BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Surabaya
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan dari hipotesis yang dikemukakan, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan perhitungan data yang telah dilakukan, diketahui bahwa
Pendidikan X
1
, Tingkat Upah X
2
, Nilai Produksi X
3
, Investasi X
4
secara bersama-sama berpengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota Surabaya Y. Ditunjukan
dengan F
hitung
= 78,14 F
tabel
= 3,48 pada tingkat α = 5 maka Ho
dttolak dan Hi hipotesis alternatif diterima, secara simultan berpengaruh nyata terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri
Pakaian Jadi Di Kota Surabaya. 2. Dari hasil analisis dengan uji t secara parsial maka diperoleh :
a. Untuk X
1
Pendidikan berdasarkan perhitungan diperoleh t
hitung
sebesar 2,563 t
tabel
sebesar 2,228, maka Ho ditolak dan Hi diterima, sehingga kesimpulannya secara parsial pendidikan ada
pengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota Surabaya.
129
b. Untuk X
2
Tingkat Upah berdasarkan perhitungan diperoleh t
hitung
sebesar 0,821 t
tabel
sebesar 2,228, maka Ho diterima dan Hi ditolak, sehingga kesimpulannya secara parsial Tingkat Upah tidak
ada pengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota Surabaya.
c. Untuk X
3
Nilai Produksi berdasarkan perhitungan diperoleh t
hitung
sebesar 0,659 t
tabel
sebesar 2,228, maka Ho diterima dan Hi ditolak, sehingga kesimpulannya secara parsial Nilai Produksi tidak ada
pengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota Surabaya.
d. Untuk X
4
Investasi berdasarkan perhitungan diperoleh t
hitung
sebesar 1,704 t
tabel
sebesar 2,228, maka Ho diterima dan Hi ditolak, sehingga kesimpulannya secara parsial Investasi tidak ada
pengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota Surabaya.
3. Variabel yang paling dominan dari penelitian ini adalah Pendidikan X
1
. Dengan nilai parsial r
2
0,63. 4. Untuk Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota
Surabaya tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 845,150 dan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota
Surabaya terendah terjadi pada tahun 1993 sebesar 58,883. Sedangkan perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi
Di Kota Surabaya tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar 78 dan
perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota Surabaya terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar
0,14. 5. Untuk Pendidikan tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 5.095 dan
Pendidikan terendah terjadi pada tahun 1993 sebesar 1.490. Sedangkan Perkembangan Pendidikan tertinggi terjadi pada tahun
2002 sebesar 65 dan perkembangan Pendidikan terendah terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 0,6.
6. Untuk Tingkat Upah tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 30.138 dan Tingkat Upah terendah terjadi pada tahun 1993 sebesar 17.232.
Sedangkan Perkembangan Tingkat Upah tertinggi terjadi pada tahun 1999 sebesar 10 dan perkembangan Tingkat Upah terendah terjadi
pada tahun 1997 yairu sebesar 0,606. 7. Untuk Nilai Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2007 dengan Nilai
Produksi sebesar 9.731.044.401 dan Nilai Produksi terendah terjadi pada tahun 1993 dengan Nilai Produksi sebesar 286.599.549.
Sedangkan Perkembangan Nilai Produksi yang tertinggi terjadi pada tahun 1995 Sebesar 927 dan perkembangan Nilai Produksi terendah
terjadi pada tahun 2000 sebesar -20. 8.
Untuk Investasi tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 5.529.546.355 dan Investasi terendah terjadi pada tahun 1993 sebesar
2.215.657.080. Sedangkan perkembangan Investasi tertinggi terjadi pada tahun 2000 sebesar 52 dan perkembangan Investasi terendah
terjadi pada tahun 1996 yaitu sebesar - 0,3. 9. Dalam hubungan secara simultan, maka dapat diketahui nilai koefisien
determinasi sebesar 0,969 menunjukkan bahwa analisis yang digunakan cukup layak dalam membahas faktor-faktor yang
mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pakaian Jadi Di Kota Surabaya. Hal ini berarti bahwa variabel bebas yang
digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 96,9, sedangkan sisanya sebesar 3,1 dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak dimasukkan dalam model statistik.
5.2. Kesimpulan Sidoarjo