Kewajiban Pembayar PPh 21 Pegawai Outsorcing PT. MONAGRO
Sesuai dengan Pasal 1 ayat 2 huruf k Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 244PMK.032008, jasa penyedia tenaga kerja outsourcing services
termasuk jasa lain yang dipotong Pajak Penghasilan sebesar 2 dua persen dari jumlah bruto tidak termasuk PPN. Lebih lanjut dalam Surat Edaran
Nomor: SE-53PJ2009 yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah jumlah seluruh penghasilan tidak termasuk pembayaran gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja
yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa.
1
Pembayaran tersebut harus dapat dibuktikan dengan kontrak kerja dan daftar pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan sebagaimana dimaksud. Berdasarkan peraturan diatas, maka jumlah bruto yang dimaksud adalah jasa
manajemen management fee dalam perusahaan penyedia jasa outsourcing tidak termasuk gaji karyawan. Contoh :
Misalnya dalam kontrak yang diterbitkan oleh perusahaan penyedia jasa tenaga kerja outsourcing services, menyebutkan upah karyawan Rp 10.000
dan manajemen fee Rp 1.000 maka penghitungan pajaknya sebagai berikut: Upah Karyawan
: Rp 10.000
Manajemen Fee :
Rp 1.000 Jumlah tagihan
: Rp 11.000
PPN 10 dari tagihan : Rp 11.000 x 10 = Rp 1.100
1
M.Nur Rianto Al Arif, dkk, Teori Mikroekonomi Suatu Perbandingan Ekonimi Islam dan Ekonomi Konvensional, Cetakan Pertama, Jakarta : Kencana, 2010, h. 26.
PPh Pasal 23 yang harus dipotong 2 dari manajemen fee: Rp 1.000 x 2 = Rp 20 jadi jumlah yang dibayarkan setelah dipotong PPh Pasal 23: Rp
11.000 + Rp 1.100 - Rp 20 = Rp 12.080 Pencatatannya adalah:
Beban :
Rp 11.000 PPN Masukan
: Rp 1.100
Hutang PPh Pasal 23 :
Rp 20
Kas :
Rp 12.080 Untuk Pajak PPh Pasal 21 perihal karyawan outsourcing dipotong
dan dilaporkan oleh Perusahaan penyedia outsourcing tersebut. Perusahaan sebagai pengguna jasa hanya memotong PPh Pasal 23 atas Fee yang ditagih
oleh Perusahaan outsourcing Sedangkan PPN Masukan yang ditagih olehnya atas Tagihan Salary ditambah Fee. Seperti contoh diatas maka pembayaran
perushaan pemakai jasa outsourcing wajib membayar sebesar RP.12.080 kepada pemberi jasa outsourcing setiap bulannya.
Dalam kasus ini PT. MONAGRO KIMIA menjelaskan kedalam pembukuan perhitungan keuntungan profit dan perpajakannya dalam
perhitungan sebulan, bahwasanya menggunakan pekerja outsourcing, dalam kasus pajak Putusan Mahakamah Agung Nomor. 574BPKPJK2013 dengan
penjelasan sebagai berikut, : 1. Pembayaran
ke PT
Adikarindo sebesar
Rp.2,952,510,717 Rp.2,717,850,181 + Rp. 234,660,536 merupakan pembayaran atas jasa
penyalur tenaga kerja outsourcing dan Pemohon Banding telah
memotong PPh Pasal 23 atas pembayaran tersebut. Dikarenakan tenaga kerja yang disalurkan merupakan karyawan PT Adikarindo sehingga
Pemohon Banding tidak mempunyai kewajiban untuk memotong PPh Pasal 21 atas pembayaran gaji dan THR tersebut.
2. Housing subsidy Bahwa Pemohon Banding telah membuat koreksi fiskal di SPT Tahunan PPh Badan atas biaya housing subsidy sehingga biaya
tersebut harus dikeluarkan dari rekonsiliasi PPh Pasal 21. 3. Salaries allocated bahwa salaries allocated merupakan biaya penyesuaian
atas total pembayaran gaji yang Pemohon Banding lakukan sehingga harus diperhitungkan di rekonsiliasi PPh Pasal 21.
4. Jamsostek
JKM dan
JKK Bahwa
Terbanding seharusnya
memperhitungkan pembayaran Jamsostek untuk JKM dan JKK sebesar Rp. 67,552,848 Rp. 58,600,812 + Rp. 8,952,036 di rekonsiliasi PPh
Pasal 21. Dengan rincian gambar sebagai berikut :
Gambar 1.3 Argumentasi Pembelaan Objek Pajak PT. Monagro Kimia
Sehingga Pihak PT. MONAGRO KIMIA menambahkannya ke dalam rekonsiliasi PPh Pasal 21, dari penjelasan PT. MONAGRO KIMIA di atas,
maka koreksi pada DPP PPh Pasal 21 sebesar Rp. 2,159,779,821. Terbilang Dua Miliar Seratus Lima Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh
Sembilan dan Delapan Ratus Dua Puluh Satu Rupiah Masuk kedalam pembukuan sesuai perhitungan dengan undang-undang yang berlaku.
Akan tetapi alasan PT. MONAGRO KIMIA tersebut dinyatakan tidak benar dikarenakan bukti terkait kontrak kerja yang di adakan dalam sidang
pengadilan pajak tidak disertakan dan alasan koreksi peneliti fiskus berdasarkan Daftar Hasil Akhir Penelitian Keberatan Nomor: BA-
462PJ.0712009 tanggal 18 Juni 2009 Setelah dinyatakan pembuktian tersebut tidak dapat menunjukkan asli kontrakperjanjian outsourcing dengan
PT. Multi Global Adikar Indo beserta buktidokumen pembayarannya. Dalam kata lain PT. MONAGRO KIMIA tidak menyertakan bukti-bukti dan
perhitungan equalisasi antara biaya-biaya yang dimungkinkan menjadi obyek PPh Pasal 21 di SPT PPh badan dengan SPT Tahunan PPh Pasal 21 dan tidak
dapat membuktikan bahwa rincian biaya yang bukan merupakan obyek PPh Pasal 21 Tahun 2006 PT. MONAGRO KIMIA.