45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum Tindakan
Sebelum melakukan Tindakan Penelitian Kelas hal pertama yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi. Berdasarkan hasil pengamatan
diketahui bahwa kemampuan kognitif anak terutama dalam mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama masih banyak anak yang merasa
kesulitan dan kebingungan. Ketika pembelajaran berlangsung, guru menerangkan dalam bentuk tulisan tanpa alat peraga dan hanya menggunakan Lembar Kerja
Anak dalam mengejakan konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama. Anak juga terlihat bosan dan tidak tertarik dalam pembelajaran yang
diberikan guru. Dari pengamatan tersebut didapat data mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama di kelompok A2 sebagai berikut.
Tabel 6. Hasil Kondisi Awal Sebelum Tindakan.
No Materi
Hasil Pra Siklus Rata-Rata
Unjuk Kerja LKA
1 Sama.
50 44,2
47,1 2
Tidak sama. 46,1
46,1 46,1
3 Lebih banyak.
46,1 40,3
43,2 4
Lebih sedikit. 46,1
42,3 44,2
Berdasarkan tabel 6 maka presentase yang diperoleh setelah hasil observasi dan portofolio digabung menjadi satu maka diperoleh hasil rata-rata
yaitu konsep sama adalah 47,1, tidak sama adalah 46,1, lebih banyak adalah 43,2, dan lebih sedikit adalah 44,2. Hal ini masih jauh dengan kriteria
46 keberhasilan yang ditetapkan. Dengan demikian perlu adanya tindakan dalam
meningkatkan kemampuan mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama melalui benda konkret.
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, peneliti menyiapkan beberapa hal yaitu: 1
Merencanakan jadwal dan tema. Penelitian tindakan kelas Silkus I ini dilakukan 4 kali pertemuan. Dalam
penelitian ini, tema menyesuaikan dengan tema yang sedang digunakan. 2
Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian RPPH Penyusunan RPPH dilakukan oleh guru dan peneliti. Kegiatan dilakukan
sesuai dengan tema dan sub tema yang sedang digunakan. 3
Menyiapkan media pembelajaran dan Lembar Kerja Anak LKA Peneliti menyiapkan media pembelajaran konkret dengan membuat
miniatur yang disesuaikan dengan tema dan sub tema yang terdiri dari bus, setir mobil, pak kusir, dan kuda. LKA dibuat oleh peneliti juga sesuai dengan tema dan
sub tema. 4
Menyiapkan alat dokumentasi dan lembar check list. Lembar check list yang digunakan adalah mengenai kemampuan anak
dalam mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama yang sudah divalidasi oleh ahlinya.
47
b. Tindakan
1 Siklus I Pertemuan 1
Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 6 Februari 2017 dengan indikator sama dan tidak sama. Benda konkret yang digunakan pada
pertemuan pertama adalah miniatur bus. Pada pertemuan ini guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu. Kegiatan pertama yaitu mengenalkan
konsep sama dan tidak sama dan selnjutnya melakukan kegiatan yang telah direncanakan oleh guru. Guru mengenalkan benda konkret pada anak yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Guru meletakkan beberapa miniatur bus menjadi dua kelompok dan anak bersama-sama menghitung jumlah dua kelompok bus
tersebut. Guru menanyakan kepada anak klompok mana benda yang memiliki
jumlah sama dan mana yang memiliki jumlah tidak sama. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang agar anak memahaminya. Selanjutnya guru mempersiapkan satu
baris pasangan kelompok benda konkret dan meminta satu-persatu anak untuk mencoba menghitung dan membandingkan kedua kelompok benda. Setiap anak
mendapatkan soal konsep sama dan tidak sama. Setelah menghitung menggunakan benda konkret, anak diminta untuk mengerjakan LKA. Berikut
merupakan hasil dari kemampuan anak mengenal konsep sama dan tidak sama. Tabel 7. Hasil Mengenal Konsep Sama dan Tidak Sama Siklus I Pertemuan 1
Hari Indikator
Hasil Rata-Rata
Unjuk Kerja
LKA Senin, 6 Februari
2017 Sama
69,2 63,4
66,3 Tidak Sama
63,4 65,3
64,35
48 Dari tebel di atas maka dapat dilihat perbandingan antara Pra Tindakan
dengan hasil dari Siklus I pertemuan 1 yaitu: Tabel 8. Perbandingan Pra Siklus dengan Siklus I Pertemuan 1.
Materi Pra Siklus
Siklus I Pertemuan 1 Sama
47,1 66,3
Tidak Sama 46,1
64,35
Dengan melihat tabel perbandingan hasil antara Pra Siklus dengan Siklus I pertemuan 1 terlihat bahwa kemampuan anak mengenal konsep sama dan tidak
sama telah meningkat.
2 Siklus I Pertemuan 2
Siklus I pertemuan 2 dilakukan pada hari Rabu, 8 Februari 2017 dengan masih melakukan penelitian tindakan indikator sama dan tidak sama. Benda
konkret yang digunakan adalah miniatur bus dan setir bus. Kegiatan pertama diisi dengan penelitian tindakan mengenal konsep sama dan tidak sama. Guru
mengenalkan pada anak media benda konkret yang akan digunakan yaitu bus dan setir bus. Benda konkret tersebut diletakkan oleh guru di atas kertas asturo
menjadi dua kelompok benda konkret. Selajutnya anak diminta untuk menghitung benda konkret yang sudah disediakan oleh guru. Guru menanyakan pada anak
mana kelompok benda yang memiliki jumlah sama dan tidak sama. Hal tersebut dilakukan berkali-kali hingga anak paham. Selanjutnya guru mempersiapkan satu
baris pasangan kelompok benda konkret dan meminta satu-persatu anak untuk mencoba menghitung. Setiap anak mendapatkan soal sama dan tidak sama.
Setelah menghitung menggunakan benda konkret, anak diminta untuk
49 mengerjakan LKA. Berikut merupakan hasil dari kemampuan anak mengenal
konsep sama dan tidak sama: Tabel 9. Hasil Mengenal Konsep Sama dan Tidak Sama Siklus I Pertemuan 2
Hari Indikator
Hasil Rata-Rata
Unjuk Kerja LKA
Rabu, 8 Februari 2017 Sama 75
73 74
Tidak Sama 78,8
71,1 74,95
Dari tebel di atas maka dapat dilihat perbandingan antara Siklus I pertemuan 1 dengan hasil dari Siklus I pertemuan 2 yaitu:
Tabel 10. Perbandingan Siklus I Pertemuan 1 dengan Siklus I Pertemuan 2. Materi
Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2
Konsep Sama 66,3
74 Konsep Tidak Sama
64,35 74,95
Dengan melihat tabel perbandingan hasil antara Siklus I pertemuan 1 dengan Siklus I pertemuan 2 terlihat bahwa kemampuan anak mengenal konsep
sama dan tidak sama telah meningkat.
3 Siklus I Pertemuan 3
Siklus I pertemuan 3 dilakukan pada hari Kamis, 9 Februari 2017 dengan melakukan penelitian tindakan indikator lebih banyak dan lebih sedikit. Benda
konkret yang digunakan adalah miniatur kuda. Kegiatan pertama diisi dengan Penelitian Tindakan Kelas mengenalkan konsep lebih banyak dan lebih sedikit.
Guru mengenalkan pada anak tentang benda konkret yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya guru meletakkan beberapa miniatur kuda menjadi dua
kelompok dan anak bersama-sama menghitung jumlah dua kelompok miniatur kuda tersebut. Guru menanyakan kepada anak apakah kedua kelompok tersebut
sama atau tidak.
50 Guru menjelaskan kepada anak bahwa tidak sama dapat dibagi lagi dalam
kelompok lebih banyak dan lebih sedikit. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang. Selanjutnya guru mempersiapkan satu baris pasangan kelompok benda konkret
dan meminta satu-persatu anak untuk mencoba menghitung. Setiap anak mendapatkan soal lebih banyak dan lebih sedikit. Berikut merupakan hasil dari
kemampuan anak mengenal konsep lebih banyak dan lebih sedikit: Tabel 11. Hasil Mengenal Konsep Lebih Banyak dan Lebih Sedikit Siklus I
Pertemuan 3 Hari
Indikator Hasil
Rata-Rata Unjuk Kerja
LKA Kamis, 9 Februari 2017 Lebih Banyak
65,3 61,5
63,4 Lebih Sedikit
69,2 65,3
67,25
Dari tebel di atas maka dapat dilihat perbandingan antara Pra Siklus dengan hasil dari Siklus I pertemuan 3 yaitu:
Tabel 12. Perbandingan Pra Siklus dengan Siklus I Pertemuan 3. Materi
Pra Siklus Siklus I Pertemuan 3
Lebih Banyak 43,2
63,4 Lebih Sedikit
44,2 67,25
Dengan melihat tabel perbandingan hasil antara Pra Siklus dengan Siklus I pertemuan 3 terlihat bahwa kemampuan anak mengenal konsep konsep lebih
banyak dan lebih sedikit meningkat.
4 Siklus I Pertemuan 4
Siklus I pertemuan 4 dilakukan pada hari Sabtu, 11 Februari 2017 dengan masih melakukan penelitian tindakan indikator lebih banyak dan lebih sedikit.
Benda konkret yang digunakan adalah miniatur kuda dan pak kusir. Guru mengenalkan pada anak media benda konkret yang akan digunakan. Benda
51 konkret tersebut diletakkan oleh guru di atas kertas asturo menjadi dua kelompok
benda konkret. Selajutnya anak diminta untuk menghitung benda konkret yang sudah disediakan oleh guru. Guru menanyakan pada anak jumlahnya sama atau
tidak. Guru mengingatkan kepada anak bahwa tidak sama dapat dibagi lagi
dalam kelompok lebih banyak dan lebih sedikit. Guru memberikan contoh tentang cara menghitung konsep sama dan tidak sama. Kegiatan ini dilakukan berulang-
ulang sehingga anak mudah memahaminya. Selanjutnya guru mempersiapkan satu baris pasangan kelompok benda konkret dan meminta satu-persatu anak untuk
mencoba menghitung. Setiap anak mendapatkan soal lebih banyak dan lebih sedikit. Setelah mengerjakan menghitung benda konkret, anak diminta
mengerjakan LKA mengenai konsep lebih banyak dan lebih sedikit. Berikut merupakan hasil dari kemampuan anak mengenal konsep lebih banyak dan lebih
sedikit: Tabel 13. Hasil Mengenal Konsep Lebih Banyak dan Lebih Sedikit Siklus I
Pertemuan 4 Hari
Indikator Hasil
Rata-Rata Unjuk
Kerja LKA
Sabtu, 11 Februari 2017
Lebih Banyak 75
76,9 75,95
Lebih Sedikit 78,8
76,9 77,85
Dari tebel di atas maka dapat dilihat perbandingan antara Siklus I pertemuan 3 dengan hasil dari Siklus I pertemuan 4 yaitu:
Tabel 14. Perbandingan Pra Siklus dengan Siklus I Pertemuan 1. Materi
Siklus I Pertemuan 3 Siklus I Pertemuan 4
Lebih Banyak 63,4
75,95 Lebih Sedikit
67,25 77,85
52 Dengan melihat tabel perbandingan hasil antara Siklus I pertemuan 3
dengan Siklus I pertemuan 4 terlihat bahwa kemampuan anak mengenal konsep lebih banyak dan lebih sedikit meningkat.
c. Observasi
Selama kegiatan penelitian berlangsung, peneliti melakukan pengamatan yang bertujuan untuk mengamati kemampuan anak dalam mengenal konsep lebih
banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan pada saat pembelajaran berlangsung dan nantinya akan dilakukan
perhitungan rata-rata. Observai ini dilakukan oleh peneliti saat guru melakukan tindakan di kelas. Berikut merupakan tabel kemampuan dalam mengenal konsep
lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama Siklus I dari pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Tabel 15. Kemampuan Mengenal Konsep Lebih Banyak, Lebih Sedikit, Sama, dan Tidak Sama Siklus I.
Pertemuan Materi
Hasil 1
Mengenal konsep sama 66,3
Mengenal konsep tidak sama 64,35
2 Mengenal konsep sama
74 Mengenal konsep tidak sama
74,95 3
Mengenal konsep lebih banyak 63,4
Mengenal konsep lebih sedikit 67,25
4 Mengenal konsep lebih banyak
75,95 Mengenal konsep lebih sedikit
77,85
Dari empat pertemuan tersebut maka dilakukan rata-rata setiap indikator untuk mengetahui peningkatannya. Berikut merupakan tabel rata-rata kemampuan
anak kelompok A2 dalam mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan
53 tidak sama menggunakan benda konkret pada Siklus I dari pertemuan pertama,
kedua, ketiga, dan keempat. Tabel 16. Rata-Rata Kemampuan Mengenal Konsep Lebih Banyak, Lebih Sedikit,
Sama, dan Tidak Sama Siklus I. No
Materi Hasil 1
Hasil 2 Rata-Rata
1 Mengenal konsep sama
66,3 74
70,15 2
Mengenal konsep tidak sama 64,35
74,95 69,65
3 Mengenal konsep lebih banyak
63,4 75,95
69,67 4
Mengenal konsep lebih sedikit 67,25
77,85 72,55
Dengan menggunakan benda konkret sebagai media, maka dalam mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama banyak, dan tidak sama
banyak mengalami peningkatan. Dari tabel di atas maka dapat dilihat peningkatannya melalui grafik berikut.
Gambar 3. Grafik Perbandingan Hasil Pra Siklus dan Siklus I. Berdasarkan grafik di atas bahwa kemampuan mengenal konsep sama
pada saat pra tindakan yaitu 47,1. Setelah diberi tindakan dapat meningkat menjadi 70,15. Kemampuan mengenal konsep tidak sama pada saat pra
tindakan yaitu 46,1. Setelah diberi tindakan dapat meningkat menjadi 69,65. Kemampuan mengenal konsep lebih banyak pada saat pra tindakan yaitu 43,2.
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00
Sama = Tidak Sama ≠
Banyak Sedikit
47.10 46.10
43.20 44.20
70.15 69.65
69.67 72.55
Pra Siklus Siklus I
54 Setelah diberi tindakan dapat meningkat menjadi 69,67. Kemampuan mengenal
konsep lebih sedikit pada saat pra tindakan yaitu 44,2. Setelah diberi tindakan dapat meningkat menjadi 75,55.
d. Reflesksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru mendiskusikan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan dan hambatan yang terjadi ketika
pembelajaran mengenal konsep lebih banyak, lebih sedikit, sama, dan tidak sama. Refleksi dilakukan setelah melihat pembeajaran Siklus I pada pertemuan pertama,
kedua, ketiga, dan keempat. Refleksi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pada Siklus II. Berikut merupakan hambatan pada Siklus I:
1 Media yang digunakan terlalu kecil sehingga anak suka kelompatan ketika
menghitung benda konkret. 2
Masih banyak anak yang memasuki alas yang digunakan untuk menghitung sehingga mengganggu anak yang sedang menghitung.
Berdasarkan diskusi antara guru dengan peneliti maka dapat diberikan beberapa solusi untuk mengatasi hambatan pada Siklus I yaitu:
1 Media yang digunakan diperbesar sehingga anak lebih mudah melihat dan
menghitung dengan teliti. 2
Ketika anak menjawab pertanyaan, guru meminta anak untuk maju ke depan satu persatu sesuai nomor presensi dan antri sehingga anak tidak duduk di alas
yang digunakan untuk menghitung benda konkret dan guru selalu memberikan motivasi.
3 LKA dibuat secara acak sehingga anak berpikir tidak hanya sekedar hafalan.
55 Berdasarkan hasil perbandingan rata-rata antara pra tindakan dengan
Siklus I terdapat peningkatan yang cukup baik. Dari hasil observasi pada Siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan sehingga peneliti
bersama dengan guru merencanakan dan melakukan kembali penelitian tindakan ke Siklus II dengan adanya perbaikan sesuai dengan refleksi pada Siklus I.
3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II