OPERATING SEGMENTS continued ADRO 20150310 FY2014 Financial Statement and Notes

Lampiran 5114 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in thousands of US Dollars, unless otherwise stated

42. PERJANJIAN

PENTING, IKATAN, DAN KONTINJENSI lanjutan

42. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS

AND CONTINGENCIES continued

c. Fasilitas bank lanjutan

c. Banking facility continued

Pada tanggal 31 Desember 2014, jumlah fasilitas perbankan yang sudah digunakan oleh Adaro yang diperoleh dari HSBC, PT Bank DBS Indonesia dan PT Bank Mandiri Persero Tbk dan lembaga keuangan lainnya dalam berbagai mata uang, setara AS16.084 31 Desember 2013: AS14.268. Fasilitas tersebut diterbitkan sehubungan dengan kontrak penjualan dan jaminan reklamasi. As at 31 December 2014, the total bank facilities used by Adaro which were obtained from HSBC, PT Bank DBS Indonesia and PT Bank Mandiri Persero Tbk and from other financial institutions in various currencies, aggregated to US16,084 31 December 2013: US14,268. These facilities had been issued in relation to sales contracts and reclamation guarantees. Penggunaan fasilitas bank tertentu mensyaratkan Adaro untuk menempatkan deposito berjangka lihat Catatan 7. The use of certain banking facilities requires Adaro to maintain time deposits refer to Note 7.

d. Komitmen penjualan

d. Sales commitments

Pada tanggal 31 Desember 2014, Adaro memiliki beberapa komitmen untuk mengirimkan sekitar 149,7 juta metrik ton batubara kepada beberapa pelanggan, bergantung kepada kesepakatan harga. Batubara tersebut akan dikirimkan secara periodik dari tahun 2015 sampai tahun 2022. As at 31 December 2014, Adaro had various commitments to deliver approximately 149.7 million metric tonnes of coal to various buyers, subject to price agreements. The coal will be delivered periodically from 2015 until 2022.

e. Pengeluaran modal

e. Capital expenditure

Pada tanggal 31 Desember 2014, Grup mempunyai pesanan pembelian untuk peralatan tambang dan konstruksi kapal sebesar AS19.646. As at 31 December 2014, the Group had purchase orders for mining equipment and vessel construction amounting to US19,646.

f. Iuran penggunaan area hutan

f. Forestry fee

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 tertanggal 16 Mei 2014 yang menggantikan Peraturan Pemerintah No. 2, tanggal 4 Februari 2008, seluruh perusahaan yang memiliki aktivitas di dalam area hutan produksi dan hutan lindung namun kegiatannya tidak berhubungan dengan kegiatan kehutanan memiliki kewajiban untuk membayar iuran kehutanan dengan tarif berkisar dari Rp1.600.000 nilai penuh sampai Rp4.000.000 nilai penuh per hektar dengan menggunakan formula tertentu. Iuran ini berlaku sejak Agustus 2014. Grup telah mengakui iuran ini dengan dasar akrual. Based on Government Regulation No. 33 dated 16 May 2014 which replaces Government Regulation No. 2, dated 4 February 2008, all companies that have activities in production and protected forest areas not related to forestry will have an obligation to pay a forestry fee with tariff ranging from Rp1,600,000 full amount to Rp4,000,000 full amount per hectare using a certain formula. This fee is effective from August 2014. The Group has recognised this fee on an accrual basis.

g. Tuntutan hukum

g. Legal proceedings

Grup dari waktu ke waktu terlibat dalam berbagai tuntutan hukum yang dapat mempengaruhi kegiatan bisnis Grup. Grup berkeyakinan bahwa keputusan yang tidak menguntungkan sehubungan dengan tuntutan hukum yang sedang berjalan, atau keharusan untuk membayar sejumlah ganti rugi dari tuntutan hukum tersebut, tidak akan mempengaruhi kondisi keuangan konsolidasian atau hasil operasi konsolidasian secara material. From time to time, the Group is involved in various legal proceedings as a normal incident to the Group’s business. The Group is of the opinion that adverse decisions in any pending or threatened proceedings, or that any amounts it may be required to pay by reason thereof will not have a material adverse effect on its consolidated financial condition or the consolidated results of its operations. Lampiran 5115 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in thousands of US Dollars, unless otherwise stated

42. PERJANJIAN

PENTING, IKATAN, DAN KONTINJENSI lanjutan

42. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS

AND CONTINGENCIES continued

h. Perjanjian Fasilitas Bahan Bakar

h. Fuel Facilities Agreement

Pada tanggal 1 September 2009, IBT mengadakan Perjanjian Fasilitas Bahan Bakar dengan Shell. Berdasarkan perjanjian ini, Shell setuju untuk membangun fasilitas penampungan bahan bakar dengan kapasitas minimum 60.000 ton minyak diesel di atas tanah IBT dan IBT setuju untuk membangun fasilitas bersama di dalam terminal untuk bongkar muat minyak diesel. Untuk penggunaan fasilitas bersama, Shell setuju untuk membayar biaya pengelolaan sejumlah barel dari jumlah bongkar muat minyak diesel. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2022. Pada akhir perjanjian, Shell akan mengalihkan kepemilikan dari fasilitas penampungan bahan bakar kepada IBT. On 1 September 2009, IBT entered into a Fuel Facilities Agreement with Shell. Based on the agreement, Shell agreed to build a fuel storage facility with a minimum capacity of 60,000 metric tonnes of diesel on land belonging to IBT and IBT agreed to build shared facilities within the terminal for unloading and loading of the diesel. For the use of the shared facilities, Shell agreed to pay a handling fee of a certain amount per barrel of the loaded quantities of diesel. The agreement will expire on 31 December 2022. At the end of the agreement period, Shell will transfer the ownership of the fuel storage facility to IBT. Pada tanggal 26 Agustus 2013, IBT dan Shell mengubah dan menyatakan kembali Perjanjian Fasilitas Bahan Bakar dimana Shell setuju untuk membangun dermaga tambahan dan memasang meter aliran di dalam terminal untuk memuat bahan bakar diesel. Pada akhir perjanjian, Shell akan mengalihkan kepemilikan dari fasilitas penampungan bahan bakar, dermaga tambahan dan alat pengukur aliran bersama dengan pengalihan operasi kepada IBT. Berdasarkan perubahan perjanjian ini, IBT setuju untuk mengubah biaya pengelolaan untuk fasilitas bersama. On 26 August 2013, IBT and Shell amended and restated the Fuel Facilities Agreement whereby Shell agreed to build an additional jetty and install the flow meters within the terminal for loading diesel. At the end of the agreement period, Shell will transfer the ownership of the fuel storage facility, additional jetty and flow meters together with the transfer of operation to IBT. Under the amendment of this agreement, IBT agreed to amend the handling fee for the use of the shared facilities.

i. Peraturan Menteri No. 182009

i. Ministerial Regulation No. 182009

Pada bulan Agustus 2009, KESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 182009 mengenai prosedur perubahan investasi dalam rangka implementasi Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara dan kontrak kerja batubara, yang mengatur apabila Adaro mengubah rencana investasi, Adaro harus mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jendral atas nama KESDM. In August 2009, the MoEMR issued Ministerial Regulation No. 182009 on the procedure of the amendment of investment in order to implement the Coal Cooperation Agreement and Coal Contract of Work, which regulates that if Adaro amends the investing plan, Adaro should obtain the approval of the Director General on behalf of the MoEMR.

j. Undang-undang Pertambangan No. 42009

j. Mining Law No. 42009

Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia meloloskan Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara yang baru “Undang-Undang”, yang telah disetujui oleh Presiden pada 12 Januari 2009, menjadi UU No. 42009. Sistem PKP2B dimana menjadi dasar bagi Adaro, salah satu entitas anak Grup, beroperasi, sudah tidak tersedia bagi para investor. Undang-Undang mengindikasikan bahwa PKP2B yang ada, seperti yang dimiliki Adaro, akan tetap diberlakukan. Terdapat sejumlah permasalahan yang sedang dianalisis pemegang PKP2B, termasuk Adaro. Beberapa diantaranya termasuk: On 16 December 2008, the Indonesian Parliament passed a new Law on Mineral and Coal Mining the “Law”, which received the assent of the President on 12 January 2009, becoming Law No. 42009. The CCA system under which Adaro, one of the Group’s subsidiaries, operates, will no longer be available to investors. However, the Law indicates that existing CCAs, such as that held by Adaro, will be honoured. There are a number of issues which existing CCA holders, including Adaro, are currently analysing. Among others, these include: