Deskripsi Obyek Penelitian 1. Letak Geografis Dan Topografis Kota Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Letak Geografis Dan Topografis Kota Surabaya Secara geografis Kotamadya Daerah Tingkat II Kota Surabaya terletak antara 07 12’-07 21’ LS dan 112 36’-112 54’ BT. Wilayahnya merupakan dataran rendah dari ketinggian 3-6 meter diatas permukaan air laut, kecuali sebelah selatan ketinggian 25-50 meter diatas permukaan air laut. Luas wilayah seluruhnya kurang lebih 326,37 km 2 yang terbagi dalam 5 wilayah pembantu walikotamadya, 28 wilayah Kecamatan dan 163 DesaKelurahan, yang terdiri dari :

1. Surabaya Pusat terdiri dari 4 Kecamatan 20 Kelurahan

a. Kecamatan Genteng dengan 5 Kelurahan b. Kecamatan Bubutan dengan 5 Kelurahan c. Kecamatan Tegalsari dengan 5 Kelurahan d. Kecamatan Gubeng dengan 5 Kelurahan

2. Surabaya Utara terdiri dari 4 Kecamatan dengan 19 Kelurahan

a. Kecamatan Pabean Cantikan dengan 4 Kelurahan b. Kecamatan Semampir dengan 5 Kelurahan c. Kecamatan Krembangan dengan 5 Kelurahan d. Kecamatan Kenjeran dengan 5 Kelurahan 72

3. Surabaya Timur terdiri dari 7 Kecamatan dengan 40 Kelurahan

a. Kecamatan Tambak Sari dengan 6 Kelurahan b. Kecamatan Rungkut dengan 6 Kelurahan c. Kecamatan Sukolilo dengan 5 Kelurahan d. Kecamatan Mulyorejo dengan 4 Kelurahan e. Kecamatan Simokerto dengan 6 Kelurahan f. Kecamatan Tenggilis Mejoyo dengan 7 Kelurahan g. Kecamatan Gunung Anyar dengan 6 Kelurahan

4. Surabaya Selatan terdiri dari 8 Kecamatan dengan 37 Kelurahan

a. Kecamatan Sawahan dengan 6 Kelurahan b. Kecamatan Wonokromo dengan 4 Kelurahan c. Kecamatan Wonocolo dengan 4 Kelurahan d. Kecamatan Karang Pilang dengan 5 Kelurahan e. Kecamatan Jambangan dengan 4 Kelurahan f. Kecamatan Gayungan dengan 4 Kelurahan g. Kecamatan Wiyung dengan 4 Kelurahan h. Kecamatan Dukuh Pakis dengan 5 Kelurahan

5. Surabaya Barat terdiri dari 7 Kecamatan dengan 42 Kelurahan

a. Kecamatan Benowo dengan 5 Kelurahan b. Kecamatan Lakarsantri dengan 5 Kelurahan c. Kecamatan Tandes dengan 6 Kelurahan d. Kecamatan Asem Rowo dengan 5 Kelurahan e. Kecamatan Sukomanunggal dengan 12 Kelurahan f. Kecamatan Pembantu Kecamatan Pakal dengan 5 Kelurahan g. Kecamatan Pembantu Kecamatan Sambikerep dengan 5 Kelurahan Dari 28 wilayah Kecamatan tersebut diatas, Kecamatan yang terluas menaruh tipologi dan klasifikasi perkembangan DesaKelurahan di Surabaya adalah Kecamatan Benowo dengan luas 45,79 km 2 dan Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Simokerto dengan luas 2,59 km 2 . Dan secara administratif 5 wilayah kerja pembantu Walikotamadya Surabaya yaitu : a. Wilayah kerja pembantu Walikotamadya Surabaya Pusat meliputi Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Genteng, Kecamatan Siwalankerto. b. Wilayah kerja pembantu Walikotamadya Surabaya Utara meliputi Kecamatan Semampir, Kecamatan Krembangan, Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Pabean Cantikan. c. Wilayah kerja pembantu Walikotamadya Surabaya Timur meliputi Kecamatan Rungkut, Kecamatan Tambak Sari, Kecamatan Mulyorejo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo. d. Wilayah kerja pembantu Walikotamadya Surabaya Selatan meliputi Kecamatan Gayungan, Kecamatan Jambangan, Kecamatan Wonocolo, Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Sawahan, Kecamatan Dukuh Pakis, Kecamatan Wiyung, Kecamatan Karang Pilang. e. Wilayah kerja pembantu Walikotamadya Surabaya Barat meliputi Kecamatan Tandes, Kecamatan Suko Manunggal, Kecamatan Asem Rowo, Kecamatan Benowo, Kecamatan Lakarsantri. Sedangkan batas wilayah Kotamadya Surabaya secara administrative adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara dibatasi oleh Selat Madura b. Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Sidoarjo c. Sebelah Timur dibatasi oleh Selat Madura d. Sebelah Barat dibatasi oleh Kabupaten Gresik

4.1.2. Keadaan Umum Kota Surabaya

Kotamadya Surabaya merupakan Ibu Kota Propinsi Jawa Timur, yang Kota Transito atau “Transito City” dengan harapan dapat berperan lebih efektif dalam menunjang kelancaran perhubungan dan pengangkutan baik dalam skala pelayanan didalam kota maupun nasional. Dengan semakin banyaknya kegiatan atau kunjungan yang dilakukan oleh masyarakat demi berbagai tempat akan membuat tempat Kota Surabaya semakin ramai, seiring dengan kondisi tersebut pemanfaatan tempat atau jasa milik pemerintah juga akan meningkatkan sarana telekomunikasi, transportasi, tempat tinggal dan lain-lain. Keadaan yang demikian ini cukup bagus guna menunjang dan meningkatkan pendapatan pemerintah daerah dari berbagai sektor, secara logis dengan semakin meningkatnya mobilisasi penduduk kota akan semakin meningkatkan kesibukan kota itu sendiri dan keadaan ini dapat mengundang penerimaan pemerintah daerah berbagai daerahnya.

4.1.3. Kependudukan Kota Surabaya

Kota Surabaya merupakan kota dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi setelah DKI Jakarta yang merupakan Ibu Kota Negara Indonesia dimana jumlah penduduk kota Surabaya pada tahun 2007 mencapai 2.746.968 jiwa, yang terdiri dari 1.335.899 laki- laki dan 1.411.069 perempuan. Tingkat kepadatan penduduk yang terjadi di Kota Surabaya disebabkan dengan adanya beberapa faktor, yaitu : a. Faktor Geografis dan Letak Strategis Surabaya merupakan gerbang utama bagi kawasan Indonesia bagian Timur, memiliki posisi penting dan fasilitas yang menunjang bagi kegiatan perekonomian seperti perdagangan industri, perhubungan, dan perbankan. b. Faktor Industri Pertumbuhan dan perkembangan baik industri besar, sedang, kecil maupun industri kerajinan tangan merupakan daya tarik tersendiri bagi arus penyebaran urbanisasi. Hal ini dapat diketahui bahwa wilayah Kecamatan yang banyak memiliki industri, tingkat kepadatan penduduk lebih besar dibandingkan dengan wilayah yang jarang industrinya. Dengan besarnya jumlah penduduk akan mempengaruhi terhadap jumlah tenaga kerja yang tersedia di masyarakat, yang perlu ditampung pada berbagai sektor ekonomi.

4.1.4. Letak Geografis Dan Topografis Kabupaten Sidoarjo

Daerah Tingkat II Kabupaten Sidoarjo terletak pada jalur persimpangan antara kota Surabaya dan Malang, lebih tepatnya diantara 112,5 -112,9 bujur timur dan 7,3 -7,5 lintang selatan. Jika dilihat berdasarkan pengamatan ataupun kenyataan, bahwa batas-batas administrasi antara Kabupaten Sidoarjo dengan Kota Surabaya nampaknya tidak ada batas-batas lagi karena terjadi perkembangan Kota Surabaya yang semakin luas terutama bangunan-bangunan proyek perumahan. Namun demikian secara garis besar Kabupaten Sidoarjo secara administratif, mempunyai batas-batas tertentu sebagai berikut : Sebelah Utara : Kotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan Sebelah Timur : Selat Madura Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto Dengan batas-batas tersebut diatas disini terlihat bahwa kedudukan Kabupaten Sidoarjo cukup strategis dari segi transportasi maupun dari segi perdagangan. Selain itu pula dengan adanya jalan bebas hambatan merupakan suatu sarana dalam memperlancar jalur perhubungan atau transportasi antara Kota Surabaya dengan Kota Sidoarjo.

4.1.5. Potensi Sosial dan Ekonomi Kabupaten Sidoarjo

Daerah Tingkat II Kabupaten Sidoarjo mempunyai luas daerah 63.438,544 Ha. Adapun luas tersebut menurut statistik Kabupaten Sidoarjo. Dalam kenyataan bahwa dalam penggunaan lahan tersebut hanya berjumlah lebih kurang 59.975,353 Ha yang terbagi sebagai berikut :  Tanah sawah : 31.408,789 Ha 52,37  Tanah gogol : 744,568 Ha 1,24  Tanah tegalan : 453,554 Ha 0,75  Tanah pertambakan : 13.800,189 Ha 23,01  Tanah pekarangan : 13.501,471 Ha 22,51  Tanah lapangan : 66,784 Ha 0,11 Dari data tersebut terlihat bahwa Kabupaten Sidoarjo memiliki suatu potensi ekonomi yang cukup besar baik bidang pertanian, perikanan ataupun lahan-lahan yang diperuntukkan usaha industri kecil. Untuk lahan sawah, pertambakan dan pekarangan dalam jumlah yang besar yaitu 52,37, 23,01 dan 22,51 merupakan suatu kekuatan ekonomi daerah dalam menunjang kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Sidoarjo merupakan dataran rendah yang subur dan merupakan Delta Brantas yang berbentuk segitiga dengan tinggi diatas permukaan laut 0-25 meter. Wilayah Kabupaten Sidoarjo merupakan dataran rendah yang subur dan dilalui oleh aliran sungai Brantas berbentuk segitiga Delta Brantas dengan ketinggian : ־ 1-3 meter Dari permukaan air laut merupakan daerah pantai dan daerah tambak, berada disebelah timur, meliputi : 29,99 . ־ 3-10 meter Dari permukaan air tawar merupakan daerah bagian tengah, meliputi : 40,81 . ־ 10-25 meter Dari permukaan laut merupakan daerah bagian barat, meliputi :29,20. Kalau diambil tingkat kemiringan daerah ini sangat ideal dengan pendistribusian air yang arahnya dari barat ke timur untuk mendukung sektor pertanian dan sektor pertambakan yang potensial. Sehingga berdasarkan daerah geografisnya sumber alam yang cukup besar yang dimiliki Kabupaten Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan Kotamadya Surabaya adalah strategis dan ekonomis.

4.1.6. Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo

1. Pembangunan Kota Ditinjau dari sistem perkotaan di Kabupaten Sidoarjo, maka kota Sidoarjo merupakan pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah sekitarnya, sehingga secara fungsional penanaman Kota Sidoarjo memiliki ruang lingkup regional dengan kegiatan utamanya industri. Kota Sidoarjo merupakan pintu gerbang keluar-masuk Kota Surabaya. Sehingga apabila ditunjang dengan peningkatan infrastruktur pada aspek ekonomi, jasa, transportasi, dan komunikasi maka akan memberikan nilai yang sangat kondusif. Peningkatan infrastruktur tersebut pemerintah daerah menentukan kebijakan : a. Peningkatan kualitas hunian, lingkungan, pertumbuhan wilayah dengan mempertimbangkan keseimbangan antara perkembangan pedesaan dan perkotaan. b. Menggerakkan kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Sidoarjo. c. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana kota secara terpadu. d. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan perkotaan. e. Memperluas lapangan kerja. f. Mengembangkan dan menyerasikan laju pertumbuhan ekonomi antar wilayah. 2. Pembangunan Desa Dalam rangka mendapatkan tingkat perkembangan desa, diadakan pendataan potensi desa diseluruh desa atau kelurahan dilaksanakan setiap akhir tahun anggaran. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pengurus Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam perencanaan pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian serta penggalian partisipasi swadaya gotong-royong masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa. Dengan diberlakukannya peraturan pelaksanaan tentang pemerintah desa, maka segera disosialisasikan utamanya peranan Badan Perwakilan desa dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan desa, pendidikan dan pelatihan bagi kader pembangunan desa untuk mengembangkan tenaga- tenaga yang mampu dan terampil dalam melaksanakan kegiatan pembangunan desa atau kelurahan. Secara administrasi pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Sidoarjo terbagi atas 18 kecamatan, antara lain : 1. Kecamatan Sidoarjo, luas wilayah 62,56 km 2 2. Kecamatan Buduran, luas wilayah 41,03 km 2 3. Kecamatan Candi, luas wilayah 40,67 km 2 4. Kecamatan Porong, luas wilayah 29,82 km 2 5. Kecamatan Krembung, luas wilayah 29,55 km 2 6. Kecamatan Tulangan, luas wilayah 31,21km 2 7. Kecamatan Tanggulangin, luas wilayah 32,29 km 2 8. Kecamatan Jabon, luas wilayah 81,00 km 2 9. Kecamatan Krian, luas wilayah 32,50 km 2 10. Kecamatan Balong Bendo, luas wilayah 31,40 km 2 11. Kecamatan Wonoayu, luas wilayah 33,92 km 2 12. Kecamatan Tarik, luas wilayah 36,06 km 2 13. Kecamatan Prambon, luas wilayah 34,23 km 2 14. Kecamatan Taman, luas wilayah 31,54 km 2 15. Kecamatan Waru, luas wilayah 30,32 km 2 16. Kecamatan Gedangan, luas wilayah 24,06 km 2 17. Kecamatan Sedati, luas wilayah 79,43 km 2 18. Kecamatan Sukodono, luas wilayah 32,68 km 2

4.1.7. Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo

Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 18 wilayah Kecamatan terbagi habis menjadi 322 desa dan 31 Kelurahan. Sebagian besar wilayahnya merupakan daerah tambak dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup rendah yaitu 535 jiwakm 2 dan 756 jiwakm 2 . Sedangkan 16 Kecamatan lainnya mempunyai luas rata-rata 34,61 km 2 dengan kepadatan penduduk rata-rata 2.319 jiwakm. Desa atau Kelurahan merupakan satuan wilayah terkecil pemerintahan yang menjadi sasaranobjek pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Proyek pembangunan desa yang dibiayai oleh swadaya murni masyarakat merupakan tumpuan dari pembangunan desa yang diharapkan adanya peningkatan jumlah proyek dan dananya dari tahun ke tahun. Ditinjau dari tingkat kemajuan desa dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu : swadaya tradisional, swakarya transisional dan swasembada berkembang. Yang membedakan ketiganya adalah : 1. Kemampuan dalam menyelenggarakan urusan rumah tangga DesaKelurahan 2. Tingkat kemajuan administrasi 3. Tingkat berfungsinya Lembaga Pertahanan Masyarakat Desa dalam mengorganisasikan pembangunan daerah

4.1.8. Keadaan Penduduk Kabupaten Sidoarjo

Dalam paradigma baru, tujuan pembangunan nasional adalah mencapai masyarakat madani yaitu masyarakat yang maju, modern dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Dari hasil registrasi penduduk, jumlah penduduk Sidoarjo pada akhir tahun 2002 sebesar 1.316.769 jiwa, terjadi kenaikan 23.658 jiwa atau 1,83 dari akhir tahun 2001 sebesar 1.293.111 jiwa. Diantara 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo, Kecamatan Waru mempunyai jumlah penduduk sebesar yaitu 148,277 jiwa atau 11,26 dari total penduduk Sidoarjo, disusul kemudian oleh Kecamatan Taman dan Kecamatan Sidoarjo. Kepadatan penduduk Sidoarjo sedikit meningkat dari 1.844 jiwakm 2 dari tahun 2002 menjadi 1.893 jiwakm 2 di tahun 2003. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan-Kecamatan yang potensi industrinya cukup tinggi, seperti Kecamatan Waru yang berbatasan langsung dengan Kota Surabaya dan Kecamatan Taman yang merupakan sentral industri di Sidoarjo. Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri masih menjadi daya tarik tersendiri bagi pekerja dari daerah lain untuk datang ke Sidoarjo sebagai pekerja disektor industri. 3.2. Deskripsi Hasil Penelitian 3.2.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri