dan pengawasan masyarakat dan mendorong Pimpinan Instansi untuk memperhatikan dan melaksanakan Tindak Lanjut tersebut. Pemantauan
Tindak Lanjut ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa Instansi Pemerintah telah melaksanakan Tindak Lanjut sebagaimana mestinya. Apabila dari
pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan tersebut ditemukan adanya rekomendasi yang tidak dilaksanakan, maka pimpinan Instansi Pemerintah
dapat mengenakan sanksi kepada pimpinan unit kerja atau personil yang bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor. 15 tahun 1983 tentang Pedoman Pengawasan, bahwa Tindak Lanjut Hasil Pengawasan fungsional, berupa :
1. Tindakan Administratif
Tindakan administrasif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang kepegawaian, termasuk penerapan hukuman disiplin
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Ada beberapa persyaratan dalam menjatuhkan sanksi berdasarkan PP 30 tahun 1980, antara lain harus dilengkapi dengan Berita Acara Hasil
Pemeriksaan BAP. Apabila rekomendasi hasil pemeriksaan untuk menjatuhkan sanksi administratif PP 30 tahun 1980 telah dilengkapi
dengan BAP maka Pimpinan Instansi segera mengusulkan untuk menjatuhkan sanksi pada pegawai yang dikenakan sanksi kepada pejabat
sesuai ketentuan dengan mempertimbangkan berat ringannya sanksi yang akan dijatuhkan. Apabila rekomendasi hasil pemeriksaan belum dilengkapi,
maka Pimpinan Instansi melakukan pembentukan tim untuk melakukan pemeriksaan terhadap pegawai yang bersangkutan, dan hasil pemeriksaan
dituangkan dalam BAP.
2. Tindakan TuntutanGugatan Perdata a. Penggantian Secara Damai
Penggantian Secara Damai dilaksanakan apabila setelah ditemukannya kerugian Negara, langsung disetor ke Kas Negara tanpa melalui
tuntutan. Penggantian secara damai dapat diangsur paling lama 2 tahun, dengan dilengkapi Surat Keteranaan Tanggung Jawab MuTindak
Lanjutak SKTM oleh PNS yang berkewajibarr mengganti Kerugian Negara tersebut. Didalam SKTM tercantum jaminan yang setara dengan
Nilai Kerugiar. Negara dan bermaterai.
b. Tuntutan Ganti RugiPenyetoran Kembali
Tuntutan Ganti Rugi TGR berdasarkan ICW pasal 14 ialah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri bukan bendaharawan
dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh Negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung
dari suatu perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya.
Sesuai dengan proses tuntutan dalam peradilan umum berdasarkan Hukum Perdata, maka dimungkinkan diusahakan untuk mendapatkan
penggantian secara damai, dengan alasan MenteriKetua Lembaga
MODUL - 5
17
Negara yang bersangkutan sebagai penuntut dan sebagai pihak yang berkewajiban menjaga kepentingan keuangan negara, harus berusaha
sedapat mungkin untuk memperoleh penggantian atas kerugian yang diderita Negara itu dengan sepenuhnya, dalam waktu sesingkat-
singkatnya dan dengan jaminan yang sekuat-kuatnya. Untuk tertibnya penagihan dan memperoleh pembuktian yang cukup kuat, maka
penyelesaianpenggantian secara damai harus dilakukan dengan suatu Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak SKTM dari yang
bersangkutan.
Sesuai dengan proses tuntutan dalam peradilan, proses tuntutan ganti rugi melalui tahap-tahap berikut:
1 Pemberitahuan kepada pegawai negeri yang bersangkutan 2 Surat Keputusan Pembebanan Tingkat Pertama
3 Surat Keputusan Pembebanan Tingkat Banding, dan Pelaksanaan
Surat Keputusan Pembebanan Ganti Rugi.
c. Tuntutan Perbendaharaan
Tuntutan perbendaharaan merupakan suatu tatacara perhitungan terhadap bendaharawan, jika dalam pengurusannya terjaditerdapat
kekurangan perbendaharaan. Penggantian kekurangan secara damai dimungkinkan sebelum dilaksanakannya tuntutan di peradilan. Apabila
jumlah kekurangan perbendaharaan telah ditetapkan dan bendaharawan yang bersangkutan tidak dapat membuktikan bahwa ia
bebas dari kesalahan, hendaknya diusahakan supaya bendaharawan mengganti kekurangan tersebut secara damai, yakni tanpa suatu proses
tuntutan perbendaharaan. Penyelesaian yang demikian tidak saja menguntungkan Negara tidak perlu melakukan tuntutan tetapi sering-
kali juga meringankan hukuman yang akan dijatuhkan oleh hakim pidana atau hukuman jabatan yang akan ditetapkan oleh atasannya.
Adapun prosedur Tuntutan Perbendaharaan Biasa adalah sebagai berikut:
1 Pembebanan penggantian sementara dan tindakan-tindakan lainnya
untuk menjamin kepentingan Negara. 2 Tuntutan Tingkat Pertama
3 Surat Keputusan Pembebanan Tingkat Banding 4 Pelaksanaan dan Kekuatan keputusan Badan Pemeriksa Keuangan.
3. Tindakan Pengaduan Tindak Pidana