Akhiran –mi Pembentukan Nomina

Dari berbagai contoh dan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa akhiran –sa dapat dibubuhkan pada hampir semua adjektiva tanpa syarat dan batasan tertentu dengan proses pembentukan yang membentuk pola seperti yang telah disebutkan di atas.

3.1.3. Akhiran –mi

Sama dengan akhiran –sa, akhiran –mi juga berfungsi membentuk nomina dari adjektiva. Tapi, bila dibandingkan dengan –sa, jumlah kata-kata yang bisa dibentuk dengan membubuhkan akhiran –mi ini jauh lebih sedikit karena terdapat berbagai batasan dan syarat dalam pembentukannya. Sedangkan proses pembentukannya justru sama dengan proses pembentukan nomina dengan pola umum sebagai berikut ; 形容詞語幹 + -み → 派生名詞 Gokan adjektiva + -mi → nomina jadian hasei meishi Pola ini dapat dibuktikan dengan contoh berikut ; 1. 暖かい → 暖かみ atataka- + -i → atataka- + -mi 2. 甘い → 甘み ama- + -i → ama- + -mi 3. 悲しい → 悲しみ kanashi- + -i → kanashi- + -mi Adjektiva atatakai terdiri dari 2 morfem, yaitu atataka- yang merupakan gokan atau dasar kata yang memberi makna hangat pada kata atatakai dan morfem -i yang merupakan setsubiji sekaligus gobi yang menunjukkan atatakai berada pada kelas adjektiva dalam tata bahasa. Pembentukan nomina dengan pembubuhan akhiran –mi dilakukan dengan menambahkan akhiran –mi setelah sebelumnya menghilangkan morfem -i atau gobi pada adjektiva atatakai tersebut. Adjektiva amai juga terdiri dari 2 morfem, yaitu morfem ama- yang merupakan gokan atau dasar kata yang memberikan makna dan morfem -i yang memberikan fungsi gramatikal amai sebagai adjektiva Dalam tata bahasa. Dalam proses pembentukan nomina dari adjektiva amai, dilakukan dengan menghilangkan morfem -i sebagai pemberi fungsi gramatikal adjektiva dan menambahkan akhiran –mi sebagai pemberi fungsi gramatikal nomina. Sama dengan kedua contoh yang telah dijelaskan di atas, adjektiva kanashii juga terdiri dari 2 morfem, yaitu morfem kanashi- dan morfem -i dengan fungsi yang sama dengan kedua contoh yang telah disebutkan sebelumnya. Sedangkan dalam proses pembentukannya menjadi nomina juga dilakukan dengan menghilangkan gobi -i dan kemudian menambahkan akhiran –mi. Kemudian berdasarkan studi keumlah adjektiva yang dapat ditambahkan –mi sangat terbatas, artinya ada banyak adjektiva yang tidak bisa ditambahkan akhiran –mi dan ada syarat serta batasan tertentu untuk menambahkan akhiran – mi pada adjektiva, yaitu : a. Akhiran –mi hanya bisa ditambahkan pada 単純形容詞 tanjun keiyoushi. Artinya akhiran –mi tidak dapat ditambahkan pada 派生形容詞 hasei keiyoushi, 複合形容詞 fukugou keiyoushi, 反復形容詞 hanfuku keiyoushi dan sebagainya. b. Dalam golongan kata, akhiran –mi hanya bisa ditambahkan pada 大和言 葉 yamato kotoba dan 固有語彙 koyuu goi. Artinya, akhiran –mi tidak bisa ditambahkan pada 漢語語彙 kango goi dan 外来語語彙 gairaigo goi. Selain batasan yang telah disebutkan di atas, batasan lain yang memboleh atau menitakbolehkan penambahan akhiran –mi ini sedikit buram, sehingga sulit untuk menjelaskan secara linguistik. Sehingga perlu dibuat list atau perinciannya satu per satu. Secara terperinci, akhiran –mi hanya dapat ditambahkan pada adjektiva berikut ini : Umumnya, akhiran –mi tidak dapat ditambahkan pada gokan 属性形 容詞 zokusei keiyoushi yang menunjukkan bentuk, besar-kecil dan lain-lain pada benda padat yang tampak dari indera pengelihatan dan pada gokan zokusei keiyoushi yang menunjukkan karakter, tinggi-rendah dan sebagainya pada bunyi-bunyian yang terasa dari indera pendengaran. Kecuali terhadap gokan pada adjektiva 丸い 円い marui dan adjektiva yang menunjukkan warna yang tampak dari indera pengelihatan, khususnya pada warna-warna yang terdapat dan dapat dilihat pada benda-benda konkrit. Maka : 丸み円み marumi (O) 大み ookimi (X) 白み shiromi (O) 低み hikumi (X) 赤み akami (O) 小さみ chiisami (X) 黄色み kiiromi (O) 黒み kuromi (O) Kemudian, akhiran –mi hanya dapat ditambahkan pada sejumlah kecil zokusei keiyoushi yang menyatakan sifat yang dapat dirasakan lewat panca indera pengelihatan, penciuman, peraba, perasa, dimensi dan perasaan, yaitu : 高み takami ‘ketinggian tempat’ 深み fukami ‘kedalaman air’ 臭み kusami ‘hal busuk’ 甘み amami ‘manisnya kue’ 旨み umami ‘kesempurnaan rasa’ 辛み karami ‘pedasnya wasabi’ 酸っぱみ suppami ‘keasaman rasa’ 苦み nigami ‘kepahitan rasa’ 柔らかみ yawarakami kelembutan sopan-santun’ 厚み atsumi ‘ketebalan perasaan’ 重み omomi ‘hal penting’ 暖かみ atatakami ‘kehangatan kenyataan’ 温み nukumi ‘kehangatan hati’ Selain itu, akhiran –mi juga dapat ditambahkan pada adjektiva penilaian 強い tsuyoi dan 弱い yowai, maka : 強み tsuyomi ‘kekuatantitik kuat’ 弱み yowami ‘kelemahantitik lemah’ Sedangkan pada 感覚形容詞 kankaku keiyoushi dan 感情形容詞 kanjou keiyoushi terdapat pada : 痛み itami ‘kesakitan tubuh’ 痒み kayumi ‘gatalnya tubuh’ 悲しみ kanashimi ‘kesedihan hati’ 苦しみ kurushimi ‘hal yang membuat menderita’ 楽しみ tanoshimi ‘hal yang menyenangkan’ 面白み omoshiromi ‘hal yang menarik’ Sedangkan beberapa kanjou keiyoushi adjektiva perasaan berikut, tidak bisa ditambahkan akhiran –mi. 嬉しみ ureshimi (X) 辛み kirami (X) 寂しみ sabishimi (X)

3.2. Pembentukan verba

Dokumen yang terkait

Analisis Fungsi Dan Makna Verba “Shikaru” Dan “Okoru” Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Ditinjau Dari Segi Semantik) Imiron Kara Mita “Shikaru” To “Okoru” No Imi To Kinou No Bunseki

10 65 68

Analisis Makna Verba Hatten Suru, Hattatsu Suru, Dan Shinpo Suru Dalam Kalimat Bahasa Jepang

2 90 84

Analisis Fungsi Dan Makna Verba Bentuk 「–Te Iku 」Dan 「–Te Kuru 」Dalam Novel ‘Piitaa Pan To Wendi’ [Piitaa Pan To Wendi] No Shousetsu No 「-Te Iku」 To 「-Te Kuru」 To Iu Doushi No Kinou To Imi No Bunseki

8 80 96

Analisis Morfologis Verba Bahasa Jepang Nihongo No Doushi No Keitairontekina Bunseki

21 147 70

Analisis Pemakaian Verba Hataraku, Tsutomeru, Dan Shigoto Suru Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Ditinjau Dari Segi Semantik) Imiron Kara Mita Nihongo No Bun Ni Okeru (Hataraku, Tsutomeru, Shigoto Suru) No Tsukaikata No Bunseki

5 125 67

SISTEM VERBA BAHASA SASAK DIALEK BAYAN DARI DASAR VERBA DAN NOMINA

2 37 148

Analisis Perbedaan Fungsi Dan Makna Verba “Tsukau” Dan “Mochiiru’’ Dalam Majalah “Nipponia” Nipponia No Zasshi Ni Okeru Tsukau To Mochiiru No Doushi No Imi To Kinou No Soui No Bunseki

1 24 55

Pembentukan Verba Dari Dasar Verba Dan Nomina Bahasa Jawa Dialek Banyumas 00003

0 0 1

Analisis Fungsi Dan Makna Verba “Shikaru” Dan “Okoru” Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Ditinjau Dari Segi Semantik) Imiron Kara Mita “Shikaru” To “Okoru” No Imi To Kinou No Bunseki

0 0 13

MORFOLOCI NOMINA DAN ADJEKTIVA BAHASA TOTOLI

0 9 113