Jenis Penelitian Metode Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Agama

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain case series. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pemilihan lokasi penelitian ini atas dasar pertimbangan bahwa belum pernah dilakukan penelitian mengenai karakteristik penderita meningoensefalitis rawat inap pada tahun 2007-2011, adanya kasus meningoensefalitis serta tersedianya data-data yang dibutuhkan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2011 - Juli 2012 4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua data penderita meningoensefalitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2007-2011 yaitu 120 kasus. Universitas Sumatera utara

4.3.2. Sampel

Sampel adalah semua data penderita Meningoensefalitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2007-2011. Besar sampel adalah jumlah seluruh populasi.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari bagian rekam medik Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011. Selanjutnya dilakukan pencatatan dan tabulasi dari kartu status semua penderita meningoensefalitis yang dirawat inap pada tahun tersebut sesuai dengan variabel yang diteliti.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan komputer dan dianalisa secara statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS Statistical Product and Service Solution menggunakan uji Chi-Square, Mann Whitney, dan Kruskal-Wallis. Kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan proporsi, diagram pie dan diagram bar. Universitas Sumatera utara BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Rumah Sakit Santa Elisabeth merupakan rumah sakit milik Kongregasi Suster Fransisikanes Santa Elisabeth. Rumah sakit yang terletak di jalan H. Misbah No. 7 Medan ini, mulai dibangun pada tanggal 11 Februari 1929 dan diresmikan pada tanggal 19 November 1930.

5.1.2. Visi

Menjadikan Rumah Sakit Santa Elisabeth mampu berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi atas dasar cinta kasih dan persaudaraan sejati pada era globalisasi. 5.1.3. Misi Meningkatkan derajat kesehatan melalui sumber daya manusia yang profesional, sarana dan prasarana yang memadai, dengan tetap memperhatikan masyarakat lemah.

5.1.4. Pelayanan Medis

Rumah sakit ini dilengkapi berbagai prasarana yang terdiri dari kamar bersalin, kamar operasi, Intensive Care Unit ICU, Unit Gawat Darurat UGD, klinik umum, klinik spesialis, klinik gigi, fisioterapi, hemodialisa, laboratorium, radiologi, endoskopi, ERCP, dan klinik thrombosisapheresis. Klinik umum dilayani oleh dokter umum untuk pasien rawat jalan non emergensi dan pemeriksaan kesehatan dari perusahaan. Klinik spesialis melayani penyakit yang berkaitan dengan Universitas Sumatera utara penyakit urologi, saraf, THT, jantung, paru, anak, onkologi, mata, gigi, bedah umumkhusus, dan kebidanankandungan.

5.2. Analisa Deskriptif

5.2.1. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Umur Tahun Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan f f f 1. 0 - 5 34 28,4 30 25,0 64 53,4 2. 6 - 15 16 13,3 12 10,0 28 23,3 3. 15 15 12,5 13 10,8 28 23,3 Jumlah 65 54,2 55 45,8 120 100 Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui dari 120 penderita meningoensefalitis proporsi tertinggi terdapat pada kelompok umur 0-5 tahun 53,4 dengan proporsi laki-laki 28,4 dan perempuan 25,0. Berdasarkan jenis kelamin sebagian besar penderita adalah laki-laki 54,2, dengan sex ratio 118,2. Karakteristik penderita meningoensefalitis dengan umur termuda pada penelitian ini yaitu penderita yang Universitas Sumatera utara berumur 11 hari berjumlah 1 orang dengan jenis kelamin laki-laki, keadaan sewaktu datang sopor, gejala subjektif yang dialami yaitu demam, kejang dan gejala objektif yang dialami yaitu sianosis pada bibir, sianosis pada jari, dehidrasi, lama rawatan 3 hari dan pulang atas permintaan sendiri. Karakteristik penderita meningoensefalitis dengan umur tertua pada penelitian ini yaitu yang berumur 90 tahun dan berjumlah 1 orang, dan jenis kelamin perempuan, keadaan sewaktu datang tidak sadar, gejala subjektif yang dialami demam dan kejang, dan gejala objektif yang dialami yaitu tonus otot lemah, riwayat penyakit hipertensi, lama rawatan 3 hari dan pulang meninggal. 5.2.2. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Sosiodemografi Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Sosiodemografi f 1. Suku Batak Jawa Melayu Minang Aceh Dll India, Nias, dan Chinese 93 19 2 1 2 3 77,5 15,8 1,7 0,8 1,7 2,5 Jumlah 120 100,0 2. Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu 35 69 13 29,2 57,5 10,8 Universitas Sumatera utara Budha 2 1 1,7 0,8 Jumlah 120 100,0 3. Pekerjaan Tidak bekerja PelajarMahasiswa Pegawai Negeri Sipil PNSTNIPolri Pegawai Swasta Wiraswasta Petani,Nelayan, Pedagang, Supir 68 34 2 5 11 56,6 28,3 1,7 4,2 9,2 Jumlah 120 100,0 5. Tempat Tinggal Kota Medan Luar Kota Medan 56 64 46,7 53,3 Jumlah 120 100,0 Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningoensefalitis berdasarkan sosiodemografi yaitu suku tertinggi pada suku Batak 77,5 , proporsi pada suku lain-lain 2,5 diantaranya suku India, Nias, dan Chinese. Berdasarkan agama tertinggi adalah Kristen Protestan 57,5 dan terendah agama Budha 0,8. Berdasarkan pekerjaan, yang tertinggi adalah tidak bekerja 56,6 dan terendah yaitu PNSTNIPOLRI 1,7. Berdasarkan tempat tinggal tertinggi adalah di luar kota Medan 53,3 sedangkan yang berasal dari kota Medan 46,7. Universitas Sumatera utara

5.2.3. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang

Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan keadaan sewaktu datang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningoensefalitis berdasarkan keadaan sewaktu datang lebih tinggi dalam keadaan somnolen 25,8 dan terendah yaitu delirium 4,2.

5.2.4. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Gejala Subjektif

Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan gejala subjektif dapat dilihat pada tabel berikut ini: No. Keadaan Sewaktu Datang f 1. Compos mentis 19 15,8

2. Apatis

17 14,2

3. Delirium

5 4,2

4. Somnolen

31 25,8 5. Sopor 23 19,2

6. Coma

25 20,8 Jumlah 120 100,0 Universitas Sumatera utara Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Gejala Subjektif Pada Umur 5 Tahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa proporsi gejala subjektif pada kelompok umur 5 tahun yaitu demam 96,6, kejang 91,5, nafsu makan berkurang 81,4, muntah 64,4, batuk 54,2, dan gangguan pernafasan 49,2 Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Gejala Subjektif Pada Umur ≥5 Tahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa proporsi gejala yang tertinggi pada kelompok umur ≥5 tahun yaitu demam 90,2, sakit kepala 80,3, nafsu makan berkurang 77,0, muntah 75,4, kejang 72,1, mual 72,1 dan batuk 59,0, gangguan pernafasan 50,8. No. Gejala Subjektif n=59 f 1. Demam 57 96,6 2. Kejang 54 91,5 3. Nafsu makan berkurang 48 81,4

4. Muntah

38 64.4

5. Batuk

32 54,2 6. Gangguan pernafasan 29 49.2

7. Mual

0,0

8. Sakit Kepala

0,0 No. Gejala Subjektif n=61 f 1. Demam 55 90,2

2. Sakit kepala

49 80,3

3. Nafsu makan berkurang

47 77,0 4. Muntah 46 75,4

5. Kejang

44 72,1

6. Mual

44 72,1

7. Batuk

36 59,0 8. Gangguan Pernafasan 31 50,8 Universitas Sumatera utara

5.2.5. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Gejala Objektif

Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan gejala objektif dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Gejala Objektif di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningoensefalitis yang tertinggi yaitu letargi 72,5, tonus otot lemah dan kaku 68,3, kaku kuduk + 51,7, sianosis 14,2, dehidrasi 10,0.

5.2.6. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningoensefalitis

Lama rawatan rata-rata penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.7. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 Lama Rawatan Rata-rata Mean 5,72 SD 5,041 95 Confidence Interval 4,81 – 6,63 Minimum 1 Maximum 26 Berdasarkan tabel 5.7. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita meningoensefalitis yang rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah 5,72 hari 6 hari, SD Standar Deviasi 5,041 hari dengan lama rawatan minimum No. Gejala Objektif n=120 f 1. Letargi 87 72,5

2. Tonus otot lemah dan kaku

82 68,3

3. Kaku kuduk

62 51,7

4. Sianosis

17 14,2 5. Dehidrasi 12 10,0 Universitas Sumatera utara 1 hari dan maksimum adalah 26 hari. Pada Galat Pendugaan GP dengan menggunakan Confidence Interval 95, didapatkan lama rawatan rata-rata selama 4,81- 6,63 hari.

5.2.7. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Pemeriksaan Penunjang

Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan pemeriksaan penunjang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Pemeriksaan Penunjang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Pemeriksaan Penunjang f 1. CT-Scan 76 63,3 2. Rontgen-Thorax 48 40,0 3. MRI 35 29,2 4. Lumbal pungsi 21 17,5 5. EEG 13 10,8 Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi pemeriksaan penunjang pada penderita meningoensefalitis adalah CT Scan 63,3 dan terendah EEG 10,8. Universitas Sumatera utara

5.2.8. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Keadaan Sewaktu Pulang f 1. Pulang SembuhPulang Berobat Jalan 54 45,0 2. Pulang Atas Permintaan Sendiri 16 13,3 3. Pulang Meninggal Dunia 39 32,5 4. Pindah Rumah Sakit 11 9,2 Jumlah 120 100,0 Berdasarkan tabel 5.9. dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningoensefalitis berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi yaitu pulang sembuhberobat jalan 45,0, terendah pindah rumah sakit 9,2, dan proporsi penderita meninggal dunia 32,5 dengan CFR Case Fatality Rate 32,5. Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Yang Meninggal Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Umur Tahun Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan f f f 1. 0 - 5 15 38,5 7 17,9 22 56,4 2. 6 - 15 4 10,3 3 7,7 7 18,0 3. 15 6 15,4 4 10,2 10 25,6 Jumlah 25 64,2 14 35,8 39 100 Universitas Sumatera utara Berdasarkan tabel 5.10. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi yang meninggal dunia adalah usia 0-5 tahun 56,4, jenis kelamin laki-laki 38,5 dan perempuan 17,9. Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Yang Meninggal Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Sosiodemografi f Dari Populasi 1. Suku Batak Jawa Melayu Minang Aceh Dll India, Nias, Chinese 28 5 1 1 1 3 71,8 12,8 2,6 2,6 2,6 7,6 30,1 26,3 50,0 100,0 50,0 100,0 Jumlah 39 100,0 2. Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu Budha

10 21

5 2 1 25,6 53,8 12,8 5,2 2,6 28,6 30,4 38,5 100,0 100,0 Jumlah 39 100,0 3. Pekerjaan Tidak bekerja PelajarMahasiswa Pegawai Negeri Sipil PNSTNIPolri Pegawai Swasta Wiraswasta Petani,Nelayan, Pedagang, Supir 23 11 2 3 59,0 28,2 5,1 7,7 33,8 32,4 40,0 27,3 Jumlah 39 100,0 4. Tempat Tinggal Kota Medan Luar Kota Medan 21 18 53,8 46,2 37,5 28,1 Universitas Sumatera utara Jumlah 39 100,0 5. Keadaan Sewaktu Datang Compos mentis Apatis Delirium Somnolen Sopor Coma 2 3 1 14 7 12 5,1 7,7 2,6 35,9 17,9 30,8 10,5 17,6 20,0 45,2 30,4 48,0 Jumlah 39 100,0 6. Gejala Subjektif 5 tahun N=20 Demam Batuk Muntah Gangguan pernafasan Kejang Nafsu makan berkurang 19 10 11 8 19 15 95,0 50,0 55,0 40,0 95,0 75,0 33,3 31,3 28,9 27,6 35,2 31,3 7. Gejala Subjektif ≥5 tahun N=19 Demam Batuk Mual Muntah Gangguan pernafasan Kejang Nyeri Kepala Nafsu makan berkurang 17 9 13 14 13 13 15 14 89,5 47,4 68,4 73,7 68,4 68,4 78,9 73,7 30,9 25,0 29,5 30,4 41,9 29,5 31,9 28,6 8. Gejala Objektif N=39 Letargi Sianosis Tonus otot lemah dan kaku Kaku kuduk Dehidrasi 31 8 26 23 5 79,5 20,5 66,7 59,0 12,8 35,6 47,1 31,7 37,1 41,7 9. Lama rawatan rata-rata 3,00 hari Berdasarkan tabel 5.11. proporsi tertinggi yang meninggal berdasarkan sosiodemografi yaitu suku batak 71,8, agama Kristen Protestan 53,8, tidak bekerja 59,0, dari kota Medan 53,8, somnolen 35,9, demam dan kejang pada Universitas Sumatera utara usia 5 tahun 95,0, demam pada usia ≥ 5 tahun 89,5, letargi 79,5 dan lama rawatan rata-rata 3,00 hari. Proporsi yang meninggal dunia berdasarkan populasi suku Batak 30,1, populasi Kristen Protestan 30,4, tidak bekerja 33,8, Kota Medan 37,5, coma 48,0, kejang pada usia 5 tahun 35,2, gangguan pernafasan pada usia ≥5 tahun 41,9, sianosis 47,1. Tabel 5.12. CFR Penderita Meningoensefalitis Yang Meninggal Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Umur Tahun N=120 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan f CFR f CFR 1. 0 - 5 15 12,5 7 5,8 2. 6 - 15 4 3,3 3 2,5 3. 15 6 5,0 4 3,3 Berdasarkan tabel 5.12. CFR yang tertinggi yaitu laki-laki pada kelompok umur 0-5 tahun 12,5 dan pada perempuan 5,8. Universitas Sumatera utara

5.3. Analisa Statistik

5.3.1. Umur Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi umur penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Umur Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Keadaan Sewaktu Pulang Umur Tahun Jumlah 0-5 tahun 6-15 tahun 15 tahun f f f f 1. Pulang SembuhBerobat Jalan 28 51,9 14 25,9 12 22,2 54 100,0 2. Pulang Atas Permintaan Sendiri 9 56,2 3 18,8 4 25,0 16 100,0 3. Pulang Meninggal 22 56,4 7 17,9 10 25,7 39 100,0 4. Pindah Rumah Sakit 5 45,4 4 36,4 2 18,2 11 100,0 X 2 =2,091 df=6 p= 0,911 Berdasarkan tabel 5.13. di atas dapat dilihat bahwa dari 54 penderita meningoensefalitis yang keadaan sembuhpulang berobat jalan, proporsi umur tertinggi pada kelompok umur 0-5 tahun 51,9. Dari 16 penderita meningoensefalitis yang pulang atas permintaan sendiri, proporsi umur tertinggi pada kelompok 0-5 tahun 56,2. Dari 39 penderita meningoensefalitis yang meninggal, proporsi umur tertinggi pada kelompok umur 0-5 tahun 56,4 dan dari 11 penderita meningoensefalitis yang pindah rumah sakit, proporsi umur tertinggi pada umur 0-5 tahun 45,4. Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statisik Chi-square tidak dapat dilakukan karena ada 4 sel 33,3 yang Expected count-nya kurang dari 5. Universitas Sumatera utara

5.3.2. Keadaan Sewaktu Datang Berdasarkan Tempat Tinggal

Proporsi keadaan sewaktu datang penderita meningoensefalitis berdasarkan tempat tinggal yang rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007- 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Datang Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Tempat Tinggal di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Tempat Tinggal Keadaan Sewaktu Datang Jumlah Compos mentis Incompos mentis f f f 1. Kota Medan 7 12,5 49 87,5 56 100,0 2. Luar Kota Medan 12 18,8 52 81,2 64 100,0 X 2 =0,469 df=1 p=0,493 Berdasarkan tabel 5.14. di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita yang berasal dari Kota Medan, datang dalam keadaan yang compos mentis atau sadar 12,5 sedangkan yang incompos mentis 87,5. Pada penderita yang berasal dari luar kota Medan datang dalam keadaan compos mentis atau sadar 18,8 dan yang incompos mentis 81,2. Dari hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh p=0,493. Hal ini berarti tidak ada perbedaan bermakna antara proporsi keadaan sewaktu datang berdasarkan tempat tinggal. Universitas Sumatera utara

5.3.3. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang

Lama rawatan rata-rata penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan keadaan sewaktu datang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.15. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Keadaan Sewaktu Datang Lama Rawatan Rata-Rata Hari n mean SD 1. Compos mentis 19 7,89 5,206 2. Incompos mentis 101 5,31 4,929 p=0,021 Berdasarkan tabel 5.15. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita meningoensefalitis terdapat 19 penderita yang keadaan sewaktu datang sadar dengan lama rawatan rata-rata 8 hari. Sebanyak 101 penderita meningoensefalitis yang keadaan sewaktu datang incompos mentis memiliki lama rawatan rata-rata 5 hari. Dari hasil analisa statistik dengan Mann-Whitney diperoleh nilai p=0,021 artinya ada perbedaan bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu datang. Lama rawatan rata-rata penderita meningoensefalitis yang datang dalam keadaan compos mentis secara bermakna lebih lama dari pada penderita yang datang dalam keadaan incompos mentis. Universitas Sumatera utara

5.3.4. Keadaan Sewaktu Datang Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi keadaan sewaktu datang penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.16. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Datang Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Keadaan Sewaktu Pulang Keadaan Sewaktu Datang Jumlah Compos mentis Incompos mentis f f f 1. Pulang SembuhPBJ 12 22,2 42 77,8 54 100,0 2. Pulang Atas Permintaan Sendiri 5 31,2 11 68,8 16 100,0 3. Pulang Meninggal 2 5,1 37 94,9 39 100,0 4. Pindah Rumah Sakit 0,0 11 100 11 100,0 X 2 = 9,931 df= 3 p= 0,019 Berdasarkan tabel di 5.16. di atas, dapat dilihat bahwa proporsi penderita yang sembuhpulang berobat jalan lebih tinggi datang dengan keadaan incompos mentis 77,8, proporsi penderita yang pulang atas permintaan sendiri lebih tinggi datang dengan keadaan incompos mentis 68,8, proporsi penderita yang meninggal dunia lebih tinggi datang dengan keadaan incompos mentis 94,9 dan proporsi penderita yang pindah rumah sakit lebih tinggi datang dengan incompos mentis 100. Berdasarkan hasil tabulasi silang, analisa dengan uji statisik Chi-square tidak dapat dilakukan karena ada 2 sel 25,0 yang expected count-nya kurang dari 5. Universitas Sumatera utara

5.3.5. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Lama rawatan rata-rata penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.17. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 No. Keadaan Sewaktu Pulang Lama Rawatan Rata-Rata Hari n Mean SD 1. Pulang Sembuhberobat jalan 54 8,50 5,251 2. PAPS 16 3,38 3,793 3. Meninggal 39 3,00 2,800 4. Pindah rumah sakit 11 5,09 5,009 X 2 =42,567 df=3 p=0,000 Berdasarkan tabel 5.17. dapat dilihat bahwa dari seluruh penderita meningoensefalitis terdapat 54 penderita yang sembuhberobat jalan dengan lama rawatan rata-rata 9 hari. Terdapat 16 penderita yang pulang atas permintaan sendiri dengan lama rawatan rata-rata 3 hari. Terdapat 39 penderita yang meninggal dunia dengan lama rawatan rata-rata 3 hari dan terdapat 11 penderita yang pindah rumah sakit dengan lama rawatan rata-rata 5 hari. Hasil analisa statistik menggunakan uji Kruskal Walis diperoleh p=0,000 berarti secara statistik ada perbedaan bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Lama rawatan rata-rata penderita meningoensefalitis yang sembuhberobat jalan secara bermakna lebih lama daripada pulang atas permintaan sendiri, pulang meninggal, dan pindah rumah sakit. Universitas Sumatera utara BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Analisa Deskriptif 6.1.1. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 6.1. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.1. dapat dilihat bahwa semakin meningkatnya umur, proporsi laki-laki yang menderita meningoensefalitis semakin rendah. Demikian juga proporsi perempuan yang menderita meningoensefalitis semakin rendah dengan meningkatnya umur. Proporsi penderita meningoensefalitis lebih tinggi pada kelompok umur 0-5 tahun dengan jenis kelamin laki-laki 28,4 dan perempuan 28.4 13.3 12.5 25.0 10.0 10.8 5 10

15 20

25 30 0-5 6-15 15 P ro p o rs i Umur Tahun Laki-laki Perempuan Jenis Kelamin Universitas Sumatera utara 25,0. Meningoensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur tetapi sering terjadi pada usia 5 tahun. Hal ini karena daya tahan tubuh yang rendah sehingga rentan terhadap pengaruh lingkungan dan penyakit infeksi. 23,27 Insiden meningoensefalitis lebih banyak ditemui pada laki-laki yaitu sekitar 3-5 kali lebih banyak dari pada perempuan. 37 Penderita meningoensefalitis yang disertai dengan hidrosefalus pada umur 0- 5 tahun ada 4 orang dan umur 31 tahun ada 1 orang. Efek peradangan pada cairan cerebro spinal akan menyebabkan peningkatan cairan cerebro spinalis yang dapat menyebabkan obstruksi dan selanjutnya terjadi hidrosefalus dan peningkatan tekanan intrakranial. 33 Penderita yang menderita meningoensefalitis bersamaan dengan broncopneumonia umur 0-5 tahun ada 4 orang dengan keadaan sewaktu pulang atas permintaan sendiri, sembuhPBJ dan meninggal, penderita yang juga DHF umur 4 tahun 1 orang dengan keadaan sewaktu pulang sembuh, dan penderita Tuberculosis ada 2 orang yaitu umur 24 tahun dan 32 tahun. Penderita dengan riwayat penyakit trauma capitis umur 10 tahun ada 1 orang dengan keadaan sewaktu pulang sembuh, infeksi paru bronchtis umur 38 tahun ada 1 orang pulang atas permintaan sendiri, hipertensi umur 90 tahun ada 1 orang dan pulang meninggal, AIDS ada 3 orang yaitu umur 1 tahun, 3 tahun dan 39 tahun dengan keadaan sewaktu pulang pindah rumah sakit. Kuman-kuman masuk dalam susunan saraf pusat secara hematogen atau langsung menyebar dari kelainan di nasofaring, paru-paru pneumonia, bronkopneumonia, dan jantung. Selain itu per kontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan di dekat otak misalnya otitis media, dan invasi kuman haemofilus influenzae, streptokok, pneumokok, meningokok ke dalam ruang subaraknoid. 27 Universitas Sumatera utara Penelitian yang dilakukan oleh Sitorus, D 2005 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dengan desain case series yang menemukan bahwa dari 130 penderita meningitis, 44,6 berusia 5 tahun dan paling banyak pada laki-laki 59,2. 14

6.1.2. Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Sosiodemografi a.

Suku Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 6.2. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.2. suku tertinggi yaitu Batak 77,5, proporsi pada suku lain-lain 2,5 diantaranya suku India, Nias, dan Chinese. Tingginya proporsi penderita meningoensefalitis yaitu pada suku Batak menunjukkan penderita meningoensefalitis yang datang berobat dan dirawat di Rumah Sakit Santa Elisabeth 77.5 15.8 2.5 1.7 1.7 0.8 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Batak Jawa Dll Aceh Melayu Minang P ro p o rs i Suku Universitas Sumatera utara Medan kebanyakan suku Batak 77,5 dan suku Batak di sini merupakan penggabungan dari suku Karo, Mandailing, Simalungun, dan Toba.

b. Agama

Proporsi penderita meningoensefalitis rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2007-2011 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap Berdasarkan Agama di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011 Berdasarkan gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi agama tertinggi adalah agama Kristen Protestan 57,5 dan terendah agama Budha 0,8. Hal ini hanya menunjukkan penderita meningoensefalitis yang datang berobat dan dirawat di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan kebanyakan beragama Kristen Protestan 57,5. Hasil penelitian Frisdiana, Yopa mengenai Karakteristik Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010 dilakukan dengan desain case series yang menemukan bahwa penderita rinosinusitis 57,5 29,2 10,8 1,7 0,8 Agama Kristen Protestan Islam Kristen Katolik Hindu Budha Universitas Sumatera utara kebanyakan beragama Kristen Protestan 51,1, ini menunjukkan bahwa penderita penyakit lain yang datang ke Rumah Sakit Elisabeth mayoritas beragama Kristen Protestan.

c. Pekerjaan