BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian
Unsur Sistem Pengendalian Intern yang ketiga adalah kegiatan pengendalian. Kegiatan pengendalian intern adalah kebijakan dan
prosedur yang dapat membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan Instansi Pemerintah untuk mengurangi risiko yang telah
diidentifikasi selama proses penilaian risiko. Aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan yang diimplementasikan untuk memastikan bahwa
arahan manajemen telah diikuti. Arahan manajemen diwujudkarr dalam kebijakan dan prosedur secara tertulis, yang memungkinkan diambilnya
tindakan-tindakan dengan mempertimbangkan risiko yang terdapat dalam seluruh jenjang dan fungsi dalam organisasi. Tindakan-tindakan
pengendalian tersebut ditatalaksanakan melalui kebijakan dan prosedur yang ditetapkan manajemen atau dengan kata lain fungsi pengendalian
melekat atau built-in dalam setiap tata laksana kegiatan.
B. Karakteristik
Kegiatan pengendalian yang diterapkan dalam suatu Instansi Pemerintah dapat berbeda dengan yang diterapkan pada Instansi lain. Perbedaan
penerapan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan : 1. Visi, misi, dan tujuan;
2. Lingkungan dan cara beroperasi; 3. Tingkat kerumitan organisasi;
4. Sejarah atau latar belakang dan budaya; serta 5. Risiko yang dihadapi.
Penyelenggaraan kegiatan pengendalian sekurang-kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok Instansi
Kita pahami bahwa akan terlalu rumit untuk mengendalikan seluruh kegiatan Instansi sampai detail, ini akan berdampak pada penggunaan
energi yang sia-sia. Pengendalian diutamakan pada kegiatan strategis, yaitu kegiatan yang menonjol dalam aspek pembiayaan, maupun
dalam aspek yang terkait dengan masyarakat banyak.
2. Kegiatan Pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko. Setiap kegiatan pasti mempunyai risiko untuk terjadinya masalah,
hanya saja bobot permasalahan yang terjadi berbeda antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya. Risiko adalah potensi masalah yang
harus terdeteksi sebelum permasalahan itu terjadi. Pengendalian harus disesuaikan dengan titik-titik kritis potensi terjadinya masalah.
Tindakan-tindakan pengendalian yang tepat terkait dengan efisiensi dan efektivitas penggunaan biaya, semakin tepat analisa risiko yang
dilaksanakan manajemen, semakin efisien dan efektif penggunaan anggarannya.
MODUL - 3
2
3. Kegiatan Pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus Instansi Pemerintah. Setiap Instasi mempunyai tugas dan fungsi
masing-masing sehingga kegiatan-kegiatan yang ditetapkan mempunyai risiko yang berbeda.
4. Kebijakan dan Prosedur harus ditetapkan secara tertulis Untuk menunjang arahan dari manajemen perlu ditetapkan kebijakan
dan prosedur secara tertulis. Dalam organisasi, kebijakan merupakan alat bantu untuk memilih tindakan terbaik dan berbagai alternatif yang
ada. Oleh karena itu kebijakan akan dijumpai dalam organisasi pada hampir seluruh tingkatan manajemen. Kebijakan akhirnya menjadi
salah satu bidang terpenting dalam manajemen, karena pengaruhnya yang luas, meliputi seluruh aspek pengelolaan organisasi. Dalam
manajemen, kebijakan merupakan penjabaran keinginan organisasi yang harus dicapai. Kebijakan merupakan kerangka yang digunakan
manajemen organisasi membangun strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kebijakan dapat dipandang sebagai pedoman tindakan yang mengarahkan aktivitas-aktivitas organisasi menuju tercapainya tujuan
yang sudah ditetapkan. Kebijakan juga membatasi perilaku dengan menjelaskan secara rinci hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
Selanjutnya, kebijakan memberi tuntunan bagi pengambilan keputusan manajerial dalam format organisasi formal. Dalam organisasi formal;
kebijakan mencakup penetapan pola pengambilan keputusan decision rules yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan berbagai
tindakan yang dapat dipilih untuk menjawab suatu permasalahan. Kebijakan ikut menjamin bahwa perilaku setiap bagian dalam
organisasi tetap berlandaskan pada dasar yang sama, konsisten, seragam, stabil, dan tetap mengarah pada perkembangan tercapainya
tujuan yang diinginkan.
Penjelasan mengenai langkah-langkah nyata yang harus dilakukan untuk memenuhi kebijakan yang dimaksud. Dengan demikian,
penetapan suatu prosedur tertentu harus berada di dalam kerangka kerja dari kebijakan yang telah diharapkan. Prosedur memberikan
pedoman atau arah yang jelas tentang apa yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen. Tanpa prosedur yang jelas, suatu
pekerjaan mungkin akan terlaksana secara tumpang tindih antara satu unit organisasi dengan unit organisasi lain, karena keduanya merasa
berhak untuk melaksanakannya. Di lain pihak, mungkin ada pekerjaan lain yang terlambat dikerjakan, karena tidak satupun unit organisasi
yang merasa mempunyai kewajiban untuk melaksanakannya, atau tidak terangkainya pekerjaan yang satu dengan yang lain secara tepat.
Dengan demikian jelas bahwa kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis, tidak hanya merupakan kesepakatan atau
kebiasaan. Selain menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan, kebijakan dan prosedur juga dapat dipakai sebagai dasar hukum, karena
pelanggaran-pelanggaran prosedur dapat berdampak terhadap
MODUL - 3
3
permasalahan hukum. Misalnyacontohnya pelanggaran terhadap prosedur tindak karantina dapat berakibat adanya kerugian negara,
apabila treatment-treatment tertentu tidak dilaksanakan sehingga menimbulkan terbawanya bibit penyakit. Untuk itu kebijakan dan
prosedur selain harus tertulis akan lebih baik apabila disahkan atau ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
5. Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang
diharapkan. Kegiatan pengendalian dilakukan evaluasi dengan maksud untuk mengetahui apakah kegiatan pengendalian tersebut masih efektif
atau tidak untuk dilaksanakan. Nilai dasar dari Sistem Pengendalian Intern adalah adanya keyakinan terhadap sistem pengendalian yang
ada apakah masih dapat menjamiri pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar untuk mencapai tujuan, karena itu perlu adanya review
terhadap kegiatan-kegiatan pengendalian pada saat tertentu. Evaluasi dapat diakukan setiap saat manakala hasil analisa resiko terhadap
proses pelaksanaan kegiatanyang sedang berjalan masih ditemukan potensi masalah yang akan timbul. Evaluasi terhadap kegiatan
pengendalian dapat pula dilaksanakan setelah adanya review atas capaian kinerja yang dilaksanakan. Hasil review capaian kinerja
tentunya tidak hanya berupa output atau produksi, namun harus disertai dengan analisis terhadap masalah yang menyebabkan
capaian kinerja tidak seratus persen. Dengan adanya keyakinan bahwa kegiatan pengendalian yang ada sudah andal, tetapi ternyata masih
ditemukan permasalahan-permasalahan dalam capaian kinerja maka kegiatan pengendalian tersebut harus direview dan diperbaiki untuk
menangkal masalah sejenis agar tidak muncul kembali.
MODUL - 3
4
BAB II KEGIATAN PENGENDALIAN
Aktivitas pengendalian diimplementasikan dalam kegiatan-kegiatan nyata untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
manajemen telah diikuti oleh seluruh pegawai yang terkait. Aktivitas pengendalian tersebut meliputi :
A. Review atas Kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan