Investasi 1. Pengertian Investasi Teori Produksi
Gambar 5 : Fungsi Produksi
Y
1
Total Product
5 Tenaga Kerja Sumber : Nopirin, 1992, Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE-UGM,
Yogyakarta, hal:10. Dari gambar diatas jelas nampak bahwa setiap tambahan tenaga
kerja akan menambah total produk. Pada mulanya setiap tambahan kerja akan menambah total product dengan tingkatan pertambahan yang
menaik. Namun apabila tambahan tenaga kerja diteruskan maka tingkat
pertambahan product semakin mengecil. Inilah yang sering disebut dengan hukum tingkat pertambahan hasil atau output yang makin berkurang Law
Of Deminishing Product .
2.2.6. Investasi 2.2.6.1. Pengertian Investasi
Investasi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup kegiatan usaha. Karena investasi ini sangat dibutuhkan sebagai
faktor penunjang didalam memperlancar proses produksi. Investasi sering
diartikan sebagai pembelian dari obligasi atau surat saham dianggap telah melakukan investasi.
Pengertian investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal
dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Menurut pendapat Rosyidi 1996:152 mengatakan bahwa investasi itu berarti penambahan barang-barang modal baru, sedangkan membeli
selembar kertas saham bukanlah saham. Menurut Dornbusch dan Fisher 1999:46. Pengertian investasi adalah pengeluaran yang ditunjukkan
untuk meningkatkan atau mempertahankan stock barang modal. Stock barang modal terdiri dari pabrik, mesin, kantor, dan produk-produk tahan
lama yang digunakan dalam proses produksi. Pergertian investasi bukan hanya untuk menambah atau meningkatkan barang modal, tetapi dapat
juga diartikan sebagai usaha membina industri-industri. Dalam prakteknya, suatu usaha untuk mencatat nilai penanaman
modal yang dilakukan dalam satu tahun tertentu, yang digolongkan dengan investasi suatu pembentukan modal atau penanaman modal
meliputi pengeluaran pembelanjaan sebagai berikut : a.
Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri
dan perusahaan.
b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan
kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya. c.
Petambahan nilai stock barang-barang yang belum tejual, bahan mentah dan barang-barang yang masih dalm proses produksi pada
akhir tahun perhitungan pendapatan nasional. Sedangkan konsep lain menurut Meir membagi pengertian investasi
menjadi tiga motif yaitu profit motive, technological motive, marketing motive.
a. Profit motive
Bahwa investasi itu bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Jadi investor yang menanamkan modalnya akan
berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan dan mendorong mereka untuk selalu bekerja keras.
b. Technological motive
Pada motif ini para investor lebih mengutamakan kemampuan teknologi dalam setiap usahanya. Ini berarti bahwa para investor akan
lebih cenderung kepenambahan kapasitas produksi dan menemukan produk-produk baru.
c. Marketing motif
Yaitu suatu investor yang selalu mengarah keperluasan pasar sehingga akan memperoleh posisi yang kuat dalam persaingan. Usaha ini juga
dimaksudkan untuk kepentingan memasarkan hasil yang seluas- luasnya, baik untuk ke dalam maupun ke luar negeri.
Pengertian investasi dari semua pendapat tersebut kiranya dapat disimpulkan bahwa investasi atau penanaman modal itu merupakan suatu
pengeluaran para pemilik modal untuk membeli barang-barang atau jasa secara ekonomis dan diharapkan dapat diperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya. Sedangkan sifat atau motif dari para investor tersebut terbagi menjadi tiga macam, yaitu : sifat motif kearah kesuatu keuntungan
profit motive , kemajuan teknologi technological motive dan kemasalah
pemasaran marketing motive. Ketiga motif tersebut jika penerapannya dapat dipadukan secara
sinergi dan selalu berorientasi kemasa depan, tentunya dapat berdampak positif bagi kemajuan perekonomian.