Kendala yang muncul dalam Penggunaan Metode Resitasi dan upaya pemecahannya.

cxxii persiapan guru sejarah menyusun silabus, RPP, Indikator, Instrumen, bahan ajar materi, membuat petunjuk dan pelaksanaan, menentukan batas waktu. Tahap pelaksanaan langkah-langkah kegiatannya meliputi pemberian tugas, siswa mengerjakan melaksanakan tugas, mencatat dan mengidentifikasi berbagai bukti-bukti, fakta historis tentang proses Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah, menyusun laporan hasil survey pengamatan di Menara Kudus baik secara individu maupun kelompok. Tahap pertanggungjawaban siswa dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil laporannya melalui diskusi kelas untuk mendapatkan tanggapan dari hasil temuannya. Tahap selanjutnya adalah tindak lanjut dengan mengadakan evaluasi dan penilaian baik secara individu maupun kelompok. Tahap pelaporan hasil pelaksanaan tugas mempelajari materi sejarah Islamisasi dengan menggunakan metode resitasi di lokasi menara Kudus,terlebih dahulu siswa diberi tugas untuk mempresentasikan dihadapan temannya yang dilanjutkan dengan diskusi.

3. Kendala yang muncul dalam Penggunaan Metode Resitasi dan upaya pemecahannya.

Menurut LS CLW. 08, tanggal 15 Nopember 2008 metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah dihadapkan berbagai cxxiii permasalahan baik yang menyangkut kendala teknis maupun non teknis. Kendala teknis yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu kesulitan guru dalam mengidentifikasi SK KD-nya, penyusunan petunjuk dan pelaksanaan metode resitasi, persiapan dalam pembuatan instrumen, sarana dan prasarana pendidikan. keterbatasan guru dalam membimbing siswa dalam membuat laporan hasil penugasan di Menara Kudus, kesulitan dalam mengevaluasi hasil penugasan. Kendala non tehnis menyangkut transportasi dan akomodasi yang digunakan untuk menunjang kelancaran siswa dalam menerapkan kegiatan pembelajaran ini. Alokasi waktu dalam pembelajaran sejarah dirasa masih kurang memadai, perlunya waktu dan tenaga untuk studi wisata ke Menara Kudus, kesulitan guru dalam melakukan pengawasan dan bimbingan kepada siswa ketika melakukan observasi dan survey untuk menggali informasi yang ada di Menara Kudus, Kendala yang lain dihadapi di lapangan yaitu guru mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan siswa baik secara individu maupun kelompok ketika sampai di Menara Kudus karena siswa kecenderungan sulit diatur oleh ketua kelompoknya, mereka suka berpencar semaunya sendiri dan bergerombol tidak mematuhi aturan yang telah ditentukan dalam kelompoknya bahkan kebanyakan bermain-main dengan teman- temannya seperti bercanda ria, berpose foto dan sebagainya, Banyaknya pengunjung di Menara Kudus menyebabkan siswa kurang konsentrasi dan percaya diri karena merasa gerak geriknya dilihat oleh banyak orang, cxxiv kesulitan siswa dalam mencari nara sumber atau informan yang mampu memberikan petunjuk dan bukti-bukti tentang keberadaan Menara Kudus sebagai sumber sejarah, guru mengalami kesulitan ketika membimbing dan mengarahkan siswa setelah sampai di Menara Kudus, kadang dalam kegiatannya tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya karena guru belum mampu mengkoordinasikan dan mengendalikan siswa ketika di lapangan. Menurut ESN CLW. 12, tanggal 15 Nopember 2008 kendala- kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus dihadapkan pada banyak kendala yaitu kendala intern dan kendala ekstern. Kendala intern yang berasal dari dalam yang meliputi : sekolah, guru, siswa, orang tua wali murid, dan komite sekolah. Kendala intern yang berasal dari pihak sekolah yaitu kurangnya dukungan sarana dan prasarana transportasi dan akomodasi. Kendala yang dihadapi guru adalah alokasi waktu yang disediakan oleh pihak sekolah yang dianggap kurang memadai, sehingga guru merasa kesulitan untuk mengatur dalam pembelajaran sejarah. Guru mengalami kesulitan ketika memasukkan SK KD karena sejarah Islamisasi hanya sedikit disinggung dalam materi pembelajaran sejarah, dan keberadaan Menara Kudus hanya sebagai salah satu contoh dari hasil pengaruh kebudayaan Islam di Indonesia yang bersifat local genius . cxxv Guru mengalami kesulitan dalam membimbing, mengawasi ketika mengadakan observasi, survey dan penyusunan laporan karena guru sejarah SMA NU Al-Ma’ruf Kudus hanya berjumlah dua orang. Keterbatasan sarana prasarana transportasi dan akomodasi untuk mendukung kegiatan pembelajaran Islamisasi dengan metode resitasi, memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran. Kendala intern dari siswa yaitu motivasi siswa masih kurang karena metode resitasi yang diberikan oleh guru bersifat tugas kelompok sehingga hanya siswa tertentu yang aktif dalam memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah. Banyaknya pengunjung di Menara Kudus menyebabkan siswa kurang konsentrasi dan percaya diri, kesulitan siswa dalam mencari nara sumber atau informan yang mampu memberikan petunjuk dan bukti-bukti tentang keberadaan Menara Kudus sebagai sumber sejarah, guru mengalami kesulitan ketika membimbing dan mengarahkan siswa setelah sampai di Menara Kudus kadang dalam kegiatannya tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya, guru kesulitan dalam mengkoordinasi dan mengendalikan siswa. Siswa merasa kurang antusias karena Menara Kudus sering dilihat serta dikunjungi sehingga dianggap hal yang biasa, banyaknya literatur yang mengupas Menara Kudus sehingga pada waktu dipandu oleh guru sejarah dan guide kurang memperhatikan dan kecenderungan bercanda dan mengobrol sendiri. Kecenderungan hasil laporan penugasan mencontoh dari kakak-kakak kelas terdahulu. cxxvi Siswa merasa mata pelajaran sejarah kurang begitu penting karena hanya mata pelajaran yang di UAS kan saja dan kurang berpengaruh terhadap kelulusan sehingga ada sebagian siswa kecenderungan kurng tertarik Kendala yang dihadapi oleh orang tua adalah kendala keamanan dan pengawasan terhadap siswa. Karena pemanfaatan Menara Kudus sebagai sumber sejarah termasuk dalam kegiatan di luar kelas yang sifatnya studi wisata maka orang tua siswa perlu mendapatkan jaminan keamanan. Komite Sekolah belum mengetahui secara detail tentang metode resitasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah, karena penerapan metode tersebut membutuhkan perencanaan pembelajaran yang matang untuk berkunjung ke menara, dalam penyusunan laporan hasil kunjungan siswa mengalami kesulitan dan membutuhkan waktu,dan ketekunan, sedangkan keberadaan mata pelajaran sejarah sendiri tidak masuk UAN, sehingga komite sekolah khawatir dengan metode resitasi yang bersifat studi wisata dapat mengganggu konsentrasi siswa pada pelajaran yang diujinasionalkan, yang berpengaruh terhadap kelulusan. Selain kendala intern juga kendala ekstern. Kendala ekstern disebabkan oleh situasi lingkungan seperti banyaknya jumlah pengunjung yang hadir pada saat siswa mengadakan survey, observasi dan identifikasi di Menara Kudus siswa mengalami terganggu cxxvii konsentrasinya. Kendala pengkoordinasian dan pengendalian siswa ketika studi wisata di Menara Kudus yang tidak sesuai dengan rencana karena siswa berkecenderungan bermain-main sendiri dengan teman- temannya sehingga lupa tujuan pokoknya. Menurut informan MC Kepala Sekolah SMA NU Al- Ma’ruf CLW. 04, tanggal 8 Nopember 2008, dalam penerapan metode resitasi guru sejarah dan siswa SMA NU Al-Ma’ruf Kudus dihadapkan banyak kendala baik kendala intern atau pun ekstern, kendala teknis maupun non teknis. Kendala ini muncul bukan saja pada penggunaan metode resitasi tetapi metode lain pun mengalami hal yang sama. Hal ini patut disadari bahwa dalam menerapkan suatu metode pembelajaran pasti ada kelebihan dan kelemahan, keberhasilan dan ketidakberhasilan. Berkaitan dengan hal ini, kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah yakni : guru sulit mengontrol orisionalitas hasil pekerjaan siswa secara individu. Guru mengalami kesulitan dalam mengontrol hasil penugasan secara kelompok, apakah benar-benar dikerjakan secara bersama-sama dengan kelompoknya ataupun hanya dikerjakan satu orang saja tetapi diakui kerja kelompok sehingga siswa yang aktif dan pasif mendapatkan nilai sama. Siswa seringkali melakukan penipuan karena hasil laporan penugasan merupakan hasil meniru menyontek laporan dari kakak kelasnya. Bagi siswa dan kelompok yang memiliki obsesi untuk cxxviii mendapatkan nilai baik maka pengerjaannya dimintakan bantuan orang lain Metode resitasi pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah membutuhkan waktu, tenaga, dan ketekunan sehingga membuat siswa merasa terbebani. Kurangnya koordinasi guru dalam memberikan tugas menyebabkan siswa merasa terbebani. Menurut R CLW. 24, tanggal 15 Nopember 2008 kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah yaitu banyaknya tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dari berbagai mata pelajaran sehingga menjadi beban siswa. Pemanfaatan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus dengan menggunakan metode resitasi membutuhkan konsekuensi untuk hadir dan melakukan observasi, survey, serta pengamatan terhadap Menara Kudus baik dari segi historis, arkeologis, arsitektur, dan kehidupan lingkungan sekitar serta tindak lanjut dari hasil temuan tersebut dengan membuat laporan yang harus dipertanggungjawabkan melalui presentasi dan diskusi kelompok di depan kelas sehingga membutuhkan waktu, biaya dan tenaga. Menurut informan DD LCW. 16, tanggal 22 Nopember 2008 kendala yang muncul dalam penggunaan metode resitasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah dapat berasal dari siswa, guru, dan YM3SK. Kendala yang disebabkan oleh siswa yaitu cxxix motivasi dan antusiasme siswa masih rendah karena banyaknya siswa yang pasif dan kurang bersungguh-sungguh dalam menggali informasi tentang Menara Kudus. Keadaan ini terlihat ketika siswa diterangkan dan ditunjukkan di lokasi Menara masih banyak yang berbicara sendiri dengan teman-temannya, berpose foto-foto sendiri dengan temannya, dan banyak siswa yang tidak bertanya. Kendala dari guru yakni pengawasan dan bimbingan guru masih kurang ketika siswa mengadakan survey, observasi dan mengidentifikasi bangunan Menara Kudus. Hal ini terlihat siswa banyak yang berkeliaran dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Kendala dari YM3SK yaitu terbatasnya personil yang menjadi guide untuk memfasilitasi dan memberikan keterangan informasi tentang Menara Kudus kepada siswa sehingga informasi yang disampaikan tidak dapat menyeluruh dan kurang detail. Berdasarkan dari berbagai pendapat para informan di atas, dapat disimpulkan bahwa kendala yang muncul dalam penggunaan metode resitasi adalah kendala teknis maupun nonteknis, kendala intern maupun kendala ekstern. Kendala teknis meliputi: kesulitan mengidentifikasi SK KD-nya, penyusunan petunjuk dan pelaksanaan metode resitasi, pembuatan instrumen, sarana dan prasarana pendidikan akomodasi, transportasi, alokasi waktu, keterbatasan dana, kesulitan pengawasan dan bimbingan kepada siswa, keterbatasan guru dalam membimbing siswa dalam membuat laporan dan evaluasi. Kendala cxxx nonteknis meliputi: kesulitan dalam mengkoordinasikan dan mengendalikan siswa ketika di objek Menara Kudus, banyaknya pengunjung di Menara Kudus menyebabkan siswa kurang konsentrasi dan percaya diri. Kendala Intern berasal dari dalam yang meliputi: pihak sekolah,guru, siswa, orang tua wali murid, dan komite sekolah. Sedangkan kendala ekstern berasal dari situasi dan kondisi lingkungan objek Menara Kudus, sedikit banyaknya pengunjung,cuaca dan sebagainya. Menurut LS CLW. 08, tanggal 15 Nopember 2008 upaya yang dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam penggunaan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah yang menyangkut kendala teknis maupun nonteknis. Dalam memecahkan kendala teknis pada pelaksanaan pembelajaran sejarah untuk mengatasi kesulitan guru dalam mengidentifikasi SK KD-nya, penyusunan petunjuk dan pelaksanaan metode resitasi, persiapan dalam pembuatan instrumen dapat dilakukan melalui cara berkoordinasi dengan MGMP sejarah Untuk pembelajaran sejarah proses Islamisasi di Kudus dengan menggunakan Menara sebagai sumber sejarah dapat dilakukan dengan pemberian resitasi SK KD nya dapat dilaksanakan di kelas X dengan Kompetensi Dasar “Dasar-dasar Penelitian Ilmu Sejarah”, sedangkan untuk kelas XI tinggal memperdalami dan tidak melakukan observasi, cxxxi survey kembali cukup menyempurnakan hasil laporan penelitian terdahulu yang pernah dijalaninya. Upaya mengatasi masalah dari kendala sarana dan prasarana pendidikan, akomodasi, dan transportasi dapat dilakukan melalui koordinasi dengan Kepala Sekolah, komite sekolah agar turut mencarikan solusi pemecahannya, dengan mengusahakan segala keperluan, pengadaan sarana dan prasarana akomodasi dan transportasi siswa sehingga akan menunjang kelancaran KBM, juga perlunya kerjasama MGMP sejarah dalam mengidentifikasi SK KD untuk materi proses Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus. Upaya untuk memecahkan masalah alokasi waktu dalam pembelajaran sejarah yang kurang memadai dapat dilakukan dengan mengadakan pembelajaran secara terintegrasi, mengatasi kesulitan guru dalam melakukan pengawasan dan bimbingan kepada siswa ketika melakukan observasi dan survey untuk menggali informasi yang ada di Menara Kudus dapat dilakukan dengan mengefektifkan dan memberdayakan kepada ketua kelompok untuk membantu pengawasan dan membagi tugas sehingga semua siswa aktif dalam mencari informasi tentang Menara Kudus yang dapat menjadi bukti proses Islamisasi di Kudus. Keterbatasan guru dalam membimbing siswa untuk membuat laporan hasil penugasan di Menara Kudus dapat diatasi melalui tutor sebaya. Artinya siswa yang pandai dapat membantu temannya untuk membimbing dalam menyusun laporan. Upaya guru untuk mengatasi cxxxii kesulitan dalam mengevaluasi hasil penugasan dengan cara membuat kriteria penilaian yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses untuk menilai tingkat keaktifan siswa baik pada saat melakukan observasi, survey maupun diskusi kelompok. Sedangkan penilaian hasil dapat dilakukan melalui hasil ulangan harian untuk kompetensi dasar. Kendala nonteknis meliputi : guru mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan siswa baik secara individu maupun kelompok ketika sampai di Menara Kudus dapat dipecahkan melalui pembuatan peraturan dan tata tertib kepada siswa serta mempersiapkan berbagai langkah-langkah seperti mengadakan briefing pengarahan terlebih dahulu sebelum siswa berangkat menuju lokasi Menara Kudus dengan mengefektifkan ketua kelompok untuk mengkoordinir kelompoknya dengan baik. kesulitan siswa dalam mencari nara sumber atau informan yang mampu memberikan petunjuk dan bukti-bukti tentang keberadaan Menara Kudus sebagai sumber sejarah dapat dilakukan dengan memberikan surat permohonan dan pemberitahuan kepada YM3SK untuk mengirim guide membantu dan mendampingi siswa ketika melakukan observasi, survey dan identifikasi saat studi wisata. Menurut ESN CLW. 13, tanggal 22 Nopember 2008 upaya untuk memecahkan dari kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan metode resitasi dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran cxxxiii sejarah di SMA NU Al-Ma’ruf Kudus yang berkaitan dengan kendala intern dan kendala ekstern dapat dilakukan dengan jalan mengkoordinasikan kegiatan resitasi ini dengan meminta partisipasi dari berbagai pihak yang meliputi Kepala Sekolah, guru, siswa, orang tua wali murid, dan komite sekolah, dan YM3SK. Upaya untuk memecahkan kendala intern yang berasal dari pihak sekolah yaitu kurangnya perhatian terhadap mata pelajaran yang tidak diuji nasionalkan, guru dan siswa meminta agar memberikan perhatian yang sama terhadap mata pelajaran baik yang diujiannasionalkan maupun yang tidak karena memiliki tujuan yang sama yakni mendidik dan mencerdaskan anak bangsa untuk menguasai berbagai IPTEK. Kendala yang dihadapi guru berkaitan alokasi waktu yang disediakan oleh sekolah yang dirasa kurang memadai, sehingga guru merasa kesulitan untuk mengatur dalam pembelajaran sejarah dapat dilakukan dengan jalan menerapkan pembelajaran terintegrasi seperti tugas mandiri maupun kelompok, pengayaan dan pendalaman materi dengan memanfaatkan literatur di perpustakaan. Guru melakukan koordinasi dengan MGMP sejarah dan bekerjasama dengan YM3SK untuk membantu dalam membimbing dan mengawasi siswa ketika mengadakan observasi, survey dan penyusunan laporan. Kendala intern dari siswa yaitu kurangnya motivasi dan keaktifan siswa dapat diupayakan pemecahannya dengan jalan memberikan cxxxiv dorongan semangat, menanamkan kesadaran kepada siswa serta membantu berbagai kesulitan dalam mengerjakan tugas resitasi. Kendala sarana dapat dipecahkan melalui iuran, tabungan atau penyediaan anggaran dari pihak sekolah. Kendala kurangnya pemahaman Komite Sekolah terhadap metode resitasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah dapat diberikan argumentasi dan alasan-alasan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan memasukkan program tahunan dan dianggarkan melalui RAPBS karena resitasi ini mengimplementasikan dari visi dan misi sekolah. Kendala ekstern disebabkan oleh situasi lingkungan seperti banyaknya pengunjung, peziarah yang hadir, dapat dipecahkan dengan meminta informasi dari YM3SK tentang hari-hari yang padat pengunjung dan hari yang sepi pengunjung sehingga siswa dalam mengadakan survey, observasi dan identifikasi di Menara Kudus bisa dengan cermat dan konsentrasi yang baik. Menurut informan MC kepala sekolah SMA NU Al- Ma’ruf CLW. 04, tanggal 8 Nopember 2008, upaya untuk memecahkan kendala yang muncul dalam penggunaan metode resitasi dapat dilakukan berbagai upaya mengontrol keaslian hasil pekerjaan siswa secara individu maupun kelompok, kreativitas dan keaktifan siswa, memberikan efek jera kepada siswa yang hasil laporannya hanya meniru dari kakak kelasnya dengan cara mengulang, melakukan prinsip efektivitas baik waktu, tenaga dan biaya dan melakukan koordinasi cxxxv dengan pihak-pihak yang terkait yang ada hubungan dengan penerapan metode resitasi sehingga tidak membebani siswa. Menurut R CLW. 24, tanggal 15 Nopember 2008 upaya untuk memecahkan kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber pembelajaran sejarah yaitu memberikan masukan kepada guru dan meminta petunjuk pelaksanaan serta tata cara mengerjakan tugas resitasi dan berbagai konsekuensi yang ditanggung siswa berkaitan dengan penerapan metode resitasi baik ketika persiapan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, penilaian dan tindak lanjutnya. Menurut informan DD LCW. 16, tanggal 22 Nopember 2008 upaya memecahkan masalah kendala yang muncul dalam penggunaan metode resitasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah baik yang berasal dari siswa, guru, dan YM3SK dapat dilakukan dengan memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa agar sungguh- sungguh dalam menggali informasi tentang Menara Kudus agar mereka mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang maksimal. Upaya untuk memecahkan kendala persiapan guru dan keterbatasan guide di Menara Kudus maka diperlukan kerjasama saling membantu baik dalam kepengawasan, pembimbingan dan penggalian informasi tentang Menara Kudus sehingga informasi yang disampaikan kepada siswa detail dan menyeluruh. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya pemecahan dari berbagai kendala yang dihadapi dalam penggunaan metode resitasi baik teknis maupun non teknis, intern maupun ekstern cxxxvi dapat dilakukan dengan jalan membina kerjasama dengan komponen- komponen yang terkait seperti guru, siswa, Kepala Sekolah, orang tua wali murid, komite sekolah, dan YM3SK untuk mencarikan solusi pemecahan follow up berbagai permasalahan yang muncul dalam penggunaan metode resitasi pada pembelajaran sejarah Islamisasi dengan memanfaatkan Menara Kudus sebagai sumber sejarah dapat terwujud sehingga tujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran sejarah dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

C. Pokok – pokok Temuan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NU AL MA’RUF KUDUS

2 24 274

SUMBANGAN MOTIVASI DAN KONDISI FISIK SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI PUTRA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN 2013

0 21 90

MAKALAH SUNAN KUDUS

1 4 8

UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA TIM DALAM KELOMPOK BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 22

2015 UPAYA MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN BERBANTUAN MIND MAP PADA SISWA KELAS X SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI

0 0 22

IMPLEMENTASI METODE EKSPLORASI, PENGENALAN DAN APLIKASI KONSEP (EPA) DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN KELAS X DI SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 27

IMPLEMENTASI METODE EKSPLORASI, PENGENALAN DAN APLIKASI KONSEP (EPA) DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN KELAS X DI SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 11

b. Gagasan berdirinya SMA NU AL Ma’ruf Kudus - IMPLEMENTASI METODE EKSPLORASI, PENGENALAN DAN APLIKASI KONSEP (EPA) DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN KELAS X DI SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016

0 3 32

2. Sejarah Berdirinya Madrasah - STRATEGI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI MA NU BANAT KUDUS (STUDI KASUS DI MA NU BANAT KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 53

IMPLEMENTASI METODE BERCERITA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK (STUDI KASUS DI RA MUSLIMAT NU AL KHURRIYA 01 BESITO GEBOG KUDUS) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 24