B. Penilaian Resiko
Penilaian resiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang meliputi kegiatan
identifikasi, analisis, dan mengelola resiko yang relevan bagi proses atau kegiatan instansi.
Resiko merupakan kemungkinan kejadian merugikan. Tiga unsur penting yang dianggap sebagai resiko yaitu : 1 merupakan suatu kejadian, 2 kejadian tersebut
masih merupakan suatu kemungkinan, bisa terjadi bisa tidak, 3 bila kejadian tersebut terjadi akan menimbulkan kerugian.
Resiko dapat dilihat dari sudut pandang penyebab timbulnya resiko, akibat yang ditimbulkan oleh resiko, aktivitas yang dilakukan, dan kejadian yang terjadi. Resiko
dapat terjadi pada setiap kegiatan baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.
Pengendalian intern harus memberikan penilaian atas resiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam. Pimpinan Satuan organisasi di
lingkungan Kementerian Kehutanan wajib melakukan penilaian resiko. Penilaian resiko terdiri atas:
1. I dentifikasi resiko
Dalam rangka penilaian resiko, pimpinan unit organisasi di lingkungan Kementerian Kehutanan menetapkan :
a. Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi memuat pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu.
Tujuan organisasi wajib dikomunikasikan kepada seluruh pegawai. Untuk mencapai tujuan organisasi, pimpinan unit organisasi menetapkan :
1. Strategi operasional yang konsisten; dan
2. Strategi manajemen terintegrasi dan rencana penilaian resiko.
b. Tujuan pada tingkatan kegiatan, dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan. Penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan sekurang-kurangnya dilakukan
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis Satuan organisasi di lingkungan Kementerian Kehutanan;
2. Saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan satu
dengan lainnya;
8
3. Relevan dengan seluruh kegiatan utama Satuan organisasi di lingkungan
Kementerian Kehutanan; 4.
Mengandung unsur kriteria pengukuran; 5.
Didukung sumberdaya organisasi yang cukup; dan 6.
Melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses penetapannya. I dentifikasi resiko sekurang-kurangnya dilaksanakan dengan :
a. Menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan Satuan organisasi di
lingkungan Kementerian Kehutanan dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif;
b. Menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali resiko dari faktor
eksternal dan faktor internal; dan c.
Menilai faktor lain yang dapat meningkatkan resiko. 2.
Analisis resiko Analisis dilaksanakan untuk menentukan dampak dari resiko yang telah
diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Pimpinan satuan organisasi di lingkungan Kementerian Kehutanan wajib menerapkan prinsip kehati-hatian
dalam menentukan tingkat resiko yang dapat diterima.
C. Kegiatan Pengendalian