lxxv dalam perkembangan proses Islamisasi di Indonesia, Akulturasi Budaya
Islam di Kudus, Menara Kudus sebagai Wisata Ritual, pada SMU NU Al Ma’ruf Kudus Kelas XI IPS 1 Semester 1 Tahun Pelajaran 2008 2009.
D. Teknik Cuplikan
Penelitian tentang proses Islamisasi dan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah ini menggunakan cuplikan yang disebut sebagai
internal sampling
. Dalam cuplikan yang bersifat internal, cuplikan diambil untuk mewakili informasinya bukan populasinya, dengan kelengkapan dan
kedalamannya yang tidak perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya, karena jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu
dengan lebih lengkap dan benar daripada informasi yang diperoleh dari jumlah narasumber yang lebih banyak, yang mungkin kurang mengetahui dan
memahami informasi yang sebenarnya. Sampling dalam penelitian kualitatif, dari sifatnya yang
internal
tersebut mengarah pada kemungkinan generalisasi teoretis H.B Sutopo 2006 : 63.
Dalam implementasi metode resitasi pada pelajaran sejarah dengan objek Menara Kudus, cuplikan informasi diambil dari kepala sekolah, guru,
siswa dan tokoh masyarakat berdasarkan kualitas informasi dan bukan kuantitas informasinya.
Menurut Sanggar Kanto dalam Burhan Bungin 2003 : 51 Sampling adalah proses pemilihan atau penentuan sample contoh menunjuk pada
bagian dari populasi. Sampling dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam prosedur sampling penelitian kualitatif yang terpenting adalah bagaimana
lxxvi menentukan informan kunci atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi
sesuai dengan fokus penelitian. Sampling di sini adalah cara untuk mengambil sampel penelitian, yaitu
menentukan informan yang dinggap mampu menjawab dan memecahkan permasalahan yang diajukan. Maksud sampling dalam hal ini adalah untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber. Dengan demikian tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan yang
nantinya dikembangkan dalam generalisasi. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik. Maksud kedua dari
sampling ialah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif tidak ada
sampel acak, tetapi sampel bertujuan
purposive sample
. Sampel bertujuan dapat diketahui ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Rancangan sampel yang muncul tidak dapat ditentukan atau ditarik
terlebih dahulu 2.
Pemilihan sampel secara keseluruhan 3.
Penyesuaian berkelanjutan dari sampel 4.
Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan Penelitian ini adalah kualitatif maka teknik sampling tidak
menggunakan
probability sampling
seperti yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif, disini setiap warga populasi mempunyai peluang yang
sama terpilih sebagai sampel. Konsep sampel dalam penelitian kualitatif berkaitan bagaimana memilih informan atau situasi sosial tertentu yang dapat
lxxvii memberikan informasi yang mantap dan terpercaya mengenai elemen-elemen
yang ada karakteristik elemen-elemen yang tercakup dalam fokus topik penelitian. Pada paradigma naturalistik mulai dengan asumsi-asumsi bahwa
konteks itu kritis sehingga masing-masing konteks itu ditangani dari segi konteksnya itu sendiri Moleong, 2006 : 165.
E. Teknik Pengumpulan Data