produksi. Jika output yang dihasilkan menurun, maka penawaran suatu barang juga menurun. Hal ini akan mengakibatkan penurunan permintaan
terhadap faktor produksi sehigga dengan berkurangnya jumlah output maka perusahaan tidak membutuhkan tambahan tenaga kerja baru.
4.6. Pembahasan Sidoarjo
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan telah diketahui bahwa Pendidikan X
1
, Tingkat Upah X
2
, Nilai Produksi X
3
, Investasi X
4
, secara bersama-sama berpengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota Sidoarjo Y. Ditunjukan dengan F
hitung
sebesar 66,887 F
tabel
= 3,48 pada tingkat α = 5 maka Ho
ditolak dan Hi hipotesis alternatif diterima, secara simultan berpengaruh nyata terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri
Pakaian Jadi Di Kota Sidoarjo. Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa dengan taraf
nyata pada tingkat
α = 5 Pendidikan X
1
dengan nilai t
hitung
sebesar 3,965 t
tabel
sebesar 2,228, Tingkat Upah X
2
dengan nilai t
hitung
sebesar 2,241 t
tabel
sebesar 2,228, Nilai Produksi X
3
dengan nilai t
hitung
sebesar 1,809 t
tabel
sebesar 2,228, Investasi X
4
dengan nilai t
hitung
sebesar 4,216 t
tabel
sebesar 2,228, berdasarkan dari keempat variebel diatas maka diambil suatu kesimpulan bahwa Investasi X
4
berpengaruh paling dominan dengan nilai parsial r
2
sebesar 0,8 terhadap variabel Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota Sidoarjo.
Dalam Uji Parsial Pendidikan sebagai X
1
berpengaruh secara linier terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di
Kota Sidoarjo. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan baik yang tidak tamat SLTA maupun lulusan SLTA mempunyai pengaruh positif
terhadap tenaga kerja yang diserap hal ini dikarenakan jika tingkat pendidikan pada suatu industri semakin tinggi maka output yang
dihasilkan perusahaan pasti meningkat dan diharapkan secara otomatis pihak perusahaan akan menambah jumlah produksi dan akhirnya
menambah jumlah tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan. Dalam Uji Parsial Tingkat Upah sebagai X
2
berpengaruh secara linier terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di
Kota Sidoarjo. Hal ini menunjukakn bahwa untuk meningkatkan nilai produksi secara efisien tidak perlu menambah jumlah tenaga kerja,
melainkan cukup dengan memaksimalkan penggunaan peralatan- peralatan produksi dan mamanfaatkan tenaga kerja yang ada dengan cara
menambah upah dan lemburan-lemburan pekerjaannya. Dalam Uji Parsial Nilai Produksi sebagai X
3
tidak berpengaruh secara linier terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian
Jadi Di Kota Sidoarjo. Hal ini disebabkan karena output yang dihasilkan meningkat maka penawaran suatu barang akan juga meningkat, hal ini
akan meningkatkan permintaan terhadap faktor produksi sehingga dengan bertambahnya jumlah output maka perusahaan belum tentu akan
menambah tenaga kerja baru mungkin perusahaan akan menambah mesin
produksi daripada menggunakan tenaga mesin. Dalam Uji Parsial Investasi sebagai X
4
berpengaruh secara linier terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota
Surabaya. Hal ini disebabkan karena investasi yang dipandang sebagai barang atas output yang dihasilkan oleh tenaga kerja dari proses
produksi. Jika output yang dihasilkan meningkat, maka penawaran suatu barang juga meningkat. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan
permintaan terhadap faktor produksi sehigga dengan bertambahnya jumlah output maka perusahaan akan sangat membutuhkan tambahan
tenaga kerja baru.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Surabaya