PENDAPATAN USAHA ADRO 20150310 FY2014 Financial Statement and Notes

Lampiran 595 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam ribuan Dolar AS, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in thousands of US Dollars, unless otherwise stated

36. PERPAJAKAN lanjutan

36. TAXATION continued

b. Pajak

yang bisa dipulihkan kembali lanjutan

b. Recoverable taxes continued

Pada tahun 2008, Pemerintah melalui Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan “BPKP” memulai pemeriksaan untuk menyelesaikan permasalahan kompensasi PPN yang telah dikompensasikan dengan utang royalti dari tahun 2001 sampai dengan 2007. Pada bulan September 2008, dengan itikad baik, Adaro telah menempatkan deposito sejumlah Rp150 miliar setara dengan AS12.301 pada tanggal 31 Desember 2013 kepada Pemerintah untuk menunjukkan kesediaan Adaro untuk membayar jumlah yang belum dibayar yang ditentukan dengan layak sehubungan dengan masalah ini “Deposit”. In 2008, the Government through the Financial and Development Supervisory Board “BPKP”, commenced an audit to resolve the dispute on the offset of claims for recoverable VAT paid against royalties payable for the fiscal years 2001 to 2007. In September 2008, in good faith, Adaro placed a deposit amounting to Rp150 billion equivalent to US12,301 as at 31 December 2013 with the Government to signify its willingness to pay any duly determined unpaid amounts in relation to the dispute the “Deposit”. Pada bulan Agustus 2009, BPKP melanjutkan pemeriksaan sehubungan dengan PPN yang telah dibayar dan jumlah yang dikompensasikan terhadap utang royalti dan pajak penjualan untuk tahun pajak sebelum tahun 2001, dan juga tahun pajak 2008 sampai 2012. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian, proses pemeriksaan masih berjalan. Manajemen berkeyakinan bahwa hasil pemeriksaan tidak memiliki dampak material terhadap posisi keuangan dan arus kas Grup. In August 2009, BPKP continued its audit in relation to VAT paid and the amount offset against royalties payable and sales tax for the fiscal years prior to 2001, as well as fiscal years 2008 to 2012. As at the date of these consolidated financial statements, the audit is still ongoing. Management is of the opinion that the audit result will not have a material impact on the Group’s financial position and cash flow. Pada tanggal 6 Desember 2012, Menteri Keuangan menerbitkan Peraturan No. 194.PMK.032012 “PMK 194” yang mengatur prosedur pemungutan, pembayaran dan pelaporan Pajak Penjualan dan perlakuan atas PPN danatau Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah ”PPnBM” untuk pemegang PKP2B generasi pertama termasuk Adaro. PMK 194 berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013. PMK 194 mengatur bahwa pemegang PKP2B generasi pertama harus memungut, membayar, dan melaporkan pajak penjualan atas penggunaan jasa tertentu seperti yang dijabarkan pada peraturan terkait. PMK 194 juga mengatur bahwa PPN danatau PPnBM tidak dipungut pada saat penyerahan barang atau jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak kepada kontraktor, termasuk Adaro. Manajemen berpendapat bahwa Undang- Undang pajak penjualan sudah tidak berlaku sehingga tidak ada hukum yang menjadi dasar Pemerintah untuk memberlakukan kembali pajak penjualan kepada Adaro, meskipun Pemerintah telah menerbitkan PMK 194. Karena alasan ini, manajemen berkeyakinan bahwa pajak penjualan saat ini tidak dapat dikenakan kepada Adaro. On 6 December 2012, the Minister of Finance issued Regulation No. 194PMK.032012 ”PMK 194” that governs procedures of collection, remittance and reporting of sales tax and treatment of VAT andor Luxury Goods Sales Tax on the first generation CCA contractors, including Adaro. PMK 194 became effective on 1 January 2013. PMK 194 stipulates that the first generation of CCA contractors must collect, remit and report Sales Tax on the utilisation of particular services as listed in the regulation. PMK 194 also stipulates that VAT andor Luxury Goods sales tax are not collected on the delivery of VAT-able goods andor services by a VAT-able Entrepreneur to the contractors, including Adaro. Management is of the opinion that the law “Undang-Undang” to impose sales tax had been repealed and there is no prevailing law that serves as valid legal basis for the Government to impose sales tax on Adaro, despite the fact that the Government had issued PMK 194. For this reason, management believes that sales tax cannot currently be legally imposed on Adaro.