2.8. Verba Bahasa Jepang
2.8.1. Defenisi dan Ciri-ciri Verba Bahasa Jepang
Verba dalam bahasa Jepang dikenal dengan sebutan 動詞 Doushi. Doushi adalah salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang, sama dengan adjektiva-I dan
adjektiva-na menjadi salah satu jenis yoogen. Kelas kata ini dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan atau keadaan sesuatu. Doushi dapat mengalami
perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat Nomura dalam Sudjianto, 2004:149. Dengan yoogen disini bermakna bahwa verba ini termasuk
jenis kata yang menjadi predikat. Sedangkan dari huruf kanjinya, Situmorang 2010:9 mendefenisikan
doushi sebagai kata yang bermakna gerakan, yang berasal dari kanji 動 ugokudou yang bermakna bergerak dan kanji 詞shikotoba yang bermakna
kata. Sedangkan verba bahasa Jepang menurut Matsuoka Takashi 1992:12
adalah ; 動詞の基本的な性格は単独で述語の動きし、文中での動きの違い に応じて活用することである。”doushi no kihontekina seikaku wa tandoku de
juugo no ugoki shi, bunchuu de no ugoki no chigai ni oujite katsuyou suru koto de aru”. Yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti : verba adalah kata
yang sifat dasarnya cenderung berperan sebagai predikat dalam kalimat tunggal dan mengalami perubahan bentuk Masuoka Takashi, 1992:12
Contoh : アミルさンは日本へ行った。Amiru-san wa nihon e itta ‘amir akan pergi ke
Jepang’
机の上にラジオがある。Tsukue no ue ni rajio ga aru
Dalam kalimat pertama, terlihat jelas bahwa verba itta disini menyatakan aktivitas pergi, sedangkan dalam kalimat kedua verba aru menyatakan keberadaan
radio. ‘di atas meja ada radio’
Dari berbagai defenisi dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri yang melekat dalam verba bahasa Jepang doushi adalah sebagai
berikut: 1.
Merupakan jenis yoogen 2.
Dapat berdiri sendiri 3.
Menyatakan aktivitas, keberadaan atau keadaan sesuatu 4.
Dapat mengalami perubahan bentuk 5.
Dengan sendirinya dapat menjadi predikat
2.8.2. Jenis-jenis Verba Bahasa Jepang
Shimizu dalam Sudjianto 2004:150 membagi doushi kepada 3 bagian, yaitu :
1. 自動詞 Jidoushi transitif, kata-kata ini menunjukkan kelompok doushi
yang tidak berarti mempengaruhi pihak lain. Contoh :
行く iku ‘pergi’, 起きる okiru ‘bangun’, 寝る neru ‘tidur’, 出る deru ‘keluar’, 閉まる shimaru ‘tertutup’ dan lain-lain.
2. 他 動 詞 Tadoushi intransitif, kata-kata ini, menunjukkan kelompok
doushi yang menyatakan arti mempengaruhi pihak lain. Contoh :
起こす okosu ‘membangunkan’, 寝かす nekasu ‘menidurkan’, 出す dasu ‘mengeluarkan’, 閉める shimeru ‘menutup’ dan lain-lain.
3. しょ動詞 Shodoushi, merupakan kelompok doushi yang memasukkan
pertimbangan pembicara, maka tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif dan kausatif. Selain itu, tidak memiliki bentuk perintah dan ungkapan
kemauan 意思表現 ishi hyougen Contoh :
見える mieru ‘terlihat’, いる iru ‘ada’, 聞こえる kikoeru ‘terdengar’, 行 ける ikeru ‘dapat pergi’ dan lain-lain.
Selain pembagian di atas, Terada Takano dalam Sudjianto 2004:150 juga membagi doushi dalam 3 jenis, yaitu :
1. 複 合 動 詞 Fukugou doushi, adalah doushi yang terbentuk dari
gabungan 2 buah kata atau lebih. Gabungan kata tersebut secara keseluruhan dianggap sebagai satu kata.
Contoh : Verba + verba
話し合う hanashiau ‘berunding’ Nomina + verba 調査する choosa suru ‘menyelidiki’
2. 派生語としての動詞 Haseigo toshite no doushi, adalah verba yang
terbentuk dengan menambahkan prefix atau sufiks dan secara keseluruhan dianggap satu kata.
Contoh : さ迷うSa
寒 mayou ‘keluyuran’
がる Samugaru 3.
補助動詞 Hojo doushi, yaitu verba yang menjadi bunsetsu tambahan. ‘merasa dingin’
Contoh : ろうかにごみが捨ててある。rouka ni gomi ga sutete
姉に数学を教えてもらう。Ane ni suugaku wo oshiete aru
Kata aru dan morau di sini hanya berperan menambahkan keterangan pada kata kerja inti, yaitu sutete dan oshiete.
morau
Situmorang 2010:9 juga membagi doushi kepada 3 bagian berdasarkan bentuk konjugasinya, yaitu :
1. 五段動詞 Godandoushi, disebut juga verba golongan satu. Disebut
godandoushi karena mengalami 5 macam bentuk perubahan dalam konjugasinya.
Contoh : asobu + toki sushikei
asoba + nai, seru mizenkei asobe + ba, ru, masu kateikei
asobi + masu, masen renyoukei
asobo + u mizenkei 2.
一段動詞 Ichidandoushi, disebut juga verba golongan dua. Disebut ichidandoushi karena hanya mengalami satu macam perubahan dalam
konjugasinya. Contoh :
Oki_ru oki + te, oki + ta
Tabe_ru tabe + te, tabe + ta 3.
カ変動詞 Kahendoushi dan サ変動詞 sahendoushi, disebut juga verba golongan tiga atau verba golongan khusus, karena mengalami
perubahan yang tidak beraturan. Contoh :
Ku_ru ki + ta, ki + te, ko + nai Su_ru shi + te, shi + ta, shi + nai
BAB III ANALISIS PEMBENTUKAN NOMINA DAN VERBA
YANG BERASAL DARI ADJEKTIVA BAHASA JEPANG
3.1. Pembentukan Nomina
Secara umum, dalam bahasa Jepang pembentukan nomina secara derivasional diistilahkan dengan kata 名 詞 化
meishika nominalizing. Pembentukan nomina yang berasal dari adjektiva keiyoushi dilakukan dengan
membubuhkan 接 尾 辞 setsubiji akhiran - さ ‘–sa’ dan - み ‘–mi’. meskipun pada akhirnya kedua akhiran ini berfungsi membentuk nomina dari
adjektiva, tapi keduanya memiliki perbedaan dalam beberapa hal, baik pembentukan maupun penggunaannya menurut aturan tata bahasa yang akan
dibahas lebih lanjut dalam poin-poin selanjutnya.
3.1.1. Akhiran –sa
Akhiran –sa berfungsi membentuk nomina dari adjektiva bahasa Jepang. Pembubuhan akhiran –sa dilakukan dengan menghilangkan akhiran -い -i
pada akhir adjektiva 語尾 gobisetsubiji -i dan menambahkan setsubiji -さ setelah 語 幹 gokan adjektiva tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan penulis, proses pembentukan ini menghasilkan pola umum sebagai berikut :