Berdasarkan data pada survei pendahuluan di Rumah Sakit Santa Elisabet Medan, pada tahun 2007-2011 terdapat 120 kasus meningoensefalitis.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka perlu dilakukan penelitian tentang Karakteristik Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2007-2011.
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita meningoensefalitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita meningoensefalitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth tahun 2007-2011.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningoensefalitis berdasarkan sosiodemografi: umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan,
tempat tinggal. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningoensefalitis
berdasarkan keadaan sewaktu datang c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningoensefalitis
berdasarkan gejala subjektif
Universitas Sumatera utara
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningoensefalitis berdasarkan gejala objektif
e. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita meningoensefalitis f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita meningoensefalitis
berdasarkan keadaan sewaktu pulang g. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan keadaan sewaktu
pulang h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu datang berdasarkan
tempat tinggal 1. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan
sewaktu datang j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu datang berdasarkan
keadaan sewaktu pulang k. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan
sewaktu pulang
Universitas Sumatera utara
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Sebagai informasi dan masukan bagi pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tentang karakteristik penderita meningoensefalitis
1.4.2. Sebagai sarana untuk menambah wawasan penulis mengenai meningoensefalitis dan penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di
FKM USU Medan. 1.4.3. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang penyakit
meningoensefalitis
Universitas Sumatera utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Meningoensefalitis
Meningoensefalitis adalah peradangan otak dan meningen, nama lainnya yaitu cerebromeningitis, encephalomeningitis, meningocerebritis.
17
Meningitis adalah radang umum pada araknoid dan piameter yang disebabkan oleh bakteri,
virus, riketsia, atau protozoa yang dapat terjadi secara akut dan kronis. Sedangkan ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing,
protozoa, jamur, ricketsia, atau virus.
18
Meningitis dan ensefalitis dapat dibedakan pada banyak kasus atas dasar klinik namun keduanya sering bersamaan sehingga
disebut meningoensefalitis. Alasannya yaitu selama meningitis bakteri, mediator radang dan toksin dihasilkan dalam sel subaraknoid menyebar ke dalam parenkim
otak dan menyebabkan respon radang jaringan otak. Pada ensefalitis, reaksi radang mencapai cairan serebrospinal CSS dan menimbulkan gejala-gejala iritasi
meningeal di samping gejala-gejala yang berhubungan dengan ensefalitis dan pada beberapa agen etiologi dapat menyerang meninges maupun otak misalnya
enterovirus.
19,20
Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta. Meningitis serosa
adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan yang jernih. Penyebab yang paling sering dijumpai adalah Mycobacterium tuberculosa,
Toxoplasma gondii, Ricketsia dan virus. Meningitis purulenta adalah radang bernanah
Universitas Sumatera utara
araknoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain: Diplococcus pneumoniae pneumokok, Neisseria meningitidis meningokok,
Streptococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeuruginosa.
18
2.2. Etiologi Meningoensefalitis