2. Dasar Hukum Ibadah Shalat
Umat Islam dalam mengerjakan ibadah vertical dengan Tuhannya mempunyai yuridis tertulis dari Tuhannya yang tersurat dalam kitab sucinya. Hal ini untuk
menyeragamkan waktu dan cara mengerjakan kewajiban ritualnya. Dalam hal ini dasar hokum ibadah shalat yaitu :
Al Qur’an Surat Al Ankabut : 45
Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab Al Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-
perbuatan keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain. dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
27
Surat Thaha : 14
Artinya : Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang hak selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.
28
Serta hadits Nabi Muhammad SAW :
سْ خ ع َْسِْا ب :
َصلا اقا ه ل ْ سر اً ح ا هِا لاِ ْ ا ا ش ْي لا ا ر ْ ص اكللاااتْيا
Artinya : “ Dari Abdillah bin Umar berkata, telah bersabda Rasullah SAW : ’’Islam
itu dibangun dengan lima hal, yaitu bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan
Ramadhan dan mengerjakannya haji ke Baitullah.”
29
27
Departemen Agama RI, Al Qur’an Dan Terjemahannya, Diponegoro: CV, 2000, h. 321
28
Ibid
, h. 250
29
H. A. Razak Dan H. Rais Latief,
Terjemahan Hadits Shahih Muslim
, Juz I, Jakarta: Pustaka Harun, h. 97
Dari beberapa ayat dan hadits di atas jelaslah bahwa shalat merupakan ibadah yang diperintahkan Allah SWT kepada hambaNya yang wajib untuk dikerjakan.
Ibadah shalat bagi umat Islam mempunyai peranan sentral dibandingkan ibadah- ibadah yang lainnya, sehingga Allah mewajibkannya kepada setiap muslim tanpa
terkecuali bagi yang memenuhi syarat sesuai dengan keadaan dan tidak memberatkannya.
Ayat dan hadits tersebut memberikan penjelasan dan pengertian bahwa shalat bukan hanya ibadah semata-mata, tetapi mempunyai konsekuensi yang lain yaitu
sebagai penghapus dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan. Pengertian serta aturan-aturan tersebut kita bias mengetahui, memahami serta merealisasikan dalam
kehidupan sehari-hari karena agama Islam dalam peraturannya bersifat fleksibel dan tidak memberatkan kepada pemeluknya selama mereka mau mengikuti dan
mengerjakannya untuk mencapai derajat muttaqin.
3. Dalil yang menganjurkan Shalat Tepat pada Waktunya