Pokok – pokok Temuan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

cxxxvi dapat dilakukan dengan jalan membina kerjasama dengan komponen- komponen yang terkait seperti guru, siswa, Kepala Sekolah, orang tua wali murid, komite sekolah, dan YM3SK untuk mencarikan solusi pemecahan follow up berbagai permasalahan yang muncul dalam penggunaan metode resitasi pada pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah dapat terwujud sehingga tujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran sejarah dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

C. Pokok – pokok Temuan

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Pemahaman guru sejarah di SMA NU Al – Ma’ruf Kudus terhadap Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah Islamisasi di Kudus. Guru sejarah SMA NU Al–Ma’ruf Kudus telah memahami pemilihan sumber belajar yang tepat. Hal ini didasari kemampuannya dalam memberikan alasan pemanfaatan Menara Kudus dijadikan sebagai sumber sejarah pada kompetensi dasar menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia dan menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia. Dengan fokus materi pembelajaran proses Islamisasi di Kudus. Menara Kudus dianggap sebagai representasi dari keterwakilan situs purbakala pada masa Sejarah Indonesia Madya. Karena perkembangan agama Islam sejak awal proses Islamisasi di Kudus berada di sekitar Menara Kudus dan kemudian menyebar ke seluruh Kudus dan sekitarnya. cxxxvii Guru sejarah telah memahami kriteria tentang sumber pembelajaran. Dalam pemakaian sumber pembelajaran terdapat dua sumber belajar yakni sumber belajar yang dirancang learning resources by design , yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Sedangkan sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan learning resources by utilization , yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, seperti Menara Kudus tinggal dimanfaatkan untuk sumber belajar. Hal ini sesuai dengan metode yang dikembangkan saat ini yaitu CTL dan PAKEM. Dengan memanfaatkan alam sekitar untuk sumber belajar. Pemanfaatan Menara Kudus sebagai Sumber Belajar dalam pembelajaran sejarah Islamisasi di Kudus tepat karena telah memenuhi persyaratan 5 W. 1 H. Di samping itu, Menara Kudus memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan situs purbakala lainnya karena merupakan manifestasi dari buah akulturasi budaya pra Islam Hindu dan Budha dengan Islam. Arsitekturnya cukup unik menyerupai sebuah candi. Ini membuktikan bahwa Menara Kudus layak dijadikan sebagai sumber sejarah untuk materi ajar proses Islamisasi di Kudus Guru sangat menguasai materi pembelajaran, baik dari sejarah arsitektur bangunan Menara Kudus, tradisi dan kondisi sosial masyarkat sampai akulturasi budaya yang terjadi. 2. Implementasi metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan objek Menara Kudus. cxxxviii Implementasi metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan objek Menara Kudus dilaksanakan secara bertahap mulai dari persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Tujuan dilaksanakan secara bertahap agar metode resitasi yang diberikan kepada siswa benar-benar memberikan manfaat untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran siswa. Dalam implementasi metode resitasi dilaksanakan mulai tahap persiapan yaitu mulai penyusunan silabus, membuat RPP, membuat Indikator, menyusun instrumen, menyiapkan bahan ajar materi pembelajaran, membuat petunjuk dan pelaksanaan metode resitasi, menentukan batas waktu dalam metode observasi. Dalam tahap pelaksanaan langkah-langkah kegiatannya meliputi pemberian tugas sesuai dengan kompetensi dasar menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia dan menganalisis proses interaksi antara tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia. Dengan fokus materi pembelajaran proses Islamisasi di Kudus. Kegiatan yang dilakukan siswa mengerjakan melaksanakan tugas, dengan mengidentifikasi, mencatat, mengobservasi, berbagai bukti-bukti, fakta historis tentang proses Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah, menyusun laporan hasil survey pengamatan di Menara Kudus baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap pelaksanaan ini mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari guru sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. cxxxix Tahap pertanggungjawaban siswa dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil laporannya melalui diskusi kelas untuk mendapatkan tanggapan dari hasil temuannya. Tahapan ini penting untuk menguji kebenaran dan keabsahan data melalui presentasi dan diskusi kelompok. Pada tahap ini siswa memperoleh pengalaman yang berharga karena akan mendapatkan sanggahan, mendapatkan tanggapan, pertanyaan, dan berbagai saran-saran baik dari teman kelompoknya maupun dari guru sejarah agar laporannya dapat sempurna. Tahap selanjutnya adalah tindak lanjut dengan mengadakan evaluasi dan penilaian baik secara individu maupun kelompok. Tahap tindak lanjut ini sangat penting karena dari hasil penugasan akan dievaluasi yang hasilnya berupa nilai ataupun dalam bentuk reinforcement , penghargaan dari guru atas hasil kerjanya. 3. Kendala yang muncul dalam Penggunaan Metode Resitasi dan upaya pemecahannya. Kendala yang muncul dalam penggunaan metode resitasi meliputi kendala teknis maupun nonteknis, kendala intern maupun kendala ekstern. Kendala teknis berkaitan dengan teknis pelaksanaan dari metode resitasi yang disesuaikan dengan prosedur aturan-aturan yang telah disepakati antara guru dan siswa. Dalam temuan di lapangan penelitian kendala teknis meliputi: kesulitan mengidentifikasi SK KD-nya, penyusunan petunjuk dan pelaksanaan metode resitasi, pembuatan instrumen, sarana dan prasarana cxl pendidikan akomodasi, transportasi, alokasi waktu, keaktifan siswa, kesulitan pengawasan dan bimbingan kepada siswa, keterbatasan guru dalam membimbing siswa dalam membuat laporan dan evaluasi. Kendala ini tidak hanya dialami oleh siswa tetapi guru ketika merumuskan, mempersiapkan, dan melaksanakan, serta mempertanggungjawabkan dan tindak lanjutnya. Di samping kendala teknis temuan di lapangan penelitian menunjukkan adanya kendala non teknis, arti kendala yang timbul di luar prosedur yang sifatnya insidentil. Adapun kendala nonteknis yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi : kesulitan dalam mengkoordinasikan dan mengendalikan siswa ketika di objek Menara Kudus, banyaknya pengunjung di Menara Kudus menyebabkan siswa kurang konsentrasi dan percaya diri. Kendala nonteknis ini sifatnya hanya sementara dan tidak menentu sehingga penanganannya disesuaikan dengan keadaan lingkungan objek agar pelaksanaan metode resitasi dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain kendala teknis dan nonteknis kendala yang dapat ditemukan dalam penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi yaitu kendala intern dan ekstern. Kendala intern berasal dari dalam diri baik pihak sekolah, guru, siswa, orang tua wali murid, dan komite sekolah. Sedangkan kendala ekstern berasal dari luar yaitu situasi lingkungan objek Menara Kudus, sedikit banyaknya pengunjung dan sebagainya. Kendala yang sangat dirasakan oleh seorang guru sejarah dalam pembelajaran menggunakan metode resitasi sering terbentur dengan jam cxli pelajaran yang terbatas. Seringkali siswa melakukan penipuan di mana siswa hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri, guru sering menemukan hasil pekerjaan dengan jawaban yang baik dan benar, tetapi ketika ia diberi pertanyaan tentang tugasnya ia tidak tahu, banyak siswa yang belum memahami tugas yang ia kerjakan meskipun ia punya hasil pengerjaannya, terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan. Selain itu guru juga menemui kendala lain yakni, sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual. Kendala-kendala tersebut biasa terjadi dalam penerapan suatu metode pembelajaran bukan hanya pada resitasi tetapi pada metode pembelajaran lainnya. Namun kendala-kendala tersebut dapat teratasi dan tidak membawa akibat fatal. Dalam suatu kegiatan apa pun, pasti terdapat kendala. Kendala-kendala tersebut harus dapat dijadikan sebagai salah satu pengalaman yang berharga. Karena pengalaman adalah guru yang sangat berharga dalam belajar. Oleh karena itu, komponen pendidikan di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus harus mampu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi di Kudus dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber belajar. Ada pun upaya pemecahan dari berbagai kendala yang dihadapi dalam penggunaan metode resitasi baik teknis maupun nonteknis, intern maupun ekstern dapat dilakukan dengan jalan membina kerjasama dengan komponen- komponen yang terkait seperti guru, siswa, Kepala Sekolah, orang tua wali cxlii murid, komite sekolah, dan YM3SK untuk mencarikan solusi pemecahan follow up berbagai permasalahan yang muncul dalam penggunaan metode resitasi pada pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah dapat terwujud sehingga tujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran sejarah dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Dengan demikian permasalahan yang muncul dalam penggunaan metode resistasi di SMA Al-Ma’ruf Kudus diatasi dan diselesaikan secara bersama-sama oleh seluruh komponen pendidikan yang ada di SMA tanpa efek yang berarti.

D. Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NU AL MA’RUF KUDUS

2 24 274

SUMBANGAN MOTIVASI DAN KONDISI FISIK SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI PUTRA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN 2013

0 21 90

MAKALAH SUNAN KUDUS

1 4 8

UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA TIM DALAM KELOMPOK BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 22

2015 UPAYA MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN BERBANTUAN MIND MAP PADA SISWA KELAS X SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI

0 0 22

IMPLEMENTASI METODE EKSPLORASI, PENGENALAN DAN APLIKASI KONSEP (EPA) DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN KELAS X DI SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 27

IMPLEMENTASI METODE EKSPLORASI, PENGENALAN DAN APLIKASI KONSEP (EPA) DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN KELAS X DI SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 11

b. Gagasan berdirinya SMA NU AL Ma’ruf Kudus - IMPLEMENTASI METODE EKSPLORASI, PENGENALAN DAN APLIKASI KONSEP (EPA) DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN KELAS X DI SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016

0 3 32

2. Sejarah Berdirinya Madrasah - STRATEGI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MA NU BANAT KUDUS (STUDI KASUS DI MA NU BANAT KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 53

IMPLEMENTASI METODE BERCERITA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK (STUDI KASUS DI RA MUSLIMAT NU AL KHURRIYA 01 BESITO GEBOG KUDUS) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 24