3.5 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini terdiri dari individu-individu yang berkaitan dan berhubungan langsung dengan usaha Es Dawet Cah Mbanjar yang terdiri dari pemilik
usaha, manajer-manajer yang terkait dan beberapa karyawan usaha Es Dawet Cah
Mbanjar sehingga data yang diperoleh menjadi lengkap. 3.6
Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: 1.
Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan
wawancara kepada responden. 2.
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan data di perusahaan
untuk mendukung penelitian ini.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1.
Wawancara mendalam Depth Interview Wawancara mendalam, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti dapat
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Studi DokumentasiStudi Pustaka
Studi Pustaka yaitu melakukan pengumpulan data dengan cara membaca, meninjau, dan mempelajari buku-buku, dokumen, majalah, internet, dan literatur yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. 3.
Observasi Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang di
teliti, dalam hal ini usaha Es Dawet Cah Mbanjar.
3.8 Prosedur Pengumpulan Data 3.8.1 Pra-
Depth Interview
Peneliti memulai depth interview dengan menggunakan langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Mulyana 2003:82 yaitu:
1. Menemukan Subjek Penelitian Untuk menemukan orang yang akan dijadikan subjek penelitian, peneliti harus
terjun ke lapangan untuk menemukan orang yang layak diwawancara. Sejalan dengan proses ini, peneliti dapat meminta rujukan mengenai siapa lagi orang yang
mempunyai pengalaman atau karakteristik serupa. 2. Menentukan Jumlah Responden
Dalam metode depth interview tidak ada kriteria baku mengenai berapa jumlah responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti berhenti
melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Variasi Responden Pertimbangan dalam pemilihan sampel ini adalah bahwa sampel sebaiknya
bervariasi, dilihat dari ciri demografisnya, sehingga hasil penelitian tidak menyimpang karena faktor-faktor sosio-ekonomi, gender, atau kepribadian yang
tidak relevan, akan diperkaya oleh orang-orang yang berlainan dalam ciri-ciri tersebut.
3.8.2 Pada Saat Depth Interview
ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti saat melakukan depth interview, yaitu:
1. Memulai Wawancara Wawancara dimulai dengan basa-basi ketimuran, namun tetap proposional
dan secukupnya, apalagi bila responden adalah orang penting dan hanya memiliki waktu yang terbatas.
2. Mengajukan Pertanyaan a.
Untuk memperoleh data secermat mungkin, digunakan tape recorder. Namun, sebelum menggunakan tape recorder, terlebih dahulu meminta
izin kepada responden. Hal ini mungkin terjadi adalah responden menjadi gugup ketika menyadari jawabannya direkam, namun biasanya
hal ini tidak berlangsung lama, dan kegugupan itu mencair seiring dengan jalannya wawancara. Keuntungan peneliti bila menggunakan
tape recorder adalah 1 peneliti dapat lebih berkonsentrasi penuh terhadap informasi yang diberikan responden karena tidak harus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mencatat atau menulis seluruh informasi yang terucap, dan 2 data menjadi lengkap dan akurat.
b. Pertanyaan dalam depth interview cenderung dimulai dengan kata tanya
bersifat terbuka, seperti ”bagaimana”, ”apakah”, dan ”mengapa”. c.
Peneliti harus dapat membawa wawancara ini menjadi sebuah ”percakapan normal”, sehingga peneliti dapat menggali apa yang
responden rasakan dan pikirkan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang akrab dan informal. Pertanyaan bahkan dapat diajukan
dalam bahasa daerah, bila diyakini responden akan bersikap lebih terbuka.
3. Pedoman Penyelenggaraan Wawancara Beberapa pedoman yang perlu diketahui dalam menyelenggarakan
wawancara, yaitu: a.
Penyusunan isi wawancara yang efektif, dengan berusaha menempatkan pesan utama pada awal pembicaraan.
b. Sikap dan ekspresi vokal yang tepat.
c. Saling membuka diri.
d. Sesuaikan penggunaan alat peraga dengan kondisi saat wawancara.
e. Memperhitungkan kepentingan dan pespektif penelitian.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Mengakhiri depth interview a.
Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi seperti tempat dan tanggal lahir, usia, riwayat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya diajukan
pada akhir wawancara. Hal ini berkebalikan dengan pertanyaan dalam survei yang umunya menempatkan pertanyaan-pertanyaan pribadi ini
diawal wawancara. Tujuan teknik ini adalah menghindarkan responden dari keharusan memberikan jawaban yang bersifat pribadi, yang mungkin
membuatnya malu atau tersinggung sehingga mempengaruhi jawaban atas pertanyaan berikutnya, atau bahkan secara mendadak dan sepihak
membatalkan wawancara. b.
Pada akhir wawancara, peneliti sebaiknya meminta alamat, nomor telepon, ataupun email responden. Tujuannya adalah agar memudahkan
peneliti untuk menghubungi responden bila membutuhkan data tambahan.
3.8.3 Pasca Depth Interview
Peneliti menyalin hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan dan memilah-milah berdasarkan kategori yang relevan, seperti model, hipotesis, atau
kerangka teori yang sedang dibangun.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.9 Uji Keabsahan dan Metode Triangulasi
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukuran benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Keabsahan ini juga
dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pada penelitian ini metode triangulasi yang
digunakan adalah metode triangulasi data dimana menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil obeservasi atau juga dengan
mewawancarai lebih dari satu objek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.
3.10 Teknik Analisis