Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Gejala Subjektif

seperti Tanah Karo, Deli serdang, Binjai, Sidikalang, Simalungun, Rantau Parapat, Tobasa, Aceh, Langkat, Dumai, Rokan Hilir.

6.1.3. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang

Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan keadaan sewaktu datang dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 6.6. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi penderita yang datang berobat lebih banyak datang dalam keadaan somnolen 25,8, coma 20,8 dan yang sadar 15,8. Penderita banyak datang berobat dalam keadaan tidak sadar menunjukkan penderita mencari pengobatan sudah dalam keadaan parah, dapat disebabkan gejala meningoensefalitis tidak spesifik tetapi mirip dengan sakit flu biasa sehingga terlambat didiagnosa dan terlambat mendapat pengobatan yang tepat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lydia C.2010 di RSU. Dr. 25.8 20.8 19.2 15.8 14.2 4.2 10 20 30 Somnolen Coma Sopor Compos mentis Apatis Delirium P ro p o rs i Keadaan Sewaktu Datang Universitas Sumatera utara Pirngadi Medan dengan desain case series menemukan bahwa proporsi penderita meningitis berdasarkan keadaan sewaktu datang lebih banyak tidak sadar sebesar 56,3. 16

6.1.4. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Gejala Subjektif

Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan gejala subjektif dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 6.7. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Gejala Subjektif Usia 5 tahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi gejala subjektif pada kelompok umur 5 tahun yaitu demam 96,6, kejang 91,5, nafsu makan berkurang 81,4, muntah 64,4, batuk 54,2, dan gangguan pernafasan 49,2. Sensitivitas gejala subjektif tertinggi yaitu demam 96,6 yang berarti dari 100 penderita meningoensefalitis yang berumur 5 tahun terdapat 97 orang mengalami demam. 0.0 0.0 50.8 59.0 72.1 72.1 75.4 77.0 80.3 90.2 20 40 60 80 100 Mual Sakit Kepala Gangguan Pernafasan Batuk Kejang Mual Muntah Nafsu makan berkurang Nyeri kepala Demam Proporsi G ej a la S u b jek ti f Universitas Sumatera utara Gambar 6.8. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Gejala Subjektif ≥5 tahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.8. proporsi gejala subjektif pada kelompok umur ≥5 tahun demam 90,2, nyeri kepala 80,3, nafsu makan berkurang 77,0, muntah 75,4, kejang 72,1, mual 72,1 dan batuk 59,0 gangguan pernafasan 50,8. Sensitivitas gejala subjektif tertinggi yaitu demam 90,2 yang berarti dari 100 penderita meningoensefalitis yang berumur ≥5 tahun terdapat 90 orang mengalami demam. Meningoensefalitis biasanya ditandai dengan gejala panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan berkurang, minum sangat berkurang, konstipasi, diare, nyeri kepala, kekakuan leher, perubahan kesadaran. 29 Neonatus memiliki gambaran klinik berbeda dengan anak dan orang dewasa. Gejala pada neonatus terjadi secara akut dengan panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan berkurang, minum sangat berkurang, konstipasi, 50.8 59.0 72.1 72.1 75.4 77.0 80.3 90.2 20 40 60 80 100 Gangguan Pernafasan Batuk Kejang Mual Muntah Nafsu makan berkurang Nyeri kepala Demam Proporsi G ej a la S u b jek ti f Universitas Sumatera utara diare. Pada bayi dan anak-anak usia 3 bulan hingga 2 tahun yaitu demam, malas makan, muntah, mudah terstimulasi, kejang, menangis dengan merintih, ubun-ubun menonjol, kaku kuduk dan tanda Kernig dan Brudzinski positif. Pada anak-anak dan remaja terjadi demam tinggi, sakit kepala, muntah yang diikuti oleh perubahan sensori, fotofobia, mudah terstimulasi dan teragitasi, halusinasi, perilaku agresif, stupor, koma, kaku kuduk, tanda Kernig dan Brudzinski positif. 27,32 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lydia C. 2010 di RSU Dr. Pirngadi Medan dengan desain case series yang menemukan bahwa proporsi penderita meningitis berdasarkan gejala subjektif yang tertinggi yaitu demam 97,1. 16 Universitas Sumatera utara

6.1.5. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Gejala Objektif