30
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menganalisis data dan menginterpretasikan data.
7.1 Analisis Tabulasi Sederhana
Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu. Dalam analisis tabulasi sederhana ini, data yang diperoleh diolah ke dalam
bentuk persentase menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana : P = persentase responden yang memilih kategori tertentu.
fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu. ∑fi = banyaknya jumlah responden.
Tujuan dari tabulasi sederhana ini adalah memberi gambaran mengenai data-data yang didapat dari kuesioner yang bersifat menggambarkan karakteristik tertentu dari
responden.
7.2 Crosstabulation
Crosstabulation tabulasi silang bertujuan untuk menyajikan data dalam bentuk
tabulasi, yang meliputi baris dan kolom. Analisis crosstabulation merupakan analisis dasar untuk hubungan antar variabel kategori nominal atau ordinal. Suliyanto,
2005:120
Universitas Sumatera Utara
31
7.3 Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
7.3.1 Perumusan Model Regresi
Perumusan model analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = a +b.X + e
Y = brand loyalty terhadap sabun mandi Lifebuoy a = konstanta
b = koefisien regresi X = persepsi konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility
e = Error Term variabel lain yang tidak diteliti
7.3.2 Uji F
Uji F dimaksudkan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel bebas X
1
secara keseluruhan terhadap variabel terikat Y. Formula yang digunakan adalah:
Sudjana, 2002:108
Kriteria penilaian yang dapat ditetapkan adalah: Jika F hitung F tabel maka variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
secara bersama-sama simultan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat, demikian juga sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
32
7.3.3 Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan rumus:
Sudjana, 2002:111
Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut: Jika nilai t hitung nilai t tabel yang telah ditentukan maka masing-masing variabel
bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Pada 1930 Unilever terbentuk berkat bergabungnya dua buah perusahaan besar, yaitu perusahaan margarin Belanda Margarine Unie dan perusahaan sabun Inggris Lever
Brothers. Pada awalnya kedua perusahaan tersebut saling bersaing Margarine Unie dan Lever Brothers bersaing dalam core bisnis yang sama. Keduanya terlibat persaingan
produk-produk rumah tangga dalam skala yang sangat besar. Dua perusahaan ini juga memiliki jalur distribusi perdagangan yang sama banyak jumlahnya. Margarine Unie dan
Lever Brothers sama-sama menguasai wilayah operasi di lebih 40 negara. Pada dekade 1930-an, Unilever memperkenalkan perkembangan teknologi berbisnis. Hasilnya, bisnis
Unilever semakin berkembang pesat. Sejumlah perusahaan didirikan di wilayah Amerika Latin. Unilever NV dan Unilever PLC merupakan perusahaan induk yang sekarang ini
menjadi salah satu perusahaan produk-produk terbesar di dunia. Sejak berdiri pada 1930, keduanya beroperasi secara bersama-sama. Kantor pusat Unilever berada di dua kota,
yakni di kota London dan Rotterdam.
4.2 Gambaran Umum Responden.
Dalam penelitian ini diketahui populasi sebanyak 754 mahasiswa, dan di ambil sample sebanyak 88 orang responden yang berstatus sebagai Mahasiswa Ekstensi S1
Universitas Sumatera Utara yang masih aktif. Dan diharapkan simple ini dapat mewakili populasi yang ada saat ini. Dan untuk mengetahui gambaran tentang responden berikut
akan di uraikan pengelompokan respondsen yang di teliti.
Universitas Sumatera Utara
34
Count of Pria
Wanita
20 Total tinggal bersama ortu
1 1
21 bersama saudara 1
1 Kost
6 6
tinggal bersama ortu 3
10 13
21 Total 3
17 20
22 bersama saudara 1
1 2
kontrak 1
1 Kost
2 3
5 tinggal bersama ortu
9 9
22 Total 3
14 17
23 bersama saudara 3
2 5
Kost 2
6 8
tinggal bersama ortu 1
3 4
23 Total 6
11 17
24 bersama saudara 1
1 kontrak
1 2
3 Kost
2 3
5 tinggal bersama ortu
4 2
6 24 Total
8 7
15 25 bersama saudara
2 2
kontrak 1
1 2
Kost 2
2 tinggal bersama ortu
2 2
25 Total 7
1 8
26 kontrak 1
1 Kost
2 1
3 26 Total
2 2
4 27 Kost
1 1
tinggal bersama ortu 1
1 2
27 Total 2
1 3
28 kontrak 1
1 tinggal bersama ortu
1 1
28 Total 1
1 2
34 Kost 1
1 34 Total
1 1
Grand Total 33
55 88
Grand Total Tempat Tinggal
Usia jenis kelamin
Crosstabulation tempat tinggal, usia dan jenis kelamin responden
Tabel 4.1 Sumber: Data primer diolah Maret 2008
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berusia 21 tahun adalah reponden terbanyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 20 orang 22.7. Kemudian
disusul responden usia 22 tahun dan 23 tahun yaitu sama-sama 17 orang 19.3.
Universitas Sumatera Utara
35 Kemudian usia 24 tahun sebanyak 15 orang. Perbedaan jumlah responden dalam
hal usia kelihatan jauh pada beberapa usia dalam hal jumlah. Dimana usia 20 tahun sebanyak 1 orang 1.1, usia 25 tahun sebanyak 8 orang 9.09, usia 26 tahun
sebanyak 4 orang 4.55 dan usia 27 tahun sebanyak 3 3.41 orang, usia 28 tahun 2 orang 2.27 dan 1 orang 1.1. Hal ini dikarenakan usia kebanyakan di ekstensi S1
itu adalah 21 – 24 tahun.
Usia Responden
Tabel
4.2 Sumber: Data primer diolah Maret 2008
Sedangkan distribusi frekuensi status tempat tinggal reponden menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sejumlah 38 responden 43.2 tinggal bersama
orang tua. Sedangkan jumlah terbanyak kedua adalah kost yaitu sejumlah 31 responden atau 35.2. Sedangkan responden yang tinggal bersama saudara, mengontrak rumah
tidak terlalu banyak yaitu berturut-turut sebesar 11 responden 12.5 dan 8 responden 9.1.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Ekstensi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara tinggal di tempat kost yaitu sebanyak 31 responden
Count of usia
Usia Total
Percent
20 1
1.14 21
20 22.73
22 17
19.32 23
17 19.32
24 15
17.05 25
8 9.09
26 4
4.55 27
3 3.41
28 2
2.27 34
1 1.14
Grand Total 88
100
Universitas Sumatera Utara
36 atau 35.2 persen sehingga besar kemungkinan mereka melakukan keputusan pembelian
barang kebutuhan sehari-harinya sendiri.
Tempat Tinggal Responden
Tabel 4.3 Sumber: Data Primer diolah Maret 2008
Dari Tabel 4.4 juga dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki adalah sejumlah 33 orang 37.5. Sedangkan responden perempuan adalah sejumlah 55 orang
62.5. Agar lebih jelas, distribusi frekuensi jenis kelamin responden ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.4
Sumber: Data Primer diolah Maret 2008 Dari
hasil crosstabulation pada Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa sabun mandi
Lifebuoy telah dikonsumsi oleh konsumen laki-laki maupun perempuan, serta merata pada tiap-tiap jenjang usia responden.
Hal ini sesuai dengan segmen yang dituju oleh sabun mandi Lifebuoy yaitu seluruh anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan, tua ataupun muda. Sabun
Tempat Tinggal Total
Persentase
bersama saudara 11
12.5 kontrak
8 9.1
Kost 31
35.2 tinggal bersama ortu
38 43.2
Grand Total 88
100
Count of jenis kelamin
Jenis Kelamin Total
Persentase
pria 33
37.5 wanita
55 62.5
Grand Total 88
100
Universitas Sumatera Utara
37 mandi Lifebuoy merupakan sabun kesehatan yang sesuai untuk digunakan oleh seluruh
anggota keluarga. Sedangkan distribusi frekuensi uang saku responden dalam satu bulan digambarkan
dalam Tabel 4.5.
Uang Saku Responden
Tabel 4.5 Sumber: Data Primer diolah Maret 2008
Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden dengan jumlah uang saku Rp 250.000 – Rp 500.000 perbulan adalah responden dengan jumlah terbanyak yaitu sebesar
28 responden atau 31.8. Dari jumlah tersebut sebagian besar adalah mahasiswa yang tinggal bersama orang tua yaitu sebesar 15 responden atau 17.04. Sedangkan
mahasiswa dengan jumlah uang saku Rp 250.000 per bulan adalah mahasiswa yang tinggal bersama orang tua 4 dan 2 responden kost.
Selain itu terdapat 10 responden dengan jumlah uang saku lebih dari Rp 1.000.000 per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Lifebuoy tersebar antara
mahasiswa kalangan menegah ke bawah dan kalangan menengah ke atas.
Sum of uang suka
Uang Saku Total
Persentase
250.000 6
6.8 250.000-500.000
28 31.8
500.000-750.000 27
30.7 750.000-10000
17 19.3
1000.000 10
11.4
Grand Total 88
100
Universitas Sumatera Utara
38
Crosstabulation Uang Saku dan Tempat Tinggal Responden
Tabel 4.6 Sumber: Data Primer diolah Maret 2008
4.3
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 4.3.1 Uji Validitas
Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mengorelasikan skor pada item dengan skor total item-nya. Apabila skor item memiliki korelasi positif yang signifikan, berarti item tersebut dapat digunakan
sebagai indikator untuk mengukur variabel tersebut. Menurut Ancok dalam Singarimbun 2001:124 validitas menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu item pertanyaan dapat dikatakan valid jika koefisien korelasinya lebih besar dari 0,3 atau dapat diketahui
dengan membandingkan indeks korelasi product moment pearson dengan level signifikansi 5 sebagai nilai kritisnya. Bila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari
0,05 maka dinyatakan valid dan sebaliknya.
Bersama Saudara Kontrak
Kost Tinggal Bersama Ortu
Grand Total
250.000 2
4 6
250.000-500.000 5
8 15
28 500.000-750.000
3 2
9 13
27 750.000-10000
3 2
7 5
17 1000.000
4 5
1 10
Grand Total 11
8 31
38 88
Tempat Tinggal Uang Saku
Universitas Sumatera Utara
39
Hasil Uji Validitas
Pertanyaan Scale
Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation r hasil
Cronbachs Alpha if Item
Deleted Signifikansi
Keterangan Butir1
25.8011 13.669
.453 .753
0.000 Valid
Butir2 26.8352
12.447 .356
.778 0.000
Valid Butir3
26.2841 13.267
.427 .756
0.000 Valid
Butir4 26.0114
13.394 .469
.750 0.000
Valid Butir5
25.9205 13.651
.365 .765
0.000 Valid
Butir6 26.3977
12.264 .550
.735 0.000
Valid Butir7
26.4091 11.729
.647 .716
0.000 Valid
Butir8 26.4205
11.845 .583
.728 0.000
Valid
Table 4.7 Sumber: Data primer diolah Maret 2008
Dari Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi seluruhnya menunjukkan angka 0.000 atau dibawah 5 = 0.05, sehingga data dapat dikatakan
valid. Suliyanto, 2005:49. Sedangkan
probabilitas korelasi r seluruhnya menunjukkan angka di atas 0.356 dari Tabel rho Spearman, df= ,n-2, sehingga data dapat dikatakan valid. Dan apabila r
hitung r table maka instrument penelitian dapat sikatakan valid, r tabel dalam penelitian ini adalah 0.2096
4.3.2 Uji Reliabilitas
Reliabitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang
relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik.
Universitas Sumatera Utara
40
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Tabel 4.8
Sumber: Data Primer diolah Maret 2008 Nilai
koefisien Alpha Cronbach adalah sebesar 0.773, menurut Arikunto
2000:132, instrumen dapat dikatakan reliabel jika memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0.6 atau lebih, sehingga instrumen penelitian ini dapat dikatakan andal
reliabel.
4.4 Pengujian Persepsi
Persepsi adalah keseluruhan evaluasi terhadap suatu objek Engel et. al., 2001:337. Oleh karena itu pengujian persepsi dilakukan dengan menjumlahkan seluruh
skor variabel X persepsi. Jumlah variabel X yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah lima item, sedangkan skor untuk jawaban netral atau ragu-ragu adalah 3 tiga
sehingga jumlah skor total untuk persepsi netral adalah 15 35. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:
1.Jumlah skor 15 berarti persepsi negatif 2.Jumlah skor = 15 berarti persepsi netral
3.Jumlah skor 15 berarti persepsi positif
Cronbachs Alpha
N of Items .773
8
Universitas Sumatera Utara
41
Persepsi Responden
Tabel 4.9 Sumber: Data Primer diolah Maret 2008
Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar 85 responden 96.59 menyatakan berpersepsi positif pada penerapan program CSR yang
dilakukan oleh Lifebuoy. Sedangkan 3 responden 3.41 berpersepsi negatif.
4.4.1 Analisis Tabulasi Sederhana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen pada penerapan program corporate social responsibility yang dilakukan oleh Lifebuoy. Analisis tabulasi
sederhana ini digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi jawaban respoden atas tiap-tiap instrumen pertanyaan kuisioner. Distribusi frekuensi jawaban responden dapat
dilihat pada Tabel 4.10.
Persepsi Frequency
Percent
positif 85
96.59 netral
3 3.41
negatif Grand Total
88 100
Universitas Sumatera Utara
42
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden atas Variabel Persepsi X
Tabel 4.10 Sumber: Data Primer di olah Maret 2008
No Pertanyaan
Jml
1 Menurut saya program corporate social responsibility ini murni bertujuan baik. 1. Sangat Setuju
29 32.95
2. Setuju 52
59.09 3. Netral
7 7.95
4. Tidak Setuju -
5. Sangat Tidak Setuju -
2 Menurut saya program corporate social responsibility ini hanya dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan
1. Sangat Setuju 8
9.09 2. Setuju
33 37.50
3. Netral 28
31.82 4. Tidak Setuju
17 19.32
5. Sangat Tidak Setuju 2
2.27 3 Menurut saya program corporate social responsibility ini sudah tepat sasaran.
1. Sangat Setuju 11
12.50 2. Setuju
57 64.77
3. Netral 13
14.77 4. Tidak Setuju
7 7.95
5. Sangat Tidak Setuju -
4 Menurut saya program corporate social responsibility ini sesuai dengan citra sabun mandi Lifebuoy sebagai sabun kesehatan.
1. Sangat Setuju 19
21.59 2. Setuju
51 57.95
3. Netral 17
19.32 4. Tidak Setuju
1 1.14
5. Sangat Tidak Setuju -
5 Saya merasa senang dengan adanya program corporate social responsibility dari Lifebuoy. 1. Sangat Setuju
27 30.68
2. Setuju 43
48.86 3. Netral
17 19.32
4. Tidak Setuju 1
1.14 5. Sangat Tidak Setuju
-
Universitas Sumatera Utara
43 Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakan
tidak setuju terhadap item pertanyaan bahwa program CSR ini murni bertujuan baik. Tetapi sebagian besar responden 33 responden atau 37.50 menyatakan setuju dan
sangat setuju jika dikatakan bahwa program CSR ini hanya bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan.
Hal ini berarti bahwa konsumen setuju dengan program pemasaran yang memasukkan isu-isu CSR seperti ini karena program-program CSR seperti ini selain
dianggap sebagai program pemasaran juga dianggap memberikan kontribusi yang positif pada masyarakat. Jadi konsumen yang merasa senang dengan kegiatan CSR Lifebuoy 70
responden menganggap dengan program CSR seperti ini, perusahaan tidak hanya mengambil keuntungan dari konsumen tapi juga memberikan sesuatu yang berarti bagi
masyarakat take and give. Akan tetapi sebagian kecil responden 1 responden atau 1.14 merasa tidak
senang terhadap program CSR Lifebuoy. Dia menganggap program CSR ini memanipulasi masyarakat dan hanya bertujuan untuk menaikkan volume penjualan sabun
mandi Lifebuoy.
4.4.2 Analisis Crosstabulation Persepsi Konsumen Dengan Loyalitas
Jawaban dari tiap-tiap pertanyaan yang diajukan pada 88 responden dianalisis dengan melihat distribusi frekuensi dan crosstabulation dari tiap-tiap variabel terikat
loyalitas.
Universitas Sumatera Utara
44
Crosstabulation Persepsi Konsumen dan Loyalitas 1 price premium price_premium persepsi Crosstabulation
Tabel 4.11 Sumber: Data primer diolah Maret, 2008
Dari Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa sebanyak 62 responden menyatakan setuju dan sangat setuju jika mereka dikatakan akan tetap membeli sabun mandi Lifebuoy
meskipun terdapat merek sabun mandi lain yang menawarkan harga lebih murah..
Crosstabulation Persepsi dan Loyalitas 2 loyalty2 persepsi Crosstabulation
Tabel 4.12 Sumber: Data primer diolah Maret, 2008
Dari Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dari total 85 responden yang memiliki persepsi positif pada penerapan program CSR Lifebuoy, sebanyak 53 responden
Positif Netral
Negatif
sangat setuju 10
10 setuju
52 2
54 netral
16 1
17 tidak setuju
7 7
sangat tdk. Setuju total
85 3
88
Persepsi Total
Loyalitas1
Positif Netral
Negatif
sangat setuju 11
11 setuju
42 2
44 netral
24 1
25 tidak setuju
8 8
sangat tdk. Setuju total
85 3
88
Loyalitas2 Persepsi
Total
Universitas Sumatera Utara
45 menyatakan setuju dan sangat setuju untuk tetap melakukan pembelian sabun mandi
Lifebuoy meskipun terdapat produk lain yang menyerupai. Akan tetapi dari total 85 responden yang memiliki persepsi positif terdapat 8
responden yang menyatakan tidak akan membeli sabun mandi Lifebuoy kalau terdapat produk lain yang menyerupai. Loyalitas kelompok konsumen ini dipengaruhi oleh sebab-
sebab lain di luar penerapan program CSR.
Crosstabulation Persepsi dan Loyalitas 2 word of mouth word_of_mouth persepsi Crosstabulation
Tabel 4.13 Sumber: Data primer diolah Maret, 2008
Dari Tabel 4.13 diketahui bahwa sebagian besar responden yang memiliki persepsi positif pada penerapan program CSR 49 responden memilih untuk
merekomendasikan orang lain untuk membeli sabun mandi Lifebuoy. Akan tetapi 29 responden yang memiliki persepsi positif akan netral jika dikatakan mereka akan memilih
untuk merekomendasikan orang lain untuk membeli sabun mandi Lifebuoy. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa konsumen lebih netral atau tidak
bersedia merekomendasikan orang lain untuk membeli sabun mandi Lifebuoy karena konsumen tidak mendapatkan keuntungan apapun jika konsumen melakukan word of
mouth.
Positif Netral
Negatif
sangat setuju 14
14 setuju
35 2
37 netral
29 1
30 tidak setuju
6 6
sangat tdk. Setuju 1
1 total
85 3
88
Loyalitas3 Persepsi
Total
Universitas Sumatera Utara
46
4.4.3 Analisis Crosstabulation Responden dengan Persepsi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui persepsi konsumen berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelas sosial.
Crosstabulation Jenis Kelamin dan Persepsi jen.kel persepsi Crosstabulation
Tabel 4.14 Sumber: Data primer diolah Maret 2008
Dari Tabel 4.14 diketahui bahwa dari total 85 responden yang memiliki persepsi positif pada penerapan program CSR, 44 responden atau 59.09 adalah responden
perempuan.
Crosstabulation Uang Saku dan Persepsi uangsaku persepsi Crosstabulation
Tabel 4.15 Sumber: Data primer diolah Maret 2008
Positif Netral
Negatif
Laki-Laki 33
33 Perempuan
52 3
55 Grand Total
85 3
88
Sikap JenisKelamin
Grand Total
Positif Netral
Negatif
250.000 6
6 250.000-500.000
27 1
28 500.000-750.000
25 2
27 750.000-10000
17 17
1000.000 10
10 Grand Total
85 3
88
Grand Total UangSaku
Sikap
Universitas Sumatera Utara
47 Dari Tabel 4.15 diketahui bahwa seluruh responden yang memiliki uang saku
antara Rp 750.000 – Rp 1.000.000 dan Rp 1.000.000 per bulan atau berasal dari kalangan menengah atas, seluruhnya memiliki persepsi positif terhadap program CSR
Lifebuoy, sedangkan responden yang memiliki uang saku per bulan Rp 250.000-500.000 terdapat satu orang yang netral.
Crosstabulation Tempat Tinggal dan Persepsi tinggal persepsi Crosstabulation
Tabel 4.16 Sumber: Data primer diolah Maret 2008
Dari Tabel 4.16 diketahui bahwa responden yang berpersepsi positif terbanyak kedua adalah kelompok mahasiswa yang tinggal di tempat kost, yaitu 30 responden atau
34.09 dari total responden yang tinggal di tempat kost 31 responden.
4.5 Analisis Regresi
Sebelum dilakukan analisis regresi, untuk mendapatkan nilai perkiraan yang tidak bias dan efisien dari persamaan regresi linear dengan metode kuadrat terkecil Least
Positif Netral
Negatif
bersama saudara 11
11 kontrak
7 1
8 Kost
30 1
31 tinggal bersama ortu
37 1
38 Grand Total
85 3
88
Sikap Grand Total
Tempat Tinggal
Universitas Sumatera Utara
48 Square, maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi beberapa kriteria
persyaratan asumsi klasik.
4.5.1 Uji Asumsi Klasik
4.5.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah nilai residual yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem dalam
data yang diambil. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan cara menggunakan analisis
Kolmogorov Smirnov. Kurva nilai residual terstandardisasi dikatakan menyebar dengan normal apabila nilai Kolmogorov Smirnov Z Z tabel; atau nilai assymp. Sig. 2-tailed
α. Nilai α dalam penelitian ini adalah 0.05.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Tabel 4.16 Sumber: Data primer diolah Maret 2008
Standardized Residual
N 88
Normal Parametersa,b Mean 19.4773
Std. Deviation 2.37795
Most Extreme Differences
Absolute .108
Positive .108
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z 1.011
Asymp. Sig. 2-tailed .258
Universitas Sumatera Utara
49 Dari hasil penghitungan dengan program SPSS, didapatkan nilai standar residual
Kolgomorov Smirnov Assymp. Sig. 2-tailed sebesar 0.258 atau lebih besar dari 0.05 alpha, sehingga model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas. Selain itu
deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik normalitas. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. 4.5.1.2 Uji Heteroskedatisitas
Model regresi yang baik adalah tidak mengandung unsur heteroskedatisitas homoskedastisitas. Artinya, varians variabel independen adalah konstan sama untuk
setiap nilai tertentu variabel independen. Dalam penelitian ini, pengujian homoskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolute residual hasil regresi dengan semua variabel bebas.
Hasil Korelasi Rank Spearman Uji Heteroskedatisitas
Tabel 4.17
Sumber: Data primer diolah Maret 2008 Apabila probabilitas hasil korelasi lebih besar dari 0.05 alpha, maka persamaan
regresi tersebut tidak mengandung unsur heteroskedastisitas. Sedangkan hasil
Correlations
1.000 .460
. .000
88 88
.460 1.000
.000 .
88 88
Correlation Coefficient Sig. 2-tailed
N Correlation Coefficient
Sig. 2-tailed N
Persepsi BrandLoyalty
Spearmans rho Persepsi
BrandLoyalty
Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. .
Universitas Sumatera Utara
50 penghitungan di atas menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.460 sehingga dapat
dikatakan bahwa model regresi tidak mengandung unsur heteroskedastisitas non- heteroskedastisitas.
4.5.1.3 Uji Multikolinearitas Model regresi yang baik adalah jika model tersebut tidak mengandung gejala
multikolinearitas, yaitu terjadinya korelasi mendekati sempurna antar variabel bebas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas antar variabel, salah satu caranya
adalah engan melihat dari nilai variance inflation faktor VIF dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance 1, atau nilai VIF 10.
Collinearity Statistics VIF
Tabel 4.18 Sumber: Data primer diolah Maret 2008
Berdasarkan output pada coefficients model dikatakan tidak terjadi multikolinearitas, karena nilai VIF 10.
Standardized Coefficients
B Stdr Error
Beta Tolerance
VIF
1 Constant 2.986
1.756 1.895
.061 Persepsi
.415 .080
.487 5.167
.000 1.000
1.000 a. Dependent Variable : BrandLoyalty
Sig. Collinearity Statistics
Coefficientsª Unstandardized
Coefficients Model
t
Universitas Sumatera Utara
51 4.5.2 Analisis Regresi Linear
Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi konsumen dalam penerapan program corporate social
responsibility terhadap loyalitas sabun mandi Lifebuoy. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Hasilnya disajikan dalam Tabel 4.20.
Hasil Analisis Regresi
Tabel 4.19 Sumber: Data primer diolah Maret 2008
Dari Tabel 4.22 dapat disimpulkan bahwa: 1. Koefisien Determinasi
Angka R sebesar 0.487 menunjukkan bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara persepsi konsumen pada penerapan program corporate social responsibility
terhadap brand loyalty merupakan hubungan yang substansial kuat. Menurut Young dalam Sulaiman 2004:12, ukuran korelasi dinyatakan sebagai berikut.
Standardized Coefficients
B Sdt. Error
Beta
Constanta 2.986
1.576 1.895
0.061 Persepsi X
0.415 0.8
0.487 5.167
0.000 R
0.487 F hitung
R² 0.237
F tabel α
0.05 Sig F
Variable t hitung
Sig.t
26.695 3.95
0.000
Unstandardized Coefficients
Universitas Sumatera Utara
52 1. 0.70 s.d. 1.00 baik plus maupun minus menunjukkan adanya hubungan yang
tinggi 2. 0.40 s.d. 0.70 baik plus maupun minus menunjukkan tingkat hubungan yang
substansial 3. 0.20 s.d. 0.40 baik plus maupun minus menunjukkan tingkat hubungan yang
rendah 4. 0.20 baik plus maupun minus menunjukkan tidak adanya tingkat hubungan
Nilai R square R2 atau koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya
kontribusi dari variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikatnya, dan
sisanya dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai R2 adalah sebesar 0.237 atau 23.7. Artinya, 23.7 loyalitas terhadap sabun mandi Lifebuoy bisa dijelaskan oleh
persepsi konsumen pada penerapan program corporate social responsibility.
Sedangkan sisanya sebesar 76.3 dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.
2. Anova Dari uji Anova didapatkan Fhitung sebesar 26.69 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.000. Jadi Fhitung Ftabel 26.69 3.95 atau sig F 5 0.000
0.05 artinya bahwa variabel persepsi pada penerapan program corporate social responsibility berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas. Dengan demikian
Hipotesa dari penelitian ini terbukti diterima. Hipotesis:
Universitas Sumatera Utara
53 Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi konsumen dalam penerapan
program corporate social responsibility terhadap loyalitas sabun mandi Lifebuoy
3. Koefisien Regresi Dari hasil analisis dapat dituliskan persamaan regresi:
Y = 0.487X + e
Keterangan: Y = brand loyalty terhadap sabun mandi Lifebuoy
b = koefisien regresi X = persepsi konsumen dalam penerapan program CSR
e = Error Term variabel lain yang tidak disebutkan Penjelasan dari persamaan di atas yaitu nilai koefisien regresi yang bertanda positif
menunjukkan bahwa semakin positif persepsi konsumen pada penerapan corporate social responsibility, maka loyalitas akan semakin tinggi.
4.6 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen 81 responden atau 92.04 memiliki persepsi positif pada penerapan
program CSR Lifebuoy. Artinya, hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen setuju dengan kegiatan promosi yang memasukkan isu-isu CSR seperti ini karena
program-program CSR seperti ini selain dianggap sebagai kegiatan promosi juga dianggap memberikan kontribusi yang positif pada masyarakat.
Sebanyak 70 responden 79.54 merasa senang dengan program CSR Lifebuoy. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa konsumen merasa
Universitas Sumatera Utara
54 senang dengan kegiatan CSR Lifebuoy dan menganggap dengan program CSR seperti
ini, perusahaan tidak hanya mengambil keuntungan dari konsumen tapi juga memberikan sesuatu yang berarti bagi masyarakat take and give.
Akan tetapi masih terdapat sebagian kecil dari konsumen yang menganggap program CSR Lifebuoy ini hanya merupakan program pemasaran belaka yang
memanfaatkan kaum minoritas untuk mendapatkan reputasi sebagai perusahaan yang baik. Di lain pihak, program CSR yang diintegrasikan ke dalam program pemasaran
seperti ini dapat menimbulkan awareness masyarakat terhadap Lifebuoy sebagai produk yang bertanggung jawab, mengingat sebagian besar produk lain belum
memasukkan isu CSR dalam strategi mereka. Hal ini bisa menjadi nilai tambah bagi Lifebuoy dalam menghadapi persaingan yang bertambah ketat.
Menurut Harry Miarsono dalam Swa, Desember 2005, agar program CSR berjalan dengan elegan, etis dan mulus, maka program CSR seharusnya diarahkan ke
masyarakat yang membutuhkan sehingga tepat sasaran, tidak boleh dipaksakan dan disesuaikan dengan kemampuan masyarakat penerima program. Program CSR lebih
diprioritaskan pada kebutuhan pokok masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka seperti pendidikan, kesehatan dan pengembangan agrobisnis.
Sebenarnya jika berpedoman pada teori tersebut, program CSR Lifebuoy ini sudah tepat sasaran, hal ini juga tercermin dari jawaban responden, yaitu sebesar 68
responden 77.27 menyatakan jika program CSR Lifebuoy sudah tepat sasaran dan hanya dua responden yang menyatakan program CSR Lifebuoy tidak tepat sasaran.
Artinya, program CSR Lifebuoy ini masih belum menyentuh kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
55 Di masa mendatang Lifebuoy perlu mengkaji lebih jauh mengenai apa yang
sesungguhnya dibutuhkan dan diinginkan masyarakat dan mengintegrasikannya dalam program-program CSR-nya, sehingga akan tercipta rasa saling memiliki dan
konsumen akan merasa memiliki ikatan emosional dengan Lifebuoy. Dari hasil analisis regresi diketahui bahwa persepsi konsumen pada penerapan
program CSR Lifebuoy berpengaruh secara signifikan terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy. Meskipun pengaruh dari CSR ini hanya sebesar 23.7, tetapi
pengaruh ini cukup signifikan mengingat sabun mandi adalah produk sehari-hari dimana biasanya loyalitas konsumen terhadap merek tertentu sangat rendah.
Oleh karena itu Lifebuoy harus tetap menjalankan program-program CSR secara konsisten. Kerena penerapan program CSR Lifebuoy telah terbukti menambah
nilai dan daya saing Lifebuoy terhadap pesaing dan berpengaruh secara signifikan terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy.
Universitas Sumatera Utara
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan