lxv masjid itu bernama :
Ja’far Shodiq
. Dan masjid tersebut diberi nama masjid
Al Aqsa
atau
Al Manar
, dan kotanya disebut pula dengan
Al Quds
Kudus yang artinya suci Syafwandi, 1985 : 18.
B. Penelitian Yang Relevan
Sri Kusdinah dalam penelitiannya pada tahun 1988 1989 dengan judul
Studi Keefektifan Metode Resitasi dan Diskusi Terhadap Prestasi Belajar IPS Sejarah Ditinjau Dari Tnigkat Kesadaran Sejarahnya Suatu
Eksperimen Pada SMP Swasta di Kota Madya Surakarta,
menyimpulkan bahwa metode ceramah dan resitasi lebih efektif untuk meningkatkan prestasi
belajar IPS sejarah di SMP. Ada interaksi antara metode pengajaran dan tingkat kesadaran sejarah sehingga ada perbedaan pengaruh efektivitas antara
siswa yang berkesadaran sejarah tinggi dengan yang berkesadaran rendah terhadap prestasi belajar siswa.
Mauidhatul Khasanah dalam penelitiannya dalam judul
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIc Semester II Smp Negeri 36
Semarang Tahun P elajaran 20062007 Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Dengan
Metode Resitasi
, menyimpulkan hasil penelitian bahwa melalui implementasi model pembelajaran kooperatif dengan metode resitasi dapat meningkatkan
aktivitas siswa kelas VIIIC SMP Negeri 36 Semarang tahun pelajaran 20062007 dalam pembelajaran matematika pada materi pokok bangun ruang
sisi datar, dan Melalui implementasi model pembelajaran kooperatif dengan metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIC SMP
lxvi Negeri 36 Semarang tahun pelajaran 20062007 dalam pembelajaran
matematika pada materi pokok bangun ruang sisi datar.
C. Kerangka Pikir
Masuknya pengaruh Islam ke kebudayaan Nasional, meliputi bahasa, nama, adat istiadat dan kesenian. Pengaruh kesenian ini yang mencolok pada
kesenian lagu-lagu qasidah, seni baca Al-Qur’an dan seni arsitektur, terutama dalam bangunan-bangunan sarana peribadatan, seperti terdapatnya tulisan-
tulisan Arab kaligrafi Islam yang terpampang pada bangunan masjid dan surau. Meskipun begitu, unsur kebudayaan agama Hindu Budha masih ada
dalam corak dan sifat kebudayaan Indonesia. Salah satu cara untuk mewujudkan pemahaman fakta sejarah proses
Islamisasi adalah dengan pembelajaran sejarah di sekolah. Selain itu, siswa diajak berkunjung ke tempat-tempat bersejarah seperti di Menara Kudus.
Dengan berkunjung ke Menara Kudus siswa dapat mengamati dari dekat bentuk bangunan arsitekturnya. Ini berarti Menara Kudus dapat dijadikan
sebagai sumber pembelajaran sejarah proses Islamisasi di Kudus. Dari hasil pengamatan siswa dapat menggambarkan Islamisasi di kota Kudus dengan
Menara Kudus sebagai objeknya. Melalui teknik pemberian tugas atau resitasi dalam pembelajaran
sejarah, siswa diberikan tugas untuk membuat laporan. Agar dalam pemberian tugas dapat terarah maka guru memberikan tema yang ada
kaitannya dengan proses Islamisasi di Kudus dengan objek Menara Kudus sebagai sumber belajar. Tema yang diangkat dapat berwujud tokoh pendiri
lxvii Menara Kudus, sejarah Menara Kudus, Arsitektur bangunan Menara Kudus,
peranan Menara Kudus dalam perkembangan proses Islamisasi di Kudus, Akulturasi Budaya Islam di Kudus, Menara Kudus sebagai Wisata Ritual.
Tema-tema tugas yang diberikan guru kepada siswa bertujuan agar tugas dapat terarah serta menumbuhkan motivasi dan kreativitas siswa dalam
mengerjakan tugas tersebut. Melalui kreativitas siswa dapat membangun kesadaran sejarah sehingga berupaya untuk menggali budaya di daerahnya
sendiri. Kesadaran sejarah sendiri merupakan suatu gejala psikologis yang memperlihatkan taraf kematangan tertentu.
Dalam kesadaran sejarah terkandung 1 pengetahuan tentang fakta sejarah yang terkait dalam hubungan kausal, 2 logika kesejarahan, 3
hikmah kebijaksanaan dengan menggunakan masa lampau untuk cermin membangun kehidupan masa sekarang, 4 sikap menghadapkan diri dengan
kenyataan, 5 adanya dimensi waktu lampau, kini akan datang, yang
memperlihatkan bahwa sejarah adalah suatu proses.
Proses itu di samping menumbuhkan kesadaran sejarah pada diri siswa juga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk
menghindarkan kebosanan siswa dalam pembelajaran sejarah. Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan tersebut, maka skema kerangka
pikir dalam penelitan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 : Skema Kerangka Pikir
Guru Pelajaran sejarah
Persiapan guru ·
Pemahaman guru tentang
lxviii Sumber: Penulis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Sartono Kartodirjo 1992 : 29 metodologi merupakan konsep teoritik yang membahas dan membicarakan berbagai metode atau ilmu metode-