lxxxix PelindungPenasehat : Drs. Soenarto Noto Widagdo, H.A. Ma’roef
Ketua : H. Masykur AW
Wakil Ketua : H. Ambari Noor
Sekretaris : Niam Zuhri, A. Moehaimin Oestman
Bendahara : H. Zaenuri Noor
Setelah terbentuk pengurus Yayasan dan tersedia tanah lokasi sekolah, maka dimulailah pembangunan gedung SMA NU dengan peletakan
batu pertama oleh Bapak KH. Syaifuddin Zuhri selaku PB NU pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Agama RI pada tanggal 28 Agustus 1965.
Selesai persiapan fisik, pengurus Yayasan Perguruan Nahdlatul Ulama’ membentuk tim yang bertugas mempersiapkan pembukaan SMA
NU, baik tenaga guru, tenaga administrasi maupun segala sesuatu yang diperlukan. Akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Perguruan
Islam Nahdlatul Ulama’ No. 10YPI69 tanggal 2 Januari 1970 dipimpin oleh Bapak Muchtar Effendi, BA sebagai Kepala Sekolah.
2. Dinamika Perkembangan SMA NU Al Ma’ruf Kudus
Perkembangan yang dimaksudkan di sini adalah perkembangan
SMA NU Al Ma’ruf dari waktu ke waktu yang mengandung pengertian perkembangan sejak lahir hingga sekarang.
a. Pembukaan Pertama SMA NU
Tim yang bertugas mempersiapkan pembukaan SMA NU telah dapat menunaikan tugasnya dengan baik. Pembukaan SMA NU
xc dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 1970 yang dipimpin oleh Bapak
Muchtar Effendi, BA sebagai Kepala Sekolah dan Bapak Farizi Tz, BA sebagai Tata Usaha dan dibantu oleh guru – guru sebagai berikut : Muchtar
Effendi, BA, Abdullah Sonhaji, Daenuri, BA, Muslichan Hamid Noor, Drs. Muh. Jamilun, Baidlowi, BA, Drs. Edi Sardjono, Drs. Ibnu Sudarto,
Soemiyarto, BA, Suwito, BA, Soebarno, BA, Suyoto, Moersodo. Pada pembukaan pertama, SMA NU menampung 39 siswa. Putra
32 dan putri 7. Pada waktu itu tepatnya setelah Pemilu 1971 terjadi perubahan dan perkembangan konstalasi yang mendasar. Keadaan ini pun
berpengaruh terhadap dunia pendidikan.
b. Perubahan Nama dari SMA NU menjadi SMA Islam Al Ma’ruf
Konsekuensi logis akibat perubahan dan perkembangan politik
seperti disebutkan di atas sangat terasa pengaruhnya terhadap perkembangan SMA NU. Di antaranya adalah berubahnya nama Yayasan, yang semula
bernama Yayasan Perguruan Islam Sunan Dja’far Shadiq mengambil nama dari Sunan Kudus berdasarkan akta No. 07 tanggal 1 Maret 1972 dengan
susunan pengurus sebagai berikut : Ketua I
: H. Ambari Noor, II : H.Moehaimin Oestman, III : H. Ali Ba’gil
Sekretaris : H. Farizi Tz, BA, H. Abdullah Sonhaji H
Bendahara : H. Bachro Ma’sum; H. Zaenuri Noor,
Adapun susunan pengurus Yayasan Perguruan Islam Sunan Dja’far Shadiq semula diketuai oleh Bapak H. A. Moehaimin Oestman.
xci Perubahan nama ternyata tidak hanya pada nama Yayasan, nama SMA pun
mengalami perubahan, semula bernama SMA NU berubah menjadi SMA Islam Al Ma’ruf. Nama Al Ma’ruf di samping mengandung pengertian yang
baik, juga bermaksud mengabadikan nama salah seorang yang banyak jasanya terhadap berdirinya sekolah ini, yaitu Bapak H. Ma’ruf pengusaha
rokok Jambu Bol Kudus. Dalam penataan sekolah lebih lanjut, pada tahun pelajaran
19801981 Yayasan memandang perlunya penyegaran personalia sekolah yang ada. Dengan Surat Kepurusan Yayasan Perguruan Islam Sunan
Dja’far Shodiq No. 040I-bVII1980 tertanggal 1 Juli 1980, pimpinan sekolah yang lama yaitu Bapak Muchtar Effendi, BA dialih tugaskan kepada
Bapak Drs. H.M Munawar Cholil dan beliaulah yang memimpin sekolah hingga sekarang ini.
Masih berkaitan dengan nama sekolah, pada tahun pelajaran 19941995 kembali mengalami perubahan nama dari SMA berubah menjadi
SMU dan berdasarkan SK PBNU No. 277a.1.0372002 tentang Kebijaksanaan umum Penentuan Status Hukum dan Penataan Yayasan, Aset
dan Kekayaan di lingkungan Nahdlatul Ulama’ yang ditindaklanjuti dengan SK bersama PCNU dan Badan Pelaksana Pendidikan Ma’arif NU tanggal
22 Juni 2003 maka nama Islam diganti dengan NU sehingga menjadi SMU NU Al Ma’ruf Kudus. Pada bulan Februari 2004, kembali nama SMU
berubah menjadi SMA hingga menjadi SMA NU Al Ma’ruf.
3. Penilaian Status Jenjang Pendidikan