Penelitian Relevan Kerangka Pikir

29 e. Demonstrasi Demonstrasi menurut Moeslichatoen 2004: 27 merupakan kegiatan menunjukkan dan menjelaskan cara mengerjakan sesuatu. Dengan adanya demonstrasi maka anak akan lebih paham dalam mengerjakan suatu hal. f. Proyek Menurut Moeslichatoen 2004: 27 metode proyek merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Kegiatan proyek sangat penting dalam pembelajaran anak usia dini karena dapat meningkatkan kerjasama antar anak. g. Pemberian tugas Menurut Moeslichatoen 2004: 28 pemberian tugas diberikan pada anak untuk mengerjakan tugas sesuai petunjuk guru. Dari beberapa metode pembelajaran yang telah disebutkan di atas maka dalam mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama banyak, dan tidak sama banyak menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dan pemberian tugas. Guru mendemonstrasikan cara bagaimana menghitung dengan menggunakan benda konkret dan selanjutnya guru memberikan tugas kepada anak sesuai dengan petunjuk guru, baik menghitung dengan menggunakan benda konkret maupun saat mengerjakan LKA yang diberikan oleh guru.

G. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu yang dilakukan oleh Tita Krisindar Pramesti 2013 dengan judul “Meningkatkan Kemampuan 30 Mengenal Konsep Banyak –Sedikit Melalui Media Papan Flanel Pada Anak Kelompok A di TK ABA Pampang II Gunungkidul”. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa pengenalan banyak-sedikit dapat diperkenalkan di kelompok TK A dengan memberi tanda yang sesuai pada kelompok benda mengalami kenaikan. Hasil penelitian ini pada Siklus I dengan kriteria baik terdapat 9 anak 47,4 dan pada Siklus II dengan kriteria baik meningkat menjadi 17 anak 89,5 . Penelitian lain yang dilakukan oleh Zaroh Nurlaily 2012 dengan judul “Upaya Meningkatkan Mengenal Angka Melalui Penggunaan Benda Konkret pada Anak Kelompok A di TK ABA Pampang II Gunungkidul”. Hasil dari penelitian ini pada Siklus I dengan kriteria baik hanya 7 anak 53,83 dan pada Siklus II dengan kriteria baik meningkat menjadi 11 anak 84,62. Sehingga penggunaan benda konkret sangat cocok digunakan di kelompok A dengan rentang usia anak 4-5 tahun.

H. Kerangka Pikir

Perkembangan kognitif merupakan aspek yang sangat penting untuk proses berpikir seseorang. Kemampuan berpikir seseorang juga berkaitan dengan kemampuan dalam memahami konsep matematika. Seseorang yang memiliki perkembangan kognitif yang baik maka dengan mudah memahami konsep matematika. Pada usia 4-5 tahun perkembangan kognitif anak salah satunya anak dapat memahami tentang konsep banyak dan sedikit. Membandingkan konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama merupakan hal yang sama dengan membandingkan dua kelompok benda. 31 Mengingat teori Piaget dalam Slamet Suyanto, 2005: 55 yang mengatakan bahwa anak usia 4-5 tahun berada pada tahap pra operasional. Dalam hal ini anak belum dapat berpikir abstrak. Anak masih membutuhkan bantuan benda konkret dalam memahami suatu pembelajaran yang sifatnya abstrak. Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti 1993: 55 bahwa memanfaatkan benda konkret sebagai media pembelajaran siswa akan lebih aktif dan dapat mengamati, menangani, memanipulasi, mendiskusikan, dan menjadi alat untuk meningkatkan kemauan siswa menggunakan sumber belajar serupa. Sedangkan menurut Ibrahim dan Syaodih 2008: 118 bahwa benda konkret dapat memberi kesempatan untuk anak mengalami situasi yang nyata dan melatih menggunakan alat inderanya sebanyak mungkin. Melihat teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan benda konkret maka anak dapat merasakan, melihat, dan berinteraksi dengan benda konkret tersebut. Anak dapat berinteraksi dengan menghitung langsung menggunakan benda konkret. Dari teori yang telah dijelaskan oleh Sungkono 2007: 29 bahwa terdapat dua benda konkret yaitu benda konkret yang nyata dari alam dan benda konkret yang dibuat oleh manusia. Benda konkret nyata merupakan benda yang benar- benar nyata tanpa perubahan, sedangkan benda konkret buatan manusia merupakan benda konkret yang dibuat oleh manusia yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Untuk mengenalkan konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama banyak, dan tidak sama banyak dalam mngenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama dapat menggunakan media konkret berupa miniatur yang sesuai dengan tema yang dibahas pada pembelajaran hari itu. 32 Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dibuat kerangka pikir yaitu: Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Usia 4-5 tahun anak sudah dapat mengenal konsep banyak dan sedikit. Membandingkan dengan lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama merupakan hal yang sama dengan membandingkan dua kelompok benda. Di lapangan menunjukkan kemampuan mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama di kelompok A2 masih rendah. Faktor penyebabnya yaitu media yang digunakan guru jarang menggunakan benda konkret, guru belum banyak menggunakan alat peraga dalam pembelajaran sehingga perhatian anak kurang fokus. Peningkatan kemampuan mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama menggunakan benda konkret di kelompok A2. Benda konket merupakan benda yang nyata sesuai dengan aslinya. Melalui benda konkret anak dapat belajar dengan mudah karena anak dapat berinteraksi langsung dengan benda konkret, menghitung langsung, melihat, dan lebih aktif dalam pembelajarannya. Kemampuan mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama di kelompok A2 dapat meningkat dengan cara menghitung kedua kelompok benda dan menentukan kedua kelompok benda yang memiliki jumlah lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama. 33

I. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir tersebut peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut “Kemampuan mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, tidak sama dapat ditingkatkan menggunakan benda konkret di kelompok A2 TK ABA Gendingan”. 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK. Menurut Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi 2015: 2 Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang memaparkan proses maupun hasil di kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan menurut Suroso 2009: 30 Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas. Dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang sengaja dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas tersebut. Penelitian ini dilakukan oleh guru kelas dan dapat berkolaborasi dengan teman sejawat ataupun orang yang ahli dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas yang dikemas dalam bentuk penelitian kelas kolaboratif. Menurut Suharsimi dkk 2015: 19 penelitian kolaboratif merupakan penelitian yang dilakukan dua atau lebih peneliti dilaksanakan bersama dan menyusun laporan bersama. Peneliti dalam melakukan perencanaan, pengumpulan data, dan evaluasi dibantu oleh kolaborator. Dalam penelitian ini peneliti sebagai pengamat proses penelitian sedangkan guru sebagai pengajar saat penelitian berlangsung. Desain Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan PTK model Kemmis dan Taggart. Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2011: 21 model Kemmis dan Taggart memiliki empat

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA KELOMPOK B TK 03 JATIWARNO Upaya Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Melalui Kegiatan Outbound Pada Kelompok B Tk 03 Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA MELALUI KEGIATAN OUTBOUND PADA KELOMPOK B TK 03 JATIWARNO Upaya Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Melalui Kegiatan Outbound Pada Kelompok B Tk 03 Jatiwarno Kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 12

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dalam Mengenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Dakon (Penelitian Pada Anak Kelompok B di TK ABA Sawahan Kabupaten Klaten Tahun 2011/201

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJA SAMA MELALUI BERMAIN PERAN PADA KELOMPOK B DI TK PERTIWI PILANG II Upaya Meningkatkan Kemampuan Bekerja Sama Melalui Bermain Peran Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi Pilang Ii Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJA SAMA MELALUI BERMAIN PERAN PADA KELOMPOK B DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Bekerja Sama Melalui Bermain Peran Pada Kelompok B Di Tk Pertiwi Pilang Ii Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN KOTAK MATEMATIKA KELOMPOK AI DI TK ABA MARGOMULYO III.

1 10 151

KEMAMPUAN MENGENAL SUKU KATA AWAL SAMA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS PAUD 4 TIRTOMARTANI KECAMATAN KALASAN.

3 76 119

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL OPERASI BILANGAN MELALUI BENDA KONKRET DI KELOMPOK B TK TPA KUPU-KUPU KALASAN SLEMAN.

0 0 147

MENINGKATKAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN MELALUI GERAK MANIPULATIF untuk ANAK KELOMPOK B2 TK ABA GENDINGAN YOGYAKARTA.

0 0 152

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B1 MELALUI PERMAINAN DENGAN SIMPAI DI TK ABA GENDINGAN YOGYAKARTA.

2 33 165