Pembatasan Masalah Perumusan Masalah

Religiusitas merupakan menifestasi sejauhmana individu meyakini, memahami, mengetahui, menghayati, dan mempraktekkan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Aktifitas beragama tidak hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual, tetapi juga ketika melakukan aktifitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Yakni bukan hanya berkaitan dengan aktifitas yang tampak dan terjadi dalam hati sesorang. Karena itu, menurut Glock dan Stark religiusitas keberagamaan seseorang meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Adapun dimensi-dimensi keberagamaan menurut Glock dan Stark, yaitu: 1 Dimensi keyakinan. 2 Dimensi praktik agama. 3 Dimensi pengalaman. 4 Dimensi pengetahuan. 5 Dimensi pengamalan. 7 Dimensi keyakinan adalah bagian dari keberagamaan yang berkaitan dengan apa yang harus dipercayai termasuk dalam kategori dimensi ideologis. Kepercayaan atau doktrin agama adalah dimensi yang paling dasar. Inilah yang membedakan satu agama dengan agama yang lainnya,bahkan satu mazhab dalam satu agama dari mazhab lainnya. Dimesi praktik agama adalah dimensi keberagamaan yang berkaitan dengan sejumlah perilaku. Yang dimaksud dengan perilaku disini bukanlah perilaku umum yang dipengaruhi keimanan seseorang, melainkan mengacu kepada perilaku-perilaku khusus yang ditetapkan oleh agama, seperti tata cara ibadah, pembaptisan, pengakuan dosa, berpuasa, atau menjalankan ritus-ritus khusus pada hari- hari suci. Shalat dengan menghadap kiblat beserta ruku’ dan sujud adalah simensi ritualistik Islam. 8 Dimensi ini merupakan refleksi langsung dari dimensi 6 Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995, Cet. 2, h. 76. 7 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Agama: Sebuah Pengantar, Bandung: MIZAN, 2005, Cet. 3, h. 43. 8 Ibid.,, h. 44. pertama. Ketika agama mengkonsepsikan adanya Allah yang menjadi pusat penyambahan, disebut juga dimensi praktek agama atau peribadatan ritual. 9 Dimensi pengalaman berkaitan dengan perasaan keagamaan yang dialami oeh penganut agama. Pengalaman keagamaan ini bisa saja terjadi sangat moderat, seperti kekhusukan di dalam shalat atau sangat intens seperti yang dialami oleh para sufi. Dimensi pengalaman adalah bentuk respon kehadiran Tuhan yang dirasakan oleh seseorang atau komunitas keagamaan. Respon kehadiran Tuhan dalam diri seseorang atau komunitas keagamaan tercermin pada adanya emosi keagamaan yang kuat. Terdapat rasa kekaguman, keterpesonaan, dan hormat yang demikian melimpah. Dimensi pengetahuan. Setiap agama memiliki sejumlah informasi khusus yang harus diketahui oleh para pengikutnya. Ilmu fiqih di dalam Islam menghimpun informasi tentang fatwa ulama berkenaan dengan pelaksanaan ritus- ritus keagamaan. Sikap orang dalam menerima atau menilai ajaran agamanya berkaitan erat dengan pengetahuan agamanya itu. Orang yang sangat dogmatis tidak mau mendengarkan pengetahuan dari kelompok manapun yang bertentangan dengan keyakinan agamanya. 10 Dimensi pengetahuan dan keyakinan jelas berkaitan satu sama lain karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimanya. Walaupun demikian keyakinan tidak perlu diikuti oleh syarat pengetahuan, juga semua pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada keyakinan. Lebih jauh, seseorang dapat berkeyakinan kuat tanpa benar-benar memahami agamanya, atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang amat sedikit. 11 Dimensi pengamalan menunjukkan akibat ajaran agama dalam perilaku umum, yang tidak secara langsung dan secara khusus ditetapkan agama seperti 9 Muhyani, Pengaruh Pengasuhan Orang Tua dan peran Guru di Sekolah Menurut Persepsi Murid terhadap Kesadaran Religius dan Kesehatan Mental, Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, 2012, Cet. 1, h. 66. 10 Jalaludin Rakhmat, op. cit.,h. 46. 11 Roland Robertson, AGAMA: dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, Jakarta: CV Rajawali, 1988, Cet.1, h. 297.