56
c. Kompetensi Merek Brand Competence Kompetensi merek brand competence mengacu pada kemampuan merek
untuk memecahkan masalah konsumen dan memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Kompetensi merek ini bisa dinilai konsumen melalui pengalaman
pemakaian produk langsung maupun lewat komunikasi gethok tular informasi dari mulut ke mulut. Konsumen akan memiliki kepercayaan pada suatu merek
jika merek tersebut memiliki kompetensi yang baik. d. Reputasi Merek Brand Reputation
Reputasi Merek brand reputation mengacu pada pendapat orang lain bahwa merek tertentu bagus dan andal. Merek yang memiliki reputasi baik akan
lebih dipercayai oleh konsumen. Reputasi merek ini bisa terbentuk melalui periklanan, public relation, kualitas produk, dan kinerja produk.
e. Kepercayaan Terhadap Perusahaan Trust in the Company Kepercayaan terhadap perusahaan trust in the company adalah tingkat
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan yang memiliki merek bersangkutan. Tingkat kepercayaan konsumen terhadap perusahaan mempengaruhi tingkat
kepercayaan terhadap merek yang diproduksi perusahaan tersebut.
2.2.3. Jenis-jenis Kepercayaan
Berdasarkan definisi kepercayaan, baik trust maupun belief, mengandung unsur persepsi konsumen terhadap keterhandalan suatu objek produk atau merek
dan kemauankesediaan untuk mempercayai objek tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini istilah trust dan belief tidak dibedakan dalam penggunaan dan
dapat diutarakan secara silih berganti.
57
Mowen dan Minor 2002: 312 membagi kepercayaan ke dalam tiga jenis: a. Kepercayaan Atribut-Objek Object-Attribute Beliefs
Kepercayaan atribut-objek adalah pengetahuan tentang sebuah objek memiliki atribut khusus.
b. Kepercayaan Atribut-Manfaat Attribute-Benefit Beliefs Kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang
seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu.
c. Kepercayaan Objek-Manfaat Object-Benefit Beliefs Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang
seberapa jauh produk, orang, atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu.
Atribut Kepercayaan Manfaat atribut manfaat
Kepercayaan Kepercayaan
Objek atribut objek manfaat
Objek
Gambar 2.7 Pembentukan Kepercayaan Diantara Objek, Atribut, dan Manfaat
Mowen dan Minor, 2002: 312
Kendaraan Roda
Empat Kendaraan
Jalan Pedesaan
Kendaraan Sport Serba
Guna
58
Uraian gambar di atas adalah sebagai berikut : Kepercayaan atribut objek menghubungkan sebuah atribut dengan objek,
seperti seseorang, barang, atau jasa. Jadi, kepercayaan bahwa sebuah kendaraan roda empat dikendarai pada jalan pedesaan merupakan kepercayaan atribut-objek.
Melalui kepercayaan atribut-objek, konsumen menyatakan apa yang mereka ketahui tentang sesuatu dalam hal variasi atributnya.
Seseorang mencari produk dan jasa yang akan menyelesaikan masalah- masalah mereka dan memenuhi kebutuhan mereka, dengan kata lain memiliki
atribut yang akan memberikan manfaat yang dapat dikenal. Hubungan antara atribut dan manfaat ini menggambarkan kepercayaan atribut-manfaat. Persepsi
bahwa sebuah kendaraan yang dikendarai di tanah lapang memberikan pandangan yang lebih baik tentang jalan merupakan kepercayaan atribut manfaat.
Jenis kepercayaan ketiga dibentuk dengan menghubungkan objek dan manfaatnya. Pada kasus kendaraan sport serba guna, kepercayaan objek manfaat
akan timbul karena dengan membeli sebuah Ford Explorer atau Jeep Cherokee, individu akan memiliki pandangan yang sangat baik tentang jalanan.
Menurut Fishbein dan Ajzen 1975 dalam Bar-Tal 1990: 13, kepercayaan dapat dibedakan berdasarkan pada asal pembentuknya, yaitu:
a. Kepercayaan deskriptif Kepercayaan deskriptif dibentuk berdasarkan pada dasar pengalaman
langsung. Pengalaman ini diambil dari persepsi. Melalui indera, individu menyerap informasi yang bermanfaat sebagai dasar jenis kepercayaan ini.
59
b. Kepercayaan inferensial Kepercayaan inferensial bergerak di luar kejadian yang langsung dapat
diamati dan berdasarkan pada aturan logis yang menghasilkan kesimpulan. Kepercayaan ini terbentuk melalui pemikiran dan berdasar pada cerita-cerita yang
dikumpulkan dari masa lalu. c. Kepercayaan informasional
Kepercayaan informasional terbentuk berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh sumber luar, seperti perorangan, buku, televisi, radio, koran, atau
majalah.
2.2.4. Karakteristik Kepercayaan