59
b. Kepercayaan inferensial Kepercayaan inferensial bergerak di luar kejadian yang langsung dapat
diamati dan berdasarkan pada aturan logis yang menghasilkan kesimpulan. Kepercayaan ini terbentuk melalui pemikiran dan berdasar pada cerita-cerita yang
dikumpulkan dari masa lalu. c. Kepercayaan informasional
Kepercayaan informasional terbentuk berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh sumber luar, seperti perorangan, buku, televisi, radio, koran, atau
majalah.
2.2.4. Karakteristik Kepercayaan
Tujuh karakteristik kepercayaan menurut Krech dan Crutchfield 1948 dalam Bar-Tal 1990: 15 adalah sebagai berikut:
a. Jenis Perbedaan dalam jenis mengarah pada berbagai kategori yang dapat
mengklasifikasikan kepercayaan. b. Isi
Isi mengarah pada topik-topik khusus yang merpakan pokok dari kepercayaan.
c. Ketelitian Ketelitian menggambarkan kejelasan dan perbedaan suatu kepercayaan
dari kepercayaan lainnya. Bila beberapa kepercayaan itu jelas, eksplisit, dan berbeda, maka kepercayaan lain akan samar, membingungkan, dan tidak ada
bedanya.
60
d. Kekhususan Kekhususan mengacu pada hubungan antara rangkaian kepercayaan. Bila
beberapa kepercayaan tampaknya berdiri sendiri-sendiri, maka kepercayaan lain berhubungan dengan rangkaian kepercayaan yang lain.
e. Kekuatan Kekuatan menggambarkan kemampuan kepercayaan untuk bertahan dalam
waktu yang lama. Bila beberapa kepercayaan tidak segera berubah, maka kepercayaan lain akan cepat dan mudah berubah.
f. Kepentingan Kepentingan menggambarkan besarnya pengaruh kepercayaan terhadap
perilaku seseorang. Beberapa kepercayaan sangat penting dalam perilaku harian seseorang, sedangkan kepercayaan yang lain tidak begitu penting.
g. Ragam Ragam berhubungan dengan derajat kepercayaan yang dapat ditunjukkan.
Rokeach 1960 dalam Bar-Tal 1990:15 mengemukakan bahwa ada tiga dimensi besar untuk menggolongkan sistem kepercayaan. Dimensi pertama membedakan
sistem kepercayaan dan sistem ketidakpercayaan. Sistem kepercayaan terbentuk untuk mewakili semua kepercayaan, aturan, harapan atau hipotesis, kesadaran,
dan ketidaksadaran yang diterima manusia sebagai satu kebenaran di dunia. Sistem kepercayaan mengandung kepercayaan-kepercayaan yang ”bagi seseorang
atau orang lain adalah sebuah kesalahan”. Dimensi ini dapat dibedakan berdasarkan pada derajat pemisahan dan perbedaan. Sifat pembentuk
menggambarkan tentang derajat kepercayaan antara satu orang dengan lainnya.
61
Dimensi kedua, dimensi periperis pusat, mengacu pada kandungan dan sumber kepercayaan. Kepercayaan pusat berhubungan dengan sifat fisik dunia,
sifat iri, dan sifat orang lain. Dimensi ketiga menggambarkan referensi seseorang pada waktu. Beberapa kepercayaan mengandung perspektif besar tentang waktu
yang terdiri dari waktu lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang, sedangkan kepercayaan lain menitik beratkan pada satu waktu tanpa menunjukkan
kelanjutan dari masa lampau ke masa depan. Selanjutnya, Rokeach 1960 dalam Bar-Tal 1990:15 menggabungkan
dimensi kedua dan ketiga, dan menyatakan bahwa semakin terpusatnya satu kepercayaan, maka akan semakin rentan perubahannya, dan akan semakin
terhubung dengan kepercayaan lain. Kepercayaan pusat sebagian besar diambil dari seseorang yang menghadapi subjek kepercayaan dan didukung oleh
kesepakatan konsensus sosial. Menurut Bem 1970 dalam Bar-Tal 1990:15-16, sangat memungkinkan
untuk mengelompokkan kepercayaan dengan tiga sifat yang menyinggung hubungan antara kepercayaan-kepercayaan, yaitu:
a. Derajat kepercayaan yang berbeda struktur vertikal Hal ini berarti bahwa perluasan kepercayaan berdasarkan pada rangkaian
silogistik panjang atau dengan kata lain perpanjangan kepercayaan berdasarkan pada kesimpulan kuasi-logis.
62
b. Perluasan kepercayaan secara umum Perluasan kepercayaan secara umum berdasarkan pada struktur horizontal
yang tergantung pada jumlah rantai silogisme yang menghasilkan sejumlah kepercayaan.
c. Derajat sentral Hal ini menggambarkan bebrapa kepercayaan lain, sedangkan perubahan
kepercayaan sekitar periperis tidak mempengaruhi kepercayaan lain.
2.2.5. Proses Untuk Menumbuhkan Kepercayaan