TAMBAHAN MODAL DISETOR, NETO ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL, NET

Lampiran 592 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in thousands of US Dollars, unless otherwise stated

35. BEBAN LAIN-LAIN, NETO

35. OTHER EXPENSES, NET

2014 2013 Keuntungan dari penjualan investasi pada entitas Gain from sales of investment asosiasi Catatan 13 11,436 - in an associate Note 13 Kerugian selisih kurs, bersih 13,304 53,198 Foreign exchange loss, net Kerugian penurunan nilai properti Loss on mining properties impairment pertambangan Catatan 14 40,705 - Note 14 Kerugian penurunan nilai Loss on goodwill impairment goodwill Catatan 15 16,743 101,877 Note 15 Goodwill negatif dari akuisisi Negative goodwill from business bisnis Catatan 5 - 145,578 acquisition Note 5 Lain-lain 7,397 22,315 Others Total, neto 66,713 31,812 Total, net

36. PERPAJAKAN

36. TAXATION

a. Pajak dibayar dimuka

a. Prepaid taxes

2014 2013 Pajak penghasilan badan 75,734 144,229 Corporate income tax PPN 52,191 42,487 VAT Total 127,925 186,716 Total Dikurangi: bagian lancar 80,452 186,716 Less current portion Bagian tidak lancar 47,473 - Non-current portion

b. Pajak yang bisa dipulihkan kembali

b. Recoverable taxes

2014 2013 Pajak Penjualan 24,633 - Sales Tax Piutang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor “PBBKB” 19,334 9,694 Vehicle fuel tax receivables Kelebihan pembayaran royalti kepada Pemerintah 571 - Overpayment of Government’s royalty Titipan kepada Pemerintah 17 12,301 Deposit to Government Lainnya 1,224 1,181 Others 45,779 23,176 Dikurangi: bagian lancar 45,779 10,875 Less current portion Bagian tidak lancar - 12,301 Non-current portion Lampiran 593 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in thousands of US Dollars, unless otherwise stated

36. PERPAJAKAN lanjutan

36. TAXATION continued

b. Pajak

yang bisa dipulihkan kembali lanjutan

b. Recoverable taxes continued

Berdasarkan PKP2B, pajak penjualan atas jasa yang dilaksanakan di Indonesia menjadi tanggung jawab Adaro, sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku yang mengatur mengenai pajak penjualan. Dengan diberlakukannya UU No. 8 tahun 1983 yang telah memperkenalkan PPN, pajak penjualan sudah tidak berlaku. Adaro berpendapat bahwa PPN berbeda dengan pajak penjualan baik dalam bentuk maupun substansi, sehingga PPN dianggap sebagai pajak baru. Berdasarkan ketentuan dalam PKP2B, Pemerintah akan membayar dan menanggung dan membebaskan Adaro dari semua pajak, bea cukai, sewa, dan royalti yang dipungut Pemerintah yang berlaku setelah tanggal PKP2B. Oleh karena itu, Adaro telah mengkompensasikan klaim atas pembayaranpenggantian kembali PPN terhadap utang royalti. According to the CCA, Adaro is subject to sales tax on services rendered in Indonesia, pursuant to prevailing laws and regulations governing sales tax. With the enactment of Law No. 8 of 1983 which introduced VAT, sales tax was repealed. Adaro is of the opinion that VAT is different from sales tax in both form and substance, and therefore VAT is considered to be a new tax. According to the provisions of the CCA, the Government will pay and assume and hold Adaro harmless from all Indonesian taxes, duties, rentals and royalties levied by the Government imposed after the date of the CCA. Accordingly, Adaro had offset claims for recoverable VAT against royalties payable. Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014, Adaro telah mengkompensasi klaim atas pembayaranpenggantian kembali PPN sebesar AS510 31 Desember 2013: AS44.466. Dari 1 Januari 2001 sampai dengan 31 Desember 2014, Adaro telah mengkompensasikan jumlah kumulatif sebesar AS752.776. For the year ended 31 December 2014, Adaro had offset claim for recoverable VAT amounting to US510 31 December 2013: US44,466. From 1 January 2001 up to 31 December 2014, Adaro had offset a cumulative amount of US752,776. Pada bulan Mei 2006, KESDM, atas nama Pemerintah, menyatakan Adaro kurang membayar royalti dari penjualan batubara sejak tahun 2001 dan meminta Adaro untuk melunasinya. Adaro menolak melaksanakan permintaan tersebut karena Adaro telah melunasi kewajibannya untuk membayar kekurangan pembayaran royalti kepada Pemerintah dengan cara kompensasi seperti dijelaskan di atas. Oleh karena itu Adaro menggugat KESDM di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Pada bulan Mei 2006, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta memutuskan untuk melarang KESDM mengambil langkah-langkah administratif lebih lanjut terhadap permasalahan ini sampai adanya putusan final yang berkekuatan hukum tetap. In May 2006, the MoEMR, on behalf of the Government, alleged that Adaro had underpaid royalties due from coal sales for the years from 2001 and demanded payment thereof. Adaro strongly rejected the allegation because it had discharged its obligation to pay such royalties by way of set off described above. Adaro accordingly filed an objection at the Jakarta Administrative Court against the MoEMR. In May 2006, the Jakarta Administrative Court granted an order restricting the MoEMR from taking any further administrative steps on the issue until a final and binding judgment is made.