Menghormati sesama
Jujur 17, 24
19
Tabel 3.3 Skala Kecerdasan Emosional
No Dimensi
Indikator Item
Jumlah +
- 1.
Kesadaran diri Mengenali emosi diri sendiri dan
efeknya Mengetahui kekuatan dan kelemahan
diri Keyakinan terhadap kemampuan diri
sendiri 8
19
15 5
12
23 6
2. Pengaturan diri
Mampu mengontrol dan menahan emosi yang mendesak
Memiliki sifat dapat dipercaya jujur dan integritas
Bertanggung jawab atas apa yang dilakukan
Mampu menyesuaikan diri Terbuka terhadap gagasan-gagasan baru
9
13
6
20 24
16
1 7
3. Motivasi
Memiliki dorongan berprestasi 10
4
Komitmen dengan apa yang dilakukan Inisiatif
Optimisme, gigih 3
7 26
4. Empati
Memahami orang lain Berusaha memberikan pelayanan
terbaik bagi orang lain Dapat memanfaatkan jaringan
pertemanan, Mampu membaca arus-arus emosi
sebuah kelompok 29, 22
21
25,28
17 6
5. Keterampilan
sosial Memiliki kemampuan melakukan
persuasi Komunikatif
Dapat menjadi penengah dalam konflik Membangun jaringan dengan teman
sebaya bekerjasama dengan teman sebaya
Bekerjasama dengan teman sebaya 11
14 18
4
2
27, 30 7
3. Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
9
Uji validitas bertujuan untuk mengukur sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya dan uji reliabilitas
untuk mengetahui sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
9
Ibid., h. 203
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment dalam pearson dengan bantuan komputer melalui program SPSS versi
22. Hasil uji validitas item tersebut kemudian dibandingkan dengan r
tabel
= 0,444 pada taraf signifikansi 5 dan n=20 dengan keputusan:
Jika r
hitung
r
tabel
maka dinyatakan valid Jika r
hitung
r
tabel
maka dinyatakan tidak valid
Berikut daftar item yang valid dan tidak valid dalam uji coba instrumen.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel X dan Y
No Variabel
Item Valid
Tidak Valid
1 Religiusitas
X 1,2,4,6,7,9,10,11,12,13,15,19,20,
21,26,29,30 3,5,8,14,16,17,18,22,
23,24,25,27,28
2 Kecerdasan
Emosional Y
2,3,4,5,6,7,8,9,10,13,15,16,20, 21,22,23,24,25,26,27,28,30
1,11,12,14,17, 18,19,29
Sumber: Data Primer Diolah dengan SPSS v.22 4. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan konsistensi hasil
pengukuran. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur suatu gejala yng sama.
10
Uji reliabilitas skala religiusitas dan kecerdasan emosional menggunakan uji statistik Alpha Cronbach dengan enggunakan SPSS v.22. Suatu variabel dikatakan
memiliki reliabilitas yang baik bila memiliki koefisien reliabilitas diatas 0,60. Berdasarkan penghitungan menggunakan SPSS v.22 dihasilkan tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.5 Reliabilitas Variabel X
Tabel 3.6 Reliabilitas Variabel Y
10
Ibid., h. 221
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items ,908
17
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of
Items ,926
22
Berdasarkan dari tabel diatas diperoleh bahwa nilai alpha untuk variabel religiusitas yaitu 0,908 dan untuk variabel kecerdasan emosional yaitu 0,926. Hal
ini berarti instrumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data.
F. Teknik Analisis Data
Dalam rangka menjawab pertanyaan utama penelitian ini, penulis menggunakan metode statistika karena datanya berupa angka-angka yang
merupakan hasil pengukuran atau perhitungan. Untuk mengetahui kecenderungan tiap item jawaban yang yang dipilih seluruh responden peneliti menggunakan
tabel frekuensi. Rumus yang digunakan yaitu:
P : x 100
Keterangan: P
: angka persentase f
: Frekuensi jumlah responden N
: jumlah data responden
Tabel 3.7 Interprestasi Analisis Deskriptif
Kategori Interval Nilai Presentase Skor
Baik 76
– 100 Cukup Baik
56 – 75
Kurang Baik 40
– 55 Tidak Baik
40
Dengan rumus dan interpretasi data sebagai berikut : Mean=
x100 1. Baik jika nilainya pada interval 76-100
2. Cukup Baik jika nilainya pada interval 56-75 3. Kurang Baik jika nilainya pada interval 40- 55
4. Tidak Baik jika nilainya 40 Dalam hal ini berdasarkan hipotesis yang akan diukur peneliti menggunakan
teknik korelasi product moment. Korelasi product moment digunakan untuk menentukan hubungan antara dua gejala interval.
Adapun rumus yang digunakan adalah:
rxy =
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑ ∑
keterangan : r
= koefisien korelasi N
= jumlah responden
∑
= jumlah hasil perkalian X dan Y
∑
= jumlah skor X
∑
= jumlah skor Y
∑
= jumlah kuadrat seluruh
∑
= jumlah kuadrat seluruh nya Setelah diperoleh nilai r, lalu dikonsultasikan ke tabel r- Product- moment
dengan taraf signifikan 5. Atau dengan cara lain yang lebih sederhana yaitu menggunakan interpretasi
terhadap koefisien korelasi yang diperoleh, atau nilai r. Interpretasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,0400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
Apabila diperoleh angka negatif, berarti korelasinya negatif. Ini menunjukkan adanya kebalikan urutan. Indeks korelasi tidak pernah lebih dari
1,00.
11
Kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif atau tidak dengan kriteria pengujian:
r hitung r tabel Pada tahap signifikan 5 maka Ha diterima dan
H ditolak
r hitung r tabel Pada tahap signifikan 5 maka Ha ditolak dan
H diterima
Seluruh perhitungan dalam penelitian ini menggunakan software spss 22.
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
H : tidak terdapat pengaruh signifikan religiusitas terhadap kecerdasan emosi
H
a :
terdapat pengaruh signifikan religiusitas terhadap kecerdasan emosi Term statistiknya
H :
H
a
:
11
Ibid., h. 319-310
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
SLB D-D1 YPAC Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jakarta adalah sekolah yang terletak di Jl. Hang Lekiu III No. 19 Rt. 006 Rw. 004 Kebayoran Baru
– Jakarta Selatan. Telah berdiri sejak tahun 14 Agustus 1987. SLB D-D1 YPAC
Yayasan Pembinaan Anak Cacat Jakarta berdiri di atas lahan seluas 8.084 dengan luas bangunan sebesar 5.200
. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pembinaan Anak Cacat
YPAC Jakarta. YPAC Yayasan Pembinaan Anak Cacat merupakan prakarsa almarhum Prof. Dr. Soeharso dan didirikan oleh Ny. Soemarno Sosroatmojo pada
tanggal 5 November 1954. YPAC Jakarta berupaya memberikan pelayanan kepada anak-anak penyandang cacat yang disebabkan oleh penyakit poliomyelitis
dan cerebral palsy C.P yang mengakibatkan kelayuankelumpuhan pada anggota badan atau hambatan dalam mempergunakannya.
1
Selain itu penyebab tuna daksa yaitu akibat kecelakaan, keturunan, cacat sejak lahir, kelayuan otot-otot, akibat
peradangan otak dan kelayuan motorik yang disebabkan kerusakan pada pusat syaraf cerebrum. Penyebab CP antara lain infeksi pada saat kehamilan misalnya
campak jerman, ruam syaraf, atau bahkan flu, plasenta yang tidak mencukupi, hiperbilirirubinaemia darah anak dan ibu tidak kompatibel, penyakit kronis,
trauma fisik, atau substansi beracun dan X-Rays yang merusak otak janin. CP juga dapat dapat disebbakan oleh kerusakan otak ketika bayi dilahirkan, kelahiran
prematur, hipoksian, demam tinggi, infeksi, keracunan, pendarahan, serta faktor- faktor terkait lainnya yang dapat membahayakan setelah kelahiran.
2
1
Profil Sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta
2
Frieda Mangunsong, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Depok: LPSP3 UI, 2011, cet. 1, h. 25.
Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran di SLB D-DI YPAC Yayasan Pembinaan Anak Cacat mengacu pada kurikulum yang ditetapkan oleh
Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3
2. Visi,Misi, dan Tujuan
a. Visi
“Sekolah yang memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik tuna daksa, menjadi manusia yang mandiri sesuai kemampuannya, beriman, bertaqwa,
sehat, dan berhasil guna dalam kehidupan sehari-hari ”.
b. Misi
1 Menggali dan mengembangkan potensi peserta didik 2 Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan keterampilan
3 Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif 4 Menumbuhkan sikap percaya diri melalui kegiatan pembelajaran.
c. Tujuan
1 Mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari
2 Mengembangkan berbagi kegiatan pembelajaran yang memuat nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
3 Membekali peserta didik dengan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai bekal kemandirian
4 Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4
3
Wawancara dengan kepala sekolah ibu Siti Khoiriyah, Kamis, 20 November 2014, pukul 09.30
4
Profil Sekolah SLB D-D1 YPAC Jakarta