imbalan yang diberikan secara langsung umum oleh pemerintah, gunanya untuk membiayai kebutuhan pemerintah, dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
negara dan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengatur di bidang sosial ekonomi.
4
Dari definisi di atas, maka definisi
yang lebih tepat dalam menggambarkan pajak adalah yang dikemukakan Rochmat Soemitro, dan
Boediono Karena telah memenui unsur-unsur pajak dan menegaskan bahwa pajak memiliki fungi mengatur regulerend, sementara definisi lainnya lebih
mentitik beratkan pajak pada fungsi pembiayaan bugedtair, dan seolah-olah pajak tersebut tidak akan kembali kepada masyarakat.
2. Asas Pemungutan Pajak
Pada abad ke 18, Adam Smith 1723-1790 dalam bukunya An Inquiry into the nature adn Cause of Wealth of Nations menyebutkan asas-asas
pemungutan pajak yang di sebut “ The Four Maxim’s”, yang terdiri dari : a.
Asas Equality asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas
keadilan: Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh
bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak. Dalam keadaan yang sama para wajib pajak harus dikenakan pajak yang sama pula, yang dilakukan
4
Erly Suandy, Hukum Pajak Edisi 5, Cetakan Pertama, Jakarta : Salemba Empat, 2011, h. 7.
seimbang dengan kemampuannya yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatina masing-masing dibawah perlindungan pemerintah.
b. Asas Certainty asas kepastian hukum: Semua pungutan pajak harus
berdasarkan Undang - undang, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum, mulai dari subjeknya, besarnya pajak
dibayar, dan juga ketentuan mengenai waktu pembayarannya.
c. Asas Convinience of Payment asas pemungutan pajak yang tepat
waktu atau asas kesenangan: Pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak, misalnya disaat wajib pajak baru menerima
penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.
d. Asas Effeciency asas efesien atau asas ekonomis: Biaya pemungutan
pajak diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak melebihi dari hasil pemasukan pajaknya.
5
3. Dasar Hukum Pemungutan Pajak
Dasar hukum pemungutan pajak terdapat dalam pasal 23 ayat 2 Undang-undang dasar tahun 1945, yang berbunyi “Segala pajak untuk keperluan
negara berdasarkan Undang-Undang”. Selanjutnya dalam pasal 23 A Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 bahwa pajak dan
pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
5
Ida Zuraida dan L.Y. Hari Sih Advianto, Penagihan Pajak Pajak Pusat dan Pajak daerah. Jakarta : Global Indonesia. 2011, h. 16.