Teori Motivasi Teori tentang Motivasi

biasanya peraturan bersifat melindungi dan dapat memberikan motivasi para karyawan untuk bekerja lebih baik. Hal ini terlihat dari banyak perusahaan besar yang memperlakukan sistem prestasi kerja dalam memberikan kompensasi kepada para karyawannya, yang penting semua peraturan yang berlaku dalam perusahaan itu perlu diinformasikan sejelas-jelasnya kepada para karyawannya, sehingga tidak lagi bertanya-tanya, atau merasa tidak mempunyai pegangan dalam melakukan pekerjaan.

2.2.3 Teori Motivasi

2.2.3.1 Teori hierarki kebutuhan Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham Maslow Robbins, 2002, mengemukakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan ke dalam lima hierarki kebutuhan, sebagai berikut: a. Kebutuhan fisiologis physiological Kebutuhan untuk mempertahankan hidup ini disebut juga dengan kebutuhan psikologis, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup dari kematian. Kebutuhan paling dasar ini berupa kebutuhan untuk makan, minum, perumahaan, pakaian, yang harus dipenuhi oleh seseorang dalam upayanya untuk mempertahankan diri dari kelaparan, kehausan, kedinginan, kepanasan, dan sebagainya. b. Kebutuhan rasa aman Menurut Maslow, setelah kebutuhan tingkat dasar terpenuhi, maka seseorang berusaha memenuhi kebutuhannya yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa Universitas Sumatera Utara aman dan keselamatan. Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keamanan ini dapat meliputi: 1. Selalu memberikan informasi agar karyawan dalam bekerja bersikap hati-hati dan waspada. 2. Menyediakan tempat kerja aman dari keruntuhan, kebakaran, dan sebagainya. 3. Memberikan perlindungan asuransi jiwa, terutama bagi karyawan yang bekerja pada tempat rawan kecelakaan. 4. Memberikan jaminan kepastian kerja, bahwa selama mereka bekerja dengan baik, maka tidak akan di PHK-kan, dan adanya jaminan kepastian pembinaan karir. c. Kebutuhan hubungan sosial affiliation Kebutuhan sosial yang sering pula disebut dengan sosial needs, atau affiliation needs merupakan kebutuhan tingkat ketiga dari Maslow. Kebutuhan sosial itu meliputi: 1. Kebutuhan untuk disayangi, dicintai, dan diterima oleh orang lain. 2. Kebutuhan untuk dihormat oleh orang lain. 3. Kebutuhan untuk diikutsertakan dalam pergaulan. 4. Kebutuhan untuk berprestasi. d. Kebutuhan pengakuan esteem Setiap orang yang normal membutuhkan adanya penghargaan diri dan penghargaan prestise diri dari lingkungannya. Penerapan pengakuan atau Universitas Sumatera Utara penghargaan diri ini biasanya terlihat dari kebiasaan orang untuk menciptakan simbol-simbol, yang dengan simbol itu kehidupannya dirasa lebih berharga. e. Kebutuhan aktualisasi diri self actualization Kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan puncak ini biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain, tetapi karena kesadaran dan keinginan diri sendiri. Kebutuhan aktualisasi diri mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan ciri-ciri kebutuhan yang lain, yaitu: 1. Tidak dapat dipenuhi dari luar, karena harus dipenuhi dengan usaha pribadi itu sendiri. 2. Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri ini biasanya seiring dengan jenjang karir seseorang, dan tidak semua orang mempunyai tingkat seperti ini. 2.2.3.2 Teori X dan Y Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia: pada dasarnya satu negatif yang ditandai sebagai Teori X, dan yang lain positif yang ditandai dengan Teori Y Robbins, 2002. Menurut Teori X, empat pengandaian yang dipegang oleh pimpinan adalah sebagai berikut: 1. Karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja dan bilamana dimungkinkan, akan mencoba menghindarinya. 2. Karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. Universitas Sumatera Utara 3. Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan formal bila dimungkinkan. 4. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan di atas semua faktor lain yang dikaitkan dengan kerja dan akan menunjukkan sedikit saja ambisi. Kontras dengan pandangan negatif ini mengenai kodrat manusia, McGregor mendaftar empat pengandaian positif, yang disebutnya Teori Y: 1. Karyawan dapat memandang kerja sama wajarnya seperti istirahat atau bermain. 2. Orang-orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran. 3. Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima, bahkan mengusahakan, tanggung jawab. 4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif pembaruan tersebar meluas dalam populasi dan tidak hanya milik dari mereka yang berada dalam posisi manajemen. 2.2.3.3 Teori dua faktor Teori dua faktor kadang-kadang disebut juga teori motivasi-hygiene dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg Robbins, 2003. a. Faktor pemeliharaan maintenance factor Faktor pemeliharaan, juga disebut hygiene factor, merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman, dan kesehatan. Faktor-faktor Universitas Sumatera Utara pemeliharaan ini meliputi hal-hal gaji, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang menyenangkan, hubungan antar karyawan, administrasi dan kebijakan perusahaan. Faktor pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari pimpinan, agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan. Faktor-faktor pemeliharaan bukanlah motivasi bagi karyawan, tetapi merupakan keharusan yang harus diberikan pimpinan kepada mereka demi kesehatan dan kepuasan bawahan. b. Faktor motivasi Faktor pemuas yang disebut juga motivator, merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri orang yang bersangkutan intrinsik. Faktor motivator ini mencakup prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan tampaknya dikaitkan dengan kepuasan kerja. Menurut Herzberg, faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja terpisah dan berbeda yang memberikan ketidakpuasan kerja. Oleh karena itu, pimpinan yang mencoba menghilangkan faktor-faktor yang dapat menciptakan ketidakpuasan kerja dapat memberikan kedamaian tetapi belum tentu memberikan motivasi. Mereka lebih menentramkan tenaga kerja mereka daripada memotivasi mereka. Hasilnya, karakteristik seperti administrasi dan kebijakan perusahaan, supervise, hubungan antar karyawan, kondisi kerja, dan gaji yang dicirikan oleh Herzberg sebagai faktor-faktor higienis. Ketika faktor- faktor tersebut memadai, orang tidak akan menjadi tidak puas; maupun menjadi Universitas Sumatera Utara puas. Jika kita ingin memotivasi orang dalam pekerjaannya, Herzberg menyarankan untuk menekankan pada prestasi, pengakuan, kerja itu sendiri, tanggung jawab, dan kemajuan. Hal tersebut merupakan karakteristik yang dianggap orang berharga secara intrinsik. 2.2.3.4 Teori ERG Clayton P. Alderfer, mengemukakan teorinya dengan nama teori ERG Existence, Relatedness, Growth Ivancevich, Konopaske, Matteson, 2006. Teori ini merupakan modifikasi dari teori hierarki kebutuhan Maslow. a. Existence keberadaan Existence, merupakan kebutuhan seseorang untuk dapat dipenuhi dan terpeliharanya keberadaan yang bersangkutan sebagai seorang manusia di tengah- tengah masyarakat atau perusahaan. Existence ini meliputi kebutuhan psikologis rasa lapar, haus, tidur dan kebutuhan rasa aman. b. Relatedness kekerabatan Kekerabatan, merupakan keterkaitan antara seseorang dengan lingkungan sosial sekitarnya. Dalam teori kekerabatan ini mencakup semua kebutuhan yang melibatkan hubungan seseorang dengan orang lain. Kebutuhan ini sebanding dengan kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial dan sebagian kebutuhan prestise, dalam teori Maslow. Universitas Sumatera Utara c. Growth pertumbuhan Kebutuhan akan pertumbuhan dan perkembangan ini merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri seseorang, seperti pertumbuhan kreativitas dan pribadi.

2.3 Teori tentang Kepuasan Kerja