Evaluasi Kinerja Teori tentang Kinerja

output rutin serta output non rutin, kualitas kerja yang meliputi ketepatan, ketelitian, keterampilan serta kebersihan, ketepatan waktu, kemampuan untuk bekerjasama. Berdasarkan definisi kinerja yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas hasil kerja individu dan kelompok dalam suatu aktivitas atau periode tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan dan keinginan berprestasi.

2.4.2 Evaluasi Kinerja

2.4.2.1 Pengertian evaluasi kinerja Evaluasi kinerja merupakan pendapat yang bersifat evaluatif atas sikap, perilaku seseorang, atau prestasi sebagai dasar untuk keputusan dan rencana pengembangan personil Kreitner dan Kinicki, 2001. Pendapat lain mengemukakan sebagi proses mengevaluasi pekerja pada berbagai dimensi yang berkaitan dengan pekerjaan Greenberg dan Baron, 2003. Evaluasi kinerja dapat dipergunakan untuk sejumlah kepentingan organisasi. Manajemen menggunakan evaluasi untuk mengambil keputusan tentang sumber daya manusia. Evaluasi memberikan masukan untuk keputusan penting seperti promosi, mutasi, dan pemberhentian. 2.4.2.2 Tujuan evaluasi kinerja Organisasi atau perusahaan perlu mengetahui berbagai kelemahan dan kelebihan pegawai sebagai landasan untuk memperbaiki kelemahan dan menguatkan kelebihan, dalam rangka meningkatkan produktivitas dan pengembangan pegawai. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan penilaian kinerja secara periodik yang berorientasi pada masa lalu atau masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Menurut Mathis dan Jackson 2001 penilaian kinerja performance appraisal-AP adalah proses evaluasi seberapa baik pegawai mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikannya dengan para pegawai. Selain itu juga penilaian kinerja dapat digunakan untuk: 1. Mengetahui pengembangan, yang meliputi: a identifikasi kebutuhan latihan, b umpan balik kinerja, c menentukan transfer dan penugasan, dan d identifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan. 2. Pengambilan keputusan administratif, yang meliputi: a keputusan untuk menentukan gaji, promosi, mempertahankan atau memberhentikan karyawan, b pengukuran kinerja karyawan, c pemutusan hubungan kerja, dan d mengidentifikasi yang buruk. 3. Keperluan perusahaan, yang meliputi: a perencanaan SDM, b menentukan kebutuhan pelatihan, c evaluasi pencapaian tujuan perusahaan, d informasi untuk identifikasi tujuan, e evaluasi terhadap sistem SDM, dan f penguatan terhadap kebutuhan pengembangan perusahaan. 4. Dokumentasi, yang meliputi: a kriteria untuk validitas penelitian, b dokumentasi keputusan-keputusan tentang SDM, dan c membantu untuk memenuhi persyaratan hukum. Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi syarat-syarat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Dengan Universitas Sumatera Utara demikian, penilaian prestasi adalah merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya Rivai, 2004. Di dalam dunia usaha yang berkompetensi secara global perusahaan memerlukan kinerja tinggi. Pada saat yang bersamaan karyawan memerlukan umpan balik atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku mereka di masa yang akan datang. Para pekerja juga ingin mendapatkan umpan yang bersifat positif atas berbagai hal yang mereka lakukan dengan baik, walaupun kenyataannya hasil penilaian prestasi tersebut masih lebih banyak berupa koreksikritik. Penilaian kinerja digunakan perusahaan untuk menilai kinerja karyawannya atau mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan. Penilaian kinerja yang digunakan dengan benar akan bermanfaat bagi karyawan, pimpinan departemen sumber daya manusia dan pada akhirnya bagi perusahaan sendiri. Menurut Robbins 2002, penilaian kinerja memiliki sejumlah tujuan dalam berorganisasi, yaitu: 1. Manajemen menggunakan penilaian untuk mengambil keputusan personalia secara umum. Penilaian memberikan informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan yang penting dalam hal promosi, transfer, ataupun pemberhentian. 2. Penilaian memberikan penjelasan tentang pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan. Dalam hal ini, penilaian menjelaskan keterampilan dan daya saing para pekerja yang belum cukup tetapi dapat diperbaiki jika suatu program yang memadai dikembangkan. Universitas Sumatera Utara 3. Penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai kriteria untuk program seleksi dan pengembangan yang disahkan. Karyawan kontrak baru yang kinerjanya masih rendah, dapat diidentifikasi melalui penilaian kinerja. 4. Penilaian kinerja juga untuk memenuhi tujuan umpan balik yang ada terhadap para pekerja tentang bagaimana organisasi memandang kinerja mereka. 5. Penilaian kinerja digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan atau menentukan penghargaan. Keputusan tentang siapa yang mendapatkan peningkatan pembayaran yang pantas dan penghargaan-penghargaan lainnya ditentukan melalui penilaian kinerja. 2.4.2.3 Metode penilaian kinerja Robbins 2003 menemukan beberapa metode yang dapat dipergunakan tentang bagaimana mengevaluasi kinerja karyawan. Teknik yang dapat dipergunakan dalam penilaian kinerja adalah: 1. Written Essays esai tertulis Metode yang paling mudah untuk menilai suatu kinerja adalah dengan menulis sebuah narasi yang menggambarkan kelebihan, kekurangan, prestasi waktu lampau, potensi dan saran-saran mengenai seorang karyawan untuk perbaikan. 2. Critical Incidents keadaan kritis Teknik ini mengevaluasi perilaku yang menjadi kunci dalam membuat perbedaan antara menjalankan pekerjaan secara efektif dengan tidak efektif. Di sini yang menjadi kunci adalah perilaku yang sifatnya khusus, dan bukan sifat-sifat personal yang samar. Universitas Sumatera Utara 3. Graphic Rating Scales grafik skala penilaian Salah satu metode tertua dan terpopuler untuk penilaian adalah dengan menggunakan grafik skala penilaian. Di dalam metode ini, dicatat faktor-faktor kinerja, seperti kualitas dan kuantitas kerja, tingkat pengetahuan, kerjasama, loyalitas, kehadiran, kejujuran, dan inisiatif. Metode ini juga memberikan analisis yang kuantitatif dan analisis perbandingan. 4. Behaviorally Anchored Rating Scales skala peningkatan perilaku Teknik ini merupakan pendekatan skala yang mengkombinasi elemen utama dari critical incident dan graphic rating scale. Penilai memeringkat pekerja berdasarkan butir-butir sepanjang kontinum, tetapi titiknya adalah contoh perilaku aktual pada pekerjaan tertentu daripada deskripsi umum atau sifat. 5. Paired Comparison perbandingan multipersonal Teknik ini merupakan metode evaluasi yang membandingkan masing-masing pekerja dengan setiap pekerja lain dan menyusun peringkat berdasar pada jumlah nilai superior yang dicapai pekerja. Cara ini bersifat relatif, bukan sebagai alat pengukur yang absolut. Tiga pembanding yang sangat popular adalah peringkat urutan kelompok, peringkat individu, dan perbandingan berpasangan. 2.4.2.4 Penilai kinerja Untuk mendapatkan informasi atas kinerja pegawai, maka ada beberapa pihak baik itu perorangan ataupun kelompok yang biasanya melakukan penilaian atas kinerja pegawai. Menurut Robbins 2001, ada lima pihak yang dapat melakukan penilaian kinerja karyawan, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Atasan langsung Sekitar 95 dari semua evaluasi kinerja pada tingkat bawah dan menengah dari organisasi dijalankan oleh atasan langsung karyawan itu karena atasan langsung yang memberikan pekerjaan dan paling tahu kinerja karyawannya. 2. Rekan sekerja Penilaian kinerja yang dilakukan oleh rekan sekerja dilaksanakan dengan pertimbangan, pertama, rekan sekerja dekat dengan tindakan. Interaksi sehari-hari memberikan kepada karyawan pandangan menyeluruh terhadap kinerja seorang karyawan dalam pekerjaan. Kedua, dengan menggunakan rekan sekerja sebagai penilai menghasilkan sejumlah penilaian yang independen. 3. Evaluasi diri Evaluasi itu cenderung mengurangi kedefensifan para karyawan mengenai proses penilaian dan evaluasi ini merupakan sarana yang unggul untuk merangsang pembahasan kinerja karyawan dan atasan karyawan. 4. Bawahan langsung Penilaian kinerja karyawan oleh bawahan langsung dapat memberikan informasi yang tepat dan rinci mengenai perilaku seorang atasan karena lazimnya penilai mempunyai kontak yang sering dengan yang dinilai. 5. Pendekatan menyeluruh 360 Penilaian kinerja karyawan yang dilakukan oleh atasan, pelanggan, rekan sekerja, dan bawahan. Penilaian kinerja ini cocok di dalam organisasi yang memperkenalkan tim. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian mengenai siapa yang biasanya menilai kinerja karyawan dalam organisasi dan dengan mempertimbangkan berbagai hal, maka dalam penelitian ini, penilaian kinerja karyawan dilakukan oleh rekan sekerja.

2.4.3 Standar Kinerja