B. Alasan Memilih Judul
Ada beberapa alasan penulis mengambil judul ini, yaitu : 1.
Untuk mengidentifikasi sejauh mana pentingnya pelaksanaan ibadah bagi umat Islam umumnya dan khususnya bagi peserta didik di Madrasah
Ibtidaiyah Raja Basa Bandar Lampung. 2.
Shalat merupakan ibadah yang paling utama dan setiap hari dilakukan oleh seorang muslim. Melihat hal ini sejauh mana shalat yang telah dilakukan
memberikan dampak atau pengaruh dalam kehidupan sehari-hari. 3.
Kedisiplinan merupakan sesuatu hal yang mampu membentuk suasana proses belajar mengajar yang kondusif yang nantinya mampu menghasilkan tujuan
pendidikan yang bermutu. 4.
Penulis ingin mengetahui hubungan ibadah shalat dengan kedisiplinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Raja Basa Bandar Lampung.
C. Latar Belakang Masalah
Al Qur‟anul Karim merupakan kitab terakhir dan peyempurna kitab-kitab Allah SWT yang sebelumnya, adalah kitab suci agama Islam yang dturunkan kepada
nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril AS. Kitab yang di dalamnya terkandung aturan-aturan dan pedoman pokok bagi bagi pemeluknya.
Di dalam Al Qur‟an terkandung berbagai perintah dan larangan, halal dan haram, baik dan buruk, serta sebagai kisah orang-orang terdahulu yang dapat kita
jadikan pelajarandalam kehidupan. Selain itu juga membicarakan berbagai bentuk ibadah yang harus dikerjakan oleh manusia dalam rangka mengabdi kepadaNya.
Secara umum ibadah berarti mencakup semua perilaku dalam semua aspek kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT, yang dilakukan dengan ikhlas
untuk mendapatkan ridho Allah SWT.Ibadah dalam pengertian inilah yang dimaksud, dan sekaligus yang menjadi tugas hidup manusia di dunia. Hal ini sesuai dengan
tujuan Allah SWT menciptakan jin dan manusia yang terdapat dalam Al Qur‟an surat Adz Dzariat ayat 56 :
Artinya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.
4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa ibadah ialah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah SWT yang didasari ketaatan
mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
5
Sedangkan menurut M. Daud Ali, ibadah adalah norma yang mengatur cara dan tata cara manusia berhubungan langsung dengan Tuhan, tidak boleh ditambah-
tambah atau dikurangi.
6
Adapun salah satu bentuk ibadah itu sendiri adalah pelaksanaan shalat yang langsung Allah SWT
perintahkan kepada nabi Muhammad SAW ketika isro‟ dan
4
Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV. Diponegoro,
2000, h. 417
5
Departemen Pendidikan Nasional,
Op.cit
, h. 364
6
M. Daud Ali,
Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum da n Tata Hukum Islam di Indonesia,
Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2000, h. 31
Mi‟roj. Shalat menurut Sulaiman Rasyid adalah ibadah yang tersusun dari perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan
memenuhi beberapa syarat yang telah ditentukan.
7
Dari pendapat-pendapat di atas, jelaslah bahwa shalat adalah bukti konkrit ketaatan kita kepada Allah SWT dalam menjalankan perintahNya, yang mana dalam
ibadah shalat itu di mulai dengan takbir dn diakhiri dengan salam berdasarkan syarat dan rukun yang telah ditentukan. Serta dalam peraktiknya tidak boleh ditambah-
tambah atau dikurangi sedikitpun, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rosulullah SAW :
لاق ْ ع ه ضر رْي حلا ْب كلا ْ ع :
س ْي ع ه ا ص ه ا ل ْ سر لاق :
صا ْ تْيار ا كاْ ص را لا ا ر
Artinya :Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat HR. Bukhari .
8
Adapun dalil yang menerangkan kewajiban untuk melaksanakan shalat adalah banyak sekali,
diantaranya adalah dalam Al Qur‟an surat Thoha ayat 14 :
Artinya : Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain yang berha k disembah selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingatKu.
9
7
Sulaiman Rasyid,
Op.Cit
, h. 53
8
Ibid,
h. 87-88
9
Departemen Agama RI,
Op. cit
, h. 250
Dari ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa ibadah shalat adalah suatu kewajiban bagi pemeluknya dan sekaligus menjadi kebutuhan kita selaku hamba Allah SWT
agar selalu ingat dan mengabdi kepadaNya. Karena sifatnya yang wajib itu jadi tidak ada alasan bagi kita untuk melalaikan lebih-lebih meninggalkan ibadah shalat
terutama shalat lima waktu. Adapun indikator dalam rangka meningkatkan pengamalan ibadah shalat
wajib bagi peserta didik antara lain : 1.
Menamamkan nilai-nilai agama seperti iman, ibadah, akhlak, budi pekerti, disiplin dan prinsip-prinsip luhur lainnya.
2. Memberikan perhatian, contoh teladan yang baik dalam pelaksanaan shalat.
3. Melakukan filter, control, koreksi danpengendalian seluruh tingkah laku
putra-putrinya baik di dalam maupun di luar rumah secara rutin dan bijaksana tentang pelaksanaan shalat.
4. Memelihara ketentraman, kesejukan, kesegaran, keutuhan dan keharmonisan
suasana kehidupan runah tangga sehingga anak-anak merasa tenang, aman, damai, senang, bahagia dan betah di tengah-tengah pergaulan keluarganya
sehari-hari sehingga akan mendukung pelaksanaan shalat dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menyediakan waktu untuk berkomunikasi saling curah perasaan antar
anggota keluarga, menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif agar anak mencintai dan sibuk untuk belajar ilmu-ilmu agama khususnya tentang
pelaksanaan shalat.
10
Pada dasarnya shalat adalah ibadah badaniyah yang disertai dengan pembaca Al Qur‟an dan pengagungan Allah SWT yang diwajibkan atas setiap muslim untuk
menunaikannya lima kali dalam sehari semalam, serta dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-
Nisa‟ ayat 103 :
10
Kartini Kartono,
Peranan Keluarga dalam Memandu Anak
, Bandung: Alumni, 1985, h. 59
Artinya : Maka dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
11
Ibadah shalat merupakan sebuah bentuk peribadatan yang mempunyai banyak segi kemanfaatannya. Mengerjakannya secara teratur menyebabkan seorang muslim
selama siang dan malam mengingat relasinya dengan sang Pencipta. Hal ini membuatnya tak pernah lupa bahwa ia adalah seorang hamba dan untuk mematuhi
segala apa yang diperintahkanNya. Menurut Suzanne Haneef, menyatakan pula bahwa :
‟‟Membungkuk, sujud dan sujud, yang diulang-ulang dan jumlah tertentu pada setiap shalat, seorang muslim mengekspresikan penyerahan diri,
kerendahan hati, dan melalui gerakan-gerakan tubuh dalam shalat, yang terdiri atas gerakan berdiri, kekaguman dengan seluruh keberadaannya kepada Allah
SWT Yang Maha Agung. Kesadaran akan diri sebagai ciptaanNya dan mendorong unuk mengekspresikan dalam ben
tuk fisik maupun verbal.‟‟
12
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa melalui shalat kita akan selalu mengingat kepada Allah SWT mulai sejak pagi, siang, malam, hingga pagi
lagi. Hal ini kemudian direalisasikan melalui sikap tunduk, patuh dan berendah diri, memuji serta mengagungkannyaNya dengan penuh ketekunana dan kesadasan yang
12
Suzanne Haneef,
Islam dan Muslim
, Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet,1996,h. 91
pada akhirnya bagi yang menjalankannya akan mampu terhindar dari segala perbuatan keji dan kemungkaran.
Seseorang yang melaksanakan shalat dengan kesadaran dan ketekunan, ia akan mempunyai kepribadian yang sempurna, berakhlak mulia, disiplin, jujur, taat,
sungguh-sungguh, sabar dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak berguna serta segala kehidupannya semata-mata ikhlas karena Allah SWT. Innash shalaatii
wanusukii w a mahyaaya wa mamaatii lillaahi robbil‟aalamiin Sesungguhnya
shalatku, ibadahku, hidup dan matiku karena Allah Ta‟ala Tuhan sekalian alam. Jika dikaitkan dengan pendidikan khususnya kedisiplinan siswa, maka
pengamalan ibadah shalat secara tidak langsung mengandung berbagai pendidikan terutama yang berkaitan dengan masalah kedisiplinan siswa seperti sikap taat,
sungguh-sungguh, serta ketepatan shalat pada waktunya, yang menjadi bagian dari kepribadian orang yang shalat akan mendorong untuk selalu aktif, rajin dan
berdisiplin diri dalam proses pendidikannya. Sehingga dalam proses pembelajaran ia akan mempunyai kedisiplinan yang tinggi dan lebih baik dibandingkan dengan anak
yang tidak mengamalkan shalat. Hal ini karena sikap dan perilaku utama dari pengamalan ibadah shalat akan tercermin dalam segala tingkah lakunya.
Kedisiplinan siswa bisa dikatakan hasil atau pengaruh yang ditimbulkan dari pengamlan ibadah shalat yang dilakukan secara konsisten dan teratur.Hal ini dapat
kita lihat dari berbagai praktik shalat itu sendiri. Shalat tepat waktu mendidik siswa untuk disiplin waktu, shalat jama‟ah mendidik siswa untuk selalu mengikuti dan
menaati seorang pemimpin guru, dari segi pakaian mendidik siswa untuk rapid an
menutup aurat, bahkan sampai dari segi bacaan, gerakaan yang teratur dimulai dari takbir sampai salam kesemuanya merupkan didikan untuk selalu melaksanakan tugas
dan tanggungjawab secara baik dan teratur. Sebagaimana yang dikatakan Ari Ginanjur Agustian :
Kemampuan untuk melaksanakan shalat tepat waktu, adalah sebuah jaminan bahwa orang tersebut disamping bisa dipercaya juga memiliki kesadaran akan
arti penting sebuah waktu yang harus ditepati. Isi dari shalat pun harus tertib dan teratur, dimulai dari wudhu, niat, takbiratul ihram, hingga salam, semua
dilakukan secara berurutan dan sangat teratur. Ini menggambarkan betapa suatu keteraturan itu di mulai dari cara berpikir do‟a shalat sampai dengan
pelaksaan fisiknya. Inilah pelatihan kedisiplinan yang sesungguhnya, langsung diberikan oleh Tuhan.
13
Kata kedisiplinan merupakan kata jadian dari disiplin. Adapun yang dimaksud dengan disiplin menurut Chester Harris sebagai berikut : ‟‟discipline refers
fundamentally to the principle that each organism learns in some degree to control it self so as to the
forces around it with wich it has experiences.”
14
Juga Websters New World Dictionary, memberikan sejumlah definisi kata “disiplin‟ diantaranya :
13
Ary Ginanjar Agustian, ESQ
Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam,
Jakarta:Arga, 2001, h.212
14
Piet A. Sahertian,
Dimensi Administrasi Pendidikan
, Surabaya:Usaha Nasional, 1994, h. 123
1. Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter, atau keadaan
serba teratur dan efisiensi. 2.
Hasil latihan serupa itu, ; pengendalian diri ; perilku yang tertib 3.
Penerimaan atau ketundukan kepada kekuasaan dan control 4.
Perilaku yang menghukum atau memperbaiki 5.
Suatu cabang lmu pengetahuan.
15
Jadi dapat disimpulkan bahwa kata disiplin mempunyai banyak arti yang sangat luas. Dimana disiplin bisa diartikan sebagai hasil pengendalian diri dan
karekter, latihan-latihan, pengawasan, pemaksaan, kepatuhan diri, serta segala kemampuan bertingkah laku sesuai aturan dan norma yang berlaku.
Seseorang dikatakan memiliki disiplin diri yang kuat bila ia dapat mengendalikan dirinya sendiri. Orang yang mempunyai disiplin diri adalah orang
yang memiliki kemampuan untuk menjangkau ke depan. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang
diberikan kepadanya. Sedangkan dilihat dari “disiplin sekolah” didefinisikan sebagai kadar
karakteristik dan jenis keadaan serba teratur pada suatu sekolah tertentu atau cara- cara dengan nama keadaan teratur itu diperoleh pemeliharaan kondisi yang membantu
kepada pencapaian dengan efesien fungsi-fungsi sekolah.
16
15
Oteng Sutisna,
Administrasi Pendidikan ; Da sar Teoritis untuk Praktik professional
, Bandung:Angkasa, 1983, h. 110
16
Ibid
Adapun bentuk kedisiplinan di sekolah yang merupakan indikator seseorang dapat dikatakan mempunyai sikap kedisiplinan, yaitu :
1. Hadir di sekolah dan pulang pada waktunya
2. Mengikuti keseluruhan program sekolah yang diperuntukkan baginya
3. Meningkatkan disiplin dirinya di dalam dan di luar kelas
4. Memakai seragam sekolah menurut ketentuan yang berlaku
5. Memenuhi dan melaksanakan semua peraturan yang berlaku
17
Disiplin merupakan proses pengembangan karekteristik dan tingkah laku yang teratur dan melibatkan pembentukan suatu sikap serta keadaan terutama di sekolah
dimana para anggota yang terlibat di dalamnya mulai dari kepala sekolah, guru, sampai kepada siswa-siswanya harus memahami peraturan-peraturan yang perlu
dipatuhi. Melalui kepatuhan ini diharapkan proses belajarmengajar akan berjalan dengan baik dan lancar.
Di dalam dunia pendidikan, peraturan atau tata tertib merupakan suatu ketentuan yang harus ada untuk ditaati guna mencapai ketertiban dan disiplinan.
Tanpa adanya
ketertiban dan
kedisiplinan dimungkinkan
akan terjadi
kesimpangsiuran serta berbagai bentuk pelanggaran yang akan terjadi dalam penyelenggaraan program pendidikan.
17
Departemen Pendidikan
dan kebudayaan,
Petunjuk Pelaksanaan
Pembinaan Sekolah,
Jakarta: 1984, h. 49
Sebagaimana hal di atas, untuk menciptakan siswa-siswa yang mempunyai sikap disiplin, MI ISMARIA AL-
QUR‟ANIYYAH telah memberlakukan bentuk- bentuk peraturan yang harus ditaati, yaitu :
1. Siswa harus sudah ada di sekolah 5 menit sebelum masuk kelas
2. Siswa diwajibkan berpakaian rapih berseragam sekolah
3. Menjaga nama baik sekolah
4. Memberikan surat keterangan bila tidak masuk sekolah
5. Mengikuti upacara bendera
6. Siswa dilarang berambut gondrong, kuku panjang, membolos, merokok, serta
membawa senjata tajam.
18
Disiplin adalah kata yang mudah diucapkan, mudah pula dipahami dan mudah pula ditelantarkan dalam pelaksanaannya.
19
Oleh karena itu untuk menanamkan kedisiplinan peserta didik untuk memahami tata tertib perlu adanya pembiasaan serta
keseadaran diri dalam dirinya.Disamping dari diri siswa yang bersangkutan, pihak luarpun yaitu keluarga dan sekolah perlu ikut andil dala kedisiplinan seorang anak.
Dengan adanya penanaman kedisiplinan terhadap peserta didik diharapkan akan terciptanya situasi dan kondisi yang aman dan nyaman dalam belajar mengajar,
yang pada akhirnya menciptakan kondisi yang lebih baik menuju tujuan yang dicita- citakan.
18
Dokumen tata tertib MI Ismaria T. A 20162017
19
Balnadi Sutadipura,
Aneka Problema Keguruan
, Bandung: Angkasa, 1985 , h. 85
Telah dijelaskan di atas, bahwa pengamalan ibadah shalat secara tidak langsung berkaitan erat terhadap kedisiplinan siswa.Dalam hal ini pulalah yang
mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang ‟‟Korelasai Antara Tingkat Pengamalan Ibadah Shalat Dengan Kedisiplinan Siswa di MI Ismaria Al-
Qur‟aniyyah Raja Basa Bandar Lampung.”
Berdasarkan hasil survey yang penulis lakukan dan sekaligus melakukan wawancara dengan bapak Syahyori Aprinsyah selaku kepala sekolah mengatakan
bahwa para siswa MI ISMARIA sudah cukup aktif melaksanakan ibadah shalat, terutama shalat lima waktu Zuhur dan Ashar. Mereka juga memiliki tingkat
kedisiplinan yang tinggi dalam kegiatan belajar mengajar walaupun masih ada juga dari sebagian kecil anak yang kurang disiplin.
20
Selain mewawancarai bapak Ori, penulisjuga bertanya langsung kepada beberapa orang anak yaitu Andhika dan Annisa berkaitan dengan hal di atas.Mereka
juga mengatakan hal serupa bahwa sebagian besar mereka aktif melaksanakan shalat serta beusaha untuk selalu mentaati peraturan dan tertib yang ada di sekolah. Dengan
kata lain mereka shalat, mereka juga disiplin, sebagaimana terlihat dari table di bawah ini :
Tabel 1.1
Kondisi Tata Tertib di MI Ismaria
NO Tata tertib yang dilanggar
Sering Jarang
Tidak Pernah
1 Tidak tepat waktu
2 5
8
20
Ori Aprinsyah, Kepala MI Ismaria,
Wa wancara,
Tanggal 28 Februari 2016
2 Tidak mengikuti upacara
5 3
12 3
Tidak seragam sekolah 1
5 9
4 Berantem dan ribut di kelas
2 4
15 5
Membolos 6
Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antar sesama murid
3 2
7 Jumlah
0,13 0,19
0,52 Sumber : Hasil angket pra survey tanggal 28 April 2016
Dengan melihat tabel diatas dapat dipahami bahwa sebagian besar siswa 0,52 telah mematuhi tata tertib yang ada di sekolah dan sebagian kecil masih ada
juga yang melanggarnya. Dengan demikian mencerminkan bahwa mereka telah mengamalkan dan memiliki tingkat kedisiplinan yang baik.
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas serta didukung dari data survey, maka semakin jelaslah bahwa pengamalan ibadah shalat berpengaruh
secara signifikan terhadp kedisiplinan siswa. Itulah gambaran umum pengamlan ibadah shalat serta kondisi kedisiplinan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ismaria yang
melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian ini.
D. Rumusan Masalah