xxxii analistis. Sedang pandangan rekonstruksi sosial menekankan pendidikan
sejarah harus dikaitkan dengan kehidupan masa kini dengan berbagai permasalahannya, diharapkan siswa dapat menggunakan pengetahuan dan
pemahaman kecenderungan-kecenderungan di masa lampau sebagai pelajaran untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dan lebih lanjut siswa akan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat.
Dari beberapa pendapat mengenai komponen pengajaran sejarah dapat disimpulkan bahwa unsur yang harus ada dalam proses belajar
mengajar IPS sejarah meliputi: tujuan, siswa, guru, bahan pelajaran dan sumber bahan, metode, alat dan evaluasi.
Dalam penelitian ini pendidikan sejarah hendaknya dapat mengembangkan kemampuan siswa ke arah penghargaan terhadap hasil
karya agung bangsa di masa lampau, memupuk rasa bangga sebagai bangsa, rasa cinta tanah air, persatuan dan kesatuan nasional, serta menumbuhkan
berpikir kritis, logis, rasionalistis, dan analitis.
2. Islamisasi di Indonesia
a. Proses masuknya Islam di Indonesia
Sebelum membahas proses masuknya Islam di Indonesia ada baiknya apabila diberikan penjelasan tentang pengertian Islamisasi.
Islamisasi berasal dari bahasa Inggris
Islamization
yang berarti pengIslaman, dan dapat diartikan sebagai “upaya agar seseorang menjadi
penganut agama Islam muslim”. Jelas, di dalam kata-kata Islamisasi dan pengIslaman itu terkandung makna kata kerja kegiatan atau proses,
xxxiii dinamis, aktif; bukan kata benda, kemandegan dan fasif. Upaya dimaksud
berwujud seorang muslim menyampaikan ajaran agama Islam kepada orang lain. Upaya tersebut dapat dilakukan secara individual dan dapat pula
dilakukan secara massal. Hasil kegiatan itu dapat berwujud secara kuantitas berupa jumlah orang yang menganut agama Islam dan dapat pula
berwujud secara kualitas berupa tingkat keIslaman seorang muslim, baik yang menyangkut tingkat keimanan, tingkat penguasaan ilmu agama,
maupun tingkat pengamalannya. Karena itu, Islamisasi bukanlah suatu peristiwa, melainkan suatu proses. Proses tersebut dapat dijabarkan berupa
rangkaian peristiwa yang dapat diklasifikasikan secara vertikal dan juga secara horisontal. Pelaku Islamisasi adalah muslim, sedangkan sasarannya
adalah non muslim sebagai sasaran utama yang hasilnya menyangkut soal kuantitas dan juga muslim yang hasilnya menyangkut soal kualitas. Dengan
demikian, kegiatan Islamisasi dapat diklasifikasikan atas : 1 mengIslamkan orang yang belum muslim kafir dan non-muslim, dalam
rangka menambah jumlah muslim kuantitas 2 mengIslamkan orang yang sudah muslim, dalam rangka meningkatkan
kualitas muslim http:pmkuncen.wordpress.com
. Pada awalnya kehadiran Islam di Indonesia telah cukup banyak
mendapat perhatian dari para sejarawan dan para ilmuwan. Berbagai pendapat dan teori yang membicarakan persoalan tersebut membuktikan
bahwa tema Islam memang menarik untuk dikaji terlebih di negeri yang dikenal mayoritas penduduknya muslim. Pengkajian tentang proses
xxxiv Islamisasi diawali dari studi mengenai latar historis dan proses
perkembangan Islam yang menyangkut berbagai aspek kehidupan baik idiologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pengkajian ini sangat penting
guna mengikuti perkembangan dan dinamika keberagamaan Islam dalam konteks kontemporer di Indonesia.
Diskusi mengenai kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni: tempat asal kedatangannya, para pembawanya,
dan waktu kedatangannya. Hal lain yang juga patut diperhatikan adalah dimensi proses dari interaksi awal dan lanjutan antara Islam dan penduduk
lokal berikutnya, kepercayaan atau agama yang telah ada sebelumnya Taufik Abdullah, 1987 : 64.
Mengenai tempat asal kedatangan Islam yang menyentuh Indonesia, di kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad Mansur
Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi tiga teori besar: Pertama, teori Gujarat. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat–India melalui peran
para pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M. Kedua, teori Makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah
melalui jasa para pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M. Ketiga, teori Persia. Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang
dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar abad ke-13 M Sedangkan tentang teori Islam Indonesia berasal langsung dari
Makkah lebih didasarkan pada beberapa fakta tertulis dari beberapa pengembara Cina sekitar abad ke-7 M, dimana kala itu kekuatan Islam telah
xxxv menjadi dominan dalam perdagangan Barat-Timur, bahwa ternyata di
pesisir pantai Sumatera telah ada komunitas muslim yang terdiri dari pedagang asal Arab yang diantaranya melakukan pernikahan dengan
perempuan-perempuan lokal. Terdapat juga sebuah kitab ‘Aja’ib al-Hind yang ditulis Al-Ramhurmuzi sekitar tahun 1000 M, dikatakan bahwa para
pedagang muslim telah banyak berkunjung kala itu ke kerajaan Sriwijaya. Dan di wilayah itu pun telah tumbuh komunitas muslim lokal. Sementara
banyak variasi pendapat lain dikemukakan bahwa Islam nusantara berasal dari Mesir berdasar kesamaan madzhab Shafi’i Taufik Abdullah, 1987 :
67. Dari berbagai literatur Islam yang beredar di nusantara sebelum
abad ke-17 M, tidak satupun pengarangnya adalah orang India, tetapi menurut sarjana Barat bahwa Islam berasal dari Persia dan Arab. Hal ini
dibuktikan dari banyaknya etnis Arab dan Persia serta kultur budayanya. Selanjutnya tentang proses Islamisasi di nusantara, menarik untuk
diperhatikan beberapa pendapat berikut: Pertama, teori perkawinan. Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa kesuksesan Islamisasi di
nusantara lebih karena peran para pedagang muslim. Digambarkan, bahwa seraya berdagang mereka juga menyebarkan Islam. Di antaranya dengan
cara melakukan perkawinan dengan perempuan lokal sehingga terjadi konversi agama dan terbentuklah lokus-lokus komunitas muslim setempat.
Selanjutnya, mereka juga berusaha menikahi perempuan bangsawan dengan harapan anak keturunannya akan memperoleh kekuasaan politik yang dapat
xxxvi dipakai untuk menyebarkan agama Islam. Segaris dengan pemikiran ini ada
ahli yang mengemukakan adanya motif ekonomi dan politik dalam persoalan konversi penduduk atau penguasa lokal di nusantara. Penguasa
pribumi yang ingin masuk dan berkembang dalam perdagangan internasional kala itu yang terbentang dari Laut Merah hingga Laut Cina
akan cenderung menerima Islam karena dominasi kekuatan muslim di sektor itu. Islamisasi di nusantara telah berlangsung secara signifikan jauh
sebelumnya yakni
sejak abad
ke-12 atau
ke-13 M
http:peziarah.wordpress.com. Akhirnya, kita dapat menyimak beberapa hal berikut ini: pertama,
Islam dibawa langsung dari Arabia; kedua; Islam diperkenalkan oleh para guru dan penyiar handal, yakni mereka yang memang secara khusus
bermaksud menyebarkan Islam; ketiga, yang mula-mula masuk Islam adalah para penguasa; dan keempat, kebanyakan para penyebar Islam handal ini
datang ke Nusantara pada abad ke-12 dan ke-13. Jadi dengan mempertimbangkan berbagai uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa
mungkin benar Islam memang telah diperkenalkan awal mula sejak abad – abad pertama Hijriyah sekitar abad ke-7 M, namun akselerasi persebaran
Islam secara nyata baru terjadi sekitar abad ke-12 M dan masa-masa selanjutnya.
b. Saluran – saluran Penyebaran Islam