuah bisnis dapat beroperasi secara institusional, tanpa ketergantungan dengan orang-
orang tertentu dalam organisasi bisnis yang bersangkutan. Penerapan sistem yang baik dalam waralaba, akan menjamin dan menjaga reputasi brand yang menjadi
sarana komunikasinya. Ada banyak komponen sistem yang berbeda-beda sesuai industrinya. Walaupun demikian, secara umum sistem waralaba harus mencakup
hal-hal sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i.
sarana dan fasilitas fisik
ii.
sumber daya manusia
iii.
proses produksi dan operasi
iv.
distribusi dan delivery
v.
pemasaran
vi.
administrasi dan keuangan
vii.
legal, perizinan dan kekayaan intelektual
Aspek-aspek yang harus dipenuhi untuk membuat sistem franchise yang baik adalah sebagai berikut:
a. Unik Unique Usaha yang didirikan harus unik, artinya memiliki keunggulan-keunggulan atau
perbedaan-perbedaan dengan usaha sejenis, dan tidak mudah ditiru oleh orang lain. Dengan variasi menu, design bangunan, sistem pelayanan, serta sistem
produksi yang mempunyai keunikan dari pada usaha yang lain, sehingga menjadi nilai tambah.
b. Baku standardized Sistem diberlakukan secara baku di seluruh outlet outlet bisnis dengan batasan-
batasan dan ketentuan yang standar. Standarisasi ini pada tahap berikutnya akan menjamin dihasilkannya produk dengan kualitas yang sama dari seluruh outlet
bisnis pada jaringan waralaba yang bersangkutan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Terdokumentasikan documented