Uji Linieritas Pengujian Persyaratan Analisis

Adapun untuk mengetahui besarnya kontribusi yang ditimbulkan dari variable X terhadap Y digunakan umus koefisien determinasi sebagai berikut : KD = x 100 KD = 0,769129 x 100 KD = 76,91 Berdasarkan tabel diatas, didapat r 2 sebesar 0,877 atau sebesar 76,91. Hal ini menunjukkan bahwa presentase sumbangan variabel religiusitas terhadap kecerdasan emosional siswa sebesar 76,91 atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model religiusitas mampu menjelaskan sebesar 76,91 variasi variabel dependent kecerdasan emosional. Sedangkan sisanya sebesar 23,09 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa remaja yang beragama Islam di SLB D-D1 YPAC Jakarta dengan responden sebanyak 20 orang. Masing-masing responden diberikan angket sebanyak 2 buah untuk masing-masing variabel X dan Y. Jumlah soal dalam angket tersebut sebanyak 39 soal. Angket yang disebarkan kepada responden tersebut telah melewati proses penilaian dengan tujuan untuk memenuhi syarat instrumen yang memadai dan diuji coba kepada 20 orang responden dengan jumlah soal sebanyak 60. Hasil uji validitas religiusitas dan kecerdasan emosional siswa yang diuji cobakan pada 20 responden tersebut yaitu sebanyak 39 soal valid dan 21 soal tidak valid. Nilai alpha untuk variabel religiusitas yaitu 0,908 dan untuk variabel kecerdasan emosional yaitu 0,926. Hal ini berarti instrumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data cukup dapat dipercaya atau reliabel sebagai alat pengumpulan data. Berdasarkan uji peryaratan analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, menunjukan bahwa data telah berkontribusi normal dan memiliki hubungan yang linear, dengan demikian data dalam penelitian ini dapat dipergunakan dalam analisis yang lebih lanjut. Hasil pengujian hipotesis, diperoleh data yang menunjukkan terdapat terdapat pengaruh religiusitas X terhadap kecerdasan emosionalX remaja tuna daksa di SLB D-D1 YPAC Jakarta. Koefisien korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,877 sehingga hubungan antara kedua variabel termasuk pada kategori yang kuat atau tinggi. Besarnya pengaruh variabel religiusitas terhadap kecerdasan emosional dapat diketahui dengan melihat hasil perhitungan uji koefisien determinasi sebesar 76,91 yang berarti bahwa kecerdasan emosional remaja tuna daksa sebesar 76,91 ditentukan oleh religiusitas. Hasil hipotesis juga di dukung dengan pendapat Goleman juga menyebutkan beberapa unsur pembentukan kecerdasan emosional, diantaranya keyakinan, rasa ingin tahu, niat, kendali diri, keterkaitan, kecakapan berkomunikasi, dan koperatif. Selain itu Mahmud al-Zaki mengemukakan bahwa kecerdasan emosional pada dasarnya mempunyai hubungan yang erat dengan kecerdasan uluhiyah ketuhanan. Jika seseorang memiliki tingkat pemahaman dan pengalaman nilai- nilai ketuhanan yang tinggi dalam hidupnya, maka berarti dia telah memiliki kecerdasan emosional yang tinggi pula. 8

D. Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan, tetapi belum sepenuhnya pada tingkat kebenaran mutlak, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan penelitian lanjutan. Hal ini disebabkan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian, antara lain: 1 Penelitian ini masih menggunakan kuesioner tertutup yaitu jawaban kuesioner telah disediakan oleh peneliti sehingga terbatasnya informasi yang didapatkan oleh peneliti. 2 Terbatasnya sampel penelitian, Populasi terjangkaunya hanya terbatas pada siswa remaja SLB D-D1 YPAC Jakarta yang beragama Islam sehingga hasil 8 Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2004, Cet. 7, h. 90.