KORELASI ANTARA TINGKAT PENGAMALAN IBADAH SHALAT DENGAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH ISMARIA AL QUR’ANIYYAH RAJABASA BANDAR LAMPUNG

(1)

Skripsi

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh DEDI INSA NPM: 1211010267

Pembimbing I : Dra. Hj. Rumadani Sagala, M.Ag Pembimbing II : Dr. Rijal Firdaus, M. Pd


(2)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )

RADEN INTAN LAMPUNG 2016 M / 1438 H

ABSTRAK

KORELASI ANTARA TINGKAT PENGAMALAN IBADAH SHALAT DENGAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH ISMARIA

AL-QUR’ANIYYAH RAJA BASA BANDAR LAMPUNG

Oleh Dedi Insa

Ibadah shalat yang dilaksanakan seorang muslim mulai dari takbir sampai salam mengandung berbagai pendidikan yang mampu memberikan pengaruh positif di dalam kehidupan, termasuk di dalam pembelajaran pendidikan. Pendidikan shalat yang di ajarkan baik yang dilakukan secara formal, informal maupun nonformal berkaitan erat dengan kedisiplinan siswa, yang mana semakin baik dan rajin orang yang melakukan ibadah shalat maka akan berdampak pada kehidupannya, yaitu ai akan menghasilkan orang yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.

Berkaitan dengan masalah pengamalan ibadah shalat dan kaitannya dengan kedisiplinan siswa, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Korelasi Antara


(3)

Tingkat Pengamalan Ibadah Shalat Dengan Kedisiplinan Siswa”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antara pengamalan ibadah shalat dengan kedisiplinan siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ismaria Al-Qur‟aniyyah Raja Basa Bandar Lampung. Kegunaan penelitian ini adalah dengan mempelajari secara mendalam korelasi antara pengamalan ibadah shalat dengan kedisiplinan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ismaria Al-Qur‟aniyyah Raja Basa Bandar Lampung tahun 2016-2017 berjumlah 103 siswa terdiri dari 45 siswa laki-laki dan 58 siswa perempuan dan diambil sampel sebanyak 40 % atau 41 orang siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode kuesioner atau angket sebagai data pendukung. Teknik analisis data menggunkan analisis korelasi product moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pengamalan ibadah shalat dengan kedisiplinan siswa tahun pelajaran 2016-2017, hal ini dibuktikan dari koefisien determinaasi sebesar 90%. Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa tersebut turut ditentukan oleh pegamlan ibadah shalat sebesar 90%.

MOTTO







Artinya. Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)


(4)

adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Ankabut : 45).1

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin atas segala berkahn-Nya yang tak terhingga sehingga karya kecil ini dapat teeselesaikan. Ku persembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang sangat kusayangi kepada :

1

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Al –karim dan Terjemahan (Surabaya : Ud halim,


(5)

1. Ayah dan Ibu tercinta Juhan Rasid dan Juriah yang selalu mengasuh, mendidik dan membimbing serta senantiasa mendo‟akan keberhasilanku.

2. Kakak-kakakku, dan keponakanku yang tercinta Fatmawati, Riyanti, Joni Johan S.Pd, Lia Sari, Antoni, Desviyanti, dan Mena Yanti, terimakasih untuk do‟a, dukungan, motivasi dan kecerian yang selalu diberikan.

3. Sahabat-sahabatku yang kusayangi Firman Ariansyah, Ahmad Yahya Riva‟i, Raden Saputra, Antariksa Tribuana, Nurlaili, Lailis Sa‟adah, Febria Suhartini, Terimakasih atas do‟a dukungan, serta motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Almamaterku IAIN Raden Intan Lampung yang saya banggakan.

RIWAYAT HIDUP

Dedi Insa adalah anak keempat dari delapan bersaudara, dari pasangan Bpk. Juhan Rasid dan Ibu Juriah, dilahirkan di Desa Belu kecamatan kotaagung barat Kab. Tanggamus pada tanggal 08 Juni 1993, Pendidikan Penulis :

1. Pendidikan pertama ditempuh penulis di Sekolah Dasar Negeri 1 Belu, lulus pada tahun 2004.


(6)

2. Pendidikan Menengah Pertama di MTs Nauhdlatul Ulama Negara Batin lulus pada tahun 2007.

3. Selanjutnya Pendidikan Menengah Atas di Madrasah Aliyah Negeri 1 Tanggamus Tamat pada tahun 2010.

4. Selanjutnya karena tidak ada biaya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi penulis berhenti dua tahun dan mencari pengalaman untuk berkerja.

5. Kemudian setelah sekian lamanya bekerja penulis ingin Melanjutkan Strata Satu (S1) diperguruan tinggi IAIN Raden Intan Lampung di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam ankatan 2012.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan ilmu pengetahuan, kekuatan dan petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul KORELASI ANTARA TINGKAT PENGAMLAN IBADAH


(7)

SHALAT DENGAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH ISMARIA AL-QUR‟ANIYYAH RAJA BASA BANDAR LAMPUNG.

Adapun penyusunan skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada program Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Bandar Lampung dan Alhamdulillah telah dapat penulis selesaikan. Dalam upaya penulisan ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak serta dengan tidak mengurangi rasa hormat dibawah ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Choirul Anwar, M.Pd, selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Bandar Lampung.

2. Bapak Dr. Imam Syaafe‟i M.ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung yang telah banyak memberikan waktu luangnya kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

3. Ibu Dr.Hj. Rumadani Sagala, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Rijal Firdaos, M.Pd selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu dan bimbingan dalam mengarahkan dan memotivasi penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Bandar Lampung.

5. Bapak Syahyori Aprinsyah, S.Pd Selaku kepala sekolah MI Ismaria Al-Qur‟aniyyah beserta stafnya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk


(8)

mengadakan research di MI Ismaria Al-Qur‟aniyyah Raja Basa Bandar Lampung.

6. Pimpinan perpustakaan pusat IAIN Raden Intan Bandar Lampung beserta stafnya yang memberikan kesempatan yang luas selama menela‟ah berbagai literatur yang dibutuhkan bagi penulisan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat ku seperjuangan, beseta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis sadar bahwa dalam penelitian ini banyak kekurangan, hal ini disebabkan keterbatasan ilmu dan teori-teori yang penulis kuasai, kepada pembaca kiranya dapat memberikan masukan dan saran agar skripsi ini akan lebih baik dan sempurna.

Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan bantuan kepada penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, Desember 2016 Penulis

Dedi Insa

NPM : 1211010267

DAFTAR ISI


(9)

ABSTRAK ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN. ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vi

RIWAYAT HIDUP. ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN. ... xiv

BAB I PENDAHULLUAN A. Penegasan Judul ... 1

B. Alasan Memilih Judul ... 3

C. Latar Belakang Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah... 14

E. Hipotesis. ... 15

F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 17

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengamalan Ibadah Shalat. ... 19

1. Pengertian Ibadah Shalat ... 19

2. Dasar Hukum Ibadah Shalat ... 20

3. Dalil yang Menganjurkan Shalat Tepat pada Waktunya ... 21

4. Dalil yang Menganjurkan Shalat Berjama‟ah ... 23


(10)

B. Kedisiplin... 29

1. Pengertian Kedisiplin ... 29

2. Bentuk-bentuk Kedisiplinan Sekolah ... 30

3. Tujuan dan Fungsi Kedisiplinan Sekolah ... 32

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kedisiplinan . 32 C. Tata Tertib ... 35

1. Pengertian Tata Tertib ... 35

2. Tujuan Tata Tertib ... 36

3. Tata Tertib Siswa ... 36

D. Pengaruh Pengamalan Ibadah Shalat Terhadap Pembentukan Kedisiplinan Siswa ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42

B. Variabel Penelitian ... 42

C. Populasi Dan Sample ... 43

D. Metode Quisioner Atau Angket ... 43

E. Instrument Penelitian ... 45

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Amatan ... 48

B. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian... 50

C. Pengujian Hipotesis ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60


(11)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil sebuah judul “Korelasi antara tingkat pengamlan ibadah shalat dengan kedisiplinan siswa Madrasah Ibtidaiyah Ismaria Al-Qur‟aniyyah Raja Basa Bandar Lampung”. Untuk menghindari kesalah pahaman dalam mengartikan dan memahami judul skripsi ini maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan arti dari pada judul ini, sebagai berikut :

1. Korelasi

Korelasi berasal dari bahasa inggris “correlation”. Dalam Bahasa Indonesia sering dijelaskan dengan “hubungan” atau “saling berhubungan” atau “hubungan timbal balik”. Dalam ilmu statistik istilah “korelasi” diberi peringatan sebagai “hubungan anatar dua variabel”.2

Korelasi yang dimaksud dalam skripsi ini adalah hubungan yang terwujud dari pengamalan ibadah shalat dengan kedisiplinan siswa.

2. Pengamalan Ibadah Shalat

Pengamalan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah : “Proses, perbuatan, cara mengamalkan, pelaksanaan, menunaikan (kewajiban, tugas).

Sedangkan ibadah shalat, Shalat menurut bahasa berarti do‟a, sedangkan menurut syariat berarti ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan tertentu yang dilakukan dengan niat shalat, dimulai dengan takbir diakhiri dengan salam.

2


(13)

Menurut Muhammad Bagir Al-Hasyi berpendapat bahwa dalam shalat, seorang mukmin menyerahkan dirinya dari sepenuhnya ke dalam perlindungan tuhannya Yang Maha Rahman, Maha Rahim, Yang tak ada sesuatu pun di alam semesta ini dapat menyerupai-Nya apalagi menandinginya.3

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan, yaitu sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua peraturan, ketentuan dan norma yang berlaku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan yang di maksud disini adalah sesuatu hal yang mampu membentuk suasana proses belajar mengajar yang kondusif yang nantinya mampu menghasilakan tujuan pendidikan yang bermutu.

4. Madrasah Ibtidaiyah Ismaria Al-Qur‟aniyyah Raja Basa

Merupakan tempat penelitian ini dilaksanakan dalam arti penelitian terhadap objek atau sasaran penulis dalam membahas permasalahan yang terkandung dalam judul skripsi.

Dengan demikian, judul tersebut diatas berarti suatu penelitian untuk mengungkapkan tentang “Korelasi antara tingkat pengamalan ibadah shalat dengan kedisiplinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Raja Basa Bandar Lampung”.

3

M. Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis Menurut Al-Qur’an, As-Sunnah dan Pendapat Para


(14)

B. Alasan Memilih Judul

Ada beberapa alasan penulis mengambil judul ini, yaitu :

1. Untuk mengidentifikasi sejauh mana pentingnya pelaksanaan ibadah bagi umat Islam umumnya dan khususnya bagi peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Raja Basa Bandar Lampung.

2. Shalat merupakan ibadah yang paling utama dan setiap hari dilakukan oleh seorang muslim. Melihat hal ini sejauh mana shalat yang telah dilakukan memberikan dampak atau pengaruh dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kedisiplinan merupakan sesuatu hal yang mampu membentuk suasana proses belajar mengajar yang kondusif yang nantinya mampu menghasilkan tujuan pendidikan yang bermutu.

4. Penulis ingin mengetahui hubungan ibadah shalat dengan kedisiplinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Raja Basa Bandar Lampung.

C. Latar Belakang Masalah

Al Qur‟anul Karim merupakan kitab terakhir dan peyempurna kitab-kitab Allah SWT yang sebelumnya, adalah kitab suci agama Islam yang dturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril AS. Kitab yang di dalamnya terkandung aturan-aturan dan pedoman pokok bagi bagi pemeluknya.

Di dalam Al Qur‟an terkandung berbagai perintah dan larangan, halal dan haram, baik dan buruk, serta sebagai kisah orang-orang terdahulu yang dapat kita


(15)

jadikan pelajarandalam kehidupan. Selain itu juga membicarakan berbagai bentuk ibadah yang harus dikerjakan oleh manusia dalam rangka mengabdi kepadaNya.

Secara umum ibadah berarti mencakup semua perilaku dalam semua aspek kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT, yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapatkan ridho Allah SWT.Ibadah dalam pengertian inilah yang dimaksud, dan sekaligus yang menjadi tugas hidup manusia di dunia. Hal ini sesuai dengan tujuan Allah SWT menciptakan jin dan manusia yang terdapat dalam Al Qur‟an surat Adz Dzariat ayat 56 :





Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa ibadah ialah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah SWT yang didasari ketaatan mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya.5

Sedangkan menurut M. Daud Ali, ibadah adalah norma yang mengatur cara dan tata cara manusia berhubungan langsung dengan Tuhan, tidak boleh ditambah-tambah atau dikurangi.6

Adapun salah satu bentuk ibadah itu sendiri adalah pelaksanaan shalat yang langsung Allah SWT perintahkan kepada nabi Muhammad SAW ketika isro‟ dan

4

Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Diponegoro,

2000), h. 417 5

Departemen Pendidikan Nasional, Op.cit, h. 364

6

M. Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum da n Tata Hukum Islam di


(16)

Mi‟roj. Shalat menurut Sulaiman Rasyid adalah ibadah yang tersusun dari perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan memenuhi beberapa syarat yang telah ditentukan.7

Dari pendapat-pendapat di atas, jelaslah bahwa shalat adalah bukti konkrit ketaatan kita kepada Allah SWT dalam menjalankan perintahNya, yang mana dalam ibadah shalat itu di mulai dengan takbir dn diakhiri dengan salam berdasarkan syarat dan rukun yang telah ditentukan. Serta dalam peraktiknya tidak boleh ditambah-tambah atau dikurangi sedikitpun, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rosulullah SAW :

لاق ْ ع ه ضر رْي حلا ْب كلا ْ ع

:

س ْي ع ه ا ص ه ا ل ْ سر لاق

:

صا ْ تْيار ا كاْ ص

)

را لا ا ر

(

Artinya :Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat ( HR. Bukhari ).8 Adapun dalil yang menerangkan kewajiban untuk melaksanakan shalat adalah banyak sekali, diantaranya adalah dalam Al Qur‟an surat Thoha ayat 14 :





Artinya : Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain (yang berha k disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu.9

7

Sulaiman Rasyid, Op.Cit, h. 53

8

Ibid, h. 87-88 9


(17)

Dari ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa ibadah shalat adalah suatu kewajiban bagi pemeluknya dan sekaligus menjadi kebutuhan kita selaku hamba Allah SWT agar selalu ingat dan mengabdi kepadaNya. Karena sifatnya yang wajib itu jadi tidak ada alasan bagi kita untuk melalaikan lebih-lebih meninggalkan ibadah shalat terutama shalat lima waktu.

Adapun indikator dalam rangka meningkatkan pengamalan ibadah shalat wajib bagi peserta didik antara lain :

1. Menamamkan nilai-nilai agama seperti iman, ibadah, akhlak, budi pekerti, disiplin dan prinsip-prinsip luhur lainnya.

2. Memberikan perhatian, contoh teladan yang baik dalam pelaksanaan shalat. 3. Melakukan filter, control, koreksi danpengendalian seluruh tingkah laku

putra-putrinya baik di dalam maupun di luar rumah secara rutin dan bijaksana tentang pelaksanaan shalat.

4. Memelihara ketentraman, kesejukan, kesegaran, keutuhan dan keharmonisan suasana kehidupan runah tangga sehingga anak-anak merasa tenang, aman, damai, senang, bahagia dan betah di tengah-tengah pergaulan keluarganya sehari-hari sehingga akan mendukung pelaksanaan shalat dalam kehidupan sehari-hari.

5. Menyediakan waktu untuk berkomunikasi ( saling curah perasaan ) antar anggota keluarga, menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif agar anak mencintai dan sibuk untuk belajar ilmu-ilmu agama khususnya tentang pelaksanaan shalat.10

Pada dasarnya shalat adalah ibadah badaniyah yang disertai dengan pembaca Al Qur‟an dan pengagungan Allah SWT yang diwajibkan atas setiap muslim untuk menunaikannya lima kali dalam sehari semalam, serta dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nisa‟ ayat 103 :

10

Kartini Kartono, Peranan Keluarga dalam Memandu Anak, (Bandung: Alumni, 1985), h.


(18)







Artinya : Maka dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.11

Ibadah shalat merupakan sebuah bentuk peribadatan yang mempunyai banyak segi kemanfaatannya. Mengerjakannya secara teratur menyebabkan seorang muslim selama siang dan malam mengingat relasinya dengan sang Pencipta. Hal ini membuatnya tak pernah lupa bahwa ia adalah seorang hamba dan untuk mematuhi segala apa yang diperintahkanNya.

Menurut Suzanne Haneef, menyatakan pula bahwa :

‟‟Membungkuk, sujud dan sujud, yang diulang-ulang dan jumlah tertentu pada setiap shalat, seorang muslim mengekspresikan penyerahan diri, kerendahan hati, dan melalui gerakan-gerakan tubuh dalam shalat, yang terdiri atas gerakan berdiri, kekaguman dengan seluruh keberadaannya kepada Allah SWT Yang Maha Agung. Kesadaran akan diri sebagai ciptaanNya dan mendorong unuk mengekspresikan dalam bentuk fisik maupun verbal.‟‟12 Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa melalui shalat kita akan selalu mengingat kepada Allah SWT mulai sejak pagi, siang, malam, hingga pagi lagi. Hal ini kemudian direalisasikan melalui sikap tunduk, patuh dan berendah diri, memuji serta mengagungkannyaNya dengan penuh ketekunana dan kesadasan yang

12


(19)

pada akhirnya bagi yang menjalankannya akan mampu terhindar dari segala perbuatan keji dan kemungkaran.

Seseorang yang melaksanakan shalat dengan kesadaran dan ketekunan, ia akan mempunyai kepribadian yang sempurna, berakhlak mulia, disiplin, jujur, taat, sungguh-sungguh, sabar dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak berguna serta segala kehidupannya semata-mata ikhlas karena Allah SWT. Innash shalaatii wanusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi robbil‟aalamiin (Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku karena Allah Ta‟ala Tuhan sekalian alam).

Jika dikaitkan dengan pendidikan khususnya kedisiplinan siswa, maka pengamalan ibadah shalat secara tidak langsung mengandung berbagai pendidikan terutama yang berkaitan dengan masalah kedisiplinan siswa seperti sikap taat, sungguh-sungguh, serta ketepatan shalat pada waktunya, yang menjadi bagian dari kepribadian orang yang shalat akan mendorong untuk selalu aktif, rajin dan berdisiplin diri dalam proses pendidikannya. Sehingga dalam proses pembelajaran ia akan mempunyai kedisiplinan yang tinggi dan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak mengamalkan shalat. Hal ini karena sikap dan perilaku utama dari pengamalan ibadah shalat akan tercermin dalam segala tingkah lakunya.

Kedisiplinan siswa bisa dikatakan hasil atau pengaruh yang ditimbulkan dari pengamlan ibadah shalat yang dilakukan secara konsisten dan teratur.Hal ini dapat kita lihat dari berbagai praktik shalat itu sendiri. Shalat tepat waktu mendidik siswa untuk disiplin waktu, shalat jama‟ah mendidik siswa untuk selalu mengikuti dan menaati seorang pemimpin (guru), dari segi pakaian mendidik siswa untuk rapid an


(20)

menutup aurat, bahkan sampai dari segi bacaan, gerakaan yang teratur dimulai dari takbir sampai salam kesemuanya merupkan didikan untuk selalu melaksanakan tugas dan tanggungjawab secara baik dan teratur.

Sebagaimana yang dikatakan Ari Ginanjur Agustian :

Kemampuan untuk melaksanakan shalat tepat waktu, adalah sebuah jaminan bahwa orang tersebut disamping bisa dipercaya juga memiliki kesadaran akan arti penting sebuah waktu yang harus ditepati. Isi dari shalat pun harus tertib dan teratur, dimulai dari wudhu, niat, takbiratul ihram, hingga salam, semua dilakukan secara berurutan dan sangat teratur. Ini menggambarkan betapa suatu keteraturan itu di mulai dari cara berpikir (do‟a shalat) sampai dengan pelaksaan fisiknya. Inilah pelatihan kedisiplinan yang sesungguhnya, langsung diberikan oleh Tuhan.13

Kata kedisiplinan merupakan kata jadian dari disiplin. Adapun yang dimaksud dengan disiplin menurut Chester Harris sebagai berikut : ‟‟discipline refers fundamentally to the principle that each organism learns in some degree to control it self so as to the forces around it with wich it has experiences.”14

Juga Websters New World Dictionary, memberikan sejumlah definisi kata “disiplin‟ diantaranya :

13

Ary Ginanjar Agustian, ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Berdasarkan 6 Rukun Iman

dan 5 Rukun Islam,(Jakarta:Arga, 2001), h.212 14

Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya:Usaha Nasional, 1994), h.


(21)

1. Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter, atau keadaan serba teratur dan efisiensi.

2. Hasil latihan serupa itu, ; pengendalian diri ; perilku yang tertib 3. Penerimaan atau ketundukan kepada kekuasaan dan control 4. Perilaku yang menghukum atau memperbaiki

5. Suatu cabang lmu pengetahuan.15

Jadi dapat disimpulkan bahwa kata disiplin mempunyai banyak arti yang sangat luas. Dimana disiplin bisa diartikan sebagai hasil pengendalian diri dan karekter, latihan-latihan, pengawasan, pemaksaan, kepatuhan diri, serta segala kemampuan bertingkah laku sesuai aturan dan norma yang berlaku.

Seseorang dikatakan memiliki disiplin diri yang kuat bila ia dapat mengendalikan dirinya sendiri. Orang yang mempunyai disiplin diri adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menjangkau ke depan. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

Sedangkan dilihat dari “disiplin sekolah” didefinisikan sebagai kadar karakteristik dan jenis keadaan serba teratur pada suatu sekolah tertentu atau cara-cara dengan nama keadaan teratur itu diperoleh pemeliharaan kondisi yang membantu kepada pencapaian dengan efesien fungsi-fungsi sekolah.16

15

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan ; Da sar Teoritis untuk Praktik professional,

(Bandung:Angkasa, 1983), h. 110 16


(22)

Adapun bentuk kedisiplinan di sekolah yang merupakan indikator seseorang dapat dikatakan mempunyai sikap kedisiplinan, yaitu :

1. Hadir di sekolah dan pulang pada waktunya

2. Mengikuti keseluruhan program sekolah yang diperuntukkan baginya 3. Meningkatkan disiplin dirinya di dalam dan di luar kelas

4. Memakai seragam sekolah menurut ketentuan yang berlaku 5. Memenuhi dan melaksanakan semua peraturan yang berlaku17

Disiplin merupakan proses pengembangan karekteristik dan tingkah laku yang teratur dan melibatkan pembentukan suatu sikap serta keadaan terutama di sekolah dimana para anggota yang terlibat di dalamnya mulai dari kepala sekolah, guru, sampai kepada siswa-siswanya harus memahami peraturan-peraturan yang perlu dipatuhi. Melalui kepatuhan ini diharapkan proses belajarmengajar akan berjalan dengan baik dan lancar.

Di dalam dunia pendidikan, peraturan atau tata tertib merupakan suatu ketentuan yang harus ada untuk ditaati guna mencapai ketertiban dan disiplinan. Tanpa adanya ketertiban dan kedisiplinan dimungkinkan akan terjadi kesimpangsiuran serta berbagai bentuk pelanggaran yang akan terjadi dalam penyelenggaraan program pendidikan.

17

Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan


(23)

Sebagaimana hal di atas, untuk menciptakan siswa-siswa yang mempunyai sikap disiplin, MI ISMARIA AL-QUR‟ANIYYAH telah memberlakukan bentuk -bentuk peraturan yang harus ditaati, yaitu :

1. Siswa harus sudah ada di sekolah 5 menit sebelum masuk kelas 2. Siswa diwajibkan berpakaian rapih berseragam sekolah

3. Menjaga nama baik sekolah

4. Memberikan surat keterangan bila tidak masuk sekolah 5. Mengikuti upacara bendera

6. Siswa dilarang berambut gondrong, kuku panjang, membolos, merokok, serta membawa senjata tajam.18

Disiplin adalah kata yang mudah diucapkan, mudah pula dipahami dan mudah pula ditelantarkan dalam pelaksanaannya.19Oleh karena itu untuk menanamkan kedisiplinan peserta didik untuk memahami tata tertib perlu adanya pembiasaan serta keseadaran diri dalam dirinya.Disamping dari diri siswa yang bersangkutan, pihak luarpun yaitu keluarga dan sekolah perlu ikut andil dala kedisiplinan seorang anak.

Dengan adanya penanaman kedisiplinan terhadap peserta didik diharapkan akan terciptanya situasi dan kondisi yang aman dan nyaman dalam belajar mengajar, yang pada akhirnya menciptakan kondisi yang lebih baik menuju tujuan yang dicita-citakan.

18

Dokumen tata tertib MI Ismaria T. A 2016/2017 19


(24)

Telah dijelaskan di atas, bahwa pengamalan ibadah shalat secara tidak langsung berkaitan erat terhadap kedisiplinan siswa.Dalam hal ini pulalah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang ‟‟Korelasai Antara Tingkat Pengamalan Ibadah Shalat Dengan Kedisiplinan Siswa di MI Ismaria Al-Qur‟aniyyah Raja Basa Bandar Lampung.”

Berdasarkan hasil survey yang penulis lakukan dan sekaligus melakukan wawancara dengan bapak Syahyori Aprinsyah selaku kepala sekolah mengatakan bahwa para siswa MI ISMARIA sudah cukup aktif melaksanakan ibadah shalat, terutama shalat lima waktu ( Zuhur dan Ashar). Mereka juga memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam kegiatan belajar mengajar walaupun masih ada juga dari sebagian kecil anak yang kurang disiplin.20

Selain mewawancarai bapak Ori, penulisjuga bertanya langsung kepada beberapa orang anak yaitu Andhika dan Annisa berkaitan dengan hal di atas.Mereka juga mengatakan hal serupa bahwa sebagian besar mereka aktif melaksanakan shalat serta beusaha untuk selalu mentaati peraturan dan tertib yang ada di sekolah. Dengan kata lain mereka shalat, mereka juga disiplin, sebagaimana terlihat dari table di bawah ini :

Tabel 1.1

Kondisi Tata Tertib di MI Ismaria

NO Tata tertib yang dilanggar Sering Jarang Tidak

Pernah

1 Tidak tepat waktu 2 5 8

20


(25)

2 Tidak mengikuti upacara 5 3 12

3 Tidak seragam sekolah 1 5 9

4 Berantem dan ribut di kelas 2 4 15

5 Membolos 0 0 0

6 Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antar sesama murid

3 2 7

Jumlah 0,13% 0,19% 0,52%

Sumber : Hasil angket pra survey tanggal 28 April 2016

Dengan melihat tabel diatas dapat dipahami bahwa sebagian besar siswa (0,52%) telah mematuhi tata tertib yang ada di sekolah dan sebagian kecil masih ada juga yang melanggarnya. Dengan demikian mencerminkan bahwa mereka telah mengamalkan dan memiliki tingkat kedisiplinan yang baik.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas serta didukung dari data survey, maka semakin jelaslah bahwa pengamalan ibadah shalat berpengaruh secara signifikan terhadp kedisiplinan siswa. Itulah gambaran umum pengamlan ibadah shalat serta kondisi kedisiplinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ismaria yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian ini.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa ibadah shalat merupakan ibadah yang terutama bagi seoran muslim, karena ibadah inilah yang memedakan anatara seorang muslim dan nonmuslim. Oleh karena itu ibadah shalat ini harus mendapat perhatian yang serius dalam pelaksanaan secara konsisten dan teratur, sehingga pada akhirnya diharapkan buah dari ibadah shalat ini dapat berpengarh positif dalam kehidupan sehari-hari.


(26)

Adapun buah atau hasil dari ibadah shalat yang konsisten dan teratur itu dapat kita lihat dalam bentuk kehidupan seseorang yang disiplin. Dimana seseorang yang bisa mengamalkan ibadah shalat dengan baik dan mampu menghayati serta mengaplikasikannya dalam kehidupan maka ibadah shalat akan membentuk pribadi-pribadi yang kedisiplinan tinggi. Karena di dalam ibadah shalat itu terkandung berbagai macam pendidikan yang bisa diperolaeh bagi siapa saja yang mampu mengambil pelajaran dari padanya.

Sebelum penulis mengemukakan permasalahan penelitian,penulis ingin mengemukakan masalah yang penulis anut, yaitu masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya.21 Dengan demikian masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah ‟‟Apakah pengamalan ibadah shalat terdapat hubungan yang signifikan terhadap pembentukan kedisiplinan siswa MI Ismaria Al-Qur‟aniyyah Raja Basa Bandar Lampung ?‟‟

E. Hipotesis

Di dalam buku prosedur penelitian, Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul.22

Dari pendapat di atas penulis simpulkan bahwa hipotesis adalah ksimpulan yang sifatnya sementara yang merupakan jawaban dari setiap permasalahan yang

21 Husin Sayuti, Pengantar Metodologi Riset, (JakartaFajar Agung), 1989, h. 63

22

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pra ktik, (Jakarta,PT. Rineka


(27)

diajukan dalam peneltian, sedangkan kebenarannya masih perlu dibuktikan melalui data-data hasil dari penelitian di lapangan.

Mengacu pada permasalahan di atas, penulis memberikan berbagai teori sebagai landasan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Menurut Zakiah Daradjat mengemukakan :

‟‟Karena ibadah shalat fardu dilakukan secara teratur dalam waktu-waktu tertentu yang dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjama‟ah di masjid maka hikmahnya adalah : Disiplin dan kesadaran akan waktu yang memberikan corak dan pola tertentu pada perilaku muslim dalam arti bahwa bahwa dia selalu hidup berencana yang dihadapinya dengan persiapan-persiapan ini membuahkan hidup teratur dan tentram yang menumbuhkan rasa optimisme dan percaya kepada dirinya yang hakekatnya didasari oleh keyakinan akan Rahman dan Rahim Allah SWT.”23

Sedangkan menurut Ary Ginanjar Agustian, mengemukakan :

Shalat adalah sarana untuk melatih sebuah kedisiplinan, waktu telah ditentukan dengan pasti sehigga orang yang mampu melakukan shalat secara disiplin, niscaya akan menghasilkan pula pribadi-pribadi yang memiliki disiplin yang tinggi. Kemampuan untuk melakukan shalat tepat waktu, adalah

23

Zakiah Daradjat dkk, Agama Islam Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Pergruan


(28)

sebuah jaminan bahwa orang tersebut disamping bisa dipercaya juga memiliki kesadaran akan arti penting sebuah waktu yang harus ditepati.‟‟24

Dari pendapat-pendapat di atas, semakin jelas bahwa shalat yang dilakukan dengan rajin, teratur, serta berjama‟ah akan membentuk pribadi-pribadi muslim yang teratur. Dengan kata lain ibadah shalat dapat membentuk pribadi yang berdisiplin tinggi yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Sehubungan dengan hal itu pula, maka penulis dapat mengambil sebuah hipotesis yang berbunyi ‟‟Terdapat hubungan yang signifikan antara pengamalan ibadah shalat terhadap pembentukan kedisiplinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ismaria Al-Qur‟aniyyah Raja Basa Bandar Lampung.‟‟

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Setiap kegiatan atau penelitian pasti mempunyai tujuan dan kegunaan yang ingin dicapai.Adapun tujuan dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara pengamalan ibadah shalat terhadap kedisiplinan siswa.

Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah ingin memecahkan permasalahan yang ada dan membuktikan kebenaran hipotesis yang penulis ajukan tentang korelasi pengamalan ibadah shalat terhadap kedisiplinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ismaria.

Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah :

24


(29)

1. Bagi siswa, dapat dijadikan bahan masukan dalam peningkatkan ibadah shalat dan kedisiplinan belajarnya.

2. Bagi guru dan sekolah, dapat dijadikan bahan dalam usaha meningkatkan kemampuan para pendidik melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan kedisiplinan belajar siswa.

3. Bagi peneliti sendiri, dapat dijadikan bekal ilmu pengetahuan dalam pembinaan kedisiplinan belajar peserta didik yang merupakan calon peserta didik nantinya.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ibadah Shalat

1. Pengertian Ibadah Shalat

Secara lughowi shalat artinya do‟a. Pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa di dalam shalat memang terkandung do‟a-do‟a yang dibaca untuk ditujukan kepada Allah SWT.

Selanjutnya secara terminologis shalat mempunyai pengertian yaitu bentuk ibadah yang terdiri dari getaran jiwa, ucapan, dan gerakan-gerakan badan tertentu yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam serta dilaksanakan untuk mendapatkan diri kepada Allah SWT.25

Sedangkan menurut Hasbi Ash Shiddieqy mengemukakan bahwa :

Shalat ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah SWT, hadap mendatangkan takut, menumbuhkan rasa kebesaranNya dan kekuasanNya dengan sepenuh hati khusyu‟ dan ikhlas di dalam beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai sejak takbir dan disudahi dengan salam.26

Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa shalat ialah ibadah dalam bentuk perbuatan dan perkataan yang telah ditentukan syara‟ yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengn salam dimana dalam pengamalannya harus disertai dengan khusyu‟,ikhlas, dan tawadhu‟.

25

Zakiah Daradjat, Dkk, Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h.45

26


(31)

2. Dasar Hukum Ibadah Shalat

Umat Islam dalam mengerjakan ibadah vertical dengan Tuhannya mempunyai yuridis tertulis dari Tuhannya yang tersurat dalam kitab sucinya. Hal ini untuk menyeragamkan waktu dan cara mengerjakan kewajiban ritualnya. Dalam hal ini dasar hokum ibadah shalat yaitu :

Al Qur’an Surat Al Ankabut : 45

                                            

Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.27

Surat Thaha : 14

                    

Artinya : Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.28

Serta hadits Nabi Muhammad SAW :

سْ خ ع َْسِْا ب

:

َصلا اقا ه ل ْ سر اً ح ا هِا لاِ ْ ا ا ش

ْي لا ا ر ْ ص اكللاااتْيا

Artinya : “ Dari Abdillah bin Umar berkata, telah bersabda Rasullah SAW : ’’Islam itu dibangun dengan lima hal, yaitu bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakannya haji ke Baitullah.”29

27 Departemen Agama RI, Al Qur’an Dan Terjemahannya, (Diponegoro: CV, 2000), h. 321

28

Ibid, h. 250

29

H. A. Razak Dan H. Rais Latief, Terjemahan Hadits Shahih Muslim, Juz I, (Jakarta:


(32)

Dari beberapa ayat dan hadits di atas jelaslah bahwa shalat merupakan ibadah yang diperintahkan Allah SWT kepada hambaNya yang wajib untuk dikerjakan. Ibadah shalat bagi umat Islam mempunyai peranan sentral dibandingkan ibadah-ibadah yang lainnya, sehingga Allah mewajibkannya kepada setiap muslim tanpa terkecuali bagi yang memenuhi syarat sesuai dengan keadaan dan tidak memberatkannya.

Ayat dan hadits tersebut memberikan penjelasan dan pengertian bahwa shalat bukan hanya ibadah semata-mata, tetapi mempunyai konsekuensi yang lain yaitu sebagai penghapus dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan. Pengertian serta aturan-aturan tersebut kita bias mengetahui, memahami serta merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari karena agama Islam dalam peraturannya bersifat fleksibel dan tidak memberatkan kepada pemeluknya selama mereka mau mengikuti dan mengerjakannya untuk mencapai derajat muttaqin.

3. Dalil yang menganjurkan Shalat Tepat pada Waktunya

Seperti telah kita ketahui, bahwa shalat lima waktu memegang peran yang sangat penting dan sentral dalam agama Islam. Shalatpun sebagai amal yang pertama kali yang akan dihisab di akhirat kelak sebelum amal-amal lain yang kita kerjakan.

Dalam menerjakan shalat lima waktu sehari semalam lebih baik dan utama bila kita kerjakan dengan tepat pada waktunya. Karena hal ini bias menandakan seberapa besar keimanan seseorang terhadap Allah SWT. Dimana orang yang telah kuat kadar keimanannya ia akan meninggalkan segala macam aktifitas keduniaannya


(33)

setelah ia mendengarkan seruan adzan berkumandang untuk menuju kepada sang Khaliknya.

Adapun dalil-dalil yang berkenaan dengan perintah untuk mengamalkan shalat tepat pada waktunya, yaitu Al Qur‟an surat An Nisa‟ ayat 103 :

                                   

Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.30

لاق ْ ع ه ضر ْ عْس ْبا ْ ع

:

ا س ْي ع ه ص ه ل ْ سر لاس

ا تْق ع َصلا ؟ل ْفا لا ْعِْا

)

ي ع قفت

(

Artinya : Dari Ibnu Mas’ud Ra bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rosulullah SAW, : ’’Manakah amal yang lebih utama ? Beliau menjawab : ’’Shalat tepat pada waktunya……..( HR. Bukhari )31

Dari firman Allah SWT dan hadits nabi Muhammad SAW di atas kita dapat mengetahui tentang perintah dan anjuran untuk selalu mengamalkan shalat lima waktu secara tepat waktunya tanpa menyia-nyiakan sedikitpun waktu yang ada pada diri kita.

30

Ibid, H. 76

31

Zainuddin Hamidy, Et, Al, Terjemahan Hadits Shahih Bukhari Jilid IV, (Jakarta: Widjaya,


(34)

4. Dalil yang Menganjurkan Shalat secara Berjama’ah

Dalam mengamalkan shalat lima waktu itu lebih baik dilakukan dengan cara berjama‟ah dari pada dilakukan secara sendirian. Sebagaimana kita yakini bahwa Allah SWT telah menetapkan dan mengatur segala sesuatu untuk umatNya. Kekeliruan atau penyimpangan dari ketetapan itu akan berakibat fatal. Dengan demikian hendaklah setiap muslim meningkatkan kehati-hatian dalam setiap perbuatan.

Dalam hubugannya dengan pengamalan shalat, maka semestinya kita berusaha untuk memahaminya secara mendalam, supaya dalam pengamalan sejalan dengan ketentuan Allah SWT. Untuk itulah penulis berusaha memberikan dalil-dalil qhoth‟I yang berkaitan dengan pengamalan shalat secara berjama‟ah.

Adapun dalil-dalil yang berkaitan dengan perintah pengamalan shalat secara berjama‟ah adalah sebagai berikut :

                                                                                                                    

Artinya : Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama -sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila


(35)

mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), Maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata -senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu. ( QS. An Nisa’ : 102 )32









Artinya : Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.33

لاق س ْي ع ه ص ه ل ْ سر ا ْ ع ه ضرر ع ْبا ْ ع

:

عا جلْا َص

جر ْيرْشع حْ سب ضفلا َص ْ ل ْفا

)

ي ع قفت

(

Artinya : “ Dari Ibnu Umar Ra sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : “Shalat berjama’ah lebih utama dari shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat’’. ( HR.Bukhari dan Muslim )34

Itulah beberapa ayat dan hadits yang menganjurkan kita agar mengamalkan shalat lima waktu secara berjama‟ah. Meskipun hukumnya sunah muakad, tetapi tidak salahnya kita mengamalkannya karena di dalamnya shlat berjama‟ah terkandung berbagai macam rahasia kemanfaatannya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Suzanne Haneef, yaitu :

32

Departemen Agama Ri, Op.Cit, h. 75

33

Ibid, h. 442

34

Hussein Bahreisy, Terjemahan Hadits Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya: Karya Utama) h.


(36)

Dalam shalat berjama‟ah muslim berdiri tegak berderet dari bahu ke bahu akan tampak seperti sebah tubuh yang bersatu dalam beribadah kepada Allah SWT, elemen-elemen disiplin, keteraturan, persaudaran, kesamaan dan solodaritas amat tampak ditampilkan.35

Sedangkan menurut Ari Ginanjar Agustian adalah sebagai berikut :

Falasafah-falasafah dalam sinergi dan kolaborasi semua terdapat dalam shalat berjama‟ah, seperti kesamaan tujuan dan visi ( kiblat ), saling mengisi ( shaf ), keteraturan ( imam dan makmum ), kesamaan persepsi dan prinsip ( isi bacaan shalat ), saling mendukung ( shalawat ), pertemuan rutin ( waktu shalat ), saling mengingatkan prinsip ( dakwah khatib ), serta demokrasi ( tata cara memberitahu imam yang salah ).36

Dari hadits dan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam shalat berjama‟ah terkandung berbagai rahasia dan manfaat yang dapat kita peroleh, diantaranya, yaitu :

1. Memperkokoh persatuan dan persamaan derajat 2. Mempererat persaudaraan dan silaturrahim 3. Memupuk kesamaan dan silodaritas

4. Membiasakan disiplin dan keteraturan

5. Mendapat keutamaan 27 derajat dari Allah SWT.

5. Hikmah Ibadah Shalat

35

Suzanne Haneef, Islam Dan Muslim, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996), Cet. Ii, h. 93

36

Ari Ginanjar, Esq ( Emotional Spiritual Quotient ) Berdasarkan 6 Rukun Iman Dan 5 Rukun Islam, Arga, Jakarta, 2001, h. 214


(37)

Ibadah shalat adalah ibadah yang mengandung nilai rohaniah dan kemasyarakatan, yang mana tercdrmin dalam setiap tingkah laku dan aktivitas sehari-hari bagi yang menjalankannya.

Adapun hikmah yang dapat diperoleh dari pengamalan ibadah shalat yaitu : 1. Shalat membuat kita selalu ingat (dzikir) kepada Allah SWT

Shalat merupakan ibadah yang harus dikerjakan bagaimanapun situasi dan keadaan. Hal ini membuat setiap muslim untuk selalu mengingat Tuhannya setiap waktu. Sebagaimana firman Allah SWT surat. Thaha ayat 14 :

                    

Artinya : Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.37

2. Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar

Dalam jiwa manusia terdapat dua nafsu yaitu nafsu mutmainah dan nafsu amarah. Nafsu mutmainah adalah nafsu yang baik sedangkan nafsu amarah adalah nafsu yang selalu mengajak kepada jalan keburukan. Maka dengan shalat diharapkan dapat menjadi benteng dari nafsu amarah ini.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Ankabut 45 :



Artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuata n- perbuatan) keji dan mungkar.38

3. Shalat menumbuhkan rasa tenang dalam hati

37

Departemen Agama RI, Loc. Cit

38


(38)

Dalam sebuah hadits ada yang menerangkan bahwa bila kalian sedang dalam keadaa marah dan gelisah, maka ambilah air wudhu dan shalatlah. Hal ini menandakan bahwa mengamalkan shalat dapat menjadikan hati menjadi tenang dan tentram, sehingga kita tidak akan merasa gelisah meskipun terkena musibah.

Sebagaimana firman Allah SWT surat Al Ma‟arij ayat 19-22

                          

Artinya : Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir, Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.39

4. Shalat merupakan bukti syukur kepada Allah SWT

Segala nikmat yang kita rasakan dalam hidup ini adalah semata-mata pemberian Allah SWT. Oleh karena itu selaku hamba sudah sepantasnyalah kita untuk berterima kasih kepada yang memberi yang mana dapat diwujudkan melalui dzikir kepadanNya ( shalat ).

Firman Allah surat Al Baqorah ayat 152

           

Artinya : Karena itu, ingatlah kamu kepada -Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.40

5. Shalat membina disiplin waktu

39

Ibid, H. 454

40


(39)

Waktu merupakan hal yang sangat berharga dalam hidup ini, karena ia hanya datang sekali saja bagi kita dan ia tidak akan kembali lagi untuk yang kedua kalinya. Orang lalai terhadap waktu akan mengalami kerugian yang sangat besar dan sulit ditebus. Dengan mengamalkan shalat kita telah dididik untuk selalu menghargai waktu dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, karena di dalam shalat itu sendiri telah ditetapkan waktu pelaksanaannya.

Hal ini sesuai firman Allah SWT surat An Nisa‟ ayat 103

                                   

Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.41

6. Shalat mendidik persatuan dan persamaan martabat manusia

Hakikat persatuan dan persamaan martabat manusia adalah mempunyai pandangan yang hidup yang sejlan yang dapat menjalaninya. Masyarakat yang kokoh persatuannya adalah masyarakat yang dilandasi oleh persamaan iman.

Dalam mengamalkan shalat berjama‟ah misalnya adalah berkumpulnya kaum muslimin dalam satu tempat di belakang imam. Hal ini merupakan lembaga atau wahana persatuan dan persamaan martabat umat yang kuat.

Berdirinya seorang muslim yang miskin di samping muslim yang kaya, tidak ada perbedaan diantara keduanya. Ini menunjukkan persamaan sesama umat muslim

41


(40)

yang mana dihadapan Allah SWT semuanya sama. Adapun yang membedakan adalah kadar keimanan dan ketagwaan kepada Allah SWT yang tertanam di dalam hati mereka masing-masing.

B. Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Menurut Oteng Sutisna kedisiplinan adalah ‟‟proses atau hasil pengarahan dan pengandilan keinginan, dorongan atau kepentingan demi satu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif dan dapat diandlakan.42

Adapun pendapat lain mengatakan ‟‟Disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam melaksanakan dan tanggungjawab.43

Dari kedua pendapat di atas dapat di pahami bahwa yang dimaksud kedisiplinan adalah sikap mental yang ada pada diri seseorang untuk selalu taat dan patuh kepada peraturan-peraturan ysng telah ditetapkan guna tercapai suatu cita-cita yang diinginkan.

Adapun yang dimaksud kedisiplinan dalam pembahasan ini adalah kedisiplinan sekolah, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mulyasa, yaitu disiplin sekolah dapat diartikan sebagai keadaan tertib dimana guru, staf, dan peserta didik

42

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1989), h. 109

43

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Bahan Dasar Wa wa san Kependidikan, (Jakarta:


(41)

yang tergabung di dalam sekolah tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati.

Dari pengertian di atas nampak bahwa kedisiplinan sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan jati dirinya dan mengatasi serta mencegah patuh kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan guna tercapai suatu cita-cita yang diinginkan.

Adapun yang dimaksud kedisiplinan dalam pembahasan ini adalah kedisiplinan sekolah, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mulyasa, yaitu disiplin sekolah dapat diartikan sebagai keadaan tertib dimana guru, staf, dan peserta didik yang tergabung di dalam sekolah tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati.

Dari pengertian di atas nampak bahwa kedisiplinan sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan jati dirinya dan mengatasi serta mencegah timbulnya masalah-masalah disiplin dan berusaha menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, sehingga mereka menaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demilkian kedisiplinan dapat merupakan bantuan kepada peserta didik agar mereka mampu berdiri sendiri.

2. Bentuk-bentuk Kedisiplinan Sekolah

Bentuk-bentuk kedisiplinan sekolah adalah semua jenis atau macam-macam aturan yang dibuat sekolah yang bersangkutan untuk diikuti dan dilaksanakan oleh


(42)

anggota masyarakat sekolah secara disiplin dan ditetapkan dengan tugas oleh suatu sekolah.

Adapun bentuk-bentuk kedisiplinan sekolah sebagaimana yang telah dijelaskan dalam petunjuk pelaksanaan pembinaan sekolah adalah :

a. Hadir disekolah dan pulang pada waktunya

b. Mengikuti keseluruhan program sekolah yang diperuntukkan baginya c. Meningkatkan disiplin dirinya di dalam dan di luar sekolah

d. Memakai seragam sekolah menurut ketentuan yang berlaku e. Mematuhi dan melaksanakan semua peraturan yang berlaku.44

Sedangkan menurut Ismet Syarif dan Nawas adalah

a. Setiap siswa harus memiliki buku dan alat yang dibutuhkan b. Badan bersih dan sehat

c. Menjaga ketenangan dan ketertiban selama mengikuti pelajaran maupun istirahat

d. Lima menit sebelum masuk harus sudah ada di sekolah e. Menaati waktu masuk, istirahat dan jam belajar

f. Tidak membawa orang lain atau temen yang mengganggu keamanan sekolah g. Tidak membawa uang atau perhiasan yang berlebihan atau tidak membawa

senjata tajam

h. Turut bersama menjaga kebersihan halaman dan kelas.45

Dengan demikian maka bentuk-bentuk kedisiplinan sekolah meliputi semua aturan atau tata tertib sekolah yang berlaku dari mulai jam belajar, cara berpakaian, tingkah laku, pengendalian diri dan sebagainya. Sehingga kondisi sekolah terlaksana

44

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Sekolah,

(Jakarta: 1984), h. 49 45


(43)

dan tentram serta mencerminkan suatu lembaga pendidikan yang berusaha untuk membentuk karakter manusia menuju kedewasaan.

3. Fungsi Kedisiplinan Sekolah

Kedisiplinan di sekolah mempunyai fungsi yang sangat penting untuk menjaga agar situasi sekolah tetap terjaga sebagai lembaga pendidikan yang penuh dengan ketenangan, kedamaian, tertib serta mendidik dan mengembangkan unsur-unsur fisik dan psikis yang normal serta memilihara pertumbuhan dan perkembangan anak di sekolah dengan sebaik-sebaiknya.

Adapun fungsi kedisiplinan sekolah menurut Hadari Nawawi adalah mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan yang ditetapkan bersama dalam melaksanakan kegiatan kelas dan dapat memberikan hukuman kepada orang yang melanggar.46

Dengan demikian jelaslah bahwa kedisiplinan di sekolah sangat penting diperlukan, karena dengan kedisiplinan di sekolah sangat penting diperlukan, karena dengan kedisiplinan diharapkan mampu menciptakan situasi dan kondisi yang nyaman, educatif, bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Membentuk Kedisiplinan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pada pembentukan kedisiplinan seseorang, antara lain :

a. Kesadaran Diri

46


(44)

Kesadaran diri adalah sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Sehingga kesadaran diri menjadi motif yang sangat kuat terwjudnya suatu kedosiplinan.

b. Pengikutan dan Ketaaatan

Pengikutan dan ketaatan sebagi langkah peneraan dan pengaplikasian peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang kuat. Tekananan dari luar dirinya sebagai upaya mendorong, menekan dan memaksa agar disiplin diterapkan dalam diri seseorang.

c. Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah suatu wahana atau media untuk mempengaruhi, mengubah dan membina serta membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan dan diajarkan.

d. Hukuman

Hukuman adalah sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan yang sal;ah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan.47

Selain keempat faktor di atas, masih ada beberapa faktor lain yang dapat berpengaruh pada pebentukan kedisiplinan siswa, diantaranya yaitu :

a. Teladan

Perbuatan dan tindakan kerap kali lebih besar pengaruhnya daripada dengan kata-kata. Karena itu, contoh dan teladan disiplin atasan, kepala sekolah dan gru-guru sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa. Mereka lebih meniru apa yang

47


(45)

mereka lihat dibanding dengan apa yang mereka dengar. Disini faktor keteladanan berupa disiplin sangat penting bagi siswa.

b. Lingkungan Kedisiplinan

Seseorang dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada. Baik di lingkungan rumah tangga, sekolah bahkan masyarakatpun turut berpengaruh dalam pembentukan kedisiplinan. Bila berada di lingkungan yang berdisiplin, seseorang dapat terbawa berdisiplin dan begitupun sebaliknya.

c. Latihan Bedisiplin

Disiplin dapat juga dibentuk melalui proses latihan dan kebiasaan. Artinya, melakukan disiplin yang berulang-ulang dan membiasakannya dalam praktik-praktik disiplin sehari-hari. Dengan latihan dan membiasakan diri, disiplin akan terbentuk dalam diri seseorang.

Jadi pembentukan kedisiplinan ternyata harus melalui proses panjang yang harus dimulai sejak dini dalam keluarga dan dilanjutkan di sekolah. Hal-hal penting yang dapat berpengaruh dalam pembentukan kedisiplinan bisa melalui kesadaran diri, kepatuhan, sanksi, ketaladan, lingkungan bedisplin, latihan dan sebagainya.

Pembiasaan disiplin di sekolah mempunyai peranan positif bagi kehidupan siswa dimasa yang akan datang. Pada mulanya memang disiplin dirasakan sebagai sesuatu yang mengekang kebebasan. Akan tetapi, bila suatu aturan dirasakan sebagai sesuatu yang memang seharus dipatuhi secara sadar untuk kebaikan dirinya lama-kelamaan ia akan menjadi kebiasaan yang baik menuju kearah disiplin diri.


(46)

C. Tata Tertib

Sesuai pembahasan sebelumnya bahwa kedisiplinan adalah suatu proses atau hasil pengendalian keinginan yang mengandng kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan atau peraturn yang berlaku. Oleh karena itu kedisiplinan siswa biasanya berkaitan langsung dengan masalah tata tertib. Sehingga dibawah ini akan dijelaskan tentang yang berkaitan dengan tata tertib.

1. Pengertian Tata Tertib

Peraturan atau tata tertib merupakan hal yang penting dalam suatu proses pengendali dari suatu lembaga. Tata tertib merupakan sesuatu yang dibuat atau diadakan oleh lembaga tertentu guna menunjang pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai suatu tujuan. Adapun pengertian peraturan atau tata tertib menurut Suharsimi Ariskunto adalah sebagai berikut :

Peraturan atau tat tertib merupakan sesuatu yang mengatur prilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa. Peraturan menunjukkan pada patokan atau standar yang sifatnya umum, yang harus dipenuhi oleh siswa misalnya peraturan tentang kondisi di dalam kelas pada saat pelajaran sedang berlangsung.48

Sedangkan Hadari Nawawi dalam bukunya ‟‟Administrasi Sekolah‟‟ dijelaskan bahwa menurut instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

48

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusia wi, (Jakarta: Renika, 1993),


(47)

14/V/1974 tentang pengertian tata tertib sekolah adalah ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi kepada pelanggarnya.49

Dengan demikian tata tertib mengandung pengertian ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam rangka melakukan aktifitas sehari-hari yang harus ditaati dengan sungguh-sungguholeh seseorang dimana ia berada baik dilingkungan keluarga, sekolah bahkan masyarakat dan ia mempunyai sanksi atau hukuman bagi siapa saja yang melanggarnya.

2. Tujuan Tata Tertib

Berbagai peraturan atau tata tertib dapat saja dibuat dan dibiarkan kepada setiap individu, masyarakat dan suatu lembaga yang berhak membuatnya. Namun hal ini harus didasari atas pengertian yang penuh terhadap pelaku (manusia) mengenai apa yang diharapkan dari padanya, apa yang ada padanya yang kiranya dapat dimanfaatkan, dikembangkan dan sekaligus dukungan partisipasi dari mereka itu akan lebih penting.

Peraturan atau tata tertib merupakan pedoman yang jelas dalam melakukan setiap aktifitas dari suatu lembaga agar dapat berlangsung sesuai dengan apa yang diharapkan. Seperti halnya sekolah sebagai suatu lembaga yang mengadakan pendidikan terhadap para siswa, berarti sekolah harus mengadakan peraturan atau tata tertib bagi setiap personil yang ada di sekolah.

3. Tata Tertib Siswa

49


(48)

Peraturan atau tata tertib adalah suatu pedoman dari suatu lembaga yang harus ditaati dan dilaksanakan. Oleh karena itu siapapun yang ada di dalamnya wajib untuk meralisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun bentuk-bentuk tata tertib siswa yang ada sekolah adalah sebagai berikut : a. Tugas dan Kewajiban

1. Masuk sekolah. Para siswa harus datang atau berada di sekolah sebelum pelajaran dimulai. Sebelum memasuki ruangan kelas siswa secara teratur masuk keruangan, Siswa-siswa boleh duduk setelah guru duduk.

2. Waktu belajar. Sebelum belajar dimulai siswa membaca ayat-ayat pendek juz 30, setelah selesai baru yang bersangkutan harus sudah siap untuk menerima pelajaran yang akan diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

3. Waktu istirahat. Siswa tidak dibenarkan tinggal di dalam kelas, tetapi tetap berada di halaman gedung sekolah, kecuali keadaan yang tidak mengizinkan, misalnya hujan.

b. Larangan-larangan

1. Meninggalkan sekolah atau pelajaran selama jam-jam pelajaran berlangsung tanpa izin kepada sekolah atau guru yang bersangkutan 2. Membawa rokok atau merokok

3. Berpakaian yang senonoh dan bersolek yang berlebihan

4. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengganggu jalannya pelajaran atau persekolahan

c. Sanksi-sanksi

1. Peringatan lisan secara langsung kepada siswa

2. Peringatan tertulis kepada siswa tembusan kepada orang tua wali 3. Dikeluarkan untuk sementara


(49)

4. Dikeluarkan dari sekolah.50

Dalam pengololaan pelajaran kedisiplinan seorang siswa terhadap peraturan atau tata tertib merupakan suatu masalah yang sangat penting, yang harus ditanamkan lebih awal tentang kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang telah ditentukan. Proses belajar mengajar di sekolah serta tujuan yang diinginkan akan sulit tercapai secara maksimal tanpa adanya ketaatan akan peraturan ( kedisiplinan ), sehingga kedisiplinan sangatlah penting dimiliki bagi setiap individu.

D. Pengaruh Ibadah Shalat terhadap Kedisiplinan Siswa

Dalam Al Qur‟an surat Al Ankabut ayat 45 dijelaskan ’’Sesungguhnya shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar’’. Menurut M. Quraish Shihab dalam tafsirnya Al Mishbah diterangkan bahwa kata al-fahsya‟ (keji) adalah sesuatu yang melampaui batas dalam keburukan dan kekejian, baik ucapan maupun perbuatan. Sedangkan kata al-munkar adalah segala sesuatu yang melanggar norma-norma agama dan budaya atau adat istiadat suatu masyarakat.51

Sebagaimana kajian sebelumnya tentang kedisiplinan yang berkaitan erat dengan tata tertib, dan tata tertib itu sendiri merupakan sebuah norma atau aturan yang berlaku di sebuah lembaga yang harus ditaati oleh anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Maka penulis berkesimpulan bahwa siapa yang telah melanggar

50

Hadari Nawawi, Op. Cit, h. 207

51

M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, Pesan Kesan Dan Keserasian Al Qur’an, (Jakarta:


(50)

peraturan atau tata tertib yang berlaku, maka ia termasuk telah melakukan perbuatan munkar.

Oleh karena dengan mengamalkan shalat maka pelakunya akan mampu terhindar dari perbuatan munkar yaitu pelanggaran terhadap aturan yang berlaku sehingga ia akan melaksanakan aturan itu sesuai yang diinginkan yang pada akhirya membentuk pribadi-pribadi yang berjiwa disiplin.

Selain itu ibadah shalat merupakan sebuah bentuk peribadatan yang mempunyai banyak hikmah. Mengerjakannya secara teratur menyebabkan seorang muslim selama siang dan malam mengingat relasinya dengan sang pencipta. Hal ini membuatnya tak pernah lupa bahwa ia adalah seorang hamba dan untuk mematuhi segala apa yang diperintahkanNya.

Sebagaimana yang dikatakan Mahmud Syaltud :

‟‟Dengan shalat lima waktu, seseorang muslim mengingat Tuhannya dalam masa yang berurutan pada siang dan malam hari. Dan dengan shalat ini pula ia mengulang kehadiranNya di hadapan Tuhan, serta menghidupkan ingatan di dalam jiwa dan hatinya terhadap keagungan Tuhan. Maka iapun akan senantiasa mematuhi segala perintahNya dan menjahui segala laranganNya.52 Menurut Suzanne Haneef, menyatakan pula bahwa :

‟‟Membungkuk, sujud dan sujud, yang diulang-ulang dan jumlah tertentu pada setiap shalat, seorang muslim mengekspresikan penyerahan diri, kerendahan hati, dan melalui gerakan-gerakan tubuh dalam shalat, yang terdiri atas gerakan berdiri, kekaguman dengan seluruh keberadaannya kepada Allah

52


(51)

SWT Yang Maha Agung. Kesadaran akan diri sebagai ciptaanNya dan mendorong unuk mengekspresikan dalam bentuk fisik maupun verbal.‟‟53

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa melalui shalat kita akan selalu mengingat kepada Allah SWT mulai sejak pagi, siang, malam, hingga pagi lagi. Hal ini kemudian direalisasikan melalui sikap tunduk, patuh dan berendah diri, memuji serta mengagungkannyaNya dengan penuh ketekunana dan kesadasan yang pada akhirnya bagi yang menjalankannya akan mampu terhindar dari segala perbuatan keji dan kemungkaran.

Agar ibadah shalat ini dapat tertanam dalam diri setiap muslim dan menjadikannya suatu kebiasan serta kebutuhan untuk selalu menjalankannya, maka ibadah ini harus dimulai dan dibiasakan sejak usia dini. Dijelaskan menurut Zakiah Daradjat :

‟‟Latihan-latihan keagamaan yang menyangkut ibadah seperti sembahyang, do‟a membaca Al Qur‟an, sembahyang jama‟ah di sekolah atau di langgar harus dibiasakan sejak kecil, sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa senang melakukan ibadah tersebut‟‟.54

Adapun hikmah ibadah shalat adalah bahwa ibadah shalat yang dilaksanakan seseorang akan memberikan dampak positif bagi yang melaksanakan. Dampak tersebut adalah terjalinnya hubungan yang kuat dan sangat dekat antara seorang hamba dengan Allah SWT, yang membawa kenikmatan dan ketenangan.

53

Suzanne Haneef, Islam Dan Muslim, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996), h. 91

54


(52)

Jika dikaitkan dengan pendidikan khususnya kedisiplinan siswa, maka pengamalan ibadah shalat akan memberikan pengaruh terhadap kedisiplinan belajar siswa, karena sikap taat jujur, sungguh-sungguh, serta ketetapan shalat pada waktunya, yang menjadi bagian dari kepribadian orang yang shalat akan mendorong untuk selalu aktif, rajin dan disiplin diri dalam proses pendidikannya.

Menurut Ary Ginanjar Agustian, mengemukakan :

Shalat adalah sarana untuk melatih sebuah kedisiplinan, waktu telah ditentukan dengan pasti sehingga orang yang mampu melakukan shalat secara disiplin yang tinggi. Kemampuan untuk melakukan shalat tepat waktu, adalah sebuah jaminan bahwa orang tersebut disamping bisa dipercaya juga memiliki kesadaran akan arti penting sebuah waktu yang harus ditepati.55

Dari pendapat di atas, semakin jelas bahwa shalat yang dilakukan dengan rajin, teratur, serta berjama‟ah akan membentuk pribadi yang berdisiplin tinggi yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

55

Ary Ginanjar Agustian, (Emotional Spiritual Quotient) Berdasarkan 6 Rukun Iman Dan 5


(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian akan dikatakan baik apabila memakai metode atau cara-cara tertentu yang tepat, sebab dengan dipakainya metode yang tepat maka penelitian yang dilaksanakan itu akan terarah pada tujuan yang diharapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dimana peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hal seperti adanya, dengan data kuantitatif atau data yang dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus statistic sesuai dengan permasalahan yang telah diajukan.

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang dilihat yaitu :

a. Variabel bebas ( independent variabel ) “Kondisi yang mempengaruhi munculnya gejala”. Sesuai dengan pendapat tersebut maka yang menjadi variabel bebasnya dalam penelitian ini adalah pengamlan ibadah siswa.

b. Variabel terikat ( dependen variabel ) “segala bentuk peristiwa atau gejala yang muncul sehubungan percobaan”.56

Sesuai dengan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah kedisiplinan siswa.

56


(1)

41 3 41 123 9 1681

Jumlah 103 1563 3962 271 59899

=

N

X

13

Y

X

13

(

Y)

N

X

2

(

X)

2

)( N

Y

2

(

Y)

2

r

xy

=

41

3962

103

(1563)

41

271

103)

2

(

41

59899

(1563)

2

=

162442

160989

((11111

10609)(2455859

2442969)

=

1513

502

12890

=

1513

6470780

=

1513


(2)

Perhitungan Validitas Butir Soal Nomor 14

No X14 Y X14.Y X14

2

Y2

1 2 37 74 4 1369

2 3 39 117 9 1521

3 3 39 117 9 1521

4 2 40 80 4 1600

5 2 37 74 4 1369

6 2 33 66 4 1089

7 1 36 36 1 1296

8 2 38 76 4 1444

9 3 43 129 9 1849

10 1 31 31 1 961

11 2 41 82 4 1681

12 2 35 70 4 1225

13 2 34 68 4 1156

14 2 34 68 4 1156

15 2 38 76 4 1444

16 2 34 68 4 1156

17 2 38 76 4 1444

18 2 43 86 4 1849

19 3 41 123 9 1681

20 3 39 117 9 1521

21 2 39 78 4 1521

22 2 40 80 4 1600

23 2 39 78 4 1521

24 2 39 78 4 1521

25 2 40 80 4 1600

26 2 41 82 4 1681

27 2 39 78 4 1521

28 2 41 82 4 1681

29 2 39 78 4 1521

30 3 38 114 9 1444

31 2 33 66 4 1089

32 1 40 40 1 1600

33 1 40 40 1 1600

34 2 38 76 4 1444

35 2 40 80 4 1600

36 2 36 72 4 1296

37 2 39 78 4 1521

38 2 40 80 4 1600


(3)

41 2 41 82 4 1681

Jumlah 83 1563 3184 179 59899

=

N

X

14

Y

X

14

(

Y)

N

X

2

(

X)

2

)( N

Y

2

(

Y)

2

r

xy

=

41

3184

83

(1563)

41

179

83)

2

(

41

59899

(1563)

2

=

130544

129729

((7339

6889)(2455859

2442969)

=

815

450

12890

=

815

5800500

=

815


(4)

Perhitungan Validitas Butir Soal Nomor 15

No X15 Y X15.Y X15

2

Y2

1 3 37 111 9 1369

2 2 39 78 4 1521

3 2 39 78 4 1521

4 3 40 120 9 1600

5 3 37 111 9 1369

6 2 33 66 4 1089

7 3 36 108 9 1296

8 3 38 114 9 1444

9 2 43 86 4 1849

10 2 31 62 4 961

11 2 41 82 4 1681

12 3 35 105 9 1225

13 3 34 102 9 1156

14 3 34 102 9 1156

15 2 38 76 4 1444

16 3 34 102 9 1156

17 3 38 114 9 1444

18 3 43 129 9 1849

19 3 41 123 9 1681

20 3 39 117 9 1521

21 3 39 117 9 1521

22 3 40 120 9 1600

23 3 39 117 9 1521

24 3 39 117 9 1521

25 3 40 120 9 1600

26 3 41 123 9 1681

27 2 39 78 4 1521

28 3 41 123 9 1681

29 3 39 117 9 1521

30 3 38 114 9 1444

31 3 33 99 9 1089

32 3 40 120 9 1600

33 3 40 120 9 1600

34 3 38 114 9 1444

35 3 40 120 9 1600

36 3 36 108 9 1296

37 3 39 117 9 1521

38 3 40 120 9 1600


(5)

41 3 41 123 9 1681

Jumlah 114 1563 4349 324 59899

=

N

X

15

Y

X

15

(

Y)

N

X

2

(

X)

2

)( N

Y

2

(

Y)

2

r

xy

=

41

4349

114

(1563)

41

324

114)

2

(

41

59899

(1563)

2

=

178309

178182

((13284

12996)(2455859

2442969)

=

127

288

12890

=

127

3712320

=

127


(6)

Validitas Item Soal

No Item

rhitung

rtabel

Kesimpulan

1

0.33

0.316

Valid

2

0.32

0.316

Valid

3

0.49

0.316

Valid

4

0.64

0.316

Valid

5

0.38

0.316

Valid

6

0.49

0.316

Valid

7

0.33

0.316

Valid

8

0.35

0.316

Valid

9

0.62

0.316

Valid

10

0.45

0.316

Valid

11

0.71

0.316

Valid

12

0.64

0.316

Valid

13

0.59

0.316

Valid

14

0.34

0.316

Valid


Dokumen yang terkait

Peranan orang tua dalam membina pelaksanaan ibadah shalat siswa kelas Vii SMP Islam Ruhama

1 45 93

Efektifitas pembelajaran akidah akhlak pada siswa kelas IV di madrasah ibtidaiyah Alhikmah Kalibata Jakarta Selatan

3 17 78

PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK SHALAT PESERTA DIDIK KELAS III D MI ISMARIA AL QUR’ANIYYAH RAJABASA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

1 28 109

PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK SHALATPESERTA DIDIK KELAS III D MI ISMARIA AL QUR’ANIYYAH RAJABASA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016 2017

0 30 109

STUDI KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR FIQIH ( MATERI SHALAT DHUHA) DENGAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT DHUHA SISWA KELAS VII MTS MIFTAHUL ULUM BETTET PAMEKASAN MADURA.

0 3 131

KORELASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH DENGAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 LAMPUNG UTARA - Raden Intan Repository

0 2 183

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA MADRASAH DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) ISMARIA RAJABASA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 110

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS VI MI ISMARIA AL-QUR’ANIYYAH RAJABASA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 87

PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK SHALAT PESERTA DIDIK KELAS III D MI ISMARIA AL-QUR’ANIYYAH RAJABASA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 0 109

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR FIQIH DENGAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH AL-MA’RUF MARGODADI KEC. SUMBEREJO KAB.TANGGAMUS - Raden Intan Repository

0 2 119